aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Kamis, 01 November 2012

Menggugat Sistem Pendidikan Negeri Ini?


  
Sudah lebih dari setengah abad sejak kita merdeka, pendidikan negeri ini tak beranjak baik. Kenapa saya bilang demikian ? Karena kalau kita mengacu kepada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2011, Indonesia berada pada urutan 124 dari 187 negara, dengan indeks 0.617. Memang meningkat tipis dari tahun sebelumnya yaitu 0.613

Kalau dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia memang lebih baik dari Vietnam (0.593), Laos (0.524) dan Kamboja (0.523). Dan Singapura pada urutan pertama (0.866), disusul Brunei (0.838), Malaysia (0.761), Thailand (0.682) dan Philipina (0.644).

Sebagai gambaran untuk mengukur IPM ini ada 3 indikator yang diukur yaitu kesehatan (harapan hidup), akses pendidikan serta pendapatan perkapita (daya beli). Indeks Pendidikan itu sendiri menyumbang porsi bagi IPM adalah 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata lama sekolah).

Oke kita lupakan lupakan dulu hitungan perbandingan diatas, karena yang menarik bagi saya adalah bahwa IPM Indonesia kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Philipina. Saya pikir kalau untuk Singapura memang cukup jauh sekali nilai indeksnya.

Yang menarik adalah Malaysia. Seperti kita ingat akhir tahun 60an dan 70an mereka mengirim banyak guru untuk belajar dan sekolah di Indonesia. Jadi saat itu bisa dibayangkan bahwa mereka sendiri masih banyak belajar untuk mengelola dan membuat sistem pendidikan yang baik di negerinya

Dan kenyataannya hari ini kalau mau jujur sistem pendidikan mereka lebih baik dari Indonesia, dimana 40 -50an tahun yang lalu mereka belajar dari kita Indonesia. Tak dapat dipungkuri bahwa banyak juga mahasiswa kita yang belajar di Universitas dan Perguruan tinggi di Malaysia.

Saya coba mengutip dari sinopsis buku yang ditulis Bambang Sumintono seorang dosen Ilmu Pendidikan di Universiti Teknologi Malaysia berkebangsaan Indonesia berjudul ”Belajar Heran dari Negeri Jiran” mengatakan, ”Penulis mendapati bahwa dunia pendidikan di Malaysia dikelola dengan baik. Adapun pendidikan calon-calon guru yang diselengarakan perguruan tinggi juga sudah tertata rapi jika dibandingkan dengan Indonesia. Ditambah pula, saat ini Malaysia ingin menambah jumlah universitas risetnya untuk menyajajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya.”

Apakah karena jumlah penduduk Malaysia tak sebanyak Indonesia sehingga pengelolaan sistem pendidikan Indonesia jauh lebih rumit dibandingkan Malaysia ? Saya pribadi melihat ini terlalu naif kalau jumlah penduduk yang besar dengan demografi yang menyebar di berbagai pelosok menjadi alasan. Seolah-olah kita mencari pembenaran atas kurang berhasilnya sistem pendidikan memajukan IPM. Walaupun tak dapat dipungkiri ini adalah kendala tapi harusnya kita ingat orang bijak yang mengatakan bahwa : orang pesimis melihat masalah adalah sebuah hambatan, tapi orang optimis melihat masalah dan hambatan adalah sebuah tantangan.

Jadi jika pemerintah ada mengatakan bahwa jumlah penduduk dan demografi penduduk adalah sebuah masalah dan kendala, berarti bisa dipastikan lebih dari setengah abad ini pemerintah membangun sistem pendidikan ini dengan rasa pesimis. Jadi wajar saja, negara tetangga sudah berlari untuk mensejajarkan diri dengan negara maju, tapi kita masih terus tertatih-tatih berjalan mencari seperti apa sistem penddidikan yang tepat.

Apakah kita sudah mempunyai sistem pendidikan yang benar ? Sebelum menjawab pertanyaan ini masih kita lihat kebelakang apa yang pernah kita alami waktu kita sekolah dahulu.

Dari dulu sampai hari ini ketika berganti kebijakan dalam jajaran Departemen Pendidikan, kita sering di kejutkan dengan gantinya kebijakan pendidikan. Setiap pergantian menteri sering diikuti dengan pergantian kurikulum. Pergantian kurikulum pada tingkat teknis dilapangan misalnya bedanya buku yang digunakan anak didik hanya dalam hitungan tahun. Ganti menteri, ganti kebijakan, ganti menteri ganti kurikulum, ganti menteri ganti sistem, ganti menteri ganti……

Dan sampai hari ini pun masih terus terjadi. Kita lihat saja rencana pemerintah mengurangi jumlah mata pelajaran sekolah dasar dari 11 menjadi 7 pelajaran saja. Rencana ini akan diujicobakan pada Ferbuari 2013 dan akan dimplementasi pada tahun ajaran 2013/2014 atau pada bulan Juli 2013.

Beberapa pihak mempertanyakan ini, apakah mengganti dengan mengurangi jumlah mata pelajaran SD adalah sebuah solusi dari sebuah kajian yang mendalam ? Ada yang menilai ini adalah sebuah tindakan pragmatis dari pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan ketika banyak pihak menyalahkan pemerintah dalam merancang kurikulum sekolah sehingga mengakibatkan beratnya beban pelajaran anak didik yang mengarah pada tindakan anak didik untuk melampiaskan pada tawuran antar sekolah, tindakan kriminal, kekerasan di sekolah, dst.

Ironis sekali kalau ini bukan hasil kajian yang mendalam, karena anak didik menjadi kelinci percobaan. Seolah ini adalah sebuah solusi trial and error yang nanti setelah dievaluasi ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka akan dicari solusi lain lagi. Tambal sulam, perbaikan sistem pendidikan negeri ini mengorbankan anak didik menjadi taruhan. Sudah saatnya para stakeholder pendidikan (khususnya orangtua, karena orangtua adalah stakeholder pendidikan terbesar) menggugat ini.

