aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 14 Juli 2013

Ganjar Satrio Raih Emas di World Skill Competition 2013 dengan Ketelitian

Sorak sorai lagu Indonesia Raya nyaring terdengar di salah satu sudut terminal kedatangan luar negeri, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, kemarin (9/7). Warna merah putih pun tampak mendominasi dari kejauhan, seiring dengan kedatangan rombongan yang juga memakai atribut merah putih. Rombongan itu adalah para siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang baru saja tiba dari Leipzig, Jerman, seusai mengikuti kompetisi internasional World Skill Championship (WSC). 

Dengan senyum mengembang, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SesDitjen Dikmen Kemdikbud) Mustaghfirin Amin menghampiri ke-32 siswa SMK itu. Mustaghfirin mengalungkan sebuah karangan bunga kepada salah seorang siswa yang adalah peraih medali emas bidang Graphic Design Technology WSC. Dia adalah Ganjar Satrio. Kemudian, pengalungan bunga pun dilakukan kepada Andrie Safargi, peraih medali perak bidang Prototype Modeling. Diikuti, pengalungan bunga terhadap delapan siswa peraihMedalion for Excellence.

Ganjar Satrio merupakan siswa lulusan SMK Negeri 3 Kasian, Bantul. Pengenalannya terhadap dunia desain saat sekolah menengah pertama (SMP) membawa dia terhadap kecintaan dunia desain. Ketika diwawancarai, Ganjar dengan antusias menceritakan pengalamannya selama mengikuti kompetisi.

Anak kedua dari dua bersaudara ini menjelaskan terdapat empat modul yang harus dikerjakan selama empat hari. Cakupan modul adalahpackaging, majalah, editorial, dan advertising. Adapun waktu pengerjaan selama lima jam, untuk masing-masing modul tersebut.

Secara tersirat, Ganjar mengungkapkan pentingnya kesiapan mental yang dimiliki saat mengikuti kompetisi ini. Ganjar mengakui tidak memiliki bayangan apapun terhadap soal yang akan dikerjakan. “Saat mendapatkan modul, kita memang diberikan lima jam waktu pengerjaan, tapi hanya 10 menit untuk membaca soal, 15 menit untuk mendiskusikan bersama pembimbing,” jelasnya. Dia menambahkan, “Sisanya kita yang mengerjakan sendiri,” katanya.

Menurut Ganjar, indikator keberhasilan tiap peserta adalah adanya kesesuaian hasil pengerjaan modul peserta, dengan permintaan soal dalam modul. Dia mencontohkan, terdapat permintaan untuk mengerjakan kemasan teh dengan tema mediation, happiness, dan relaxation pada salah satu modul. Untuk modul tersebut, Ganjar memvisualisasikan dengan warna-warna tertentu. “Untuk mediation teapakai warna biru, kalau ga salah happiness itu kita pakai warna orange, dan relaxation pakai warna ungu,” ujarnya.

Pada saat pengerjaan modul majalah, Ganjar diminta untuk dapat memvisualisasikan cover majalah bisnis. “Disitu saya pakai desain dewasa, simple, yang mewujudkan bisnis,” ujarnya.

“Terus terang saya tidak yakin menang, karena saingannya semua berat, tapi yang saya lihat ketelitian sangat diperhatikan, mungkin itu keunggulan saya makanya mendapat emas,” beber Ganjar.

Ganjar sangat berharap dapat tetap berkarya di dunia desain grafis. "Saya mau ciptakan emas-emas lain bagi adik-adik selanjutnya, mau kuliah di luar biar ilmu di luar bisa dibagi disini," tutur Ganjar.

Munafik, Manusia Penuh Rekayasa

Tanda orang munafik ada tiga, apabila seseorang diberi amanat, ia khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia tidak menepatinya; dan apabila berdebat, ia akan berbuat curang. (HR. Mutafaq’alaih)

Sesungguhnya orang munafik adalah orang yang penuh dengan kepalsuan, penuh dengan rekayasa dan lebih sibuk membangun topeng. Sedangkan seorang mukmin hidupnya asli, tidak ada rekayasa, karena semua kebohongan itu tidak diperlukan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Allah tidak memerlukan kepalsuan itu. Allah yang Maha Memiliki segalanya. Seorang mukmin seyogyanya bersih perbuatanya. Tidak terlalu banyak memikirkan pandangan orang lain, yang terpenting dalam pandangan Allah saja. Hidupnya apa adanya.

