aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Rabu, 30 Januari 2013

Makanan yang disukai Rasulullah SAW

1. Daging Ayam
Dari Abu Musa al-Asy^ari RA berkata : Saya pernah melihat Rasulullah SAW makan ayam (HR. al-Bukhari)

2. Daging Burung
Safinah RA meriwayatkan : Aku pernah memakan daging burung hubara bersama Rasulullah SAW.  (HR. Abu Daud dan al Tirmidzi)

3. Daging Kelinci
Dari Anas ibn Malik RA, berkata : Ketia kami berada Marr al-Zhahran, kami mengejar seekor kelinci sampai berhasil menangkapnya, saya membawa kepada Abu Thalhah yang memotong dan menghadiahkan kedua pahanya kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW menerimanya. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Daging Domba
Jabir ibn Abdillah RA meriwayatkan : Suatu hari, Rasulullah SAW keluar rumah, saya ikut menemani Beliau. Rasulullah SAW mendatangi seorang perempuan dari golongan Anshar. Perempuan itu menyembelih domba dan Rasulullah memakannya, kemudian perempuan itu menyuguhkan sepiring kurma matang, Rasulullah pun memakannya. Setelah itu, Rasulullah SAW berwudhu untuk melaksanakan shalat Dzuhur, lalu pergi. Perempuan yang sama tadi mendatangi Rasulullah dengan membawa sisa olahan daging domba dan Beliaupun memakannya. Kemudian shalat Ashar tanpa berwudhu terlebih dahulu. (HR. al-Tirmidzi)

5. Bagian Paha
Abu Hurairah RA meriwayatkan : Rasulullah SAW pernah disuguhi daging. Bagian kaki (dari daging itu) diberikan kepada Beliau. Rasulullah SAW menyukainya, maka Beliau menggigit daging itu (HR, al-Bukhari dan Muslim)

6. Daging Bakar
Rasulullah SAW diriwayatkan oleh beberapa sahabat bahwa Beliau senang makan daging bakar. bahkan beberapa riwayat menjelaskan bahwa Rasulullah SAw dan sahabat-sahabatnya makan daing bakar di Masjid.

Abu Rafi^ berkata : Saya bersaksi bahwa saya biasanya menyiapkan daging bakar/daging panggang buat Rasulullah SAW dan Beliau shalat sesudah memakannya tanpa berwudhu lagi. ( HR al-Tirmidzi dan Ahmad)

7. Hays
Hays adalah makanan yang terbuat dari kurma, mentega dan tepung.   


Anas ibn Malik RA bercerita bahwa : Rasulullah SAW memerdekakan Sofiyyah kemudian menikahinya dan menjadikan biaya memerdekakannya sebagai mahar. kemudian Rasulullah mengadakan walimah pernikahannya dengan menyuguhkan makanan kepada tetamu diantara yang disuguhkan adalah Hays. (HR. al-Bukhari)

8. Tsufl
Tsufl adalah makanan yang terbuat dari tepung dan kurma.

Anas ibn Malik RA meriwayatkan : Rasulullah SAW sangat menyukai Tsufl (HR. al-Tirmidzi dan Ahmad)

9. Khabish
Al-Khabish adalah makanan yang biasa dimakan oleh orang Persia terbuat dari terigu samin dan madu.

10. Bubur
Ibnu Abbas berkata : Makanan yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah bubur. (HR. Al Hakim)

11. Kurma

12. Buah Labu 
Anas ibn Malik RA meriwayatkan : Seorang tukang jahit mengundang Rasulullah SAW untuk makan makanan yang dibuatnya, lalu aku pergi bersama Rasulullah SAW (sewaktu makan) aku melihat Rasulullah SAW mencari-cari labu di sela-sela potongan roti (HR. al-Bukhari dan Muslim)

13. Buah Zaitun

14. Buah-buahan
Abdullah ibn Jafar ibn Abi Tholib, berkata : Saya pernah melihat Rasulullah SAW makan Rutob dan mentimun
(HR. al Bukhari)

Aisyah menceritakan bahwa : Rasulullah SAW suka makan Semangka dan Rutob.(HR. Abu Dawud dan al Tirmidzi) 

Perang Mu'tah yang Revolusioner

 “Pada Perang Mu’tah, Sembilan bilah pedang patah di tanganku, hingga tidak tersisa kecuali sebilah pedang pendek dari Yaman.” (Khalid bin Walid). 

