aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 11 Agustus 2013

Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits, “Sisa Makanan Kucing”

Rasulullah SAW menekankan pada beberapa hadits bahwa kucing tidak najis. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai binatang yang berkeliling di sekitar rumah.

Rasul bahkan berwudhu menggunakan air bekas minuman kucing karena dianggap suci. Pertanyaan yang muncul, apakah Rasulullah SAW yang ummi (buta baca-tulis), adalah seorang dokter berpengengalaman sehingga berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Beliau juga mengatakan bahwa anjing najis. Informasi ini telah dikenal dan diakui secara ilmiah. Lalu bagaimana rasulullah mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?

Pada pembahasan ini akan ditulis fakta yang ada tentang masalah tersebut. Untuk mendukung keakuratan penelitian ini, telah dilakukan juga berbagai percobaan. Selanjutnya, hasil penelitian laboratorium serta temuan terkait adanya kuman dan mikroba (jika itu ada) akan dapat kita saksikan berikut ini :

Hasil penelitian Laboratorium

Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, seperti punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan contoh (sample) dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Selain itu, diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan mengusap lidah. Hadil yang didapatkan sebagai berikut :

  1. Hasil yang diambil dari kulit luar ternyata negatif meskipun dilakukan berulang-ulang.
  2. Perbandingan yang ditanamkan memberikan hasil negative sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
  3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah memberikan hasil negatif.
  4. Kuman yang ditemukan saat proses penelitian dilakukan berasal dari kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dari 50 ribu pertumbuhan.
  5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang didapat yang dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.

Komentar Para dokter yang bergelut dalam bidang kuman

Menurut Dr. George Maqshud, ketua Laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika itu ada, maka kucing itu akan sakit.

Setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia, anjing dan kucing, Dr. Gen Gustafsin menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, kemudian manusia yang memiliki seperempat dari anjing, lalu pada kucing terdapat setengah dari kuman manusia. Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perengkat pembersih yang bernama lysozyme.

Kucing tidak menyukai air. Ini karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih lagi pada air yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan, kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Mukjizat pada Hadits

Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadits Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk kerumahnya. Lalu, ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatiakanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan).” (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasa’I, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diruwayatkan dari Ali bin Al-Hasan, dari Anas yang menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathham suatu daerah di Madinah. Lalu beliau berkata, “Ya Anas tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau mnjawab. “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih Al-Tammar dari ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun ketika ia sampai di rumah Aisyah, ternyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa. Datanglah seekor kucing, lalu memakan bubur tersebut. Ketika ia melihat bubut tersebut, lalu ia membersihkan bagian yang disentuh kucing, lalu aisyah memakannya. Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis, ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR. Al-Baihaqi, Abd. Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)

Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a. yang mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang kucing,“Ia tidak najis, ia binatang yang sering berkeliling diantara kalian.” Hadits ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan Imam Hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas dan sisa makanannya suci.

Sisi Kemukjizatan

Dari hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium khusus hewan, ditemukan bahwa badam kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.

Allah SWT membekali kucing dengan otot yang melindungi kulitnya dari kuman. Lidahnya dilengkapi dengan benjolan-benjolan yang berguna untuk membersihkan badannya disetiap tempat baik yang dekat dengan mulutnya sampai ujung kepala yang dibersihkan dengan tangannya.

Pada air liur terdapat kuman yang lebih sedikit sekitar seperempat dari kuman manusia. Pada air liurnya terdpat unsur yang membersihkan. Ketika ia minum dairi bejana tempat minum manusia, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.

Dari hadits-hadits tersebut jelaslah bahwa ketika Nabi SAW mengatakan bahwa kucing itu suci lalu berwudhu dengannya, Nabi menunjukkan kepada kita tentang sucinya kucing. Ini luar biasa sekali. Bagaimana mungkin Nabi SAW mengetahui bahwa kucing itu tidak najis. Semua itu tidak akan terjadi jika bukan seorang utusan Allah yang tidak pernah berbicara menggunakan nafsu. Maha Benar Allah SWT ketika berfirman sebagai berikut.

“Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-Najm : 3-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar