aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 21 September 2012

Ilmuwan dan Penemu Indonesia

   

Ilmuwan dan Penemu Indonesia :
1. Abdul Jamil Ridho & Niti Soedigdo - Penemu Varietas Unggul Singkong Raksasa
2. Adi Rahman Adiwoso - Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit 3. Alexander Kawilarang - Penemu Kapal Ikan Bersirip 
4. Andrias Wiji Setio Pamuji - Penemu Reaktor Biogas 
5. Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
6. Aryadi Suwono & Tim Peneliti ITB - Penemu Bahan Pendingin Baru yang Lebih Hemat Energi
7. Ayub S. Parnata - Penemu Bakteri Kompos Organik 
8. Bacharuddin Jusuf Habibie - Penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang) 
9. Budi Noviantoro - Penemu Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi 
10. Dani Hilman Natawijaya - Penemu Indikator Alam (Terumbu Karang) terhadap Siklus Gempa 
11. Djuanda Suraatmadja - Penemu Beton Polimer yang Ramah Lingkungan 
12. Eddyman, Intan Elfarini & Kanaka Sundhoro - Penemu Obat Anti nyamuk Alami dan Murah 
13. Evvy Kartini - Penemu Penghantar Listrik Berbahan Gelas 
14. Fuad Affandi - Penemu Pupuk Alami dari Air Liur 
15. Herman Johannes - Penemu Tungku Berbahan Bakar Briket Arang Kayu dan Dedaunan 16. I Gede Ngurah Wididana - Penemu Formula Minyak Oles Bokhasi 
17. I Made Budi - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan
18. Khoirul Anwar - Pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM 
19. Lalu Selamat Martadinata - Penemu Alat Pemanggil Ikan
20. M. Djoko Srihono - Penemu Penjernih Air Limbah 
21. Maruni Wiwin Diarti - Penemu Senyawa Antimikroba dari Rumput Laut
22. Michael Iskandar (Om Chia) - Penemu Mesin Big Bang yang dipakai/disukai Valentino Rossi
23. Minto - Penemu Kompor dan Pengering Hasil Tani dengan Tenaga Matahari 
24. Mujair - Penemu ikan Mujair. Mengembangbiakkan ikan laut menjadi ikan air tawar. 
25. Mukibat - Sistem penanaman singkong yang revolusioner 
26. Mumu Sutisna - Penemu Hormon Penyubur Anakan Padi 
27. Mulyoto Pangestu - Penemu Teknik Ekonomis Pembekuan Sperma
28. Neny Nurainy - Penemu Varian Virus Hepatitis B Indonesia 
29. Poorwo Soedarmo - Pelopor Empat Sehat Lima Sempurna 
30. Puji Slamet Arif - Penemu Motor Listrik Hemat Energi 
31. Rahmiana Zein - Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi 
32. Randall Hartolaksono - Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan 
33. Rizal & Juffri Sahroni - Penemu Penghemat Bahan Bakar Diesel 
34. Robert Manurung - Penemu Minyak Jarak Murni 
35. Saverinus Nurak - Penemu Mesin Pompa Tangan Berkekuatan Tinggi 
36. Sutjipto & Ryantori - Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba 
37. Sutrisno - Penemu Alat Perangkap Lalat Buah
38. Sedijatmo - Penemu Konstruksi Fondasi Cakar Ayam 
39. Septinus George Saa - Penemu Rumus Penghitung antara Dua Titik Rangkaian Resistor 40. Sofin Hadi - Penemu Metode Cincin untuk Sunat Tanpa Luka
41. Sri Wuryani, Mustadjab, Euis Nirmala, Siwi Hardiastuti - Penemu Pengawet Aroma dalam Hampa 
42. Tjandramukti, Pelopor mixed farming dan penemu konsep sumur resapan komunal 
43. Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan Metode Sosrobahu 44. Warsimin Adiwarsito - Penemu Marmer Buatan 
45. Widowati Siswomihardjo - Penemu Bahan Baru untuk Gigi Palsu yang Lebih Aman dan Murah 
46. Windu Hernowo - Penemu Penghemat Bahan Bakar Mesin 
47. Yanto Lunardi Iskandar - Anggota Tim Penemu HIV & Metode Peningkatan Hematopoiesis
48. Yudi Utomo Imardjoko - Penemu Kontainer Limbah Nuklir 
49. Zahlul Badaruddin - Penemu Zahlul Integrated Unit (Sistem Efisien untuk Produksi Obat/Kimia) 
50. Prof. Dr. Warsito M.Eng, Ilmuwan Indonesia Penemu ECVT

Sumber : tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com

Ilmuwan Peraih Nobel Fisika



  1. 2011 Saul Perlmutter, Brian P. Schmidt, Adam G. Riess
  2. 2010 Andre K. Geim dan Kostya Novoselov 
  3. 2009 Charles K. Kao - Willard Boyle - George E. Smith 
  4. 2008 Makoto Kobayashi - Toshihide Maskawa - Yoichiro Nambu 
  5. 2007 Albert Fert - Peter Grünberg 
  6. 2006 John C Mather (60) - George F Smoot (61) Amerika
  7.  2005 John L. Hall - Theodor W. Hänsch 
  8. 2004 David J gross (1941) - H David Politzer (1949) - Frank Wilczek (1951) Amerika 
  9. 2003 Alexei A Abrikosov - Vitaly L Ginzburg - Anthony J Leggett 
  10. 2002 Raymond Davis Jr (1914) - Masatoshi Koshiba (1926) - Riccardo Giacconi (1931)
  11.  2001 Eric A Cornel - Wolfgang Ketterle - Carl E Wieman
  12.  2000 Zhores I Alferov - Herbert Kroemer - Jack S Kilby
  13.  1999 Gerardus T Hoof - Martinus J G Veltman
  14.  1998 Robert B Laughlin - Horst L Stomer - Daniel C Tsui 
  15. 1997 Steven Chu - Claude Cohen Tannoudji - William D Phillips 
  16. 1996 David M Lee - Douglas D Osheroff - Robert C Richardson
  17.  1995 Martin L Perl - Frederick Reines - David Lee - Douglas D Osheroff - Robert C Richardson 1994 Dr Clifford G Shull - Dr Bertram Brockhouse 
  18. 1993 Joseph Taylor - Russel Hulse Amerika
  19.  1992 George Charpark dari Prancis 
  20. 1991 Piere Giles de Gennes Prancis 
  21. 1990 Richard E Taylor - Jerome I Freiedman - Henry W Kendall 
  22. 1989 Wolfgang Paul - Norman F Ramsey - Hans G Dehmelt 
  23. 1988 Leon M Lederman - Melvin Schwarlz - Jack Sleinberger 
  24. 1987 K Alex Muller - J Georg Bednorz
  25.  1986 Ernest Ruska - Gerd Binning - Heinrich 
  26. 1985 Prof Klaus Von Klitzing 
  27. 1984 Carlo Rubbia - Simon Van Der Merr 
  28. 1983 Subrahmayan Shandrasekhar - William A Fowler 
  29. 1982 Kennet G Wilson dari Amerika
  30.  1981 Nicolass Boembergen - Arthur Sclawlow - Kai M Sieghahn
  31.  1980 James W Cronindan Val L Fitch 
  32. 1979 Steyen Weinberg - Seldon L Giashow - Abdus Salam 
  33. 1978 Pyotr Kapitsa - Arno Penzias - Robert Wilson
  34.  1977 John H Van Vleck - Phillip W Anderon - Nevil F Moot 
  35. 1976 Burton Richter - Samuel CC Iing
  36.  1975 James Reinwater - Ben Mottelson - Aage Bohr 
  37. 1974 Martin Ryle - Anthoni Hewish 
  38. 1973 Ivan Giaever - Leo Esaki - Brian D Josephson
  39.  1972 John Bardean - Leon N Cooper - John R Schrieffer
  40.  1971 Dennis Gabor dari Inggris
  41.  1970 Louis Neel - Hannes Alfven 
  42. 1969 Murray Gell Mann
  43.  1968 Luis Avarez 
  44. 1967 Hans Bethe 
  45. 1966 Alfred Kastler 
  46. 1965 Sin Itiro Tomonaga - Julian Schwinger - Richard P Feynman 
  47. 1964 Charles H Townes - Nicolay G Basov - Aleksandr M Prokhorov 
  48. 1963 Eugene Wigner - Maria Goeppert Mayer - J Hans D Jensen
  49.  1962 Lev Landau 
  50. 1961 Robert Hofstadter - Rudolf Mossbauer 
  51. 1960 Donald A Glaser 
  52. 1959 Emilio Segre - Owen Chamberlain 
  53. 1958 Pavel A Cherenkov - Ilbeja M Frank - Igor Y Tamm
  54.  1957 Chen Ning Yang - Tsung Dao Lee 
  55. 1956 William B Shockley - John Bardeen - Walter H Brattain
  56.  1955 Willis E Lamb - Polykarp Kusch 
  57. 1954 Max Born - Wather Bothe
  58.  1953 Frits Zernike 
  59. 1952 Felix Bloch - E M Purcell 
  60. 1951 John Cockcroft - Ernest T S Walton 
  61. 1950 Cecil Powel 
  62. 1949 Hideki Yukawa
  63.  1948 Patrick M S Blackett
  64.  1947 Edward V Appleton
  65.  1946 Percy W Bridgman 
  66. 1945 Wolfgang Pauli 
  67. 1944 Isidor Isaac Rabi
  68.  1943 Otto Stern
  69. 1939 Ernest Lawrence 
  70. 1938 Enrico Fermi 
  71. 1937 Clinton Davisson - George Paget Thomson
  72.  1936 Victor F Hess - Carl D Anderson 
  73. 1935 James Chadwick 
  74. 1933 Erwin Schrodinger - Paul A M Dirac
  75.  1932 Werner Heisenberg 
  76. 1931 1930 Venkata Raman 
  77. 1929 Louis de Broglie 
  78. 1928 Owen Willans Richardson
  79.  1927 Arthur H Compton - C T R Wilson 
  80. 1926 Jean Baptiste Perrin 
  81. 1925 James Franck - Gustav Hertz 
  82. 1924 Manne Siegbahn 
  83. 1923 Robert A Millikan 
  84. 1922 Niels Bohr 
  85. 1921 Albert Einstein 
  86. 1920 Charles Edouard Guillaume
  87.  1919 Johannes Stark
  88.  1918 Max Planck
  89.  1917 Charles Glover Barkla 
  90. 1915 William Bragg 
  91. 1914 Max von Laue 
  92. 1913 Heike Kamerlingh Onnes 
  93. 1912 Gustaf Dalen 
  94. 1911 Wilhelm Wien 
  95. 1910 Johannes Diderik van Der Waals 
  96. 1909 Guglielmo Marconi - Ferdinand Braun 
  97. 1908 Gabriel Lippmann
  98.  1907 Albert A Michelson 
  99. 1906 J J Thomson
  100.  1905 Philipp Lenard 
  101. 1904 Lord Rayleigh 
  102. 1903 Henri Becquerel - Pierre Curie - Marie Curie
  103.  1902 Hendrik A Lorenz - Pieter Zeeman 
  104. 1901 Wilhelm Conrad Rontgen
Komite Nobel Swedia di Stockholm

Mungkinkah orang Indonesia meraih Nobel Fisika?

    

Mungkin saja! Mengapa tidak?

Apakah Nobel Fisika itu? Nobel Fisika adalah suatu penghargaan tertinggi dalam bidang Fisika. Hadiah ini diberikan tiap tahun oleh Nobel Foundation yang didirikan oleh Alfred Nobel bagi mereka yang melakukan penemuan penting dalam bidang fisika.

Alfred Nobel adalah seorang ahli kimia industriawan dan penemu dinamit. Ia menghibahkan 94 % kekayaannya untuk membuat Nobel Foundation yang memberikan hadiah bagi mereka yang berhasil melakukan terobosan-terobosan penting dalam bidang Fisika, Kimia, Kedokteran, Literatur dan Perdamaian.

Apa pentingnya Hadiah Nobel Fisika bagi Indonesia?
  • Hadiah Nobel akan menjadi suatu pengakuan dan kebanggaan.
  • Pengakuan dan kebanggaan bahwa orang Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain.
  • Pengakuan dan kebanggaan bahwa bangsa Indonesia bisa berkontribusi besar dalam bidang sains.
  • Pengakuan dan kebanggaan bahwa Indonesia masih ada.

Mengapa perlu pengakuan dan kebanggaan ini?

  • Dengan pengakuan dan kebanggaan ini kita lebih percaya diri. 
  • Percaya diri bahwa kita mampu melakukan sesuatu yang besar.
  • Percaya diri bahwa kita mampu melakukan hal yang lebih besar lagi.
  • Percaya diri ini dibutuhkan bagi kita untuk membangun bangsa yang saat ini sedang terpuruk oleh berbagai masalah.
  • Percaya diri ini dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi termaju.
  • Percaya diri ini dibutuhkan untuk membuat terobosan-terobosan penting dalam persaingan global ini.
  • Percaya diri ini akan mendorong pengembangan pendidikan secara menyeluruh di seluruh tanah air.

Banyak yang bisa dilakukan oleh seorang peraih Nobel.

Tsung Dao Lee peraih Nobel Fisika dari China membangun fisika di China melalui program yang dinamakan CUSPEA. Tahun 1980 mereka menseleksi banyak anak-anak cerdas di China dan mengirimnya ke Amerika Serikat atas biaya Universitas-universitas di Amerika Serikat . Ini bisa dilakukan karena sebagai Nobel Fisika, ia mempunyai akses keberbagai universitas di Amerika Serikat dan mengajak universitas-universitas ini bekerja sama. Tahun 1989 sudah lebih dari 900 anak cerdas yang dikirim ke Amerika Serikat. Saya bertemu dengan beberapa siswa dari program ini dan pernah kuliah bersama mereka tahun 1989 di William and Mary. Saya lihat mereka benar-benar siswa pilihan, kemampuan intelektualnya sangat baik. 

 Akibat program ini kini banyak sekali Fisikawan-fisikawan China di Amerika Serikat. Hampir tiap universitas di Amerika Serikat kini mempunyai professor yang berasal dari China. Mereka yang kembali ke China membangun komunitas fisika China menjadi salah satu komunitas fisika yang harus diperhitungkan di dunia ini. Mereka yang tinggal di Amerika Serikat menjadi professor atau membuka usaha, mengundang lebih banyak pelajar China yang lain datang untuk riset Ph.D, sehingga makin banyak saja orang-orang pintar China yang terdidik. Gelombang pengiriman siswa ini tidak hanya merambah fisika saja, tetapi juga dalam bidang-bidang lain seperti kimia, biologi, Matematika dan sebagainya. Kini China membangun, ia memanggil banyak ilmuwannya pulang, dan kita lihat sendiri sekarang China menjadi raksasa dalam berbagai bidang termasuk dalam ekonomi.

Abdus Salam seorang peraih Nobel Fisika dari Pakistan. Ia mendirikan pusat fisika teori ICTP di Trieste Italia, tujuannya memberi kesempatan bagi fisikawan muda Asia untuk mengembangkan kemampuan risetnya. Banyak fisikawan muda Asia melakukan riset dan mendapatkan keuntungan dari ICTP ini. Abdus Salam disini sebagai seorang icon yang menarik banyak orang untuk datang ke ICTP. Kalau Abdus Salam bukan peraih Nobel, sulit bagi ICTP untuk berkembang sedemikian pesatnya seperti sekarang.

Saya bayangkan kalau Indonesia mempunyai seorang peraih Nobel, maka peraih Nobel ini dapat menjadi penggerak kemajuan teknologi di Indonesia. Peraih Nobel ini dapat menarik banyak ilmuwan top dunia untuk bergabung dan meneliti di Indonesia. Dengan banyaknya ilmuwan hebat bersama kita, maka kita naik kuda kejar kuda. Artinya kita “menunggangi” ilmuwan-ilmuwan top untuk mengejar segala ketertinggalan teknologi kita. Peluang kita untuk menjadi negara hebat dalam teknologi semakin besar.

Bagaimana strategi kita meraih Nobel Fisika?

Berdasarkan statistik mulai tahun 1961 mereka yang meraih Nobel Fisika adalah murid peraih Nobel fisika sebelumnya. Para peraih Nobel biasanya berada dalam lingkungan elit para ilmuwan besar. Dengan bekerja pada peraih Nobel seorang bisa berada dalam lingkungan elit para ilmuwan besar ini. Ini akan sangat mempengaruhi cara berpikir dia dan cara ia melakukan penelitian-penelitian. Jadi dapat dimengerti mengapa peraih nobel “dilahirkan” oleh peraih nobel.

Nah kalau kita mau meraih Nobel maka kita harus kirim sebanyak mungkin siswa cerdas kita ke universitas dimana ada peraih Nobel atau ilmuwan yang hebat-hebat seperti di MIT, Caltech, Stanford Univ, Princeton, Univ. Cambridge, Univ. Tokyo dan sebagainya.

Saat ini kami sudah mengirim beberapa siswa terbaik kita ke berbagai universitas top di luar negeri. Mereka sudah banyak berinteraksi dengan para peraih Nobel diantaranya Widagdo Setiawan di MIT menjadi murid Wolfgang Ketterle (peraih Nobel Fisika tahun 2001), Evelyn Mintarno di Stanford Univ. sempat menjadi asisten Douglas Osherroff (peraih Nobel Fisika tahun 1996), Oki Gunawan di Princeton Univ pernah jadi murid Daniel Tsui (peraih Nobel Fisika tahun 1998), Rizal Fajar di Caltech banyak berinteraksi dengan peraih Nobel, bahkan ia sempat mengajar suatu kelas dimana di kelas itu ada seorang peraih Nobel fisika tahun 2004 (ya peraih nobel fisika sungguhan) sebagai murid. Ada sekitar alumni 70-an alumni TOFI sekarang tersebar di seluruh dunia.

Mungkin dari kita ada yang bertanya, apakah tidak rugi anak-anak pintar kita kuliah di luar negeri, dan setelah lulus diambil oleh negara-negara maju untuk mengembangkan negara-negara ? Bukankah ini “brain drained” bagi Indonesia? Bagaimana mungkin Indonesia maju jika otak-otak pintarnya keluar Indonesia semua?

Kita harus berpikir positif. Lihat China yang saya ceritakan di atas. Bagaimana mahasiswa China belajar di luar negeri dan bagaimana setelah lulus walaupun mereka di luar negeri namun mereka tetap dapat membangun China menjadi negara besar. Mengapa kita tidak lakukan itu? Mengapa kita tidak kirim sebanyak mungkin siswa cerdas kita belajar di luar negeri dan biarkan mereka menetap disana sambil terus mengembangkan ilmunya. Dan di Indonesia ini kita mulai menyiapkaninfrastructure untuk para ilmuwan hebat kita ini pulang agar dapat terus melakukan inovasi-inovasi yang dapat membangun bangsa kita menjadi bangsa yang besar.

Saat ini juga kami sedang membuat kelas super untuk mereka yang mempunyai IQ>150. Kelas ini kami buat berdasarkan kepercayaan bahwa di Indonesia banyak orang pintar. Berdasarkan statistik secara umum di dunia ini, 1 diantara 1000 orang mempunyai IQ>150 dan 1 diantara 11 ribu orang mempunyai IQ>160 selevel Einstein. Ini berarti kalau statistik ini benar, maka di Indonesia ada sekitar 250.000 orang jenius dan 25.000 Einstein-einstein. Betapa luar biasanya kalau ini bisa dimaksimalkan.

Kelas super ini sudah dibuka di Jakarta dengan mengambil tempat di SMAN 3 Jakarta. Tahun pertama ada 20 siswa dan tahun kedua 17 siswa. Saringannya sangat ketat sehingga sangat sedikit siswa yang bisa masuk ke kelas super ini. Kurikulumnya di desain secara khusus. Tahun pertama untuk pelajaran Fisika, Matematika, Kimia dan Biologi setara dengan mata pelajaran dasar umum di tingkat I perguruan tinggi. Tahun kedua adalah materi-materi tingkat 2 dan tingkat 3 universitas. 

 Disamping sains dan matematika mereka belajar banyak hal yang lain seperti Komputer (bagaimana membuat computer games), bahasa Inggris (ditujukan pada conversation, SAT, TOEFL, menulis karya ilmiah dan diskusi dalam bahasa Inggris), bahasa Indonesia (ditujukan pada menulis karya ilmiah), seni dan budaya (pengenalan seni dan budaya Indonesia), teknologi (mengunjungi berbagai pabrik dan pusat teknologi), musik (piano, biola dan alat musik tradisionil), agama dan etika, olahraga, ekonomi (difokuskan pada bagaimana perkembangan teknologi dapat mengubah ekonomi suatu bangsa), sejarah (lebih difokuskan pada peranan sains dan teknologi dalam sejarah) dan sosial (kunjungan ke rumah sakit, penjara dsb).

Kami merencanakan untuk membuka beberapa kelas super di berbagai tempat yang berminat untuk membukanya. Kami sedang mencoba menghubungi berbagai kedutaan asing untuk dapat menawarkan beasiswa bagi anak-anak super ini dan memberi kesempatan mereka untuk studi di luar negeri begitu lulus SMA.Dengan mengirim banyak siswa-siswa kita ke berbagai universitas terkenal di luar negeri akan semakin banyak ilmuwan-ilmuwan kita yang terdidik. Dari sekian banyak para ilmuwan terdidik ini bukan mustahil ada seorang yang akan meraih Nobel Fisika di Tahun 2020. Mestakung sedang dan akan terjadi terus kearah sana.

Sumber : www.yohanessurya.com

Umar bin Khattab Cerdas Mengelola Keberanian

  

Kegelisahan melanda sebagian besar pemuka Quraisy. Gurat wajah mereka mengeras penuh beban. Kabar angin bahwa beberapa penduduk Yatsrib telah masuk Islam dan siap menampung kaum muslimin membuat mereka tak bisa lagi terlelap. Belum lagi saat Rasulullah SAW benar-benar menyuruh kaum muslimin untuk berhijrah ke negeri impian itu, mereka pun meningkatkan siksaan pada kaum muslimin yang tersisa di tanah suci. 

Berbondong-bondong, pelan namun pasti, kaum muslimin berhijrah dari Mekah ke Yatsrib dengan sembunyi-sembunyi. Dan pasukan Quraisy pun semakin meningkatkan penjagaan batas kotanya.

Kegelisahan itu tak terbendung lagi saat Umar bin Khattab mendeklarasikan niatnya untuk berhijrah. Pemuda pemberani itu membawa pedang yang siap dihunuskan setiap saat, lalu shalat dan thawaf sejenak di Baitullah, sementara seluruh mata Quraisy tajam tertuju pada sosok tinggi besar itu. Usai thawaf, Umar naik ke atas bukit memandang sekeliling dengan pandangan yang teguh nan angkuh. Ia berseru lantang menciutkan hati kafir Quraisy. 

Ucapannya yang begitu tegas terpampang dalam sejarah orang-orang pemberani: “Barang siapa yang menginginkan istrinya menjadi janda, atau anaknya menjadi yatim, maka temui aku dibalik bukit ini!!! “. Ucapan yang tajam bak pedang terhunus. Menginjak-injak kesombongan dan harga diri kafir Quraisy. Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka, bahwa sosok Umar kini benar-benar menantang keberanian mereka.

Pemuda itu tidak sedang bercanda dengan ucapannya. Ia tidak menantang dengan sembarang ucapan. Ia tidak memberi peluang kemenangan. Ia tidak menantang pada posisi lemah bahkan tidak pula seimbang. Ia menantang dalam posisi kemenangan! Karenanya ia memilih kalimat yang tajam: “Barang siapa yang menginginkan istrinya menjadi janda, atau anaknya menjadi yatim ….. “. Habis sudah kesombongan yang sempat terpatri dalam barisan Quraisy. Mereka bagaikan kerbau dicocok hidung. Tak ada respon, tak ada kemarahan. Bahkan wajah mereka pun seolah tertunduk kalah. Dan Umar bin Khattab pun melenggang tenang ke Madinah. Allahu Akbar!

Jangan tergesa menuduh Umar bin Khattab nekad setengah mati. Jangan pula terburu berlebihan memuji bahwa ia super pemberani tanpa strategi. Tidak, sekali-kali tidak. Yang sedang dilakukan oleh Umar adalah mengelola potensi keberanian dengan cerdas. Ia sedang berstrategi dengan mengukur kemampuan dan potensi diri. Ia tahu persis kapan harus melakukan serangan ‘psyco war’ yang tajam menghujam, sebagaimana ia juga tahu kapan saat harus mundur teratur mengganti strategi. Inilah yang dilakukan Umar di medan Hudaibiyah.

Saat seribuan lebih pasukan muslim di Madinah hendak menunaikan umrah di tanah suci, kafir Quraisy pun bersegera mengancam untuk menahan mereka mati-matian. Lalu Rasulullah SAW pun meminta Umar untuk menjadi utusan resmi, melobi pihak Quraisy agar membuka pintu Mekah bagi kaum muslimin yang akan umrah. Tapi kali ini Umar menolak dengan halus permintaan Rasulullah SAW yang sangat dihormatinya. Umar RA merekomendasikan Utsman bin Affan agar menjadi utusan berikutnya.