Bagi saya, Mu’tah sangat berkesan. Ia lambang konfidensi tertinggi, juga lambang pengorbanan untuk sebuah keyakinan atas nama kebenaran. Mu’tah adalah nama sebuah desa kecil tempat terjadinya konfrontasi militer pertama antara tentara Islam dengan super power masa itu, Romawi. Pengiriman ekspedisi militer ini disebabkan terbunuhnya duta rasulullah yang membawa surat resmi seruan dakwah, oleh gubernur Romawi. Pembunuhan duta suatu negara yang membawa pesan perdamaian adalah penghinaan berat. Selain itu, pembunuhan ini dapat menyebabkan instabilitas bagi eksistensi komunitas Islam yang masih muda. Musuh-musuh Islam akan kembali meremehkan dan menimpakan gangguan kepada kaum muslimin. Karena itu Rasulullah mengambil tindakan tegas, menyerang Romawi di tempat mereka!

Tiga ribu tentara disiapkan. Dan tahukah anda berapa jumlah tentara Romawi yang akan di hadapi? Duaratus ribu! Jangankan kita, bahkan para tentara yang di didik langsung oleh Rasulullah ini juga gamang. Di Mu’an, beberapa mil sebelum Mu’tah, akhirnya mereka mengetahui jumlah tentara yang akan dihadapi. Belum pernah sebelumnya kaum muslimin menghadapi musuh sebanyak ini. Mereka ragu dan berhenti sejenak, dengan kebingungan apakah mundur atau menanti bala bantuan dari Madinah. Tapi salah satu Panglima Militer Islam, Abdullah bin Rawahah bangkit seraya meniupkan semangat heroik untuk meraih surga. Segera para mujahid ini berdiri memenuhi seruannya. Mereka adalah manusia yang langsung mendapatkan tarbiyyah dari Muhammad sang nabi, dan mereka membuktikan kualitasnya, mengganti ragu dengan semangat untuk maju.

Abdullah adalah salah satu panglima? Ya. Rasulullah memang menunjuk tiga sahabat pilihan sebagai panglima. Zaid bin Haritsah, anak angkat tersayang beliau sebagai panglima pertama. Ja’far bin Abi Thalib, sepupu beliau sebagai panglima kedua, dan Abdullah bin Rawahah, pemuka Anshar penolong beliau, sebagai panglima ketiga. Ada kisah menarik dari penunjukan panglima ini. Rasul berpesan bahwa Zaid adalah komandan tertinggi. Jika ia syahid, Ja’far mengganti tempatnya, dan jika ia syahid, Abdullah yang mengambil bendera. Dan jika ia syahid, seluruh tentara dipersilahkan memilih sendiri panglima yang mereka sepakati. Dari taklimat sang nabi, sebenarnya ada isyarat yang terang benderang dan dipahami semua sahabat bahwa ketiga panglima ini insyaAllah akan gugur sebagai syuhada’. Dan apakah mereka mundur? Tidak! Selangkah pun mereka tidak surut untuk menukar surga dengan dunia.

Dan itulah yang terjadi. Dari sisi perhitungan militer manapun, sulit diharapkan kemenangan tigaribu tentara melawan duaratus ribu. Apalagi perlengkapan militer Romawi jauh lebih unggul dan lebih lengkap. Tetapi seluruh mujahid muslim menyerbu lawannya tanpa ragu. Zaid sang panglima pertama berlaga dengan gagah di atas kudanya. Ia menyerbu bagai badai. Segera tentara musuh mengepung untuk meruntuhkan bendera kaum muslimin yang ada di genggamannya. Dengan senyum terkembang ia menyongsong datangnya bidadari surga lewat pralaya sabilillah. Zaid syahid. Seorang saksi menyatakan bahwa ditemukan tujuhpuluh dua luka tusukan pedang, tombak dan hantaman panah di tubuhnya. Semuanya di bagian depan. Tidak ada yang di punggung.

Ja’far segera megambil alih bendera sebelum jatuh ke tanah. Ia maju sebagai panglima kedua. Kudanya segera ditebas musuh. Berjalan kaki, ia bertempur dengan perwira ditengah hutan kepungan tentara Romawi. Seorang musuh menebas putus tangan kanan Ja’far yang memegang bendera, ia beralih memegang dengan tangan

kiri. Musuh yang lain datang menebas tangan kirinya, bendera itu ia peluk dengan kedua pangkal lengan yang tersisa. Ja’far khawatir jatuhnya bendera akan meruntuhkan moral pasukan Islam. Hal ini membuka kesempatan musuh untuk menghujani tubuhnya dengan tikaman tombak. Ja’far syahid dengan bendera tetap berdiri dipelukannya. Rasulullah mempersaksikan bahwa kedua tangan Ja’far yang putus diganti dengan sayap, yang mengantarkannya ketempat manapun ia mau di Surga. Ja’far mendapat gelar kehormatan at-Thayyar fi-l-Jannah, (yang terbang di surga).

