aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Senin, 05 Agustus 2013

Mongolia, di Antara Puing Kebesaran Sejarah

Nama bangsa Mongolia, tercatat dalam sejarah sebagai bangsa penakluk negeri-negeri besar. Siapa yang tak kenal gengis Khan penguasa wilayah Asia hingga daratan Eropa?

Bangsa Mongolia sebenarnya dulu adalah sebuah kerajaan besar mulai dari Semenanjung Korea sampai Eropa di wilayah Jerman. Bahkan banyak ahli sejarah mengakui bahwa Bangsa Mongol memberi kontribusi dalam sejarah dunia. Tahun 1258 kekhalifahan Abasiyah di Irak dan kekaisaran Rusia di Moskow dikuasai oleh Bangsa Mongol.

Bangsa Mongolia dalam Sejarah 

Saat menaklukan Afghanistan, Genghis Khan, pada tahun 1222, mulai mengenal Islam dalam perjalanannya menuju Bukhara, Tranoxiana. Tapi saat itu disinyalir Gengiz Khan menerima Islam tapi juga dia mempraktekkan Budha, Kristen, dan tetap menyembah leluhurnya Tangri. Karena sang kaisar Gengiz Khan sudah menyatakan menerima Islam, maka penyebaran Islam sendiri bisa dibilang cukup cepat di masa penaklukan Dinasti Mongol. Pada tahun tersebut banyak berdiri masjid-masjid di wilayah kekuasaan Mongol.

Mongol sendiri sebuah kerajaan yang berdiri di tengah-tengah Kerajaan besar Cina dan Rusia dengan Ulan Bator sebagai pusat pemerintahan. Walaupun tadinya mereka bukanlah Islam, namun kontak dengan muslim Cina dan Asia tengah membuat sebagian dari penguasa Mongol masuk Islam dan nama Khan turun temurun menjadi identitas muslim Mongolia. Namun, dalam perjalanannya Kerajaan Mongolia ini terpecah menjadi empat Khanates yakni Golden Horde yang didirikan oleh Batu Khan, di Rusia, Hulagu Ulus atau Ilkhanatas di Persia, Iran, Jagatai Ulus di Turkistan danDinasti Yuan Di China.


Tiga Khanates diantaranya resmi menyatakan Islam sebagai agama Dinasti yang mereka bangun, yakni Golden Horde, di Rusia, Hulagu Ulus atau Ilkhanatas di Iran, dan Jagatai Ulus. Sedangkan Dinasti Yuan yang dipimpin oleh cucu Gengiz Khan, Kubilai Khan walaupun tidak secara langsung menyatakan Islam sebagai agama resmi dinastinya, saat itu pembesar-pembesar bangsa Mongol dinasti Yuan sebagian besar beragama Islam. Termasuk ketika itu Muslim Uyghurs yang sampai kini memang dikenal sebagai muslim di Cina.

Orang-orang keturunan Bangsa Mongol di wilayah Rusia kemudian dikenal sebagai orang-orang Tatars, yakni orang Mongol yang bicara dalam Bahasa Turki di Rusia. Rusia menamakan kaum Tatars itu dengan nama Azebaijan Turks.Namun dalam skala besar, Kerajaan Mongol Golden Horde di Rusia-lah yang secara resmi menyatakan Islam sebagai agama kerajaan di abad 14. Kekuasaan Kekaisaran Mongol Golden Horde berakhir ketika Dinasti Utsmaniyah berdiri.

Namun orang-orang Tatars memiliki peran yang sangat kuat terhadap berdirinya Rusia, sebab, kebanyakan bangsa Tatars adalah bangsawan Rusia. Mereka sangat kuat dalam bidang organisasi, politik dan sosial ekonomi. Tak heran peran bangsa Tatars sangat penting dalam kebudayaan Rusia. Mayoritas bangsa Tatars adalah muslim. Mereka memiliki kebudayaan tingkat tinggi, ahli dalam bercocok tanam dan kerajinan, juga memiliki pusat kegiatan belajar muslim. Mereka banyak menempati wilayah Siberia yang kini pun lebih dikenal dengan nama Tartary.

Bangsa Turkic yang juga berasal dari keturunan Mongol adalah bangsa yang hidup di Asia tengah yang terdiri dari bangsa Uighurs, Kirghiz, Oghuz, Turks dan Turkmenistan.Bangsa Turkic ini tadinya ada di dalam Khanates Jagatai. Bangsa Turkic ini pun secara bertahap menerima Islam walaupun sebagian juga ada yang memeluk agama Budha, Shaman, Kristen, Zoroastrian dan lain-lain.

Bangsa Turkic di Kekhalifahan Abasiyah memegang kekuasaan di Timur Tengah, sedangkan bangsa Tukic di Uighur dan Khirgiz berjuang melawan kekuasan Kerajaan Cina. Namun, bangsa Khirgiz berhasil menjadi sebuah Negara modern yakni Khirgiztan, sedangkan bangsa Uighurs sampai saat ini wilayahnya masih menjadi teritorial Cina seperti Tibet dan Inner Mongolia. Sementara itu keturunan bangsa Mongol lainnya membangun dinasti Savafids di Iran dan Mugahl di India.

Islam di Outer Mongolia dan Inner Mongolia

Sebagai negara, Mongol kini tak sebesar namanya dulu. Nama resminya adalah Republik Mongolia namun lebih dikenal sebagai Outer Mongolia. Negara ini dihuni oleh 6 juta warga yang berada di Republik Mongolia, Inner Mongolia wilayah otonomi Cina, Kalmykia dan Buryat Republik Rusia. Mongol dikenal dengan dengan penduduknya yang nomaden dan suka berpindah-pindah lengkap dengan kuda, hewan ternak, domba dan tinggal di alam terbuka. Sebenarnya agama yang dianut oleh bangsa Mongol adalah Shamanisme tapi kemudian berpadu dengan ajaran Budha.

  

Penganut muslim di Outer Mongolia ini hanya berkisar 6 % saja dari seluruh jumlah penduduk Outer Mongolia. Dari seluruh muslim itu 88,7% adalah bangsa Kazakh yang tinggal di Bayan Olgi, dan 11% lagi adalah suku bangsa Khovd. Mereka juga ada yang tinggal di Ulan Bator, ibu kota Mongolia, di Kota Tov, Selenge Aimags dan Darkhan City.

Sebagian muslim Mongolia juga hidup di kawasan Inner Mongolia yang masih menjadi teritori Pemerintahan Komunis Cina. Kawasan ini pernah berada dalam sengketa antara pemerintah Cina dan Mongolia, namun penduduknya yang tinggal di sana memang bangsa Mongolia. Sebagian besar penduduk Mongolia yang tinggal di Inner Mongolia adalah muslim.

Inner Mongolia sendiri punya pemerintahan yakni di Hohhot yang jaraknya sekitar 45 menit penerbangan dari Beijing. Wilayahnya dikelilingi oleh pegununungan. Di sini nampaklah kekhasan Bangsa Mongol yang sebagian masih nodamen atau hidup berpindah dengan mendirikan tenda yang disebut yurt atau ger dipadang rumput yang luas.

Di Inner Mongolia kita juga bisa menemukan masjid dan yang paling terkenal adalah Masjid besar di Inner Mongolia. Masjid yang dibangun 450 tahun lalu ini memiliki banyak tanggung jawab dakwah terutama pada pembinaan bagi para pemudanya. Di masjid inilah para pemuda-pemuda dari berbagai belahan desa di Inner Mongolia dilatih untuk menjadi imam di daerahnya masing-masing.

Uniknya masjid tertua di daerah ini tidak nampak seperti masjid yang biasa dikenal. Tapi jika diperhatikan dari dekat, maka nampaklah bagian-bagian masjid seperti mihrab, rak-rak buku yang berisi Al Qur’an. Masjid kuno ini kini terkenal dan sering dikunjungi oleh turis muslim dari berbagai Negara.

Dana untuk mengelola masjid ini berasal dari komunitas muslim Inner Mongolia sendiri. Masjid-masjid di daerah pedesaan Inner Mongolia selain berfungsi sebagai masjid juga sebagai madrasah tempat pemuda-pemuda mereka belajar agama. Selain itu masjid juga menjadi pusat kegiatan dakwah dan pengumpulan dana agar kegiatan dakwah di masjid sekaligus madrasah mereka tetap bisa berlanjut.Semangat ini bisa dibilang luar biasa, sebab kehidupan mereka sendiri jauh dari kata makmur dan masih sangat memprihatinkan secara ekonomi.

Selain masjid, madrasah untuk muslimah juga didirikan di beberapa wilayah Inner Mongolia.Misalnya madrasah di Kota Keko, satu setengah jam perjalanan dari Kota Hohhot. Madrasah ini cukup terkenal, dan mampu menampung 200 orang santri. Di madrasah sederhana ini mereka mempelajari Al Qur’an dan Hadis. Banyak dari mereka juga fasih berbicara dalam bahasa Arab. Keberadaan madrasah ini ternyata sangat penting dalam pengembangan Islam. Terbukti banyak muslimah dari seluruh penjuru Cina tertarik untuk menimba ilmu di madrasah ini.

Muslim Mongolia di Inner Mongolia juga berinteraksi dengan mengucapkan salam dalam Islam. Bagi muslimahnya mereka mengenakan jilbab dan laki-lakinya menggunakan songkok. Muslim juga dikenali dengan adanya kaligrafi di depan rumah mereka.

Kehidupan muslim di wilayah Inner Mongolia memang menyedihkan apalagi Pemerintah Cina ternyata bersikap represif terutama jika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Karena itu dakwah yang mereka lakukan harus serba hati-hati, jika tidak ingin dicap sebagai teroris oleh pemerintah. Tapi, kehidupan di Outer Mongolia, atau Republik Mongolia yang merdeka sekarang ini juga tak ada bedanya. Kemiskinan terus mendera negara yang pernah jaya dengan penaklukkan besarnya ini. Walaupun demikian, bangsa Mongol telah melahirkan banyak dinasti-dinasti yang jaya dengan keislaman mereka. Paling tidak, sejarah pernah mencatat masa-masa gemilang itu.

Urutan Khilafah Islamiyah, Akankah Sejarah Kejayaan Islam Bangkit Kembali?

Ada begitu banyak analisa para pemikir dan pengamat tentang sebab-sebab "Jatuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924". Baik yang bersifat lebih teknis maupun sebab-sebab yang bersifat lebih umum.

Sebab-sebab secara teknis kita serahkan kepada para ahli sejarah, terutama sejarah Turki sendiri. Sedangkan yang akan kita bahas di sini adalah sebab-sebab secara umumnya saja.

SEBAB EKTERNAL KERUNTUHAN KHILAFAH TURKI UTSMANI

Sudah kita ketahui bersama bahwa Khilafah Turki Utsmani kalah pada perang dunia pertama. Sebagai negara yang kalah perang, maka negeri itu dengan mudah ditindas, dirampok dan juga diperebutkan wilyahnya oleh para pemangsa dan lawan-lawannya. Sampai terjadi penghinaan yang begitu besar, di mana bangsa Turki yang secara geografis memang penduduk Eropa dilecehkan dengan ungkapan The Sickman in Europe. Bahkan kata turkey dalam ungkapan mereka merupakan pelecehan, yang artinya ayam kalkun.

Pahlawan dan tokoh muslim Turki pu tidak luput dari penghinaan. Salah satunya adalah Barbarossa si Janggut Merah. Di dalam cerita Asterik, tokoh Barbarosssa muncul sebagai bajak laut yang bodoh. Padahal beliau adalah pahlawan Islam di masanya dan pelaut kafir Eropa sangat takut dengan angkatan perangnya.

SEBAB INTERNAL JATUHNYA KHILAFAH TURKI UTSMANI

Penjajahan barat terhadap Turki semakin menusuk tatkala mereka berhasil meraih generasi muda Turki dengan pendidikan ala barat. Tentu saja semua itu untuk mendapatkan satu tujuan, yaitu sekulerisasi selapis generasi. Maka lahirlah kemudian generasi baru yang anti Islam, Islamo-phobia, sekuler, liberal dan berotak barat. Mereka inilah yang kemudian didukung oleh Eropa untuk menumbangkan lembaga khilafah Islamiyah. Tercatat tokohnya adalah Mustafa Kemal Ataturk yang terlaknat. Sosok ini telah berhasil menumbangkan khilafah pada tahun 1924 lewat gerakan Turki Muda. 

Sayangnya, hujaman belati mematikan ini justru masuk ke dalam pelajaran sejarah di negeri kita sebagai kebangkitan, bukan sebagai kejahatan. Rupanya, jaring-jaring kerja bangsa-bangsa kafir itu sedemikian luas, sehingga sosok Kemal Ataturk yang zhalim itu, justru muncul dalam buku sejarah kita sebagai pahlawan. Padahal Kemal telah melakukan dosa yang bahkan Iblis pun tidak pernah melakukannya. Yaitu menumbangkan satu rangkaian khilafah Islamiyah yang terakhir. Padahal belum pernah sebelumnya umat Islam di dunia hidup tanpa naungan khilafah. 
Sebab khilafah sudah ada sejak zaman Rasululullah SAW hidup, yakni sejak 15 abad yang lalu. Selama itu, umat Islam belum pernah hidup tanpa ada khilafah. Iblis dan para jin tidak pernah mampu menumbangkannya. Tiba-tiba seorang sekuleris yang nota bene agamanya masih Islam, malah menumbangkannya. Walhasil, sejak jatuhnya khilafah Turki, umat Islam masuk dalam bid’ah kubro. Sebuah bid’ah teramat besar yang melebihi semua jenis bid’ah yang pernah ada. Dan tentunya sangat dibenci dan dimurkai. Sebuah bid’ah berupa umat Islam hidup tanpa naungan khilafah.

URUTAN KHILAFAH SEPANJANG SEJARAH ISLAM

Dengan wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 623 M, umat Islam segera membaiat Abu Bakar ra sebagai pengganti beliau. Istilah pengganti ini dalam bahasa Arab adalah khalifah. Lengkapnya, khalifatu rasulillah atau pengganti Rasulullah. Maksudnya bukan menggantikan posisi kenabian Muhammad SAW, melainkan posisi beliau SAW sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Sebab nabi kita itu selain sebagi nabi, juga berperan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Selain itu, ada juga sebutan lain buat posisi tertinggi umat Islam sedunia, yaitu istilah Amirul Mukminin. Artinya adalah pemimpin umat Islam.

KHILAFAH RASYIDAH

Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:

  • Abu Bakar ash-Shiddiq ra {tahun 11-13 H/632-634 M}
  • ‘Umar bin Khaththab ra {tahun 13-23 H/634-644 M}
  • ‘Utsman bin ‘Affan ra {tahun 23-35 H/644-656 M}
  • ‘Ali bin Abi Thalib ra {tahun 35-40 H/656-661 M} dan
  • Al-Hasan bin ‘Ali ra {tahun 40 H/661 M} 
Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. Disebut juga sebagai khilafah rasyidah karena posisi mereka sebagai shahabat nabi yang mendapat petunjuk. Dan memang ada pesan dari nabi untuk mentaati para khalifah rasyidah ini.

KHILAFAH BANI UMAYYAH

Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

  • Mu’awiyyah bin Abi Sufyan {tahun 40-64 H/661-680 M}
  • Yazid bin Mu’awiyah {tahun 61-64 H/680-683 M}
  • Mu’awiyah bin Yazid {tahun 64-65 H/683-684 M}
  • Marwan bin Hakam {tahun 65-66 H/684-685 M}
  • Abdul Malik bin Marwan {tahun 66-86 H/685-705 M}
  • Walid bin ‘Abdul Malik {tahun 86-97 H/705-715 M}
  • Sulaiman bin ‘Abdul Malik {tahun 97-99 H/715-717 M}
  • ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz {tahun 99-102 H/717-720 M}
  • Yazid bin ‘Abdul Malik {tahun 102-106 H/720-724M}
  • Hisyam bin Abdul Malik {tahun 106-126 H/724-743 M}
  • Walid bin Yazid {tahun 126 H/744 M}
  • Yazid bin Walid {tahun 127 H/744 M}
  • Ibrahim bin Walid {tahun 127 H/744 M}
  • Marwan bin Muhammad {tahun 127-133 H/744-750 M} 
Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.

KHILFAH BANI ABBASIYAH

Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani ‘Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-’Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah. Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
  1. Abul ‘Abbas al-Safaah {tahun 133-137 H/750-754 M}
  2. Abu Ja’far al-Manshur {tahun 137-159 H/754-775 M}
  3. Al-Mahdi {tahun 159-169 H/775-785 M}
  4. Al-Hadi {tahun 169-170 H/785-786 M}
  5. Harun al-Rasyid {tahun 170-194 H/786-809 M}
  6. Al-Amiin {tahun 194-198 H/809-813 M}
  7. Al-Ma’mun {tahun 198-217 H/813-833 M}
  8. Al-Mu’tashim Billah {tahun 618-228 H/833-842M}
  9. Al-Watsiq Billah {tahun 228-232 H/842-847 M}
  10. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah {tahun 232-247 H/847-861 M}
  11. Al-Muntashir Billah {tahun 247-248 H/861-862 M}
  12. Al-Musta’in Billah {tahun 248-252 H/862-866 M}
  13. Al-Mu’taz Billah {tahun 252-256 H/866-869 M}
  14. Al-Muhtadi Billah {tahun 256-257 H/869-870 M}
  15. Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah {tahun 257-279 H/870-892 M}
  16. Al-Mu’tadla Billah {tahun 279-290 H/892-902 M}
  17. Al-Muktafi Billah {tahun 290-296 H/902-908 M}
  18. Al-Muqtadir Billah {tahun 296-320 H/908-932 M}
  19. Al-Qahir Billah {tahun 320-323 H/932-934 M}
  20. Al-Radli Billah {tahun 323-329 H/934-940 M}
  21. Al-Muttaqi Lillah {tahun 329-333 H/940-944 M}
  22. Al-Musaktafi al-Allah {tahun 333-335 H/944-946 M}
  23. Al-Muthi’ Lillah {tahun 335-364 H/946-974 M}
  24. Al-Tha`i’ Lillah {tahun 364-381 H/974-991 M}
  25. Al-Qadir Billah {tahun 381-423 H/991-1031 M}
  26. Al-Qa`im Bi Amrillah {tahun 423-468 H/1031-1075 M}
  27. Al-Mu’tadi Bi Amrillah {tahun 468-487 H/1075-1094 M}
  28. Al-Mustadhhir Billah {tahun 487-512 H/1094-1118 M}
  29. Al-Mustarsyid Billah {tahun 512-530 H/1118-1135 M}
  30. Al-Rasyid Billah {tahun 530-531 H/1135-1136 M}
  31. Al-Muqtafi Liamrillah {tahun 531-555 H/1136-1160 M}
  32. Al-Mustanjid Billah {tahun 555-566 H/1160-1170 M}
  33. Al-Mustadli`u Biamrillah {tahun 566-576 H/1170-1180 M}
  34. Al-Naashir Lidinillah {tahun 576-622 H/1180-1225 M}
  35. Al-Dhahir Biamrillah {tahun 622-623 H/1225-1226 M}
  36. Al-Mustanshir Billah {tahun 623-640 H/1226-1242 M}
  37. Al-Musta’shim Billah {tahun 640-656 H/1242-1258 M}
  38. Al-Mustanshir Billah II {tahun 660-661 H/1261-1262 M}
  39. Al-Haakim Biamrillah I {tahun 661-701 H/1262-1302 M}
  40. Al-Mustakfi Billah I {tahun 701-732 H/1302-1334 M}
  41. Al-Watsiq Billah I {tahun 732-742 H/1334-1343 M}
  42. Al-Haakim Biamrillah II {tahun 742-753 H/1343-1354 M}
  43. Al-Mu’tadlid Billah I
  44. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah I
  45. Al-Watsir Billah II {tahun 785-788 H/1386-1389 M}
  46. Al-Musta’shim {tahun 788-791 H/1389-1392 M}
  47. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah II
  48. Al-Musta’in Billah {tahun 808-815 H/1409-1416 M}
  49. Al-Mu’tadlid Billah II {tahun 815-845 H/1416- 1446 M}
  50. Al-Mustakfi Billah II {tahun 845-854 H/1446-1455 M}
  51. Al-Qa`im Biamrillah {tahun 754-859 H/1455-1460 M}
  52. Al-Mustanjid Billah {tahun 859-884 H/1460-1485 M}
  53. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah III
  54. Al-Mutamasik Billah {tahun 893-914 H/1494-1515 M}
  55. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah IV 
Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar, sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.

