aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 14 Desember 2012

Aplikasi Ilmu Fisika Dalam Kehidupan Sehari-Hari

  

Aplikasi Bernoulli Tendangan Pisang 


  
David Beckham, Zinedine Zidane, Luis Figo, Roberto Carlos, Alessandro Del Piero, dan Andrea Pirlo merupakan pemain yang memiliki tendangan bebas (free kick) yang mematikan. Kiper sehebat Buffon, Casillas, Smeichel, Van Der Sar, dan Bartez pernah merasakan kehebatan tendangan bebas tersebut. Kiper-kiper tersebut tak berkutik ketika bola melewati pagar betis dan tanpa “permisi” masuk ke dalam gawang. 

Tendangan bebas yang sering berujung gol tersebut dikenal dengan sebutan tendangan pisang. Disebut tendangan pisang karena bola yang ditendang akan membentuk lintasan melengkung ke samping seperti bentuk buah pisang. Bagaimana tendangan pisang ini dapat terjadi? Melalui fisika kita dapat menjelaskan peristiwa tersebut. 

Pemain-pemain yang memiliki kemampuan tendangan pisang tersebut menendang bola sedikit di bawah pusat berat bola dengan ujung sepatunya. Tendangan seperti ini merupakan gaya sentripental yang membuat bola melambung dan berputar (spin). Ketika bola bergerak aliran udara mengalir berlawanan arah dengan arah gerak bola.   


Putaran bola akan mempercepat aliran udara di daerah A (perhatikan gambar) sehingga di daerah ini kecepatan udara lebih besar dibandingkan dengan kecepatan udara di daerah B. Menurut Bernoulli semakin cepat aliran udara maka tekanannya semakin rendah. Tekanan di daerah A lebih kecil dibandingkan dengan tekanan di daerah B. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya tekan dari B ke A. Gaya tekan ini akan membuat bola berbelok membentuk lintasan yang melengkung seperti pisang. Peristiwa melengkungnya bola ini dalam fisika sering disebut Efek Magnus. Kalau kalian ingin menguasi tehnik tendangan pisang perlu latihan yang giat. Bagaimana?? Fisika itu memang asyik ya!! 

Aplikasi Impuls dan Momentum
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsep-konsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena di alam. Salah satunya penerapan konsep impuls dan momentum. Impuls adalah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan momentum merupakan ukuran kesulitan untuk memberhentikan (mendiamkan) benda. Impuls dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu tertentu sedangkan momentum dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda tersebut. Berikut ini disajikan beberapa contoh penerapan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari:

 
1. Karateka  
Apakah anda seorang karateka atau penggemar film action? Jika kita perhatikan karateka setelah memukul lawannya dengan cepat akan menarik tangannya. Ini dilakukan agar waktu sentuh antara tangan dan bagian tubuh musuh relatif singkat. Hal ini berakibat musuh akan menerima gaya lebih besar. Semakin singkat waktu sentuh, maka gaya akan semakin besar.

 
2. Mobil 
Ketika sebuah mobil tertabrak, mobil akan penyok. Penggemudi yang selamat akan pergi ke bengkel untuk ketok magic. Lho kok jadi ngomongin ketok magic ya…Ok cukup ketok magicnya. Mobil didesain mudah penyok dengan tujuan memperbesar waktu sentuh pada saat tertabrak. Waktu sentuh yang lama menyebabkan gaya yang diterima mobil atau pengemudi lebih kecil dan diharapkan keselamatan penggemudi lebih terjamin.

 
3. Balon udara pada mobil dan sabuk pengaman 
Desain mobil yang mudah penyok tidak cukup untuk menjamin keselamatan pengemudi pada saat tetabrak. Benturan yang keras penggemudi dengan bagian dalam mobil dapat membahayakan keselamatan pengemudi. Untuk meminimalisir resiko kecelakaan tersebut, pabrikan mobil ternama menydiakan balon udara di dalam mobil (biasanya di bawah setir), wah bisa terbang dong (guyon….). Ketika terjadi kecelakaan pengemudi akan menekan tombol dan balon udara akan mengembang, sehingga waktu sentuh antara kepala atau bagian tubuh yang lain lebih lama dan gaya yang diterima lebih kecil. Sabuk pengaman juga didesain untuk mengurangi dampak kecelakaan. Sabuk pengaman didesain elastis.

 
4. Sarung Tinju
Chris John seorang petinju juara dunia asal Indonesia (hebat ya) pada saat bertinju menggunakan sarung tinju. Sarung tinju yang dipakai oleh para petinju ini berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls ketika memukul lawannya, pukulan tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama dibandingkan memukul tanpa sarung tinju. Karena waktu kontak lebih lama, maka gaya yang bekerja juga semakin kecil sehingga sakit terkena pukulan bisa dikurangi.  

 
5. Palu 
Kepala palu dibuat dari bahan yang keras misalnya besi atau baja. Kenapa tidak dibuat dari kayu atau bambu ya? Kan lebih mudah mendapatkan kayu dan bambu, nggak mahal lagi (hemat atau pelit kambuh!!!) Palu dibuat dengan bahan yang keras agar selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya yang dihassilkan lebih besar. Jika gaya impuls besar maka paku yang dipukul dengan palu akan tertancap lebih dalam.

 
6. Matras 
Waktu pelajaran olahraga di sekolah dulu guruku akan mengambil nilai lompat tinggi. Galah yang dipasang horizontal nggak terlalu tinggi sekitar 1-1,2 meter terus di bawah galah diletakan matras.

Matras dimanfaatkan untuk memperlambat waktu kontak. Waktu kontak yang relatif lebih lama menyebabkan gaya menjadi lebih kecil sehingga tubuh kita tidak terasa sakit pada saat jatuh atau dibanting di atas matras.

Pertanyaan Sederhana yang Mungkin Sulit Dijawab
Banyak fenomena menarik yang terjadi di alam, menyimpan “misteri” tanda kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pertanyaan-pertanyaan muncul sebagai langkah awal untuk menguak ”misteri” tersebut. Pertanyaan yang sederhana diajukan oleh orang sekitar kita tentang fenomena alam mungkin akan sulit kita jawab. Berikut penjelasan fenomena-fenomena alam yang diperoleh dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat. 


 
1. Mengapa langit biru?  
Sinar matahari yang menerangi langit siang berwarna putih yang “terbuat” dari warna pelangi.Debu dan partikel-partikel udara lain di udara mengurai cahaya dari matahari dan biru keluar paling kuat. Delapan foton cahaya biru muncul untuk setiap satu merah (cahaya biru yang memancar keluar dari molekul delapan kali lebih terang daripada cahaya merah). Langit tidak “murni” biru, karena warna-warna lain juga mencapai ke mata kita tetapi warna yang lain “ditenggelamkan” oleh warna biru. 



2. Mengapa warna api biasanya orange?

Warna api tergantung dari suhu. Warna biru meanandakan suhu yang sangat tinggi. Api memerlukan oksigen. Ketika lilin terbakar, bagian tengah api,dekat dasarnya, tidak mendapatkan banyak oksigen. Jadi tampak gelap. Tetapi bagian luar dan puncak api mendapat banyak udara, di bagian ini api menyala terang. Saat sumbu terbakar dan lilih meleleh dan mendesis, karbon-serpihan lilin yang terbakar hangus dan berterbangan. Serpihan kecil karbon ini sangat panas, sehingga nyala api berwarna orange. 

 
3. Mengapa bintang berkelap-kelip?

Bintang sebenarnya tidak berkelap-kelip. Bintang kelihatan berkelap-kelip apabila dilihat dari jarak jauh dan ketika cahayanya harus melewati udara dalam perjalananya ke mata kita. Saat sinar bintang melewati udara rapat kemudian udara tipis maka bintang tampak berkelap-kelip.

 
4. Dari mana datangnya pelangi?

Resep pelangi: butir-butir air di udara, cahaya, dan seseorang untuk melihatnya. Matahari harus “rendah” dilangit (sedikit di bawah garis cakrawala), anda berdiri membelakangi matahari memandang ke arah di mana hujan turun atau hujan baru turun. Seberkas sinar matahari menembus pusat tetesan air hujan kemudian sinar matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan akibatnya sinar putih mendadak terpecah menjadi berkas-berkas warna yang cantik (pelangi).

 
5. Mengapa gelembung bulat?

Gelembung bulat karena tegangan permukaan menyebabkan lapisan cairan menarik diri ke bentuk yang mungkin paling kompak (stabil). Bentuk kompak di alam adalah bola. Jadi udara di dalam ditahan oleh gaya yang sama di sekeliling gelembung (sampai gelembung tidak pecah).


6. Bagaimana cara magnet menarik?

Magnet bisa menarik karena atom-atom dalam kelompok yang disebut domain magnetik (pertikel elementer) memiliki medan magnet dan menghadap ke arah yang sama. Jadi setiap domain seperti magnet kecil. Medan magnet tersebut disebabkan oleh arus listrik elektron-elektron yang bergerak mengorbit nukleus atom.


7. Bagaimana embun terjadi?

Embun terbentuk ketika udara yang berada di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi menahan semua uap air. Kelebihan uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah. Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal. Ketika benda-benda di dekat tanah menjadi dingin, suhu udara disekitarnya juga menjadi berkurang. Udara yang lebih dingin tidak dapat menahan uap air sebanyak udara yang lebih hangat. Jika suhu udara bertambah semakin dingin, maka akhirnya akan mencapai titik embun. Titik embun adalah suhu dimana udara masih sanggup menahan uap air sebanyak mungkin. Bila suhu udara semakin bertambah dingin, sebagian uap air akan mengembun di atas permukaan benda yang terdekat.


8. Mata terlihat merah hasil foto kamera

Cahaya blitz dari kamera masuk ke mata dan difokuskan ke retina yang terdapat banyak pembuluh darah. Tiba di retina, bayangan sinar tadi dibuat bayangan oleh kamera di film. Dan ketika film di cetak, warna merah retina akan muncul di foto mata, sehingga mata terlihat berwarna merah.

 
9. Bagaimana kabut terbentuk?

Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap, campuran yang mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah dengan mengehentikan pencemaran atmosfer. 


10. Mengapa kita tidak boleh melihat gerhana matahari dengan mata telanjang?

Pada saat kita menatap matahari ketika bagian matahari tertutup bulan, cahayanya tidak terlalu menyilaukan sehingga otak tidak memerintahkan pupil mata untuk mengecil. Akibatnya cahaya matahari yang kurang menyilaukan (tetapi tetap berbahaya) itu masuk dengan leluasa ke mata sampai ke retina. Bagian retina yang menerima cahaya matahari ini akan terbakar, tetapi karena retina tidak punya syaraf rasa sakit, kita tidak akan terasa apa-apa. Gangguan penglihatan baru mulai terjadi beberapa menit atau jam sesudah melihat gerhana.


11. Mengapa mobil tangki bensin selalu menyeret seuntai rantai besi?

Sewaktu truk melaju bensin akan terguncang, bebenturan dan bergesekan antara bensin dan dinding tangki. Ini dapat menyebabkan tangki bensin bermuatan listrik dan lama kelamaan akan terkumpul. Waktu berjalan debu akan melekat pada permukaan truk. Kalau debu itu tertumpuk terlalu banyak, dapat menimbulkan percikan bunga api. Ini sangat membahayakan terutama ketika bensin dituang. Untuk mencegah bahaya ini dengan menghantarkan muatan listrik yang timbul dalam tangki bensin maupun debu yang melekat pada permukaan truk itu ke tanah. Rantai yang diseret di belakang truk berfungsi untuk mengalirkan muatan-muatan listrik tersebut ke tanah.


12. Bagaimana gitar listrik dapat menghasilkan bunyi

Bagian gitar listrik yang menghasilkan bunyi adalah batang mendatar yang berisi magnet-magnet batang yang dililit kumparan kawat (disebut juga pickup). Senar gitar terbuat dari logam. Ketika bergetar, senar memotong garis medan magnet dan menghasilkan perubahan fluks magnetik dari magnet batang. Perubahan fluks ini menghasilkan arus listrik pada kumparan dan akan dikuatkan oleh ampliflier sehingga terdengar bunyi.

Dan masih banyak aplikasi dari ilmu Fisika dalam kehidupan sehari-hari!

Kerancuan Kurikulum 2013


Meskipun pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengaku bahwa penyusunan Kurikulum 2013 dimulai 2010, tetapi kegiatan itu marak setelah lontaran ide Boediono tentang relevansi dan beban pelajaran di sekolah kita.

Menurut Wakil Presiden Boediono, tersebab konsepsi substansi pendidikan yang sampai saat ini tak jelas, timbullah kecenderungan memasukkan segala yang dianggap penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan sesuatu yang seharusnya dari pendidikannya. Sudah waktunya, tegas Boediono, memikirkan apa yang seyogianya diajarkan agar manusia Indonesia mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsanya (Kompas, 29/8/2012).

Tak mudah menentukan apa yang selayaknya diajarkan di sekolah agar relevan dengan kebutuhan bangsa, apalagi untuk mengantisipasi perkembangan masa depan yang gaib. Menyusun kurikulum mengharuskan kita mengobyektivikasi dasar-dasar normatif kebangsaan dan pendidikan dengan memperhitungkan segenap potensi dan situasi yang senantiasa berubah. Kebermaknaan sebuah kurikulum justru terletak pada kecermatan logis menghubungkan antara hal-hal prinsipiil dengan hal-hal riil itu, kemudian mengkristalisasikannya pada mata pelajaran. Tanpa kesungguhan, perubahan kurikulum hanya mengutak-atik apa yang ada dengan dibumbui pengantar yang muluk.

Kurikulum 2013, selain dirumuskan tergopoh, sepertinya juga disusun atas dasar substansi pendidikan yang tetap tak jelas sehingga rujukan utamanya hanyalah pikiran pemerintah (baca: Kemdikbud) yang telah terobsesi gagasan keren, tetapi mengambang, yaitu pendidikan karakter dan daya saing. Alhasil, produknya tidak menunjukkan suatu koherensi yang utuh.

Ketakseimbangan Orientasi


Dalam banyak kesempatan, Mendikbud dan jajarannya menyatakan bahwa perubahan ini perlu dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar anak-anak mampu bersaing pada masa depan. Namun, dari enam mata pelajaran sekolah dasar yang ditetapkan menunjukkan ketakseimbangan antara mata pelajaran yang berorientasi pada masa lampau, yang lebih menekankan pada pewarisan nilai-nilai, dan mata pelajaran yang membentuk pola pikir murid untuk menghadapi masa depan yang sarat dengan nalar dan konsep saintifik.

Mata pelajaran Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), serta Bahasa Indonesia selain mengawetkan ”pusaka” bangsa, bersama Matematika adalah rumpun pengetahuan yang bersifat deduktif yang menuntun berpikir aksiomatis apriori dari dalil-dalil yang umum. Sementara sains (seperti IPA dan IPS) adalah pengetahuan ”ilmiah” yang terbentuk dari model berpikir induktif aposteriori, bertolak dari fakta-fakta empirik yang partikular. Ketakseimbangan ini akan memengaruhi alur dan kekuatan berpikir serta nalar kritis anak.

Bangsa Indonesia yang masih diliputi alam pikiran mitis dan mistis kiranya perlu pendidikan yang menumbuhkan budaya menalar secara saintifik sejak dini. Oleh sebab itu, mata pelajaran sains (IPA dan IPS) di SD, khususnya di kelas lanjut, seharusnya berdiri sendiri, tak diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Sementara pada kelas I-III SD semua materi dan nilai-nilai mata pelajaran cukup disampaikan dalam tiga mata pelajaran: Membaca, Menulis, dan Berhitung.

Pengintegrasian IPA dan IPS semakin menampakkan kerancuan ketika Mendikbud menyatakan—dalam pidato peringatan Hari Guru Nasional 2012—bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis sains, yaitu mendorong siswa agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) dengan obyek pembelajaran fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Bagaimana logikanya, sesuatu (sains) yang dicantolkan dapat menjadi basis?

Ekstrakurikuler Wajib

Daripada mengimplisitkan sains (IPA dan IPS) ke mata pelajaran lain, akan lebih baik jika mengeluarkan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dan Seni Budaya, kemudian menjadikannya sebagai ekstrakurikuler wajib. Dua mata pelajaran ini (juga keterampilan) tak jelas tujuan institusional dan kurikulernya sehingga perlu dirumuskan kembali.

Misalnya, tujuan penjaskes/olahraga di sekolah umum? Apakah agar murid sehat, segar, dan mengapresiasi kesehatan atau supaya jadi olahragawan, atau pengamat olahraga? Faktanya, para olahragawan ulung kita, seumpama Rudy Hartono, Bambang Pamungkas, Chris John, tidak mendapatkan kemahirannya dari sekolah. Bila tujuan pendidikan olahraga agar murid segar dan sehat, cukuplah kepada mereka diberikan senam pagi dan bermain- main seperlunya ketika waktu istirahat, tak perlu semua murid mendapatkan penjaskes yang seragam.

Seharusnya setiap murid mendapatkan penjaskes dan seni budaya sesuai bakat dan minat yang mereka miliki, karena itu tak layak diberikan secara klasikal. Pendidikan olahraga dan seni budaya di sekolah mestinya berkelindan dengan strategi pembangunan keolahragaan dan kebudayaan (punyakah strategi itu?). Pemerintah/pemerintah daerah bersama sekolah bersinergi memfasilitasi berbagai kebutuhan sehingga, misalnya, pada setiap kecamatan atau kelurahan terdapat minimal satu lapangan bola kaki, kolam renang, sanggar/gedung kesenian standar yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dan sekolah sekitar. Sekolah dan guru penjaskes serta kesenian mengoordinasi dan bertanggung jawab atas terselenggaranya berbagai program dan kegiatan ekstrakurikuer tersebut. Dengan demikian, aktivitas olahraga dan seni budaya akan berakar, bertumbuh, dan berkembang dalam masyarakat secara terarah.

Dengan masuk kurikulum, semua murid dipaksa dapat materi dan kegiatan penjaskes, kesenian, dan keterampilan seragam. Sementara itu, karena keterbatasan fasilitas dan kemampuan guru, pembelajaran pun menjadi teoretis. Sejak kelas I SD, murid lebih banyak membaca, mencatat, dan menghafal, kemudian diuji tentang berbagai definisi seperti ”berenang gaya kupu-kupu” tanpa berenang dan bermacam teori musik tanpa bernyanyi.

Menghadapi Kurikulum 2013 tak perlu antusiasme tinggi karena tak menjanjikan banyak kemajuan seperti diharapkan Boediono. Bahkan dengan mengetengahkan konsep pembelajaran tematik dan intergratif bukan saja akan makin merumitkan para guru, yang juga harus mengejar target UN, tetapi juga memperluas kemungkinkan beberapa nilai pokok dan penting dari mata pelajaran terbengkalai.

Kegaduhan Kurikulum 2013 segera lindap seiring berlalunya tahun anggaran dan—seperti biasanya—para guru akan melanjutkan saja yang lama meski dengan merek baru. 

Mohammad Abduhzen Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina, Jakarta; Ketua Litbang PB PGRI

Reff : edukasi.kompas.com

5 Negara Maju di Dunia yang tidak mengenal Ujian Nasional

 
Untuk Apakah Ujian Nasional Sebetulnya? Apakah UN mutlak diperlukan? Mengapa begitu ngotot Pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional dengan dana yang sangat besar. Apakah benar-benar mampu mengukur kualitas pendidikan yang selama ini selalu dijadikan acuan penyelenggaraan? Mari kita tengok dunia pendidikan di negara-negara maju yang kualitas pendidikannya sudah diakui di dunia.

Berikut negara - negara maju yang ternyata tidak menerapkan ujian nasional pada sistem pendidikannya...

1. Finlandia 

Finlandia sebagai negara dengan system pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada para guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas.

Setiap akhir semester siswa menerima laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan tidak membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda. 

Di Finlandia profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru berada dibawah peringkat guru.

2. Amerika  

Amerika yang terdiri dari banyak negara bagian ternyata tidak pernah menyelenggarakan UN atau ujian negara secara nasional. 