Orang munafik itu berbahaya, karena ia sesungguhnya orang musyrik hatinya, tapi lahiriahnya menampilkan orang beriman, seperti Abdullah bin Ubay. Orang munafik pun bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari. Semua perbuatannya mencerminkan tidak ingin dekat dengan Allah, tidak memakai hati, melainkan agar dinilai orang lain. Sebisa mungkin orang munafik akan berusaha keras untuk benar-benar dengan akal-akalan melakukan apa pun di hadapan orang lain, seperti ingin berwibawa. Sehingga selama ia berbicara dan berbuat, fokusnya hanya untuk mengatur kewibawaannya, tidak melihat hati.

Orang munafik ketika berkata seringkali ditambah-tambah dengan kebohongan. Tidak sesuai antara keterangan dan kenyataannya. Bahkan beda antara mulut dan hatinya. Ia tidak bisa dipegang pembicaraannya. Dia berjanji bukan berniat akan ditepati, melainkan untuk keinginan sesuatu dari orang lain. Bagi yang berniat menepati janji, ketika berjanji berarti ia mengunci untuk ditagih yang membuatnya, sedangkan bagi orang munafik, janjinya untuk sekadar agar orang lain percaya atau senang padanya. Makanya ia mudah mengeluarkan janji-janjinya. Dalam hal amanah ia tidak mempedulikan amanah dari Allah, melainkan lebih mengutamakan gayanya daripada hakikat dari amanah yang dipikulnya.

Dalam aspek ibadah pun seorang munafik bisa terdeteksi. Dalam berdoa misalnya, mulut berdoa tapi hati tidak. Benarkah hatinya ingin mendekat kepada Allah? Allah mengetahui semua kebohongan itu, Allah tidak bisa di bohongi. Karena Allah mengetahui lubuk hati terdalam. Apakah ingin diketahui, dilihat, ataukah diperlakukan spesial.

Keinginan-keinginan tersebut semestinya lepas dari makhluk, barulah akan tenang hati ini. Kita tidak memerlukan pengakuan orang, yang penting Allah saja. Jangan sampai kita menggunakan nama Allah untuk komoditas agar terlihat shaleh. Sekilas mungkin orang akan terkecoh oleh kepalsuan, sedangkan Allah tidak bisa dikelabui, tetapi Allah Maha Mengetahui.

Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan. (QS Al-Anbiya:110)

Sesungguhnya segala perbuatan yang kita lakukan akan dihisab semuanya. Berbahagialah bagi siapa pun yang terbebas dari kemusyrikan dan kemunafikan. Sehalus apa pun bersih hidupnya. Maka dibuat nyaman hatinya oleh Allah. Lepasnya hati dari selain Allah. Lillaahi ta’ala.

Apa yang menyebabkan orang cenderung munafik? Karena hati kita cenderung musyrik, menganggap ada sesuatu selain Allah SWT yang bisa memberi manfaat dan mudharat. Yang bersih hatinya ia akan terbebas dari sifat kemunafikan. Akhlak jelek karena hatinya busuk, dan hati busuk karena tauhidnya buruk. Akhlak jadi bagus, tauhidnya pun harus bagus.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS An-Nisaa : 142)


Allah tidak bisa dibohongi dengan cara apa pun, karena Dia mengetahui lubuk hati yang dalam. Hati ini harus lepas dari makhluk.

Dengan demikian, dari paparan di atas, orang munafik itu paling dibenci Allah SWT. Apalagi bila ilmu agamanya makin banyak sedangkan ia masih munafik, tentu kebencian Allah juga akan lebih daripada yang lainnya.

Pejuang-Pejuang Al-Haq yang Berakhir Tragis

Sejarah yang terus berulang. Pergumulan antara Al-Haq dan Al-Bathil, tak pernah berhenti dan tak berganti. Yang berubah hanya pelaku. Substansi sama. Dan terus menerus akan berlangsung dimuka bumi ini.
Tak satu pun pemimpin Muslim yang berhasil menjadi top leader di suatu negara, lalu ia berusaha melakukan reformasi sejati dan perbaikan substansial, melainkan ia akan dihadapkan pada Kudeta-Penjara-hingga pembunuhan.
Sejarah telah mencatat nama-nama yang hingga kini melegenda:
1. Sultan Abdul Hamid II.
Ketika ia berusaha tegar menolak rayuan dan iming-iming harta dari Zionis Yahudi, agar menyediakan tanah Palestina bagi entitas Yahudi. Ketika ia berusaha mendirikan Liga Islami dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk melawan ekspansi pasukan Salib terhadap dunia Islam, ia dihadapkan dengan konspirasi dan pengkhianatan tingkat tinggi dari seorang Yahudi Dunama yang bernama Mustafa Kemal At-Taturk dibantu oleh beberapa negara yang tak ingin Islam kembali jaya.
Nasib yang dialami Sultan Abdul Hamid II sangat tragis. Ia hidup dalam kurungan rumah. Diperlakukan penuh hina dina. Bahkan media massa saat itu, menjadi corong pembusukan karakter sang Sultan. Hingga rakyat yang cinta menjadi benci, malah melaknat Sultan.
2. PM Turki Manderes.
Menang dalam pemilu dengan suara mayoritas. Ia putuskan untuk mengembalikan Turki ke pangkuan Islam. Adzan dikembalikan ke dalam B. Arab. Ia pun mengunjungi negara-negara Teluk. Kemudian secara sembunyi-sembunyi menunaikan ibadah haji. Tak lama kemudian, ia dikudeta dan dihukum gantung sebagai syahid.
3. Raja Faishal bin Abdul Aziz.
Sejarah telah mencatatnya dengan tinta emas. Beliau memerangi Isral dan Barat. Bahkan impian pertama beliau adalah, hilangnya Israel dari dunia. Cita-cita dan tindakan inilah yang membuat AS geram. Hingga AS memanfaatkan anggota kerajaan Saudi yang tinggal di AS, untuk menjadi eksekutor pengeboman terhadap Raja Faishal.
4. PM Turki Ir. Necmettin Erbakan.
Ia terang-terangan menunjukkan jati diri sebagai muslim dan Kepala Pemerintahan Islam. Ia aktif mempelopori pendirian D-8, yaitu Asosiasi Negara-negara Islam dalam rangka mendongkrak kemajuan eknomi di dunia islam. Tak lama berselang, militer yang setia kepada paham sekuler, langsung mengkudetanya untuk kemudian memenjarakan seumur hidup.
5. DR. Muhammad Moursi, Al-Hafizh.
Ia bekerja siang malam agar Mesir menjadi negara maju, tanpa menyingkirkan citra Islamnya. Mesir yang independen secara militer, industri, pangan, bahkan kebutuhan kendaraan. Nasibnya pun tak lebih baik. Hanya 1 tahun berkuasa, ia disingkirkan militer atas restu AS.
Mereka telah mencatatkan diri dalam sejarah Islam. Perjuangan menegakkan Islam dan syariatnya, jika serius dan nyata, pasti akan dihadapkan pada kudeta-penjara-bahkan kematian. Namun jika hanya sebatas mengibar-ngibarkan bendera, atau teriak-teriak, AS-Barat-Israel akan membiarkan bahkan jika perlu memberikan fasilitas. Reff  

Mengikis Korupsi Dalam Islam

Korupsi, adalah masalah yang tidak asing bagi bangsa Indonesia. Karena hampir setiap hari berita-berita menayangkan tindak pidana ini. Pada dasarnya korupsi, di samping dilarang negara, juga dilarang oleh agama. Maka, orang yang melakukan korupsi, berarti melanggar ajaran agama sekaligus melanggar tatanan kehidupan bernegara. Apa penyebab dan pemicu terjadinya korupsi ini ?

Pertama, karena ada kesempatan. Karena ada kesempatan inilah kemudian si koruptor bisa merekayasa, memanipulasi data, mencari celah untuk menyelewengkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya.

Kedua, tekanan. Baik tekanan dari diri sendiri, ambisi untuk memiliki harta yang banyak. Tekanan dari keluarga yang ingin memiliki harta benda banyak, agar keluarganya terpandang, bergengsi. Bisa juga tekanan itu berasal dari jenjang struktural di atasnya. Karena ditekan oleh atasannya yang tanpa mampu dia hindarkan, maka dapat pula terjadinya korupsi.

Ketiga, rasionalisism (kebiasaan). Kita ketahui, bahwa tidak hanya satu instansi saja yang korupsi, tetapi sudah marak di instansi manapun terjadi kosupsi di negeri ini. Seolah sudah menjadi kewajaran, seolah sudah menjadi kebiasaan. Akibatnya, orang yang korupsi sudah tidak malu lagi, sehingga mengakibatkan korupsi merajalela karena dianggap wajar, dianggap biasa.

Terkait kondisi yang sedemikian parahnya itu, mungkin perlu kita renungkan sabda Rasulullah SAW : “Tidak akan mencuri ketika dia beriman, dan di saat dia mencuri imannya lepas. Dan tidak pula orang itu yang berzina ketika dia beriman, dan di saat berzina imannya lepas." 


Karena itulah Islam tidak menghendaki korupsi. Islam hadir untuk menjadikan hamba Allah yang bersih baik lahir maupun batin, bersih fikiran maupun bersih pekerjaan dari hal-hal yang negatif. Islam mempunyai konsep, agar umat Islam terhindar dan tidak terjebak dalam lingkaran korupsi. Islam mengajarkan untuk mencari harta dengan cara halal dan baik. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah 168, yang maknanya : 

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Pertama, Islam mengajarkan untuk memulai sesuatu dengan niat yang tulus, ikhlas karena Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah al Bayyinah :5 yang maknanya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. 

Allah berfirman pula al-Haj: 37: maknanya : Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. 

Rasulullah SAW bersabda :"Sesungguhnya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikahwininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu." 

Kedua, diajarkan bagi umat Islam untuk memiliki sifat ridha (menerima apapun ketentuan Allah). Karena Allah Maha Adil, Maha Kasih Sayang, Maha Pemurah, tidak satu makhluk pun yang di dholimiNya. Semua diberi perangkat oleh Allah SWT dengan sempurna, diberi akal, diberi perasaan, diberi kemauan, dan diberi himmah-himmah yang lain. Yang semua itu bertujuan untuk manusia menjalani hidup di dunia, dengan catatan sesuai dengan tuntunan dan ajaran yang diridhohi Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia dengan strata kehidupan yang berbeda-beda, ada yang kaya, ada pula yang miskin, ada pejabat ada bawahan. Di mana keduanya bisa saling mengisi dan saling membutuhkan. Karena itu, ketika kita menempati di manapun, harus kita sadari bahwa semua itu merupakan karunia dari Allah SWT. Kita harus ridha atas qadar dan qadha’nya Allah SWT. Karena dalam memberikan apapun kepada hambaNya, Allah SWT mendahulukan kasih sayangNya, daripada murkaNya. Jika apapun yang kita terima kita sukuri, maka dampaknya kita akan merasa senang, dan bahagia dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Ketiga, mengendalikan hawa nafsu terhadap harta. Menuruti hawa nafsu tidak ada puasnya. Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf : 53 maknanya : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. 

Allah SWT menganugerahkan nafsu sebagai modal kehidupan, dan harus kita kendalikan, kita arahkan agar tidak keluar dari jalur keridhaan Allah SWT. Semoga kita bisa mendapat bimbingan Allah SWT mampu mengendalikan nafsu, sehingga terhidar dari korupsi dengan bermacam-macam bentuknya. 

Hati-hati Dalam Berteman

Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri.

Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannyabila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama."

Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”

Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).

Janganlah engkau melibatkan diri dalam hal yang tidak bermanfaat bagimu. Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya. Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah berteman dengan orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat. Dan musyawarahkan urusanmu hnya dgn orang-orang yang takut kepada Allah. (Umar bin Khotob)

Sebaik-baik teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA PUASA SEBELUM KITA MATI. Dan seburuk-buruk teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA MAKAN DAN MINUM SEBELUM KITA MATI. (hilyatul auliya)

Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yang jika engkau ingin dekat dengan Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.

Banyak bergaul dengan orang-orang sholeh adalah obat bagi penyakit hati. Sedangkan banyak bergaul dgn orang-orang rusak adalah sumber penyakit hati. Maka berhati-hatilah dalam memilih teman dekat, dan selektiflah dalam bergaul. Menyendiri lebih baik daripada bergaul dengan orang-orang yang buruk/jahat, dan bergaul dengan orang-orang baik lebih baik daripada menyendiri. Rasulullah berkata: Seseorang akan mengikuti agama teman dekatya. (HR ABU DAWUD)

“Sebaik-baik hamba Allah adalah orang yang jika dilihat (menjadi perhatian) disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah adalah orang yang berjalan dengan mengadu domba, memecah belah antara orang-orang yang saling cinta, dan senang untuk membuat susah orang-orang yang baik.” (HR. Ahmad 4/227, periksa juga kitab “Hashaid al-Alsun” hal. 68)

Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.

Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.

  1. Aqidahnya benar.
  2. Akhlaqnya baik.
  3. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
  4. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis. 
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka.

Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia, bening laksana mutiara...

Hati Tempat Rebutan Antara Malaikat Dan Syaitan

Susahnya menjaga hati. Sedangkan ia adalah tempat pandangan Allah. Ia merupakan wadah rebutan di antara malaikat dan syaitan. Masing-masing ingin mengisi. Malaikat dengan hidayah, syaithan dengan kekufuran. Bila tiada hidayah, ada ilmu pun tidak menjamin dapat selamat, sekalipun ilmu diperlukan.

Susahnya menjaga hati. Bila dipuji, ia berbunga. Terasa luar biasa. Bila dicaci, aduh sakitnya. Pencaci dibenci. Bahkan berdendam sampai mati. Bila berilmu atau kaya, sombong mengisi dada. Jika miskin atau kurang ilmu. Rendah diri pula dengan manusia. Adakalanya kecewa. Kemuncaknya putus asa. Pada takdir yang menimpa, kita susah untuk redha. Ujian yang datang, sabar tiada. Jiwa menderita.

Melihat kelebihan orang lain, hati tersiksa. Kesusahan orang lain, hati menghina. Bahkan terhibur pula. Suka menegur orang, tapi bila ditegur hati luka. Aduh susahnya menjaga hati. Patutlah ia dikatakan raja diri. Bukankah sifat sombong pakaian Raja?!

Bukan mudah menahan marah apabila orang marah kepada kita atau orang membuat kesalahan kepada kita. Bukan mudah tidak membalas terhadap orang yang menganiaya dan memfitnah kita. Sedangkan mereka menyusahkan kita, dan kita pun menderita dibuatnya.

Tidak mudah menahan perasaan hati agar tidak berbunga ketika ada orang memuji kita. Apakah kita boleh menolak pujian itu dengan rasa hati bahwa kita tidak layak menerimanya? Tidak mudah, biasanya hati sedap dan berbunga rasanya.

Apabila kita berhadapan dengan orang serba istimewa, ada yang kaya, berjabatan tinggi, tinggi ilmunya sedangkan kita orang biasa saja, biasanya kita inferiority complex dibuatnya, malu pun timbul. Dapatkah kita merasa biasa saja, tidak terasa apa-apa?

Yang penting kita dengan Tuhan ada hubungan senantiasa, takut dan cinta. Terasa bahagia dengan Tuhan, rasa senang dengan-Nya yang lain tidak ada arti apa-apa. Apakah mudah hati kita menahan derita bila mendapat bala bencana? Tidak mudah, biasanya hati kita derita dibuatnya. Kita rasa kecewa, kita rasa orang yang malang hidup di dunia. Kita tidak dapat hubungkaitkan dengan hikmah dan didikan Tuhan kepada kita. Bahkan biasanya selalu saja buruk sangka dengan Tuhan yang melakukannya. Hati kita rasa bahwa tidak semestinya Tuhan menyusahkan kita.

Begitu jugalah kalau kita orang istimewa, berilmu, berjabatan tinggi, kaya! Biasanya rasa megah datang tiba-tiba, sombong pun berbunga, mulailah kita menghina. Hidup kita pun mulailah berubah, sebelumnya beragama lupa agama. Kalau dahulu dapat bergaul dengan orang biasa, sekarang kawan kita golongan atas saja. Hendak bergaul dengan orang biasa seperti dahulu rasa jatuh wibawa.

Begitulah hati manusia sentiasa berubah-ubah apabila berubah keadaan. Karena itulah kita disuruh berdoa: “Ya Allah tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, dan mentaati-Mu.”

Definisi Tawakkal

Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram".

Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.

Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, seklipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.

Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya menurut ajaran Islam ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal.


Pada zaman Rasulullah ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."
Reff