KHILAFAH BANI UTSMANIYYAH

Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:
  1. Salim I {tahun 918-926 H/1517-1520 M}
  2. Sulaiman al-Qanuni {tahun 926-974 H/1520-1566 M}
  3. Salim II {tahun 974-982 H/1566-1574 M}
  4. Murad III {tahun 982-1003 H/1574-1595 M}
  5. Muhammad III {tahun 1003-1012 H/1595-1603 M}
  6. Ahmad I {tahun 1012-1026 H/1603-1617 M}
  7. Mushthafa I {tahun 1026-1027 H/1617-1618 M}
  8. ‘Utsman II {tahun 1027-1031 H/1618-1622 M}
  9. Mushthafa I {tahun 1031-1032 H/1622-1623 M}
  10. Murad IV {tahun 1032-1049 H/1623-1640 M}
  11. Ibrahim I {tahun 1049-1058 H/1640-1648 M}
  12. Muhammad IV {tahun 1058-1099 H/1648-1687 M}
  13. Sulaiman II {tahun 1099-1102 H/1687-1691 M}
  14. Ahmad II {tahun 1102-1106 H/1691-1695 M}
  15. Mushthafa II {tahun 1106-1115 H/1695-1703 M}
  16. Ahmad III {tahun 1115-1143 H/1703-1730 M}
  17. Mahmud I {tahun 1143-1168 H/1730-1754 M}
  18. ‘Utsman III {tahun 1168-1171 H/1754-1757 M}
  19. Musthafa III {tahun 1171-1187 H/1757-1774 M}
  20. ‘Abdul Hamid I {tahun 1187-1203 H/1774-1789 M}
  21. Salim III {tahun 1203-1222 H/1789-1807 M}
  22. Musthafa IV {tahun 1222-1223 H/1807-1808 M}
  23. Mahmud II {tahun 1223-1255 H/1808-1839 M}
  24. ‘Abdul Majid I {tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M}
  25. ‘Abdul ‘Aziz I {tahun 1277-1293 H/1861-1876 M}
  26. Murad V {tahun 1293-1293 H/1876-1876 M}
  27. ‘Abdul Hamid II {tahun 1293-1328 H/1876-1909 M}
  28. Muhammad Risyad V {tahun 1328-1338 H/1909-1918 M}
  29. Muhammad Wahiddin {th. 1338-1340 H/1918-1922 M}
  30. ‘Abdul Majid II {tahun 1340-1342 H/1922-1924 M}. 
Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah ‘Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari beberapa dekade, selama tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.

KEPASTIAN KEMBALINYA KHILAFAH

Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam saat in menjadi budak barat, kekayaan alam mereka dijarah, ekonomi mereka terpuruk, nilai mata uang mereka sangat rendah, hutang luar negeri mereka bertumpuk tak terbayar, pemuda mereka dirusak, wanita mereka menjadi hamba syhwt (**), bahkan masih ditambah lagi dengan rombongan Islam liberal dan sebagainya, namun masih ada harapan. Kita masih menemukan satu hadits dari Rasulullah SAW yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang rasyidah itu.

Sabda Rasulullah saw, Kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi: Namun tentunya khilafah ini tidak akan terbentuk begitu saja, bila hanya dengan doa dan diam saja. Atau hanya dengan bicara dan demonstrasi saja. Setiap umat Islam meski bersinergi untuk saling menguatkan dan saling menyokong semua upaya untuk kembali kepada khilafah Islamiyah. Sebab setiap elemen umat punya potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh saudaranya. Maka seruan untuk kembali kepada khilafah seharusnya bukan sekedar lips service, namun harus diiringi dengan kerja nyata, pembinaan dan pengkaderan 1,5 milyar umat, pendirian lembaga pendidikan dan sekian banyak pos-pos penting umat. Lantas diiringi juga dengan kebesaran hati, keterbukaan sikap serta jiwa kepemimpinan dunia Islam yang mumpuni.

Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menyaksikan berdirinya khilafah Islamiyah semasa kita hidup. Sungguh sebuah kepuasan yang dimpikan oleh dunia Islam selama ini. Islam kembali berdaulat, memimpin sebagai Rahmatan Lil Alamin, sehingga dunia penuh kemamkmuran dan kedamaian. Amien. Semoga bermanfaat ...

Detik-Detik Kematian Mustafa Kamal Ataturk

MUSTAFA Kamal Ataturk adalah penggagas Republik Turki . Ia didapuk sebagai pemimpin revolusi, negarawan dan Presiden Turki yang pertama.

Ataturk pula yang memindahkan ibu negara Turki dari Istanbul ke Angora yang kini dikenali sebagai Ankara.

Mustafa Kamal telah membentuk semula aspek kehidupan rakyat Turki agar sesuai dengan tuntutan ideologi Kemalist. Ideologi ini bertujuan membawa Turki ke arah negara modern, demokratik dan negara sekuler.

Ataturk memerintah dari tahun 1918 hingga 1934. Di saat kematiannya, ada beberapa penyakit kepadanya, di antara ialah: 

  1. Dilanda penyakit kulit hingga ke kaki di mana ia merasa gatal-gatal seluruh badan.
  2. Sakit jantung.
  3. Penyakit darah tinggi.
  4. Panas sepanjang waktu. 
Pada 26 September 1938, ia pingsan selama 48 jam disebabkan terlalu panas, lalu ia sempat siuman, namun kemudian hilang ingatan secara permanen.

Pada 9 November 1938, ia pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu ia meninggal, konon tidak seorang pun yang mau memandikan, mengafani dan menshalatkannya. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuannya datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengafani dan menshalatkannya.

Menurut banyak sumber, ketika dibawa ke pemakaman, mayatnya tidak mau masuk ke liang lahat. Disebabkan putus asa, akhirnya orang-orang yang menguburkan mayatnya mengawetkan mayat Ataturk sekali lagi dan dimasukkan ke museum yang diberi nama EtnaGrafi di Ankara selama 15 tahun atau sampai tahun 1953.

Setelah 15 tahun mayatnya kembali hendak dikuburkan, namun masih juga susah. Akhirnya, jenazahnya dibawa ke satu bukit dan ditanam dalam satu bangunan marmer yang beratnya 44 ton. Mayatnya dikubur di celah-celah batu marmer.
Reff

Hari Setelah 3 Maret 1924, Ketika Mustafa Kemal Menghancurkan Khilafah

TANGGAL 3 Maret 1924, Mustafa Kemal memanggil semua anggota Majelis Nasional Turki dalam sebuah pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan ancaman hukuman mati. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai ”Bisul Abad Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara sekuler Turki. Keputusan diambil tanpa perdebatan. Keputusan mencakup pembuangan Khalifah Abdulmajid Efendi yang memang sudah tak berdaya pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.

Berita pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam. Istambul merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi. Di Indonesia, kelompok modernis, seperti al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.

Mustafa Mengubur Peradaban Islam

Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.

Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..

Tahun itu juga, Latife—wanita yang dinikahi oleh Mustafa Kamal—yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan diusirnya.

Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki diberantas; desa-desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.

Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.

Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.

Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan “Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban.”

Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.

Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.

Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!

1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.

Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan kalimat ”Sesungguhnya Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”

Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.

Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki.

Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.

Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan gender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.

Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.
Reff

Detik-Detik Runtuhnya Khilafah Islam Pada 3 Maret 1924

KHILAFAH Islamiyyah telah bermula sejak zaman selepas kewafatan Rasulullah SAW, sejak pemerintahan Khulafaur Rasyidin, dilanjutkan pemerintahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, serta beberapa kerajaan lain sebelum kejatuhan kerajaan Islam yang terakhir, yaitu kerajaan Turki Utsmaniyyah.

Khilafah Islamiyyah merupakan kekuatan umat Islam yang amat menggetarkan pihak Barat. Khalifah adalah pengganti Rasulullah dalam mentadbir dan memerintah negara Islam, sekaligus sebagai pemimpin bagi umat Islam secara keseluruhan.

Setelah beberapa abad menguasai dua pertiga dunia, Kerajaan secara resmi dibubarkan pada 3 Maret 1924 M bertepatan dengan 27 Rejab 1342 H oleh Mustafa Kemal Atartuk. Kerajaan Islam terakhir yang mampu bertahan sehingga jatuhnya Khilafah Islamiyyah ini adalah Kerajaan Utsmaniyyah.

Siapa Mustafa Kemal Atartuk?

Mustafa Kemal Atartuk merupakan dalang dan pengkhianat di balik kejatuhan kerajaan Utsmaniyyah dan pembubaran Khilafah Islamiyyah khususnya.

Mustafa dilahirkan di Salonica pada 12 Maret 1881 Salonica merupakan kota orang Yahudi yang mempunyai penduduk sejumlah 140.000 orang. Sebanyak 20 000 dari mereka merupakan orang Yahudi Aldunama, yaitu kaum Yahudi yang berpura-pura memeluk agama Islam.

Sewaktu kecil, Mustafa Kemal Atartuk sangat dibenci dan disisihkan oleh teman-temannya. Dia sering bertengkar dengan guru, dan merasa senang jika mampu menyakiti seseorang. Dia sangat membenci bangsa Arab.

Ia mulai sekolah di Sekolah Fatimah, sebuah sekolah agama yang terkenal. Namun karena ayahnya membenci guru guru agama, Mustafa dipindahkan ke sekolah lain yang memasukkan Kurikulum Barat dalam pendidikannya. Pada usia dua belas tahun, Mustafa telah memasuki sekolah tentera di Salonica. Di sinilah guru-gurunya memberi gelar “Kemal” yang berarti pandai dalam pelajaran dan matematika.

Pada tahun 1898 ketika berusia 17 tahun, Dia memasuki Sekolah Tentara Monaster dan pada 1899, dia masuk Sekolah Tentara Istanbul. Di sini dia mulai aktif di bidang politik dan memasuki gerakan – gerakan rahasia. Pada tahun 1902 dia mendapat pendidikan di Akademi Staf Komando Militer dan lulus pada tahun 1905.

Mustafa Kemal Atartuk merupakan militer Turki yang melakukan konspirasi bersama pihak Barat untuk menjatuhkan Khilafah Islamiyyah dan menjadikan Turki sebuah Republik yang berdasarkan ideologi sekular. Dia meninggal dunia pada hari Kamis, 10 November 1938 karena mengidap berbagai penyakit, diantaranya Sirosis Hepatis karena mengkonsumsi alkohol yang banyak, penyakit kelamin (GO) serta beberapa penyakit lain yang mengerikan.

BANYAK peristiwa yang terjadi sebelum kejatuhan Khilafah secara rasmi pada 3 Maret 1924 M.

Peperangan Yunani-Turki

Peperangan antara Yunani dan Mustafa Kemal Atartuk merupakan peperangan yang telah lama diatur. Negara-negara Sekutu mendatangi Perdana Menteri Yunani, Venizelos untuk mendukung mereka agar Yunani menjalankan misi menjatuhkan Khilafah Islamiyyah. Dan Vinezelos setuju setelah mendapat dorongan dari pemuka pemuka agamanya dengan beberapa syarat, diantaranya penyerahan Kota Konstantinopel kepada Yunani jika mereka menang.

Atas persetujuan ini, Perancis kemudian mengirim dua orang wakil ke Turki untuk menawarkan Konsep Freemasonary kepada Turki dan bantuan dari Perancis dalam bentuk peralatan perang yang cukup untuk 40,000 orang tentara dan bala tentara dari Syria sebanyak 8,000 orang. Amerika dan Italia ikut terlibat di dalam perdagangan senjata ini.

Pertempuran Tentara Yunani dan Turki berlangsung beberapa kali dan akhirnya Yunani dikalahkan oleh tentara Turki. Perang pertama pada tanggal 10 Juli 1920 menyebabkan mundurnya Tentara Turki. Pertempuran kedua pada 23 Agustus 1921 juga menyebabkan kekalahan buruk bagi Turki.

Namun pada 13 September 1921, peperangan yang berlaku di Saqoria menunjukkan kekuatan tentara Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atartuk dengan mengalahkan tentara Yunani. Kemenangan Turki ini memberikan kepercayaan kepada kepimpinan Mustafa Kemal. Umat Islam mulai memberikan perhatian kepadanya dan tidak lagi mempedulikan Khalifah. Sikap Umat Islam ini sesuai dengan Konsep Freemason dan Barat untuk mengorbitkan nama Mustafa Kemal Atartuk.

Muktamar Luzan I

Muktamar ini diadakan pada tanggal 28 Oktober 1922 M. Muktamar ini mendatangkan perwakilan Kerajaan Sementara Ankara, perwakilan Kerajaan Utsmaniyyah serta negara-negara Sekutu. Undangan kepada perwakilan Kerajaan Utsmaniyyah hanyalah sebagai rasa keadilan semata.

Dalam Muktamar ini, tidak dibicarakan masalah kepentingan bersama, tetapi secara bulat memutuskan bahwa Turki akan dibentuk menjadi sebuah negara Republik dan kerajaan Utsmaniyyah dihapuskan.

Turki secara rasmi menjadi sebuah negara Republik pada tanggal 17 November 1922 oleh Majelis Kebangsaan Turki di Ankara. Akan tetapi, jabatan khalifah masih dipertahankan, namun hanya mengurusi hal hal yang berkaitan dengan agama saja.

Mukmatar Luzan II

Muktamar Luzan tidak hanya berhenti sampai disitu, selanjutnya diadakan muktamar yang kedua dengan beberapa rancangan sulit yang telah disampaikan oleh wakil Mustafa Kemal Atartuk yaitu Esmet Inono dan wakil Negara-negara Sekutu yaitu Lord Qiruzon. Rancangan sulit yang dibicarakan adalah:

  • Mustafa Kemal Atartuk harus membebaskan Turki dari pengaruh Islam.
  • Jabatan Khalifah harus dihapuskan.
  • Gaya hidup Islam harus diganti dengan gaya hidup Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. 
Perjanjian Esmut Inono dan Lord Qiruzon

Perjanjian ini berlangsung lebih kurang delapan bulan setelah Muktamar Luzan II diadakan. Perjanjian yang ditandatangani adalah : Turki harus membebaskan Qobrus, Syam, Iraw, Al-Jazair, Tunis, Mesir dan Libya dari pemerintahannya. Tujuannya jelas bahwa Inggris berniat memperluas jajahannya setelah kejatuhan Khilafah Islamiyyah nanti.

Muktamar Luzan 1923 M

Muktamar Luzan 1923 M menetapkan beberapa syarat yang harus diterima oleh Turki. Syarat-syarat tersebut ialah:

  • Penghapusan semua hal yang berkaitan dengan Islam dari Turki
Penghapusan Khalifah untuk selama-lamanya
  • Mengeluarkan Khalifah, para pendukungnya dan Islam dari negeri – Turki, serta mengambil harta Khalifah
  • Mengambil undang-undang sipil menggantikan undang-undang Turki yang lama
Pembubaran Khilafah Islamiyah 3 Maret 1924 M

Setelah lama merancang secara teliti dan mengadakan kesepakatan 
– kesepakatan rahasia, membawa masuk unsur-unsur negatif kepada kerajaan Utsmaniyyah, serta pengaruh individu – individu yang bermuka dua terutama Mustafa Kemal Atartuk sebagai dalang utama serta membawa harapan Barat. Mereka melaksanakan impiannya untuk menghapuskan Khilafah Islamiyyah yang menjadi nadi kekuatan umat Islam. Dan akhirnya pada 3 Maret 1924, secara rasminya Khilafah Islamiyyah dibubarkan.

Pada tanggal ini juga Mustafa Kemal Atartuk dengan resmi telah melakukan beberapa perubahan drastik, di antaranya:

  • Mengumumkan pemisahan agama dari pemerintahan negara
  • Menutup mahkamah – mahkamah Syariah
  • Menghapus jabatan Menteri Syariah dan Menteri Auqaf
  • Mengusir Khalifah Abdul Majid II serta semua keluarganya dari Turki. 
KEJATUHAN Khilafah Islamiyyah, secara keseluruhan memberi dampak yang amat mendalam bagi umat Islam dari berbagai aspek, sejak detik kejatuhannya 88 tahun yang lalu, hingga hari ini. Diantaranya terhadap identitas umat Islam, agama, sosial, undang-undang, pendidikan, ekonomi, bahasa, kesatuan umat Islam, bahasa dan pemikiran.

Hilangnya Identitas Umat Islam

Dampak kejatuhan Turki Utsmaniyyah diantaranya adalah hilangnya identitas umat islam yang tidak memiliki sistem pemerintahan khilafah. Umat islam menjadi lemah sehingga mudah dijajah satu persatu dan umat islam mulai dikotak-kotakkan serta ditindas karena tiada ada pemerintah yang adil lagi bijak. Umat islam tidak mampu mengamalkan ajaran islam yang sebenarnya karena tidak ada pemimpin islam.

Selain itu, umat Islam mengalami gejala perpecahan yang amat dahsyat yang semula berada di bawah satu khilafah Islamiyyah. Munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang mempunyai sistem perundangan dan identitas sendiri. Kedatangan penjajah yang telah menghapuskan sistem Khilafah islamiyyah dan membagi Negara-negara umat islam menjadi kerajaan kerajaan kecil mengikuti identitas bangsa dan budaya negeri. Maka lahirlah Negara Mesir, Iran, Arab Saudi, Kuwait dan lain-lain.

Agama

Dari sisi agama, Mustafa Kemal Atartuk memerintahkan penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-makna dan cita rasa bahasanya.

Hari libur umat islam yaitu hari Jumat diganti menjadi hari Ahad mengikuti hari libur orang Kristen. Perayaan hari raya Aidilfitri dan hari raya Aidiladha dihapuskan karena dianggap mengganggu ketenteraman rakyatnya. Kaum muslimin Turki dilarang menunaikan Haji. Kalendar Barat menggantikan Kalendar Hijriyyah. Kaum muslimin dipaksa menyerukan azan dengan bahasa Turki. Suatu ketika dia mendengar azan subuh dari masjid yang dekat dengan istananya, maka dia memerintahkan supaya tempat azan tersebut dirobohkan. Umat Islam dipaksa membaca Al-Quran dengan bahasa Turki bukan dengan bahasa arab.

Selain itu, Dia terus menerus menghina masjid-masjid dan mengurangi jumlah khatib yang dibayar pemerintah sehingga berjumlah hanya 300 khatib. Dia juga memerintahkan mereka untuk membicarakan banyak perkara dalam khutbah Jumat antaranya masalah pertanian, industri, politik dan disertai dengan pujian ke atasnya.

Sosial

Dari segi sosial, Umat islam dilarang memakai Tarbus dan menggantikannya dengan topi yang menjadi simbol kekafiran dalam pandangan bangsa Turki Muslim. Mustafa Kemal memerintahkan tentaranya membuat tiang gantung di seluruh lapangan yang terdapat di Bandar. Mereka yang menolak memakai topi, akan digantung di lapangan tersebut.

Pelarangan jilbab bagi wanita juga dilakukan. Kaum wanita diperintah menanggalkan jilbab termasuk di universitas dan sekolah. Ketika kaki dan tangan seorang wanita mengenakan penutup, maka mereka dianggap melakukan kesalahan dan dipecat dari jabatan.

Dia juga melarang poligami, menyamakan hak dan kewajipan antara lelaki dan wanita. Pemerintah memaksa wanita keluar rumah untuk memegang jabatan kerajaan yang dulu wanita kebanyakan berperan sebagai ibu rumahtangga. Pemerintah mendorong diselenggarakan pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan antara lelaki dan perempuan.

Undang Undang

Dari sisi undang – undang, Al-Quran tidak lagi dijadikan dasar utama dalam penyelenggaraan negara dan pembentukan undang-undang. Undang-undang Allah SWT dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Undang-undang Syariah digantikan dengan undang-undang Sipil yang berdasarkan sekularisme dengan mengadopsi Undang-undang Swiss, Itali dan Jerman.

Pendidikan

Dari sisi pendidikan, kebanyakan sekolah agama diganti dengan sekolah sekuler, yang menerapkan sistem pendidikan sekular sebagai dasar sistem pendidikan negara. Sistem yang bertujuan memisahkan islam dari kehidupan dunia manusia.

Mereka mendirikan sekolah yang mengajarkan Tarian Timur dan Tarian Barat supaya negara Islam terus mengalami kemunduran melalui hiburan dan berbagai bentuk maksiat yang meninggalkan syariat dan pertimbangan akal yang normal.

Ekonomi

Ekonomi Islam dihapus dan diganti dengan sistem ekonomi barat seperti Kapitalis, Sosialis, atau globalisasi ekonomi dan sebagainya. Bank-bank riba bebas bergerak dalam negara negara Islam. Penyelenggaraan ekonomi berbasis riba adalah hal biasa dalam kehidupan umat islam walaupun Islam dengan jelas mengharamkannya. Arak dan judi diperjualbelikan dan dijadikan sumber pemasukan utama bagi individu dan negara tanpa melihat dampak negatifnya dalam masyarakat.

Bahasa

Pemerintah juga mengganti bahasa Arab dan bahasa Turki dengan huruf Latin. Dengan cara tersebut, bangsa Turki dipisahkan secara total dari agama dan warisan mereka. Mereka yang tidak menguasai huruf latin dengan baik pada ketika itu dihukum dengan pengharaman kerja, menarik balik kewarganegaraan, pengusiran dari tanah air dan penjara. Selain itu, pengajaran bahasa arab dan bahasa Turki dihapuskan serta penggunaan bahasa arab dalam penulisan dan komunikasi diharamkan.

Pemikiran Umat Islam

Pemikiran umat islam mulai ditanamkan pemikiran sekulerisme yang meyakini bahwa kemajuan hanya dapat dicapai dengan mengikut cara barat. Pemikiran ini berbahaya karena masyarakat akan meninggalkan agama dan rusaklah tatanan masyarakat.

Kekuatan umat Islam yang sebenarnya adalah Khilafah Islamiyyah. Ia merupakan sesuatu yang dianggap Barat sebagai kekuatan ancaman yang dapat menyatukan umat Islam di bawah pemerintahan yang satu

Namun kejayaan Khilafah Islamiyyah yang telah bertahan lebih dari 1000 tahun lenyap begitu saja oleh kehadiran pihak Barat yang oleh orang orang munafik yang bermuka dua. Mereka rela membantu Barat untuk menghancurkan Khilafah

Dampak kejatuhan Khilafah sangat merugikan umat Islam. Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa mengambil pengajaran dan menyadari kelemahan kita sendiri dan sungguh sungguh mencari kekuatan untuk mengembalikan Khilafah Islamiyyah, agar umat Islam kembali bersatu padu seperti zaman Rasulullah s.a.w lebih 1400 tahun yang lalu.
Source

DETIK DETIK KELAHIRAN NABI MUHAMMAD

Pada malam itu, setan-setan dilarang naik ke langit, Padahal sebelumnya, mereka dapat naik-turun langit untuk mendengarkan percakapan-percakapan yang dilakukan para malaikat. 

Ketika mereka dilarang naik ke langit, maka mereka berkumpul pada Iblis alaihila’nah, Mereka pun berkata, “dahulu kami bisa naik ke langit, tetapi hari ini kami telah dilarang untuk naik”.
Iblis menjawab, “Menyebarlah kalian dimuka bumi dari barat sampai ke timur, dan perhatikan dengan seksama apa sebenarnya yang telah terjadi !”

Mereka lalu menyebar. Akhirnya setelah mengelilingi timur dan barat, sampailah mereka ke kota Mekkah. Disana tampak oleh mereka seorang bayi mulia sedang dikelilingi para malaikat dan memancarkan cahaya dari dirinya hingga mencuat ke langit, sedangkan malaikat-malaikat itu saling memberi ucapan selamat satu dengan yang lainnya kepadanya.


Kemudian kembalilah setan-setan itu menghadap kepada iblis, sambil menceritakan semua apa yang telah mereka saksikan itu. Maka iblis pun berteriak dengan suara yang sangat dahsyat kerasnya, seraya berkata, “Aaaaaaarrggghhhh !!!!!!!!!!, telah keluar “Ayatul‘alam” dan rahmat bagi bani Adam, karena itulah kalian telah dicegah untuk naik ke langit, tempat pandangannya dan pandangan ummatnya!!!!”.

Fathul Bari mengabadikan, pada malam hari itu juga, kerajaan Romawi dikejutkan dengan runtuhnya gereja-gereja yang mereka dirikan. Di Persia, Kaisar Kisra dikejutkan dengan peristiwa retaknya mahligai kekaisaran serta runtuhnya 14 buah tiang seri kerjaan. Para majusi pun tak kalah heran. Api dalam kuil Majusi yang telah menyala selama 1000 tahun itu padam.

Penduduk Mekkah pun tak kalah kaget dengan apa yang terjadi di depan Ka’bah. Mereka mendengar suara tanpa rupa dari tiap-tiap sudut Ka’bah. Dari sudut pertama terdengar ucapan, “Telah datang kebenaran (Islam), dan kebathilan (kekufuran) tidak akan kembali lagi”.

Dari sudut kedua terdengar ucapan, “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.

Dari sudut ketiga terdengar ucapan : “Telah datang kepadamu cahaya (Nabi) dari Allah dan kitab (Al-Qur’an) yang menerangkan”.

Dan dari sudut keempat terdengar ucapan, “Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan untuk menjadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi”.

Kita mengetahui, kelak bayi ini akan tumbuh menjadi anak yang jujur dan menjadi pemuda yang amanah. Ia akan menjadi seorang lelaki yang akan mengubah wajah sejarah. Lelaki itu Muhammad. Namanya terpuji di langit dan di bumi.

Ketika Kaisar Heraclius Mengagumi Nabi Muhammad SAW

 Pada masa Perjanjian Hudaibiyah atau gencatan senjata antara kaum muslimin dan musyrikin Quraisy, Rasulullah saw mengutus beberapa sahabat. Mereka dikirim kepada raja-raja bangsa Arab dan non-Arab untuk menyeru Al-Islam. Salah satu sahabat yang diutus adalah Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Ia ditugaskan untuk menyampaikan surat dakwah kepada Heraclius, Kaisar Romawi.

Dihyah pun diterima oleh Heraclius dengan sangat baik. Kemudian ia menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah saw kepada sang Kaisar Romawi.

Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah saw, ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Muhammad. Saat itu Abu Sufyan berada di sana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.

Para pengawal kerajaan pun melaporkan keberadaan Abu Sufyan dan teman-temannya kepada sang kaisar. Kemudian dipanggillah Abu Sufyan yang masih membenci Islam bersama teman-temannya ke hadapan Kaisar Romawi tersebut. Abu Sufyan dan teman-temannya datang menghadap Heraclius. Dengan didampingi seorang penerjemah, sang Kaisar mengawali pembicaraan dengan pertanyaan,

“Siapa di antara kalian yang paling dekat garis keturunannya dengan orang yang mengaku sebagai nabi ini?”


Abu Sufyan menjawab, “Saya, Tuan!”

Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi.

Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.

Heraclius : “Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?”

Abu Sufyan : “Ia berasal dari keturunan bangsawan.”

Heraclius : “Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?”

Abu Sufyan : “Tidak.”

Heraclius : “Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?”

Abu Sufyan : “Tidak ada.“

Heraclius : “Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?”

Abu Sufyan : “Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda.”

Heraclius : “Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?”

Abu Sufyan : “Terus bertambah dari waktu ke waktu.”

Heraclius : “Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?”

Abu Sufyan : “Tidak ada yang meninggalkannya.”

Heraclius : “Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?”

Abu Sufyan : “Tidak pernah.”

Heraclius : “Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?”

Abu Sufyan : “Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya.”

Heraclius : “Pernahkah engkau berperang dengannya?”

Abu Sufyan : “Pernah.”

Heraclius : “Bagaimana hasilnya?”

Abu Sufyan : “Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami.”

Heraclius : “Apa yang dia perintahkan kepadamu?”

Abu Sufyan : “Dia hanya memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri.”

Lalu, seperti dikisahkan oleh Abu Sufyan r.a, Heraclius memberikan tanggapan sebagai berikut melalui penerjemahnya.


Heraclius : “Aku bertanya kepadamu tentang silsilah keluarganya dan kau menjawab dia adalah keturunan bangsawan terhormat. Nabi-nabi terdahulu pun berasai dari keluarga terhormat di antara kaumnya.

Aku bertanya kepadamu apakah ada di antara keluarganya yang menjadi nabi, jawabannya tidak ada. Dari sini aku menyimpulkan bahwa orang ini memang tidak dipengaruhi oleh siapa pun dalam hal kenabian yang diikrarkannya, dan tidak meniru siapa pun dalam keluarganya.
Aku bertanya kepadamu apakah ada keluarganya yang menjadi raja atau kaisar. Jawabannya tidak ada. Jika ada leluhurnya yang menjadi penguasa, aku beranggapan dia sedang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan leluhurnya.

Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah berdusta dan ternyata menurutmu tidak pernah. Orang yang tidak pernah berdusta kepada sesamanya tentu tidak akan berdusta kepada Allah.

Aku bertanya kepadamu mengenai golongan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan menurutmu pengikutnya adalah orang miskin dan hina. Demikian pula halnya dengan orang-orang terdahulu yang mendapat panggilan kenabian.

Aku bertanya kepadamu apakah jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang. Jawabanmu, terus bertambah. Hal ini juga terjadi pada iman sampai keimanan itu lengkap.

Aku bertanya kepadamu apakah ada pengikutnya yang meninggalkannya setelah menerima agamanya dan menurutmu tidak ada. Itulah yang terjadi jika keimanan sejati telah mengisi hati seseorang.

Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah ingkar janji dan menurutmu tidak pernah. Sifat dapat dipercaya adalah ciri kerasulan sejati.

Aku bertanya kepadamu apakah engkau pernah berperang dengannya dan bagaimana hasilnya. Menurutmu engkau berperang dengannya, kadang engkau yang menang dan kadang dia yang menang dalam urusan duniawi.

Para nabi tidak pernah selalu menang, tetapi mereka mampu mengatasi masa-masa sulit perjuangan, pengorbanan, dan kerugiannya sampai akhirnya mereka memperoleh kemenangan.

Aku bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya, engkau menjawab dia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, serta melarangmu untuk menyembah berhala, dan dia menyuruhmu shalat, bicara jujur, serta penuh perhatian. Jika apa yang kaukatakan itu benar, dia akan segera berkuasa di tempat aku memijakkan kakiku saat ini.

Aku tahu bahwa orang ini akan lahir, tetapi aku tidak tahu bahwa dia akan lahir dari kaummu (orang Arab). Jika aku tahu aku bisa mendekatinya, aku akan pergi menemuinya. Jika dia ada di sini, aku akan membasuh kedua kakinya dan agamanya akan menguasa tempat dua telapak kakiku!”

Selanjutnya, Heraclius berkata kepada Dihyah Al-Kalbi, “Sungguh, aku tahu bahwa sahabatmu itu seorang nabi yang akan diutus, yang kami tunggu-tunggu dan kami ketahui berita kedatangannya dalam kitab kami. Namun, aku takut orang-orang Romawi akan melakukan sesuatu kepadaku. Kalau bukan karena itu, aku akan mengikutinya!”

Untuk membuktikan perkataannya tersebut, Heraclius memerintahkan orang-orangnya untuk mengumumkan, “Sesungguhnya kaisar telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Nasrani!” Seluruh pasukannya dengan persenjataan lengkap serentak menyerbu ke dalam ruangan tempat Kaisar berada, lalu mengepungnya.

Kemudian Kaisar Romawi itu berkata, “Engkau telah melihat sendiri bagaimana bangsaku. Sungguh, aku takut kepada rakyatku!”

Heraclius membubarkan pasukannyadengan menyuruh pengawalnya mengumumkan berita, “Sesungguhnya kaisar lebih senang bersama kalian. Tadi ia sedang menguji kalian untuk mengetahui kesabaran kalian dalam agama kalian. Sekarang pergilah!”

Mendengar pengumuman tersebut, bubarlah pasukan yang hendak menyerang Kaisar tadi. Sang Kaisar pun menulis surat untuk Rasulullah saw yang berisi, “Sesungguhnya aku telah masuk Islam.” Kaisar juga menitipkan hadiah beberapa dinar kepada Rasulullah saw.
Ketika Dihyah menyampaikan pesan Raja Heraclius kepada Rasulullah saw, beliau berkata, “Musuh Allah itu dusta! Dia masih beragama Nasrani.” Rasulullah saw pun membagi-bagikan hadiah berupa uang dinar itu kepada kaum muslimin

Raja Heraclius

Heraclius adalah Kaisar Bizantium 610-641. Dia bertanggung jawab untuk memperkenalkan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi kekaisaran. Kejayaannya dimulai pada 608, ketika ia dan ayahnya, Heraclius yang Penatua , para exarch Afrika , berhasil memimpin pemberontakan melawan perampas tidak populer Phocas . Pemerintahan Heraklius ‘ditandai dengan beberapa kampanye militer. Para Heraclius tahun berkuasa, kekaisaran terancam beberapa perbatasan. Heraclius langsung mengambil alih pimpinan dari perang melawan Sassanids . Pertempuran pertama berakhir dengan kekalahan untuk Yunani; tentara Persia berjuang menuju ke Bosphorus . Namun, karena Konstantinopel dilindungi oleh dinding tak tertembus dan angkatan laut yang kuat, Heraclius mampu menghindari kekalahan total. Segera setelah itu, ia memulai reformasi untuk membangun kembali dan memperkuat militer. Heraclius mengusir Persia keluar dari Asia Kecil dan mendorong jauh ke dalam wilayah mereka, mengalahkan mereka tegas dalam 627 pada Pertempuran Niniwe . Raja Persia Khosrau II dibunuh segera setelah dan perdamaian dipulihkan dengan dua kerajaan sangat tegang.

Namun, segera setelah kemenangannya ia menghadapi ancaman baru, invasi Muslim . Muncul dari Semenanjung Arab , kaum Muslim cepat menaklukkan kekaisaran Persia runtuh. Pada 634 kaum muslim menginvasi Suriah Romawi , Heraclius mengalahkan ‘saudara Theodore . Dalam waktu singkat orang-orang Arab akan menaklukkan Suriah, Mesopotamia, Armenia, dan Mesir.

Dalam hal agama, Heraclius dikenang sebagai kekuatan pendorong dalam mengkonversi masyarakat bermigrasi ke Semenanjung Balkan . Atas permintaannya, Paus Yohanes IV (640-642) dikirim Kristen guru dan misionaris ke Dalmatia , baru Kroasia provinsi diselesaikan oleh Porga dan klannya, yang berlatih Slavia paganisme. Dia mencoba untuk memperbaiki perpecahan dalam gereja Kristen sehubungan dengan Monofisit dengan mempromosikan suatu doktrin yang disebut kompromi Monothelitism , tetapi filosofi ini ditolak sebagai sesat oleh kedua belah pihak sengketa. Dia adalah Kaisar pertama yang melibatkan umat Islam , dalam tradisi Islam ia digambarkan sebagai seorang penguasa yang ideal yang berhubungan dengan Muhammad , adalah seorang mukmin sejati Islam, dan dilihat Muhammad sebagai nabi sejati, utusan Allah

Runtuhnya Imperium Romawi

Peristiwa pecahnya kerajaan Romawi berawal dari pembagian wilayah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur tetapi masih merupakan kerajaan Romawi. Karena Romawi sudah tidak sanggup lagi mengatur wilayahnya yang terlalu luas.

Tetapi kejadian ini merupakan malapetaka dari kerajaan Romawi itu sendiri. Romawi Barat menjadi lemah dan ditaklukkan kekaisaran Prusia(Jerman). Romawi Timur masih berdiri kokoh sampai abad ke-15. Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur berpusat di Byzantium(Kostantinopel) yang sekarang bernama Istanbul(di wilayah negara Turki sekarang).

Pendiri Kekaisaran Romawi ialah Costantyn yang Agung. Kaisar ini sudah dari awal membenci Islam. Juga diteruskan cucunya Kaisar Heraclius. Setelah pasukan Islam kuat mereka berupaya menaklukkan Kostantinopel tetapi selalu gagal.