Walaupun ada ujian yang diselenggarakan oleh masing-masing state (negara bagian), namun tidak semua sekolah diwajibkan mengikuti ujian negara bagian. Tiap negara bagian juga mempunyai materi ujian-masing masing. 

Sekolah-sekolah tetap boleh menyelenggarakan ujian sendiri dan menentukan kelulusannya sendiri.. 

Semua lulusan, baik lulusan yang disenggarakan oleh sekolahnya sendiri atau lulus ujian yang diselenggarakan negara bagian, tetap boleh mengikuti ujian mauk ke college ataupun universitas asal memenuhi persyaratan dan lulus tes masuk. 

Logika pendidikan yang digunakan yaitu: Kualitas pendidikan ditentukan oleh individu masing-masing kelulusan. Walaupun Si A lulusan dari SMA pinggiran yang tidak terkenal, kalau dia lulus tes masuk ke Universitas Harvard, maka diapun akan diterima di universitas tersebut.Jadi masalah kualitas ditentukan oleh individu (individual quality).

Pakar pendidikan dari Columbia University, Linda Hammond (1994) Berpendapat bahwa nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah tidak bisa menciptakan strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan top down oriented, tak bisa menjawab masalah yang ada di daerah-daerah berbeda.

3. Jerman  

Jerman tidak mengenal ujian nasional. Kebijaksanaan yang diutamakan adalah membantu setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal, yaitu dengan:
  • menyediakan guru yang profesional, yang seluruh waktunya dicurahkan untuk menjadi
  • pendidik;
  • menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang memadai dan ruang kerja guru;
  • menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik dapat secara terus-menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan, (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar;
  • evaluasi yang terus-menerus, komprehensif dan obyektif. 
Melalui model pembelajaran yang seperti inilah, yaitu peserta didik setiap saat dinilai tingkah lakunya, kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam belajar yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.

Mereka setiap hari belajar selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun hasilnya dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi nilai akhir semester dan seterusnya.

4. Kanada  

Di Kanada tidak ada Ujian Nasional karena dianggap tak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di negara iti. Untuk kontrol kualitas di Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir. 

Di Kanada, perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya. Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.

Kebalikan dengan di Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan keuangan negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.

5. Australia  

Di Negara Australia ini, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para peserta didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikannya. 

Puisi Dari Guru untuk Siswanya

 

Majulah Terus Siswa Indonesia
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan 


Do'a Sang Guru
Tuhan, Bantulah aku
Kuatkan suara, tubuh dan pikiran mereka
Berikanlah ekspresi pada perasaan mereka
dan kendalikan tingkah laku mereka
Tapi yang terpenting
"Bantulah aku untuk mencintai siapa mereka"  
NB : "mereka" adalah siswa-siswaku


Dari Guru Untuk Siswanya
Kamu ingatkanku pada diriku
Ketika aku sangat muda dahulu
Penuh semangat melompat-lompat
Tak kenal lelah tak jengah-jengah

Kamu tersenyum selalu
Seperti waktu aku muda dulu
Penuh harap kerjakan semua
Tak habis asa entah apa menerpa

Kamu hebat, anakku
Tak jauh beda dengan diriku
Tiada halangan kan hentikan
Tiada rintangan kan lemahkan

Jadilah hebat, melebihiku
Tapi ingat ini, anakku
Lepaskanlah, segala beban yang tak berguna
Melangkahlah, bukan untuk masa remaja saja
Jadilah manusia yang seutuhnya
Belajar sepanjang masa


Aku Seorang Guru 
Lihatlah … seharian,
aku telah diminta menjadi seorang aktor,
teman, penemu barang hilang, psikologi,
pengganti orang tua, penasihat,
hakim, pengarah, motivator,
dan pembimbing ruhani murid-muridku..

Meski tersedia peta,
grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku.

Aku sebenarnya tidak punya apa-apa untuk diajarkan,
karena murid-muridku sebenarnya hanya mempunyai diri mereka sendiri untuk belajar.


DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA 
Apakah yang ku punya, anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdianku kepadamu
Kalau di hari minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut, anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua padamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
Ah, tentang ini tak pernah aku bercerita
Depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja
"horison yang selalu biru bagiku"
Karena ku tahu, anak-anakku
Engkau terlalu muda
Engkau terlalu bersih dari dosa
Untuk mengenal ini semua

Kepada Muridku 
Ayuh!
Bangkitlah wahai muridku,
Buangkan selimut mimpi,
Ketika fajar mengetuk pintu hari,
Mulakan langkah berani,
Membawa Watikah Amanah dan Janji!