Sistem pendidikan negeri ini seolah dibangun tanpa sebuah pondasi yang tepat. Malah penulis berpendapat bahwa sistem pendidikan negeri ini tidak dibangun dari sebuah pondasi apapun. Kalau pemerintah sudah mempunyai sistem pendidikan yang baik dibangun berdasarkan pondasi yang baik pula, seharusnya bisa tertuang dalam sebuah cetak biru pendidikan.

Dan sampai hari ini pun kita belum punya Cetak Biru Sistem Pendidikan Indonesia. Sampai kapan ? Entahlah…dan bisa dibayangkan sistem pendidikan negeri ini yang dibangun tidak dalam sebuh pondasi yang benar maka jangan berharap banyak akan menghasilkan sebuah generasi yang cerdas, terampil, berkarakter, berakhlak, mandiri dan menjadi pemimpin yang berintegritas.

Negeri ini masih berharap banyak pemimpin yang mempunyai integritas dalam membangun bangsa. Kalau kita mau bermimpi banyak menghasilkan pemimpin cerdas, bervisi kedepan dan mempunyai integritas, maka perbaikilah sistem pendidikan.


Reff : edukasi.kompasiana.com

Pendidikan Indonesia Perlu Diperhatikan?

   
Kondisi sistem pendidikan di negeri Indonesia masih belum terlalu bagus. Terlihat dari berbagai kekurangan di sana sini. Terutama kurangnya perhatian dari pemerintah terutama pendidikan yang ada di daerah daerah. Bahkan jika dicermati secara seksama tingkat kejadian korupsi di dalam sektor dunia pendidikan mungkin masih tinggi.

Sistem pendidikan Indoensia masih tertinggal. Terbukti tingkat kecakapan atau skill yang dikuasai secara umum masih terhitung rendah. Pada beberapa sektor penting yang membutuhkan tenaga ahli masih banyak dikuasai oleh pihak asing. Sementara,kebanyakan bangsa Indonesia masih harus puas menjadi tenaga kerja keluar negeri dengan status TKI pada sektor pekerjaan pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga, tenaga kasar bangunan atau pabrik dan semacamnya.

Lalu, apakah benar bangsa kita ini bangsa yang bodoh sehingga kita tertinggal dengan bangsa bangsa lain di dunia internasional? Ternyata jawabannya adalah “Tidak”. Kita bukanlah bangsa yang ber IQ rendah. Ada beberapa data dan fakta untuk membuktikan jawaban bahwa kita bukanlah bangsa yang bodoh. Seorang anak desa bernama Andi Octavian Latif yang lahir pada tahun 1988 dari Pulau Madura, pulau garam tahun 2006 tampil dalam final lomba bidang studi fisika Singapura dan keluar sebagai juara 1 meraih medali emas tingkat dunia mewakili Negara Republik Indonesia mengalahkan peserta dari berbagai Negara termasuk negara negara yang sudah mempunyai peradaban dan kebudayaan yang sangat maju. Kini kisah kehidupannya diabadikan oleh seorang sutradara dalam layar lebar dengan judul Mestakung (Semesta Mendukung).

  
Andy Octafian Latief (dua dari kanan), Juara I dalam Olimpiade Internasional ke 37 di Singapura 

Prof. Dr. Yohanes Surya pakar fisika nasional memuji prestasi Andi bahkan mengatakan bahwa Andi adalah anak genius. Beliau berkomentar dalam situsnya mengenai kondisi anak Indonesia dibandingakan anak anak negara maju yang lain:

Apakah anak-anak Indonesia setara kecerdasannya dengan anak-anak bangsa-bangsa maju di dunia? Kalau anda melihat deretan prestasi Prof. Yohanes Surya dan anak-anak asuhannya, jawabannya adalah, tidak.Sama sekali tidak. Anak-anak Indonesia lebih unggul, lebih cerdas, lebih genius dibanding anak-anak dari bangsa-bangsa lainnya, termasuk dari bangsa-bangsa maju.

Di bawah bimbingannya, anak-anak Indonesia berkali-kali merebut gelar juara berbagai olimpiade fisika dan sains dunia yang sangat bergengsi. Mereka bahkan mengalahkan anak-anak dari China, Amerika, Jerman,Inggris, India, Korea Selatan, Australia, dan Israel.
Bangsa-bangsa itu yang masih mengira Indonesia adalah bangsa yang terbelakang akan terkejut karena Indonesia tidak hanya setara dengan mereka, tapi bahkan telah melampaui mereka.

Ternyata Andy tidak hanya seorang diri. Pada periode berikutnya ada beberapa orang anak yang juga bisa tampil di dunia internasional. Pada tanggal 24 sampai tanggal 28 Aprill 2009, Indonesia berhasil lagi menjadi Juara Umum di International Conference of Young Scientists (ICYS) di Polandia, mengalahkan pelajar dari negara-negara maju seperti Jerman, Belanda, Amerika, dan Rusia. Total 6 Emas direbut anak-anak Indonesia dari berbagai bidang ilmu, sementara peserta-peserta dari negara maju hanya mampu dapat paling banyak 3 emas.

  
Peserta Olimpade dari Indonesia dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) di Polandia 

Di Bali Selain itu, Indonesia juga meraih juara umum dalam lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat Dunia ke-17 yang diselenggarakan pada 12-17 April 2010. Tim Indonesia yang berkompetisi pada semua bidang lomba, yakni Fisika, Matematika, Komputer, dan Ekologi meraih 7 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu serta 2 Special Award.

 
Peserta Olimpade dari Indonesia dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) di Denpasar, Bali.

Di Rusia, Anak Indonesia berhasil mempersembahkan 1 medali emas (environmental science), 2 medali perak (environmental science dan life science), 2 medali perunggu (math dan computer science) dan 3 Penghargaan Khusus (bidang theoretical physics, computer science, dan environmental science) untuk Indonesia dalam lomba presentasi karya ilmiah tingkat Intenasional (ICYS ke-18) pada tanggal 24-29 April 2011.

  
Peserta Olimpade dari Indonesia dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) di Rusia. 

Data dan fakta di atas sebenarnya bisa dibilang bahwa bangsa kita sangat berpotensi untuk menjadi pribadi yang unggul dan profesional. Tidaklah mustahil generasi kita yang ada di berbagai penjuru pelosok dari Sabang sampai Merauke sebenarnya ada di antara mereka hidup dan muncul berkeliaran anak anak yang ber-IQ sangat tinggi. Pertanyaan berikutnya, mengapa bangsa kita tidak maju seperti Negara Negara lain ?

Pertama, sistem penataan pendidikan di negeri ini masih belum optimal, terutamakarena tidak ada perhatian khusus kepada anak ‘genius’ sehingga anak anak genius yang mungkin ada dipelosok daerah tidak diketahui bahwa dia ‘genius’sekaligus tidak ada kesempatan untuk mengetahui kegeniusannya.

Kedua, Para pendidik (terutama di daerah pelosok) tidak ada yang bisa membimbing dengan cermat dan seksama. Baik karena kekurangan jumlah tenaga pembimbing atau karena kekurangan kualitas yang professional. Faktanya kondisi pemikiran para pembimbing saat ini diliputi dan dipenuhi bagaimana caranya agar segera cepat memperoleh sertifikasi.

Ketiga, mereka tidak mempunyai kemampuan financial yang memadai sehingga sebagian dari mereka yang mengetahui bahwa dia ‘genius’ tidak mampu mempergunakan kegeniusannya alias tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Keempat, belum ada penghargaan yang memadai bagi mereka yang ‘genius’. Saat ini bangsa kita lebih disibukkan dengan hiruk pikuk politik yang lebih mengedepankan orang orang tampil dalam kancah publik yang berbasis dukungan massa daripada mereka yang mempunyai kelebihan IQ. Kita perhatikan bagaimana seorang Pak Habibi saat ini dengan kemampuan pemikirannya berusaha membangun perusahaan penerbangan swasta PT Ilhabi Rekatama dan PT Eagle Capital seolah-olah kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, masih lebih semarak bursa pencalonan pemimpin melalui pemilihan publik yang mementingkan dukungan publik tanpa harus mempertimbangkan kemampuan akademis.

Masih banyak faktor lain yang membuat para calon intelektual ‘genius’ yang bertebaran secara laten di penjuru pelosok bumi pertiwi ini. Mereka adalah bakal generasi yang unggul. Salah satu solusi atas masalah tersebut adalah berusaha mencoba meggerakkan para pendidik di seluruh tanah air agar mempunyai kesabaran dan kesadaran akan tugas mulianya sehingga selain mengajar dan membimbing anak didiknya, diupayakan agar lebih berusaha menjadi pengajar dan pendidik yang professional.

Mereka dirangngsang dengan beberapa insentif salah satunya dengan sertifikasi agar mereka tidak sekedar menerima gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa seperti yang terpatri dalam sebuah lagu gubahan Yang Terhormat dan Yang Mulia Bapak Sartono. Sebagai pencipta lagu yang hasil karyanya didengungkan oleh seluruh warga di penjuru tanah air tercinta, namun beliau tidak menuntut apa apa. Sampai saat ini beliau masih hidup tinggal di suatu kota kecil, Madiun Jawa Timur dengan penuh kesederhanaan dan kesehajaan. Walaupun prestasinya diakui beliau ‘tidak pernah mendapatkan penghargaaan setimpal’. Beliau juga tidak sempat dianggkat menjadi pegawai negeri. Beliau hanya berkesempatan menjadi guru honor disebuah sekolah di daerahnya. Suatu tindakan terpuji dimiliki oleh seorang’genius’ Sartono namun tidak harus dilestarikan. Bila negeri ini ingin dipenuhi oleh orang orang ‘genius’ maka orang orang seperti Pak Sartono, Pak Habibi para ‘genius’ yang lain harus dihargai dengan penghargaan yang lebih.

Bagaimana generasi kita bisa menjadi generasi yang unggul jika suatu sekolah dasar yang terdiri dari 6 kelas hanya diampu oleh satu orang guru seperti yang terjadi di SDN Ormu Kecil di Papua ? Atau suatu lab sekolah SMP Negeri di Sedanau Natuna peralatan Laboratoriumnya tak pernah mendapatkan perhatian kecuali hanya memakai sisa sisa tahun 80-an? Sedangkan diantara mereka tidak mustahil terselip para siswa yang mempunyai otak cemerlang atau genius.. Sesuatu pemikiran sekaligus renungan kita bersama terutama para pendidik dan pemimpin bangsa.

Suatu harapan kita semua, semoga Andy Sang ‘Genius’ juara fisika internasional tahun 2006 yang kini berkesempatan melanjutkan sekolah di Amerika segera kembali ke tanah air dan tidak sekedar mendapatkan penghargaan piagam dan sertifikat seperti Sartono. Tidak pula sekedar membantu Pak Habibi bikin pesawat dirgantara, tetapi lebih dari itu agar “Andi-Andi” yang lebih terinspirasi bersaing sehingga berlomba untuk mendapatkan predikat “Generasi yang Unggul” dalam kancah dunia internasional. 
Reff : edukasi.kompasiana.com

Kisah Lengkap Pemuda Ashabul Kahfi : Keagungan Allah SWT, Kehebatan Ali, Kecerdasan Tamlikha

 
Dalam surat Al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khaidir as serta kisah Dzulqarnain. Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Quran lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.

Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.

Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-’Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).

Berikut adalah kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) yang ditafsir secara jelas jalan ceritanya. Penulis kitab Fadha’ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah (jilid II, halaman 291-300), mengetengahkan suatu riwayat yang dikutip dari kitab Qishashul Anbiya. Riwayat tersebut berkaitan dengan tafsir ayat 10 Surah Al-Kahfi: 

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS al-Kahfi:10) 

Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut: 

Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: “Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.”

“Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,” sahut Khalifah Umar.
“Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?” Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya. “Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) di saat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan di kala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?”

Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: “Bagi Umar, jika ia menjawab ‘tidak tahu’ atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!” 

Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: “Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!”

Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: “Kalian tunggu sebentar!”

Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: “Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!”

Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: “Mengapa?”
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasul Allah s.a.w. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: “Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!”

Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata: “Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!”

Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!”

“Ya baik!” jawab mereka.
“Sekarang tanyakanlah satu demi satu,” kata Ali bin Abi Thalib.
Mereka mulai bertanya: “Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”
“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!”
Para pendeta Yahudi bertanya lagi: “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?”
Ali bin Abi Thalib menjawab: “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”

Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: “Orang itu benar juga!” Mereka bertanya lebih lanjut: “Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!”
“Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta,” jawab Ali bin Abi Thalib. “Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera!”

Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: “Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud alaihimas salam. Semut itu berkata kepada kaumnya: “Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!”

Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: “Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).”

Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan: “Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”
Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda.”

“Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan,” sahut Imam Ali.

“Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?” Tanya pendeta tadi.

Ali bin Ali Thalib menjawab: “Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah s.w.t. kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu.”

Pendeta Yahudi itu menyahut: “Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!”

Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut ke depan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata: “Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah s.a.w. kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki).

Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana.”

Baru sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya!”

Ali bin Abi Thalib menerangkan: “Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh (= kl 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Di sebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi.

Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Di sebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala.”

Sampai di situ pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Imam Ali menerangkan, “mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam.
Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja.

Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri.”

Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi. Lalu berkata: “Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!”

Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.

Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni.

Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung di dalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.

Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung di dalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.

Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai “tuhan” dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah s.w.t.

Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah s.w.t.

Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala.

Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan –seorang cerdas yang bernama Tamlikha– memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh fikiran. Ia berfikir, lalu berkata di dalam hati: “Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.”

Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum. Teman-temannya bertanya: “Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?”

“Teman-teman,” sahut Tamlikha, “hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.”

Teman-temannya mengejar: “Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?”

“Sudah lama aku memikirkan soal langit,” ujar Tamlikha menjelaskan.”

Aku lalu bertanya pada diriku sendiri: ‘siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah?

Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu?

Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?’ Kemudian kupikirkan juga bumi ini: ‘Siapakah yang membentang dan menghamparkan-nya di cakrawala?

Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?’ Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: ‘Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius’…”

Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata: “Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!”

“Saudara-saudara,” jawab Tamlikha, “baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja pencipta langit dan bumi!”

“Kami setuju dengan pendapatmu,” sahut teman-temannya.

Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.

Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya: “Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar.”

Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.

Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya: “Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?”

“Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,” sahut penggembala itu. “Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!”

“Ah…, susahnya orang ini,” jawab mereka. “Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?”

“Ya,” jawab penggembala itu.

Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata: “Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.”

Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya.”

Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata: “Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Ali bin Abi Thalib memberitahukan, “kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir.

Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya: kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.

Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali: ”Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah s.w.t.” Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi.

Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua.”

Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata: “Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!”

Imam Ali menjelaskan: “Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram!”

Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya: secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga ndeprok sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua.

Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah s.w.t. mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.

Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.

Kepada para pengikutnya ia berkata: “Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!”

Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya: “Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu.”

Setelah masa yang amat panjang itu lampau, Allah s.w.t. mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya: “Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!”

Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah s.w.t. membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya: “Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi.”

Tamlikha kemudian berkata: “Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!”

Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan: “Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah.”

Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri: “Kusangka aku ini masih tidur!” Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti: “Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?”

“Aphesus,” sahut penjual roti itu.

“Siapakah nama raja kalian?” tanya Tamlikha lagi. “Abdurrahman,” jawab penjual roti.

“Kalau yang kau katakan itu benar,” kata Tamlikha, “urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!”

Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!”

Imam Ali menerangkan: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!”

Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha: “Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!”

“Aku tidak menemukan harta karun,” sangkal Tamlikha. “Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!”


Penjual roti itu marah. Lalu berkata: “Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?”

Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: “Bagaimana cerita tentang orang ini?”
“Dia menemukan harta karun,” jawab orang-orang yang membawanya.

Kepada Tamlikha, raja berkata: “Engkau tak perlu takut! Nabi Isa a.s. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat.”

Tamlikha menjawab: “Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!”
Raja bertanya sambil keheran-heranan: “Engkau penduduk kota ini?”

“Ya. Benar,” sahut Tamlikha.

“Adakah orang yang kau kenal?” tanya raja lagi.

“Ya, ada,” jawab Tamlikha.

“Coba sebutkan siapa namanya,” perintah raja.

Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata: “Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?”

“Ya, tuanku,” jawab Tamlikha. “Utuslah seorang menyertai aku!”

Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: “Inilah rumahku!”

Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: “Kalian ada perlu apa?”

Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: “Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!”

Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: “Siapa namamu?”
“Aku Tamlikha anak Filistin!”

Orang tua itu lalu berkata: “Coba ulangi lagi!”

Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: “Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka.”

Kemudian diteruskannya dengan suara haru: “Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as., dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!”

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: “Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?”
Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.

“Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua,” demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.

Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: “Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!”

Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: “Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!”

Tamlikha menukas: “Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?”
“Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,” jawab mereka.

“Tidak!” sangkal Tamlikha. “Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!”

Teman-teman Tamlikha menyahut: “Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?”

“Lantas apa yang kalian inginkan?” Tamlikha balik bertanya.

“Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,” jawab mereka.

Mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!”

Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua.


Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah s.w.t. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu.”

Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu.”

Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman:

“Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa Saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, “Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka.” Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, “Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid.”

Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu: “Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?”

Pendeta Yahudi itu menjawab: “Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini!”

Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha ‘ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul Allah s.a.w.

Sumber :indonesiaindonesia.com

Mengapa Yahudi Menguasai Dunia? Inilah Jawabannya!

   

FAKTA DAN ANGKA: 

Populasi Yahudi di dunia ada 14 juta orang.
Distribusi:
  • 7 juta di Amerika
  • 5 juta di Asia
  • 2 juta di Eropa
  • 100 ribu di Afrika.

Populasi Muslim: 1,5 miliar dari penduduk dunia.
Distribusi:
  • 6 juta di Amerika.
  • 1 miliar di Asia dan Timur Tengah.
  • 44 juta di Eropa.
  • 400 juta di Afrika.
  • Kelima dunia adalah Muslim. 
Setiap 1 orang Yahudi, ada 107 Muslim di dunia.
Namun, 14 juta orang Yahudi lebih kuat daripada 1,4 Miliar Muslim.