Akhirnya tahun 1453 Muhammad al-Fatih menaklukkan kota benteng terkuat dan terakhir Romawi itu. Akhirnya kerajaan Romawi pun tamat.

Ceritanya begini Muhammad al-Fatih sudah mengepung bertahun-tahun kota itu, namun belum menyerah juga bahkan Kaisar Romawi menantang dan juga meremehkan kekuatan tentara Turki Seljuk(Islam). Lalu dengan menggunakan menara yang memakai roda pasukan Islam menyerang benteng. Akibatnya tembok-tembok benteng pun banyak yang rusak. Akhirnya Kapal Islam didatangkan bukan dari laut melainkan dari darat. Tentu saja pasukan Romawi kaget bukan kepalang. Dan datang pula pasukan Islam dari arah laut. Akibatnya pasukan Islam berhasil memanjat tembok. Tetapi banyak yang dilemparkan pasukan dari dalam tembok yang membuat semangat mereka jadi turun. Akhirnya Muhammad al-Fatih datang dan memberi semangat dengan menceritakan perjuangan Rasullulah merebut kembali kota Mekkah. Akhirnya pasukan Islam kembali semangat dan kembali memanjat tembok. Dan akhirnya pasukan Romawi pun menyerah juga.

Selain kekalahan dari Islam, pengaruh bangsa Anglo-Saxon(Suku kuno Inggris) dan bangsa Prusia serta bangsa Viking(bangsa bajak laut di sekitar laut Norwegia) yang telah bangkit juga turut mempercepat runtuhnya kerajaan Romawi.

Syiah Dan Trauma Sejarah Persia

Persia adalah sebuah bangsa dengan latar belakang sejarah yang cukup tua. Pernah menjadi salah satu negara adidaya (superpower) disamping Imperium Romawi. Lintasan sejarah tersebut pula yang mungkin telah menempa bangsa Persia menjadi bangsa yang cukup lihai dalam urusan politik dan filsafat. Agama resmi kerajaan Persia zaman itu adalah majusi/ zoroaster. Suatu pendapat mengatakan bahwa majusi bukannya menyembah api. Tetapi api adalah cara mencapai fokus. Konon, ada sebuah tempat pemujaan dari api yang tidak pernah padam hingga seribu tahun. Baru padam pada saat hari kelahiran Rasulullah SAW.

Sejarah panjang Persia tentu saja telah mewariskan karakter dan kebudayaan bangsa yang melekat. Ada pendapat yang menilai bahwa bangsa Persia termasuk bangsa penganut paham chauvinisme. Meyakini bahwa mereka adalah ras unggul. Ras/ bangsa yang punya martabat lebih tinggi dari bangsa/ ras lain.

Hal ini pula yang ikut melatarbelakangi penolakan Kisra (sebutan raja Persia) terhadap dakwah Rasulullah SAW. Bangsa Persia merasa lebih bermartabat dibanding bangsa Arab. Bahkan Kisra dengan angkuhnya merobek-robek surat Rasulullah SAW sambil mengatakan bahwa bangsa Arab tidak perlu mengajarinya tata cara beribadah. Rasulullah SAW mengatakan bahwa kerajaan itu akan dirobek-robek sebagaimana Kisra melakukannya pada surat Beliau SAW.

Benar perkataan Nabi SAW. Sekian tahun kemudian, kedigdayaan kerajaan Persia runtuh. Jatuh ke tangan kaum muslimin yang saat itu dipimpin oleh khalifah Umar bin Khattab.

Tentu momen sejarah tersebut sangat menusuk harga diri sebuah bangsa yang pernah berjaya. Menjadi sebuah trauma hebat bagi bangsa yang telah berabad-abad mengenyam kejayaan. Apalagi mengingat yang menaklukkan mereka adalah bangsa Arab yang menurut mereka lebih rendah martabatnya. 


Paling tidak ada tiga data sejarah penting yang perlu mendapat perhatian :  
  • Penaklukan Persia oleh muslimin terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. 
  • Pembunuh Amirul Mukminin Umar bin Khattab adalah orang majusi. 
  • Istri Imam Husein RA adalah orang Persia (bangsawan Persia yang ditawan saat penaklukan Persia, kemudian dinikah oleh Imam Husein RA).  
Bagi mereka yang sedang menelusuri kenapa sejarah versi Syiah menampilkan figur Umar bin Khattab sebagai aktor antagonis/jahat. Alasan kenapa hanya keturunan Imam Husein RA yang menjadi bagian dari sekian banyak imam-imam, sedangkan tidak satupun dari keturunan Imam Hasan RA yang menjadi imam.

Data-data sejarah di atas bisa menjadi wacana.

Apa Itu Jalur Sutra?

Jalur Sutra (The Great Silk Road) merupakan alur perdagangan para pedagang sejak abad ke-2 sebelum Masehi sampai dengan abad 16 Masehi. Jalur yang sangat terkenal ini menghubungkan Cina dan Kerajaan Romawi sepanjang 7.000 kilometer lebih. Dinamakan jalur sutra karena barang utama yang diperdagangkan lewat jalur ini awalnya adalah sutra Cina. Namun seiring waktu barang yang diperdagangkan berkembang perhiasan, emas, besi, dan lainnya.

Rute utama jalur ini melalui bagian tengah Cina melalui pegunungan Thien San, Asia Tengah, Afghanistan, Iran, bagian pantai Mediterrania, Afrika Utara, menuju Eropa. Para pedagang melewati jalur ini dengan kereta kuda. Merekalah yang diyakini memberikan pengaruh penting bagi perkembangan kehidupan modern Asia dan Eropa di segala bidang.

Jalur ini begitu penting sebagai urat nadi ekonomi, budaya, bahkan politik pada Abad Pertengahan. Namun Kawasan Asia Tengah yang tak pernah sepi konflik-konflik senantiasa menghantui jalur sutra.

Kawasan tersebut merupakan bagian dari kerajaan Rusia dan Cina sampai menjelang abad 20. Selanjutnya negara-negara Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, serta 10 negara sekitarnya sempat menjadi negara bagian dari Uni Sovyet selama lebih dari 70 tahun. Ketika Glasnost dan Perestroika berhembus dan mengakibatkan jatuhnya Sovyet pada awal 1990an, negara-negara bagian tersebut satu demi satu memerdekakan diri.

Asia Tengah yang sangat kaya dengan sumber daya alam (khususnya untuk energi seperti minyak, gas, uranium, batubara) membuat secara geostrategis posisi mereka menjadi penting.

Rusia dan Cina terus berupaya menjalin persahabatan dengan negara-negara baru merdeka itu demi mempertahankan pengaruh di sana. Negara Barat lain seperti Eropa dan Amerika Serikat pun tidak mau ketinggalan. Dengan berbagai alasan (seperti perang terhadap terorisme dan kejahatan lintas batas) AS dan EU membangun berbagai pangkalan militer di kawasan tersebut.

Karena masih muda dan sebagai akibat 70 tahun dibawah kekuasaan Sovyet, negara-negara Asia Tengah juga mengalami pergolakan. Tekanan penguasa atau pemerintah pada sendisendi kehidupan masyarakat masih sangat terasa. Perjalanan menuju demokrasi juga membuat berbagai gejolak sosial politik dan menimbulkan berbagai masalah ekonomi.

Tiap pemerintah terus mencari model dan strategi perekonomian yang tepat demi mensejahterakan masyarakatnya. Berdasarkan data World Bank, tingkat perekonomian Kazakhstan dan Turkmenistan berada di bawah rata-rata dunia, Uzbekistan dan Kyrgyzstan masuk kelompok negara dengan tingkat pembangunan ekonomi rendah, sedangkan Tajikistan termasuk negara termiskin di dunia.

Namun secara umum, perekonomian seluruh negara Asia Tengah tumbuh rata-rata 8% pada 2006. Ini cukup fantastis dan menunjukkan arah yang tepat dari seluruh proses reformasi perekonomian kelima negara tersebut. Dengan total GDP US$ 100 milyar dan jumlah penduduk sekitar 90 juta orang, pasar Asia Tengah menjanjikan potensi keuntungan yang besar bagi pebisnis.

Kawasan tersebut juga mulai bebenah untuk saling mengintegrasikan diri demi memperlancar arus komunikasi dan transportasi. Terlihat dari semakin banyaknya infrastruktur berupa jalan, rel kereta, dan jembatan. Jalur penerbangan juga dibuka untuk saling menghubungkan kelima negara dan dengan negara bekas jajahan Uni Sovyet lain.

Kegiatan produksi lima negara Asia Tengah didominasi oleh pengolahan sumber daya mineral dan hasil pertanian. Dua kegiatan ini mendominasi ekspor dari kawasan. Produksi terbesar atas minyak, batubara, dan mineral lainnya dilakukan oleh Kazakhstan. Sedangkan industri ringan, bahan-bahan kimia dan proses mekanik banyak dilakukan Uzbekistan. Turkmenistan lebih banyak memproduksi gas alam dan pengolahan kapas, sedangkan Kyrgyzstan dan Tajikistan memfokuskan diri pada produksi tenaga listrik, penambangan emas, serta pengolahan aluminium. Untuk produk pertanian, kelima negara memiliki hasil olahan buah dan sayuran. Juga ada kekhususan untuk produk tertentu seperti bijibijian (Kazakhstan), serta kapas dan sutera (Uzbekistan, Tajikistan dan Kyrgyzstan).