Muridku,
Tahukah kau?
Bahwa setiap waktu,
Betapa lebatnya dedaunan ilmu,
Secepat musim berlalu,

TETAPI..,
Manakan mampu meneduhkan hidupmu,
Jika usahamu kian pantas dihambat jemu,

Muridku,
Coba kau helakan nafas kentalmu,
Pada Ayah, pada Bunda, jua pada Gurumu,
Bahwa gunung harapan bisa kau daki,
Puncak menara bisa kau jejaki,

Dan ketahuilah!
Ketika bibir suria menguntum senyum,
Lalu menghulurkan jemari halusnya,
Serta melambai ucapan ‘SOBAHUL KHAIR’
Dan ‘AHLAN WASAHALAN’ buatmu tamu terhormatnya…

Maka mengertilah! Bahwa indah cahayanya,
Akan menemani tiap jejak sepatu putihmu,
Menuju teratak ilmu itu..
Yakinlah bahwa kesuksesanmu adalah kebanggaanku,
Muridku,
Biarpun Hari Depanmu,
Masih dalam dua kemungkinan,
Namun biarlah – ‘UTARA’ dan ‘SELATAN’
Menjadi tawanan!


Di Antara Dua
Di antara dua, aku harus memilih
Entah satu baik atau buruk
Aku tak bisa berdiri di antara keduanya
Dan aku menentukannya

Di antara dua, aku harus masuk
Entah satu mudah atau sulit
Aku tak bisa bergelut di antara keduanya
Dan aku meratapinya

Di antara dua,aku harus berjuang
Entah satu manis atau pahit
Aku tak berhenti meraih satunya
Dan aku tak ingin kalah


Perpisahan Dengan Kamu Muridku
Tangan ini saya tahan

Tangan ini saya memegang aku menyentuhnya sekarang
Untuk selama-lamanya,
Dan pengetahuan yang saya bagikan
Aku memberikan dari saya untuk kalian.

Dengan harapan bahwa semua yang 
kalian lakukan dan katakan
Mencerminkan pembelajaran,
Dan semua penghargaan yang 
kalian terima
Apakah orang yang 
kalian telah diterima.

Saya guru 
kalian saat ini
Dan teman sejati 
kalian,
Tapi ketika tahun berakhir
Pikiranku dari 
kalian tidak akan berakhir.

Untuk dalam memori tersayang
Selamanya 
kalian akan,
Dan ketika kau pergi, aku berharap bahwa 
kalian
Akan mengambil bagian dari diriku.

Tangan ini saya memegang aku menyentuhnya sekarang
Untuk selama-lamanya,
Dan pengetahuan yang saya bagikan
Aku memberikan dari saya untuk 
kalian

Berikut ini adalah gambar bahwa 
kalian dapat harta karun.
Pengajaran 
kalian telah menyenangkan!
Tahun sekarang berakhir
Ketahuilah 
kalian berada di hatiku!
Selamanya

Mengapa Tuhan Menciptakan Guru  
Saat Tuhan menciptakan "Guru"
Dia memberi kita sahabat khusus
Untuk membantu kita memahami dunia-Nya
dan untuk benar-benar memahami keindahan 
dan keelokan semua yang kita lihat
dan untuk membuat kita menjadi orang yang lebih baik 

Saat Tuhan menciptakan "Guru"
Dia memberi kita petunjuk khusus
Untuk menunjukkan kita cara menjadi dewasa
Sehingga kita semua bisa memutuskan
Cara hidup dan bekerja
Menunjukkan apa yang benar dan yang salah
Membawa kita menjadi pemimpin
dan mempelajari bagaimana menjadi kuat 

Mengapa Tuhan menciptakan guru
dengan Kasih dan Sayang-Nya
adalah "agar membantu kita mempelajari 
bagaimana membuat dunia kita menjadi lebih baik
Tempat yang lebih bijaksana...  

Reff: berbagai sumber

Omar Bakri (Guru) dan Konsekwensinya

 
Siapakah yang sampai hari ini hidup tanpa bimbingan seorang guru ? Kecil kemungkinan ada, kalau tidak mau dibilang hampir mustahil. Siapakah yang mengetahui salah satu orang terkaya di dunia yang berprofesi sebagai guru ? Jawaban pertanyaan ini hampir sama, yaitu hampir mustahil, atau bahkan mustahil. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah “Maukah anda menjadi guru ?” Kalau dulu sedikit sekali anak2 kita yang berminat menjadi guru namun sekarang justru sebaliknya. Saya mengutip pernyataan Anggota Tim Sosialisasi dan Humas SNMPTN Bonny P.W Soekarno yang menyatakan bahwa kini peminat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Perguruan Tinggi non keguruan, makin tinggi. Ini di luar dugaan meski tidak diketahui angka pastinya. Peningkatan ini diduga karena peserta SNMPTN melihat guru sebagai profesi yang pasti dan ‘menjanjikan’. “Perhatian pemerintah terhadap guru juga semakin besar, melalui sertifikasi misalnya,” kata Bonny. Fenomena ini juga bisa diartikan adanya peningkatan empati generasi muda terhadap pendidikan di Indonesia.

Benarkah nasib guru sekarang lebih baik ? Pertanyaan ini sulit dijawab, bila hanya mengandalkan satu variabel yaitu variabel penghasilan guru, khususnya dari tunjangan sertifikasi. Karena jumlah yang mendapatkan tunjangan sertifikasi ini terbatas, sementara jumlah guru yang menerima gaji dibawah upah minimum masih sangat banyak. Saat ini sertifikasi guru masih terus dilakukan. Namun problematikanya, sistem sertifikasi guru setiap tahun berubah. Untuk tahun ini, sebelum sertifikasi, dilakukan pula uji kompetensi awal yang sangat memberatkan guru. Inkonsistensi sistem sertifikasi dengan model uji kompetensi awal yang mendapat banyak tanggapan keberatan di kalangan pendidik ini perlu dikaji lebih lanjut. Selain sertifikasi, persoalan pengangkatan guru honorer baik di sekolah swasta maupun negeri, politisasi profesi guru, khususnya yang menjabat kepala sekolah dan distribusi guru yang tidak merata di daerah merupakan hal yang penting untuk digagas agar memperoleh solusi yang komprehensif.