Ada apa dengan Umar? Ke mana keberaniannya saat Hijrah seorang diri menantang seluruh penduduk Quraisy? Apakah keberaniannya mati suri setelah beberapa tahun menikmati kenyamanan ‘Madinah”? Tidak, sekali-kali tidak. Kali ini Umar RA pun sedang memainkan strateginya. Ia cerdas mengelola keberanian. Ia tidak sedang takut dan bahkan tidak pernah terbesit dalam hatinya rasa takut itu. Bagaimana ia bisa takut, sedangkan Rasulullah SAW saja menggambarkan sosok Umar sebagai satu-satunya manusia yang Jin pun enggan dan jengah berpapasan dengannya? Lalu apa yang dimaksudkan Umar dengan penolakannya itu?

Yang terjadi sesungguhnya adalah sebuah strategi. Keberanian Al-Faaruuq itu tetap utuh pada tempatnya. Tidak berkurang sedikit pun dalam dadanya. Ia mundur sejenak karena sebuah strategi. Ia selalu cerdas mengelola keberanian yang ia miliki. Mengapa Umar menolak menjadi utusan Rasulullah SAW dan justru merekomendasikan nama Utsman bin Affan? Kecerdasan Umar dalam mengelola keberanian bisa kita lihat dalam beberapa hal berikut ini.

Pertama: Umar sadar dengan potensi dirinya. Ia bukanlah tipe negosiator yang baik. Ia seorang yang tegas dan tak terlampau suka berdialog dengan penentang keberanian. Jika ia menjadi utusan, maka ia takut akan merusak agenda damai Rasulullah SAW yang datang ke Mekah untuk sebuah tujuan ibadah yang begitu mulia. Jadi pada titik ini, ia merasa bukan orang tepat untuk membawa pesan kedamaian!

Kedua: Umar bin Khattab lebih merekomendasikan Utsman, karena Umar tahu persis bahwa Utsman lebih handal dalam kemampuan lobby dan agitasi. Bukan itu saja, Umar juga tahu bahwa Utsman masih mempunyai kaki yang kokoh di Mekah, keluarganya masih tersebar banyak di tanah mulia itu. Mereka adalah jaminan tidak langsung bagi keselamatan Utsman saat memasuki wilayah Quraisy. Berbeda dengan Umar bin Khattab dari Bani ‘Adi, yang mempunyai akses sekuat keluarga Utsman di Mekah.

Ketiga: Umar menyadari sepenuhnya, bahwa kepalanya saat ini sangat berharga dalam pandangan orang-orang Quraisy. Umar masuk dalam kategori ‘most wanted’ bagi keluarga veteran Badr dari pihak pasukan Quraisy. Betapa tidak? Ingatan pasukan Quraisy pasti tidak akan pernah lupa, bagaimana pedang Umar telah banyak menyambar kepala pemuka-pemuka mereka di medan Badar. Pedang Umar telah banyak menumpahkan darah yang begitu murah saat itu. Inilah yang menjadikan gigi mereka selalu bergemeretak penuh dendam saat mendengar nama Umar. Umar tahu persis akan hal ini, karenanya ia mundur sejenak bukan karena penakut. 

Tapi ia begitu cerdas tahu kapan saatnya maju dan mundur, dan tetap dalam keberanian yang kokoh. Umar bin Khattab juga cerdas saat merekomendasikan nama Utsman, karena Umar tahu bahwa profil Utsman relatif netral di mata Quraisy. Mereka belum menyimpan amarah dan dendam yang begitu besar, karena Utsman bin Affan tidak pernah terlibat dalam pertempuran Badar. Utsman tidak ikut mengayunkan pedang bersama kaum muslimin lainnya di medan Badr, atas perintah Rasulullah SAW untuk fokus pada perawatan istrinya yang sedang terbaring sakit parah di Madinah.

Inilah kecerdasan Umar dalam mengelola keberanian. Tahu kapan saatnya tampil meruntuhkan kesombongan lawan, dan paham kapan ia harus mundur sejenak menyimpan keberanian untuk tidak ditampilkan.

Setiap kita mempunyai potensi keberanian. Setiap hari keberanian kita akan ditantang dengan berbagai permasalahan. Keberanian kita akan senantiasa diuji dengan permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Akan ada berbagai pilihan untuk membuat keputusan-keputusan besar yang senantiasa menggoda bagi kita untuk menjawabnya saat ini juga, apakah dengan menampilkan keberanian begitu saja apa adanya, ataukah menyimpannya sejenak dengan penuh kecerdasan dan strategi sebagaimana Umar bin Khattab mencontohkan?