Sebaliknya, mereka mengimpor dalam jumlah besar beberapa mesin dan peralatan untuk pengembangan industri dalam negeri mereka. Mereka juga banyak membutuhkan bahan-bahan kimia untuk penambangan dan pengolahan mineral. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, negara-negara Asia Tengah banyak mengimpor bahan makanan serta produk kayu dan kertas.

Sampai saat ini Asia Tengah banyak melakukan perdagangan dengan Negara yang secara geografis berdekatan seperti Rusia, Cina, dan Turki. Jerman, Korea Selatan, Switzerland, Uni Emirat Arab dan AS mulai mensuplai Asia Tengah terutama dengan komoditi pertanian dan mesin serta peralatan industri.Analisa yang dilakukan Asian Development Bank (ADB) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa terdapat potensi perdagangan yang sangat besar dengan negaranegara Asia Selatan dan Timur serta negara-negara Barat lainnya. Studi ADB juga mengungkapkan bahwa ada banyak hambatan perdagangan yang timbul di kawasan tersebut. Hambatan utama berasal dari kondisi geografis Asia Tengah yang tidak memiliki la utan (landlocked) sebagai jalur utama perdagangan.

Ini mengakibatkan mahal dan lamanya pengiriman barang karena harus melalui negara-negara transit yang tak sepenuhnya dapat dikontrol oleh Asia Tengah. Selain itu, tiap negara memiliki kebijakan perdagangan yang ketat atas banyak produk untuk melindungi pasar dalam negeri. Produk pertanian menghadapi tarif yang sangat tinggi di seluruh negara Asia Tengah. Tarif yang sering berubah juga merupakan masalah lain yang harus dihadapi para calon pebisnis di Uzbekistan,Kazakhstan, dan Tajikistan. Masalah berikutnya yang perlu diwaspadai ialah adanya kendala pendanaan melalui sektor perbankan. Kendala ini membuat transaksi perdagangan dengan negaranegara Asia Tengah seringkali terhambat.

Bagi Indonesia, Asia Tengah merupakan pasar non tradisional yang sangat prospektif. Ini mengingat ada kesamaan latar belakang agama Islam yang dianut penduduk Asia Tengah dan melimpahnya sumber daya alam. Sektor ekonomi yang dapat dikembangkan lebih lanjut antara lain tekstil, hasil pertanian dan perkebunan, informasi dan teknologi, otomotif, furnitur, makanan halal, real estate, perhotelan, pariwisata khususnya wisata sejarah, migas dan bahan mineral lainnya. Para pengusaha Indonesia yang bergerak pada bidang-bidang tersebut perlu mengantisipasi peluang pasar di kawasan ini.

Pemerintah Indonesia juga mulai melirik ke Asia Tengah sebagai alternatif pasar di Asia. Pada kunjungan delegasi Pemerintah dan Kadin Uzbekistan bulan April lalu, Kepala Pusat Pengembangan Pasar Wilayah Asia Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menyampaikan bahwa pasar Uzbekistan khususnya dan Asia Tengah umumnya belum banyak diketahui pengusaha Indonesia, padahal diakui potensi yang ada sangat besar. Kepala Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) menyampaikan perlu peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan Indonesia di kawasan tersebut.

Salah satu kendala yang juga dihadapi ialah tidak adanya transaksi langsung dengan pedagang di sana. Hampir semua transaksi perdagangan melalui pihak ketiga. Untuk itu Pemerintah RI dan negara-negara Asia Tengah perlu meningkatkan kerjasama untuk membuka jalur penerbangan langsung dan memfasilitasi perdagangan langsung ke kawasan tersebut.

Namun di pihak lain diperlukanjuga keberanian para pebisnis Indonesia untuk menjadi pelopor dalam menerobospasar tradisional di sana. Uzbekistan yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik tiap negara.

Mungkin banyak yang berkata: pasar Asia Tengah terlalu kecil, terlalu jauh, terlalu sulit untuk dimasuki, terlalu banyak hambatannya atau terlalu sedikit insentif pasarnya. Namun justru dibalik itu semualah terletak potensi keuntungan yang tinggi. Hukum besi ekonomi “risiko tinggi, profit besar’’ masih tetap berlaku. Semua hanya perlu keberanian untuk memulainya.

Bertafakurlah ...

TAFAKUR 

Disebutkan di dalam hadits, bahwa tafakur sesaat adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dorongan untuk bertafakur, tadabur, berpikir, dan mengambil pelajaran dapat diketahui dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits. Tafakur adalah kunci untuk memperoleh cahaya, asas meminta pertolongan dan perangkap ilmu.

Keutamaan tafakur disebutkan Allah dalam bentuk pujian, “…dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.” (QS. Ali Imran (3): 191) 

Ibn ‘Abbas berkata kepaa suatu kaum, “Janganlah kamu memikirkan tentang Allah SWT.” Maka Nabi SAW bersabda, “Berpikirlah tentang penciptaan Allah, tetapi jangan kamu berpikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu mengukur-Nya,” 

Dari Nabi SAW., bahwa pada suatu hari ia keluar menuju suatu kaum. Mereka sedang bertafakur. Maka Nabi SAW bertanya, “Apa yang kamu sedang kerjakan sehingga kamu tidak berbicara?” Mereka menjawab, “Kami sedang memikirkan ciptaan Allah SWT.” Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Kalau begitu, maka lakukanlah. Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi janganlah kamu memikirkan tentang-Nya. Sesungguhnya di barat ini ada bumi yang putih cahayanya perjalanan matahari empat puluh hari. Di dalamnya terdapat makhluk dari makhluk-makhluk Allah. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah sekejap mata pun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lalu dimana setan terhadap mereka? Beliau bersabda, “Mereka tidak tahu setan diciptakan atau tidak.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan anak Adam?” Beliau bersabda, “Mereka tidak tahu Adam diciptakan atau tidak.” 

Dari ‘Atha’: “Pada suatu hari aku dan ‘Ubaid bin ‘Umair pergi kepada ‘Aisyah ra. Di antara kami dan ia dipisahkan hijab. “Aisyah bertanya, ‘Wahai ‘Ubaid, apa yang menghalangimu dari mengunjungi kami?’ ‘Ubaid menjawab, ‘Sabda Rasulullah SAW., “Berkunjunglah, Tetapi jangan terlalu sering, niscaya hal itu akan menambah kepadamu kecintaan.”

Selanjutnya Ibn ‘Umair berkata, “Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Maka ‘Aisyah menangis, lalu berkata, “Setiap ihwalnya menakjubkan. Pada malam giliranku, ia datang kepadaku sehingga kulitnya menyentuh kulitku. Beliau berkata, ‘Biarkan aku shalat kepada Tuhanku.’ Maka beliau pergi ketempat air, lalu berwudhu. Kemudian beliau shalat. Maka beliau menangis sehingga basah janggutnya. Kemudian beliau sujud sehingga air matanya membasahi tanah. Selanjutnya beliau berbaring pada salah satu sisinya hingga datang Bilal menyeru shalat subuh. Maka Bilal bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkanmu menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang.’ Beliau menjawab, ‘Bagaimana kamu ini, wahai Bilal, apa yang mencegahku untuk menangis. Sesungguhnya pada malam ini Allah SWT telah menurunkan wahyu, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang berakal.”

Selanjutnya beliau bersabda, "Celakalah orang yang membacanya tetapi tidak memikirkannya.”

Ada yang bertanya kepada Al Auza’i, “Apa tujuan memikirkan penciptaan langit dan bumi? Al-Auza’i menjawab, “Membaca ayat-ayat tersebut dan memahaminya.”

Al-Junaid ra., berkata, “Majelis yang paling mulia dan paling tinggi adalah duduk dengan memikirkan medan tauhid, hembusan angin makrifat, minum dengan gelas cinta dari lautan kasih dan pandangan dengan prasangka baik kepada Allah SWT.” Kemudian ia berkata, “Aduhai betapa agungnya majelis dan betapa lezatnya minuman. Bahagialah bagi orang yang dianugerahinya.”

HAKIKAT TAFAKUR DAN BUAHNYA

Ketahuilah, bahwa makna tafakur adalah menghadirkan dua makrifat di dalam hati agar dari keduanya membuahkan makrifat ketiga. Misalnya, seseorang mengetahui bahwa akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Berusaha memperoleh yang lebih baik dan lebih kekal adalah lebih pantas. Tujuan dari tafakur adalah membuahkan ilmu didalam hatinya. Maka hal itu menyebabkan keindahan. Kedua makrifat itu merupakan keselamatan. Keduanya merupakan buah dari ilmu dan ilmu merupakan buah dari tafakur.

OBJEK TAFAKUR

Ketahuilah, bahwa kadang-kadang hamba memandang dan memikirkan keadaan dirinya, sebagaimana telah dijelaskan. Kadang-kadang pula ia memandang kita, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan Allah SWT.

Memikirkan Zat Allah SWT tidak ada jalan lain selain dengan zikir semata. 

Adapun memikirkan tentang sifat-sifat, kerajaan dan malakut-Nya, maka setiap kadar berpikir tentang kerajaan-Nya, MALAKUT-Nya, dan sifat-sifat-Nya bertambah pula kecintaan terhadap-Nya. Adapun memikirkan tentang ciptaan-Nya adlah untuk menyingkap ihwal-Nya. Hal itu dapat dilakukan dengan merenungkan makna nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serata memikirkan langit, bumi, planet-planet, dan setiap sesuatu selain Allah SWT. Itu semua adalah ciptaan dan buatan-Nya. Allah SWT berfirman, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk.” (QS. Fushilat (41): 53). Dan juga firman-Nya, “Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyyat (51): 21) 


Maka objek tafakur adalah dirimu sendiri, kemudian segala ciptaan Allah SWT.
Reff