Melihat fenomena di atas, kecewa atau menyesalkah anda menjadi guru ? Tentu saya berharap anda tidak kecewa atau menyesal menjadi seorang guru. Karena guru sebuah pekerjaan yang memang mempunyai tantangan tersendiri. Inilah profesi satu-satunya yang langsung berhadapan dengan manusia dalam mencerdaskan bangsa. Yang paling berkesan dalam diri guru, adalah jasanya dikenang oleh muridnya sampai ajal menjemput. ”Itu dulu guru saya yang paling galak”, kata seorang murid mengingat perilaku gurunya. Bahkan untuk mengenang jasa seorang guru banyak diciptakan lagu tentang guru. Lagu yang paling terkenal, selain Hymne Guru, tentu lagu Oemar Bakri karya Iwan Fals. Nasib tragis Oemar Bakri tentu semakin hari akan semakin pupus, yang berarti kita berharap nasib guru semakin baik. Ada yang melekat pada diri guru dan apresiasi terhadap pengabdiannya sehingga masyarakat memberikan sebutan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, pekerjaan mengajar memang tidak memberi harapan finansial yang memadai, tetapi mampu memberikan kepuasan batin dan balasan bagi pekerjaan mengajar adalah di akhirat kelak.

Bila anda menjadi guru, bagaimanakah sikap anda saat berhadapan dengan anak didik ? Berikut adalah sebuah puisi untuk memulai kita berbincang tentang tanggung jawab dalam mendidik anak :  


Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap. 

Puisi ‘Anak’ karya penyair terkenal Khalil Gibran, sangat saya sukai. Berulang selalu saya baca dan semakin lama semakin tertanam makna yang tersirat di dalamnya. Sebuah karya yang mengingatkan kita semua bahwa anak yang kita lahirkan, besarkan dan sekolahkan lalu pada akhirnya mampu mandiri dan melayari kehidupannya sendiri bukan milik kita pribadi, ia ada dan lahir memang lewat kita tapi bukan karna kita mereka ada. Selalu kita dengar pembicaraan yang menyatakan bahwa anak adalah titipan, amanah dari Sang Maha Pencipta adalah benar adanya. Sebagai orang yang menerima titipan yang amat berharga ini tentu kita ingin menjaga, merawat dan mengantarkan anak-anak kita itu menjadi manusia seutuhnya, punya ilmu yang cukup, berprilaku santun, berkepribadian terpuji, bermanfaat bagi masyarakat dan terutama sekali selalu terjaga hati dan keimanannya kepada Yang Maha Kuasa.

Tugas membentuk dan membina anak itu sebagiannya sudah kita serahkan ke sekolah. Kepada guru yang mendidik dan mengajarkan tentang berbagai ilmu pengetahuan, kita percayakan agar anak-anak kita dibekali ilmu pengetahuan masa depan. Kepada guru-guru di sekolah kita berharap anak-anak kita mampu mengembangkan kepribadian yang baik dan menanamkan nilai-nilai yang positif dalam kehidupannya. Sebagai guru yang baik yang menjadi figur contoh bagi siswa-siswinya, pekerjaan mentransfer ilmu pengetahuan ke dalam pikiran anak didik dengan menggunakan metode pengajaran dan penguasaan materi yang baik tidaklah sulit. Pekerjaan itu merupakan tugas mengajar yang memang melekat pada profesi guru. Tetapi sebuah tugas lain yang juga melekat pada profesi guru adalah mendidik, yang mengandung makna mendalam karna berkaitan dengan upaya merubah perilaku peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, bersifat holistik komprehensif yang berada dalam domain kognitif, afektif dan psikomotor (aspek pikiran, hati dan rasa serta tindakan).

Namun pertanyaan kita adalah apakah tugas mendidik anak-anak semata-mata menjadi tugas guru sebagai pendidik, bagaimana peran orangtua dalam mendidik anak-anak tersebut ? Orang tua sesungguhnya adalah yang nomor satu menjadi guru, sementara guru di sekolah menjadi penerus cita-cita orangtua yang menjadi guru tadi. Keharmonian antara orangtua dan guru menjadikan peristiwa mendidik anak-anak masa depan tidak akan menjadi sia-sia. Keharmonian itu tentu harus dilandasi dengan keikhlasan dan kesabaran. Keikhlasan dan kesabaran yang tanpa batas itu tersimpan jauh di dasar hati. Ia akan terpendam bila kita tidak pernah mengasahnya tapi akan bersinar cemerlang dan memberi cahaya bila kita selalu rajin memberi sentuhan dengan berlatih ikhlas dan sabar.