Mengapa?
Kita lanjutkan fakta-fakta dan statistik di atas.


Lihatlah dalam sejarah modern:
  • Albert Einstein: Yahudi.
  • Sigmund Freud: Yahudi.
  • Karl Marx: seorang Yahudi.
  • Paul Samuelson: Yahudi.
  • Milton Freedman: Yahudi.   

Inovasi Medis yang Paling Penting:

  • Penemu medis injeksi, Benjamin Rubin: Yahudi.
  • Penemu vaksin polio, Jonas Salk: Yahudi.
  • Penemu obat kanker darah (leukemia), Gertrude Ilion: seorang Yahudi.
  • Penemu pengobatan hepatitis C, Barukh Bloomberg: Yahudi.
  • Penemu obat sifilis, Paul Ehrlich: Yahudi.
  • Penelitian pengembangan sistem kekebalan tubuh, Eli Machenkov: Yahudi.
  • Penelitian Endokrinologi yang paling penting, Andrew Schally: Yahudi.
  • Penelitian Cognitive Therapy yang paling penting Aaron Beck : Yahudi.
  • Penemu Pil Gregory Pecos: Yahudi.
  • Studi pengobatan kanker yang paling penting, Stanley Cohen, seorang Yahudi.
  • Penemu dialisis dan peneliti paling penting dalam organ buatan, Willem Kulovkim: Yahudi.  

Penemuan yang Mengubah Dunia:

  • Pusat pengembangan prosesor , Stanley Mysore: Yahudi.
  • Penemu reaktor nuklir, Selandia Liu: Yahudi.
  • Penemu serat optik, Peter Schultz: Yahudi.
  • Penemu lampu lalu lintas, Charles Adler: Yahudi.
  • Penemu stainless steel, Pino Ringkas: Yahudi.
  • Penemu film audio, Isador Casey: Yahudi.
  • Penemu mikrofon, Jeramavun Emile Berliner: Yahudi.
  • Penemu Perekam Video, Charles Ginsburg : Yahudi. 

Pembuat Nama dan Merek:

  • Polo – Ralph Lauren: seorang Yahudi.
  • Jeans Levi – Strauss Levi: Yahudi.
  • Starbucks – Howard Schultz adalah Yahudi.
  • Google – Sergey Brin: Yahudi.
  • Dell – Michael Dell adalah Yahudi.
  • Oracle – Larry Ellison: seorang Yahudi.
  • DKNY-Donna Karan: Yahudi.
  • Baskin dan Robbins – Irv Robbins: Yahudi.
  • Dunkin Donuts – William Rosenberg: Yahudi.

Politisi dan Pengambil Keputusan:
  • Sekretaris Negara Amerika Serikat, Henry Kissinger: Yahudi.
  • Presiden Yale University Richard Levin: Yahudi.
  • Kepala Federal Reserve AS, Alan Greenspan : Yahudi.
  • U. S. State Secretary, Madeleine Albright : Yahudi.
  • Politisi AS, Joseph Lieberman : Yahudi.
  • Sekretaris Negara AS, Casper Enbed : Yahudi.
  • Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Maxim Litvinov : Yahudi.
  • Perdana Menteri Selandia Baru, John Key: Yahudi.
  • Perdana Menteri Singapura, David Marshall : Yahudi.
  • Gubernur Australia, Ishak Isaac : Yahudi.
  • Perdana Menteri Inggris, Benjamin Disraeli : Yahudi.
  • Perdana Menteri Rusia, Yevegni Primakov : Yahudi.
  • Politisi Amerika, Barry Goldwater : Yahudi.
  • Presiden Portugal, Jorge Sampaio : seorang Yahudi.
  • Wakil Perdana Menteri Kanada, Herb Jerry : Yahudi.
  • Perdana Menteri Perancis, Pierre Mendes : Yahudi.
  • Menteri Negara Inggris, Michael Howard : Yahudi.
  • Konsultan Austria, Bruno Kryska : Yahudi.
  • Menteri Keuangan, Robert Rubin : seorang Yahudi.
  • Tuan spekulasi dan ekonomi, George Soros : Yahudi. 

Media Berpengaruh :

  • CNN – Wolf Blitzer: Yahudi.
  • ABC News – Barbara Walters: Yahudi.
  • The Washington Post – Eugene Meyer: Yahudi.
  • Majalah Time – Henry Grunwald: Yahudi.
  • The Washington Post – Katherine Graham Yahudi.
  • New York Times – Joseph Elevid: Yahudi.
  • New York Times – Max Frankel: Yahudi.
  • Ini baru sebagiannya. 

Fakta Lain:

  • Dalam 105 tahun terakhir, Yahudi memenangkan 14 dari 180 Nobel.
  • Pada periode yang sama, 1,5 Miliar Muslim hanya memenangkan tiga hadiah Nobel.
  • 1 hadiah Nobel adalah untuk 77. 778 orang Yahudi.
  • Bagi Muslim, 1 hadiah Nobel untuk 500 juta orang. 
Apakah ini sebuah kebetulan bahwa ilmu pengetahuan milik mereka? Atau penipuan? Atau konspirasi? Mengapa prestasi itu tidak dicapai oleh umat Muslim meskipun mereka sangat banyak dalam jumlah?