Abdullah maju mengganti Ja’far. Peperangan semakin sengit. Suara pedang beradu bertalu-talu. Sejenak ia ragu, tapi bayangan taman-taman surga menggodanya. Ia membentak nafsunya, “wahai jiwa, kulihat engkau enggan meraih surga. Demi Allah engkau harus maju dengan sukarela atau kupaksa.” Maka ia maju bertempur menyongsong syahid, meyusul kedua sahabatnya. Rasulullah menceritakan bahwa ketiga panglima perkasa itu duduk berdampingan di surga diatas dipan-dipan bertahtakan permata.

Bendera di raih Tsabit bin Arqam agar tetap berkibar. Ditengah kecamuk perang ia berteriak nyaring kepada semua tentara untuk memilih seorang panglima baru. Mereka sepakat mengangkatnya, tapi Zaid menolak. Ia merasa tidak mampu, dan didikan sang rasul menjauhkannya dari jabatan. Ia menyerahkan bendera kepada Khalid bin Walid, mantan panglima Quraisy yang kondang kepiawiannya dalam peperangan. Khalid dengan rendah hati menolak, karena ia baru saja masuk Islam, sementara banyak sahabat yang lebih senior. Tapi semua tentara menghendaki Khalid menjadi panglima. Panglima baru ini segera meraih bendera dan menyusun strategi. Ia naik ke tempat tinggi. Matanya tajam menyorot medan laga, menganalisa. Benaknya melihat kemungkinan tentaranya habis disapu gelombang besar pasukan Romawi. Segera otaknya bekerja, memikirkan taktik penarikan mundur, menghindarkan sisa pasukan dari kehancuran total. Sayap kanan pasukan ia perintahkan berpindah ke sayap kiri, dan sebaliknya. Pasukan garis belakang ia pindah ke depan dan sebaliknya.

Melihat pergerakan pasukan Islam, tentara Romawi kaget. Mereka menyangka telah datang bantuan dari Madinah. Mereka jeri. Segelintir pasukan Islam ini telah membuat mereka repot dan menimbulkan kerugian jiwa yang besar di kalangan prajurit Romawi, apalagi jika ditambah dengan bantuan yang baru datang. Mereka menahan serangan. Melihat ini perlahan Khalid menarik tentaranya mundur sambil sesekali melancarkan serangan sporadis. Tentara Romawi menyangka serangan sporadis ini adalah pancingan agar mereka mengejar tentara Islam, dan telah menanti jebakan militer bagi mereka di tengah padang pasir. Akhirnya mereka menahan diri tidak mengejar tentara Islam dan memilih pulang. Tentara Islam sukses mengundurkan diri dari peperangan dengan korban minimal, hanya duabelas jiwa gugur sebagai syahid.

Dunia Arab terperangah. Tidak ada satu orang Arab pun sebelumnya yang berani menantang Romawi kecuali pasukan Islam, dan mereka berhasil. Peperangan ini menimbulkan respek dan keseganan di kalangan Arab. Mereka semakin mengakui eksistensi kaum muslimin. Yang ajaib adalah ketika kalangan kafir Arab kagum atas keberhasilan ini, justru penduduk Madinah mencemooh pasukan yang kembali. Mereka meneriaki Khalid dan tentaranya dengan Farrar (orang yang melarikan diri). Keimanan mereka kepada Allah dan rasulnya tidak mentoleransi sedikitpun ketundukan kepada kaum kafir. Bagi mereka, berperang adalah untuk meraih salah satu dari dua kemenangan, menang di dunia ataukah syahid meraih surga. Tapi Rasulullah membela Khalid dan pasukannya. Beliau membantah sebutan farrar, bahkan menggelari mereka dengan Karrar (yang akan kembali). Sungguh Rasulullah tidak pernah berdusta. Lima tahun kemudian Khalid dan tentaranya kembali, menghancurkan dominasi Romawi dan mengusir mereka untuk selama-lamanya dari jazirah Arab. Ia mengalahkan Romawi dalam pertempuran legendaris, perang Yarmuk.

Maha benar Allah dan Ia maha besar.