Semua pasti akan mengalami saat-saat semacam ini. Para penentu kebijakan selalu saja dalam posisi yang gamang; Apakah menunjukkan keberanian untuk memuaskan harapan para pendukungnya? Agar keberanian itu tetap terjaga citranya di hadapan teman, keluarga atau bawahannya. Ataukah memilih mengelola keberanian itu dengan cerdas, menyimpannya sejenak, sehingga seolah terlihat tak ada keputusan yang berani, tetapi sejatinya yang ada adalah langkah jitu yang akan membuahkan kemenangan telak dan sekaligus membungkam lawan! Akhirnya, selamat mengelola keberanian Anda dengan cerdas. Semoga bermanfaat!

Sumber : dakwatuna.com

Beginilah mereka menghancurkan kita?

 

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"

"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. 

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."

"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang…"
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***

Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."(QS. At Taubah :32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?

Sumber :arrahmah.com

9 Fakta Unik Seputar Einstein

    

Pastinya kalian  sudah tahu Einstein kan? Dia adalah ilmuwan terbesar pada jamannya, lebih tepatnya pada abad 20 tersebut. Atau lebih jelasnya anda bisa membaca artikel tentang Profil Albert Einstein. Dia memberi kita teori fisika yang sangat fenomenal yaitu teori Relativitas atau  kenisbian. Tapi apakah anda tahu ketika Einstein dilahirkan ia mempunyai kepala yang besar, hingga ibunya menyangka Einstein CACAT! .

Inilah beberapa hal aneh Albert Einstein yang Lainnya:

1. Ketika Einstein lahir ia seorang bayi yang gemuk dan berekepala besar, (ibunya sampai-sampai menyangka ia cacat).

2. Einstein ketika masih kanak-kanak susah sekali berbicara, (Sebagai anak kecil ia susah sekali berbicara, kalau berbicara ia sangat lamabat atau terbata-bata, ini berlanjut sampai ia berumur 9 tahun).

3. Einstein di inspirasi oleh sebuah kompas, ( Ketika Einstein berumur 5 tahun terbaring di tempat tidur karena sakit ayahnya memperlihatkan kepadanya sesuatu yang menyulut minatnya pada sains benda itu adalah: Kompas).

4. Einstein gagal ujian untuk masuk ke perguruan tinggi, Dalam tahun 1895, pada usia 17 tahun, Albert Einstein masuk ke Swiss Federal Polytechnical School(Eidgen=C3=B6ssische
Technische Hochschule atau ETH). Ia lulus ujian matematika dan pelajaran sains, tapi gagal di pelajaran lainnya (sejarah, bahasa, geografi, dll)!, pernah ia masuk ke sekolah perdagangan tapi akhirnya kembali lagi ke ETH setahun kemudian.

5. Einstein mempunyai anak terlarang atau HARAM!, (Pada tahun 80an surat-surat pribadi eisntein mengungkapkan sesuatu yang baru, yaitu ia memiliki anak haram dari sesama mantan siswi Mileva Mari 


6. Einstein Mempunyai hubungan yang buruk pada anak pertamanya, (Setelah perceraiannya dengan istrinya, hubungan Einstein dengan anaknya Hans Albert menjadi layaknya batu, Hans mencela ayahnya karena setelah memenangkan hadiah nobel ia tidak peduli lagi pada istrinya , sehingga mantan istrinya mendaptkan kesulitan finansial).

7. Einstein Menikahi Gadis Muda, (Sesudah Einstein menceraikan Mileva (ketidaksetiaannya didaftar sebagai salah satu sebab untuk keretakan), dia segera menikahi sepupunya Elsa Lowenthal. Sebetulnya, Einstein juga mempertimbangkan menikah dengan Elsa"s (dari perkimpoian pertamanya) Ilse, tetapi dia berkeberatan)

8. Einstein, Pecinta Damai, tetapi mendesak FDR untuk membangun Bom Atom, (Hasilnya, 2 bom atom jatuh di hiroshima dan nagasaki).

9. Otak Einstein diawetkan di Guci selama 43 Tahun.

Sumber