Fakta-fakta lain Anda mungkin menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Umat Islam sedunia hanya memiliki 500 universitas (terkenal/besar).
  • Di Amerika Serikat ada 5.758 Universitas!
  • India 8.407 Universitas!
  • Tidak ada universitas Islam dari 500 universitas terbaik di dunia.
  • Ada 6 universitas Israel dari 500 universitas terbaik di dunia.
  • Proporsi pembelajaran di negara-negara Kristen 90%.
  • Proporsi pembelajaran di dunia Muslim 40%.
  • Tingkat pendidikan 100% ada di 15 negara Kristen.
  • Di negara-negara Muslim tidak ada yang tingkat melek hurufnya hingga 100%. 
  • Persentase penyelesaian sekolah dasar di negara-negara Kristen 98%.
  • Persentase penyelesaian sekolah dasar di negara-negara Muslim 50%.
  • Persentase memasuki universitas di negara-negara Kristen 40% .
  • Persentase memasuki universitas di negara-negara Muslim 2%.
  • Hanya ada 230 sarjana Muslim dari setiap juta orang Islam.
  • Ada 5.000 sarjana dari setiap juta orang Amerika.
  • Dari setiap 1 juta masyarakat Amerika, ada 1000 orang teknisi.
  • Di negara-negara Muslim hanya memiliki 50 per 1 juta orang.
  • Negara-negara Islam mengeluarkan dana 0,2% dari total pendapatan nasional untuk penelitian dan pengembangan.
  • Negara-negara Kristen mengeluarkan 5% dari total pendapatan nasional untuk penelitian dan pengembangan.
  • Tingkat distribusi surat kabar harian di Pakistan adalah 23 surat kabar per 1000 penduduk.
  • Tingkat distribusi surat kabar harian di Singapura adalah 460 surat kabar per 1000 penduduk.
  • Di Inggris, distribusi buku, 2.000 per satu juta orang.
  • Di Mesir 17 buku per satu juta orang.
  • Alat-alat teknologi canggih (High-tech) 0,9% dari ekspor Pakistan, 0,2% dari ekspor Kerajaan Arab Saudi dan 0,3% dari ekspor Kuwait, Aljazair dan Maroko.
  • Peralatan berteknologi tinggi, 68% dari ekspor Singapura.
Reff : moeflich.wordpress.com

Nasehat Lukman Al Hakim Kepada Putranya

  
Satu-satunya manusia yang bukan Nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Insan tersebut begitu mulia kedudukannya sehingga karena tak lain, karena hidupnya penuh dengan Hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.  
  • "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan badah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."
  • "Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."
  • "Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."
  • "Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."
  • "Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."
  • "Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."
  • "Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah : 
  1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik. 
  2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
  3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
  4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
  5. Ingatlah Allah selalu.
  6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
  7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
  8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu. 

Ilmu yang Bermanfaat akan Tumbuh, Berakar lalu Mekar Selamanya

 
Ilmu yang bermanfaat dapat diketahui dengan melihat kepada pemilik ilmu tersebut. Berikut ini adalah tanda-tandanya:

Pertama   
Orang yang bermanfaat ilmunya tidak peduli terhadap keadaan dan kedudukan dirinya serta hati mereka membenci pujian dari manusia, tidak menganggap dirinya suci, dan tidak sombong terhadap orang lain dengan ilmu yang dimilikinya. 

Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Orang yang faqih hanyalah orang yang zuhud terhadap dunia, sangat mengharapkan kehidupan akhirat, mengetahui agamanya, dan rajin dalam beribadah.”

Dalam riwayat lain beliau berkata, “Ia tidak iri terhadap orang yang berada di atasnya, tidak sombong terhadap orang yang berada di bawahnya, dan tidak mengambil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan kepadanya.” [1]

Kedua  
Pemilik ilmu yang bermanfaat, apabila ilmunya bertambah, bertambah pula sikap tawadhu’, rasa takut, kehinaan, dan ketundukannya di hadapan Allah Ta’ala. 

Ketiga  
Ilmu yang bermanfaat mengajak pemiliknya lari dari dunia. Yang paling besar adalah kedudukan, ketenaran, dan pujian. Menjauhi hal itu dan bersungguh-sungguh dalam menjauhkannya, maka hal itu adalah tanda ilmu yang bermanfaat. 

Keempat  
Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan tidak berbangga dengannya terhadap seorang pun. Ia tidak menisbatkan kebodohan kepada seorang pun, kecuali seseorang yang jelas-jelas menyalahi Sunnah dan Ahlus Sunnah. Ia marah kepadanya karena Allah Ta’ala semata, bukan karena pribadinya, tidak pula bermaksud meninggikan kedudukan dirinya sendiri di atas seorang pun. [2] 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah membagi ilmu yang bermanfaat ini -yang merupakan tiang dan asas dari hikmah- menjadi tiga bagian. Beliau rahimahullah berkata, “Ilmu yang terpuji, yang ditunjukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi, sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam."

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan mereka tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” [3]

Ilmu Ini Ada Tiga Macam:  

Pertama, ilmu tentang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Contohnya adalah sebagaimana Allah menurunkan surat al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan sebagainya.

Kedua, ilmu mengenai berita dari Allah tentang hal-hal yang telah terjadi dan akan terjadi di masa datang serta yang sedang terjadi. Contohnya adalah Allah menurunkan ayat-ayat tentang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka, dan sebagainya.

Ketiga, ilmu mengenai perintah Allah yang berkaitan dengan hati dan perbuatan-perbuatan anggota tubuh, seperti beriman kepada Allah, ilmu pengetahuan tentang hati dan kondisinya, serta perkataan dan perbuatan anggota badan. Dan hal ini masuk di dalamnya ilmu tentang dasar-dasar keimanan dan tentang kaidah-kaidah Islam dan masuk di dalamnya ilmu yang membahas tentang perkataan dan perbuatan-perbuatan yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang membahas tentang hukum amal perbuatan. Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu agama. [4]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata, “Telah berkata Yahya bin ‘Ammar, 'Ilmu itu ada lima:  
  1. Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid
  2. Ilmu yang merupakan santapan agama, yaitu ilmu tentang mempelajari makna-makna Al-Qur-an dan hadits
  3. Ilmu yang merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah (malapetaka) datang kepada seorang hamba, ia membutuhkan orang yang mampu menyembuhkannya dari musibah itu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
  4. Ilmu yang merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid’ah, dan
  5. Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang sepertinya.’” [5]  
Footnotes: 
[1]. Sunan ad-Darimi (I/89)
[2]. Disarikan dari kitab Fadhlu ‘Ilmi Salaf ‘alal Khalaf (hal. 55-57).
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3641), at-Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), dan Ibnu Hibban (no. 80-Mawaarid), ini lafazh Ahmad, dari Shahabat Abu Darda'radhiyallahu ‘anhu.
[4]. Majmu’ Fataawaa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (XI/396,397 dengan sedikit perubahan). Lihat kitab Muqawwimaat ad-Daa’iyah an-Naajih, hal. 18, karya Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani.
[5]. Majmuu’ Fataawaa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (X/145-146) dan Siyar A’laamin Nubalaa’ (XVII/482). 


Disarikan dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga
Karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Seni Mencatat dengan Teknik Mind Mapping

 
Pernahkah Anda mendengar Mind Mapping atau Peta Pikiran?  
Mind Mapping adalah sebuah cara mencatat dengan memanfaatkan bagaimana otak bekerja. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. 

Menurut Buzan, otak bekerja dengan gambar dan asosiasi, dan cara mencatat Mind Mapping juga mengandalkan gambar dan asosiasi tersebut. 

Bagaimana Memori Bekerja

Sebelum melihat lebih lanjut tentang Mind Mapping, saya ingin menjelaskan bagaimana daya ingat bekerja. Secara sederhana, daya ingat terkait dengan persepsi, perhatian yang Anda berikan (attention), dan proses berpikir atau memahami (reasoning). 

Informasi yang Anda terima akan dikaitkan dan saling terhubung dengan informasi yang sebelumnya telah diketahui atau dialami. Dengan demikian, secara alamiah manusia memilih informasi apa yang disukainya untuk diingat dan informasi apa yang tidak ingin disimpan. Proses memanggil kembali informasi ini bergantung kuat pada asosiasi yang dibentuk.  

Semakin kuat asosiasi sebuah informasi akan semakin mudah diingat dan dipanggil kembali.
Selain itu aspek emosi juga memegang peranan penting dalam daya ingat. Itu kenapa informasi yang memiliki aspek emosi akan lebih mudah diingat dan cenderung sulit dilupakan. Masih ingatkah Anda ketika bertemu belahan hati yang sekarang sudah menjadi istri? Masihkah Anda bisa mengingat getaran-getaran asmara pada saat itu? 

Bagaimana Mind Mapping Bekerja

Setelah Anda mengetahui cara memori atau daya ingat bekerja, sekarang kita akan melihat hubungannya dengan Mind Mapping. Pada teknik Mind Mapping, Anda akan mencatat menggunakan kata kunci (keyword) dan gambar. Perpaduan dua hal tadi akan membentuk sebuah asosiasi di kepala Anda dan ketika Anda melihat gambar tersebut maka akan terjelaskan ribuan kata yang diwakili oleh kata kunci dan gambar tadi. 

Berikut contoh sederhana: Coba bayangkan kata “jeruk”. Ketika Anda membayangkan sebuah jeruk, maka Anda melihat buah yang berwarna kuning, rasa yang kadang manis dan kadang sedikit asam, atau segelas jus jeruk yang menyegarkan. 

Pernahkah ketika mendengar kata jeruk yang terbayang di benak Anda adalah huruf-huruf J-E-R-U-K? Kecil kemungkinan hal itu yang Anda bayangkan. Demikianlah dalam Mind Mapping, Anda cukup menuliskan kata kunci yang mewakili dan gambar yang paling sesuai dengan asosiasi dan preferensi Anda. 

Dalam membuat Mind Mapping juga disarankan menggunakan warna. Cara ini akan mempermudah Anda untuk menyusun pokok pikiran yang berbeda serta memperkuat efek asosiasi yang dibentuk oleh kata kunci-gambar-warna. 

 
Dengan demikian Mind Mapping menjadi cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak Anda secara natural. Berbeda dengan catatan konvensional yang ditulis dalam bentuk daftar panjang ke bawah, maka mind mapping mengajak Anda untuk membayangkan suatu subjek sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan. 

Jika menggunakan catatan konvensional, Anda harus menghafal daftar panjang yang Anda buat dan seringkali ada yang terlewati. Sebaliknya dengan mind mapping, secara mental Anda membangun sebuah gambar yang dapat dibayangkan. Ketika gambar tersebut muncul dalam benak Anda, maka seluruh penjelasan yang terkandung di dalamnya akan terjelaskan.
Membuat Catatan Mind Map Pertama Anda 

Untuk membuat mind map tidak sulit. Yang Anda butuhkan adalah:
  • Kertas putih bersih. Disarankan menggunakan kertas yang cukup lebar kira-kira ukuran A4. Jangan gunakan kertas bergaris karena akan mengganggu gambar yang Anda buat
  • Pensil, spidol warna-warni
  • Kreativitas dan imajinasi Anda 
Pada contoh berikut saya mencoba merangkum buku berjudul “The Ultimate Book of Mind Map” setebal 230 halaman karangan Tony Buzan. 

Maka langkah yang harus dilakukan adalah:
  • Tulis judul di tengah-tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk memudahkan mengingat judul tersebut.
  • Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map, bagaimana otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana aplikasinya.
  • Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan gunakan warna berbeda.
  • Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin sedikit semakin baik. Anda mencatat bukan untuk menghafal melainkan untuk memahami dengan bahasa Anda sendiri.
  • Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal yang saling berhubungan.
  • Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman buat Anda. Tidak ada aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab Anda-lah sang seniman.
  • Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Anda bisa menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut.
  • Selesai
Berikut contoh catatan akhir yang saya buat untuk merangkum buku ke dalam selembar catatan. 

 
Dengan catatan ini Anda akan dengan mudah mengingat ada lima pokok yang harus dibahas dalam buku tersebut. Dengan alur-alur yang diberi label kata kunci tertentu dan gambar Anda dapat membayangkan dan memahami keseluruhan catatan yang Anda buat tanpa harus menghafal. Menarik bukan? 

Beberapa Contoh Mind Map

Berikut beberapa contoh Mind Map yang saya buat ketika kuliah dulu di bidang Ekonomi dan Marketing sekitar 10 tahun yang lalu. Mohon dimaafkan mind map ini kurang mengikuti kaidah penggunaan warna karena saat itu saya tidak punya pensil warna warni. Setiap lembar catatan tersebut merupakan rangkuman 1 bab yang saya pelajari. Ketika akan menjalani ujian, saya cukup mengandalkan beberapa lembar catatan tadi dan melakukan review 30 menit sampai 1 jam ketika banyak orang lain akan begadang semalaman untuk mempersiapkan diri. 

 
 
  
Dan jika harus menjelaskan kembali isi dari catatan tersebut setelah sekian tahun, Insya Allah Anda  masih bisa melakukannya dengan runtut dan lengkap. Mudah-mudahan ini memotivasi Anda untuk membuat catatan yang kreatif dan bertahan seumur hidup.

Untuk kalian para pelajar, teknik Mind Mapping ini sangat berguna manakala kalian harus menghadapi ulangan Harian, Tengah Semester, Akhir Semester atau UN yang melibatkan banyak materi sehingga memudahkan bagi kalian untuk memetakan, mengambil intisari, memahami konsep-konsep yang akan diujikan.

Semoga bermamfaat!
Reff : lembar-ilmu.blogspot.com

Kamu Pasti Bisa Sukses

 
Buat anak-anak SMA, Ini ada Digibook yang sangat pantas dan layak untuk di Download dan kalian miliki. Digibook "Kamu Pasti Bisa Sukses" ini berisikan Panduan-panduan yang membekali Lulusan SMA atau sederajat untuk memilih dangan baik 'Langkah' yang akan di ambil untuk kedepannya. Jadi Buat kalian yang masih bingung mau Kuliah atau Kerja setelah LULUS SMA sangat di Rekomendasi buat baca Digibook ini. 


Judul : Kamu Pasti Bisa Sukses 
Bahasa : Indonesia
Penulis : Judy Langelier
Penerbit : Mizan Learning Center (MLC)
Tipe File : exe / digibook
Ukuran : 1 MB
Jumlah Halaman : 200 Lembar

Jadi EBOOK ini cocok baik bagi siswa yang masih duduk di kelas X, kelas XI, apalagi kelas XII. Gratis kok, gak usah kuatir. He he he , silahkan klik dibawah ini!
Download 

9 Cara Membuat Otak Anak Menjadi Cerdas

Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya cerdik, pandai dan arif melebihi anak lain. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.

Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan
Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 – 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak. 

Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak
Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik. Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai “guru pribadi”.

Para pakar menyatakan, “Anak-anak pada rentang usia 4 sampai dengan 13 tahun, karena belum banyak mengecap asam garam dunia, hatinya masih murni, merupakan masa dengan daya ingat yang paling kuat selama hidupnya. Jika pada masa keemasan ingatan ini memperoleh pendidikan yang baik, akan sangat bermanfaat bagi sepanjang hidupnya.

9 Rahasia Membuat Anak menjadi Pandai/Jenius
Penulis rubik khusus pendidikan, Korey Capozza, menyarankan sembilan cara untuk membina dan meningkatkan IQ (intelligence quotient ) anak. 

1. Belajar Musik  
 
Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.

2. Beri minum Air Susu Ibu

Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.

3. Tingkatkan Kesehatan 

Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri, membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.

4. Permainan  
  
Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.

5. Menolak Junk Food   
 
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.

6. Memupuk Rasa Ingin Tahu  

Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.

7. Membaca  

Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.

8. Makan pagi 

Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.

9. Bermain Permainan Pengasah Otak   
 
Bermain catur, teka-teki silang atau permainan lain dapat merangsang intelegensi. Games Sudoku malah dapat memupuk cara berpikir yang bijaksana dan memupuk kemampuan memecahkan masalah.

Selain hal-hal di atas, pada saat seorang anak masih sangat muda harus sering diajak bercengkrama, mintalah anak mengingat perbendaharaan kata yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari ataupun mintalah anak menghafal, semua ini merupakan jurus piawai untuk membantu anak memupuk intelligence quotient.  

Para pakar menyatakan, “Matikan tv, mintalah anak keluar rumah, mendekatkan diri dengan alam dan mengolah tubuh, merupakan salah satu metode terbaik untuk melatih anak menjadi pandai cekatan dan bertubuh sehat.”
Reff : eksplorasi-dunia.blogspot.com

Soal Prediksi UN SMA IPA dan IPS Tahun 2013

Ujian Nasinanal tahun 2013 semakin dekat, banyak yang harus dipersiapkan oleh siswa maupun para guru, semua berharap siswa dapat lulus semua dengan nilai yang gemilang, walaupun banyak pro dan kontra tentang urgensi pelaksanaan Ujian Nasional itu sendiri.

Tapi tidak ada salahnya dengan mempersiapkan diri sedini mungkin, guna menghadapi segala kemungkinan. Ini saya sediakan Soal Prediksi UN SMA IPA dan IPS Tahun 2013, semoga dapat bermamfaat untuk kalian.  

Silahkan download pada link yang saya sediakan dibawah ini :  

1. Prediksi Soal UN SMA 2013 Bahasa Inggris
2. Prediksi Soal UN SMA 2013 Bahasa Indonesia
3. Prediksi Soal UN SMA 2013 Matematika IPA
4. Prediksi Soal UN SMA 2013 Matematika IPS
5. Prediksi Soal UN SMA 2013 Sosiologi
6. Prediksi Soal UN SMA 2013 Gegrafi
7. Prediksi Soal UN SMA 2013 Ekonomi
8. Prediksi Soal UN SMA 2013 Fisika
9. Prediksi Soal UN SMA 2013 Kimia
10. Prediksi Soal UN SMA 2013 Biologi 

Soal Olimpide Matematika SMP

  

Soal Olimpiade Matematika SMP Tingkat Nasional :  

Soal Olimpiade Matematika SMP Tingkat Provinsi :

Chicken Soup For The Couple & Soul

 
Judul : Chicken Soup For The Couple's Soul
Pengarang : Jack Canfield, Mark Victor Hansen
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 65
Format : pdf
File size : 963 KB
Download