Guru yang baik harus tetap memberikan pengarahan dan bimbingan serta kasih sayangnya. Dengan demikian, guru benar-benar bisa berperan menjadi orang tua bagi para siswanya di sekolah. Ia tidak lagi menjadi sosok yang terlihat galak dan menakutkan. Ia justru akan menjadi sahabat bagi anak didiknya. Tidak berlebihan jika guru dikenal sebagai figur seseorang yang dapat digugu dan ditiru yang selalu memiliki semangat untuk mengabdi tanpa pamrih. Dalam dirinya tertanam prinsip luhur bahwa menjadi guru adalah panggilan hati. Dengan menjadi guru kita bisa menyentuh hati anak didik kita, serta mengabdi untuk melahirkan manusia berkarakter dan berakhlak mulia.

Bila guru selalu diagungkan dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, maka ia seharusnya mau berjuang bagi banyak orang, terutama bagi anak didiknya. Ia membuka mata yang buta pengetahuan, melatih tangan dan kaki yang lemah melangkah, mengobati hati yang terluka, membebaskan mereka yang terbelenggu kebodohan serta memberi tuntunan kepada mereka yang tidak tahu arah tujuan. Ini adalah pengabdian besar dan tidak mudah. Guru yang memiliki empati, tidak akan pernah menjadikan sekolah sebagai lahan bisnis, melainkan lahan perjuangan untuk membangun generasi muda yang arif dan bijaksana dan menjalani profesinya sebagai ladang ibadah. Guru yang baik tidak hanya menguasai bidang pengajarannya, tetapi juga yang sadar akan tugasnya sebagai pendidik. Ia sadar sepenuhnya bahwa anak didiknya tidak hanya meneladani apa yang ia ajarkan melalui kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, tetapi mendapatkan sesuatu yang amat berharga dari sikap dan perilaku sang guru.

Tahukah anda ciri-ciri sebuah negara maju ? Gurunya berilmu dan maju. Guru yang berilmu ditandai dengan profesionalitas mengajar dan tanggung jawab profesi. Majunya guru dilakukan dengan memberikan penghormatan guru sebagai profesi yang ditunjang dengan kesejahteraan yang setara. Pada posisi guru sejahtera maka keharmonian negeri terpantul dalam kesungguhan para guru membangun negerinya melalui pendidikan itu sendiri. Keharmonian guru sejahtera menjadi salah satu tolok ukur penting bagi pencapaian keharmonian negeri. Tahukah anda kapankah kita memperingati hari Guru ? Setiap tanggal 25 Nopember, masih kalah tenar dengan hari Ibu kan? Selamat Hari Guru, teruslah mengabdi untuk negeri…. “Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…”
Reff : www.batampos.co.id

Ilmu Versus Uang

  
“Nabi Sulaiman diberi pilihan antara harta, kerajaan atau ilmu. Maka Sulaiman memilih ilmu. Lalu dengan ilmu itu (akhirnya) ia diberi kerajaan dan harta.”
Bila Nabi Sulaiman memilih Ilmu, bagaimana dengan anda....???

Ada beberapa sahabat yang menahan niat untuk menginvestasikan uangnya dalam dunia pendidikan untuk pengembangan potensi dirinya (Semisal mengikuti pelatihan ini.... Klik Di Sini...) Dan lebih memilih menanamkannya dalam dunia usahanya.

Mungkin dia lupa, bahwa modal sukses 90% terletak bukan di banyaknya harta yg dimiliki. Akan tetapi pada softskill yang dimiliki oleh sang pengelola uang tsb.

THE MAN BEHIND THE GUN
Senjata yang canggih dan hebat tak akan ada artinya di tangan orang yang tidak mengerti menggunakan senjata tersebut. Demikian juga dengan uang. Modal milyaran rupiah rupiah bisa hilang dalam sekejap di tangan orang yg tidak ahlinya dalam mengelola keuangan.

NABI SULAIMAN
Suatu ketika, Nabi Sulaiman ditawari oleh Allah untuk memilih antara ilmu, harta, dan tahta. Nabi Sulaiman dengan tegas memilih ilmu, dan pilihan tersebut adalah yang terbaik. Dengan pilihan itu juga, Nabi Sulaiman akhirnya mendapatkan harta dan tahta sebagai raja, dengan kehendak Allah. Nabi Sulaiman adalah raja yang sangat kaya dengan wilayah kekuasaan yang luas. Raja-raja lain menaruh hormat kepadanya.

Bila Nabi Sulaiman memilih Ilmu, bagaimana dengan anda....???

Nabi Sulaiman a.s. merupakan nabiyullah yang tercatat dalam sejarah sebagai nabi yang cerdas, kaya raya, berkuasa dan shalih. Ada hadits yang mengisahkan tentang nabi Sulaiman. Namun, hadits tersebut sanadnya dla’if (lemah). Walaupun begitu, tidak berlebihan jika hadits tersebut kita rasionalkan. Haditsnya berbunyi seperti ini:

“Sulaiman diberi pilihan antara harta, kerajaan, atau ilmu. Maka Sulaiman memilih ilmu. Lalu dengan sebab memilih ilmu (pada akhirnya) ia diberi kerajaan dan harta.” (H.R. Ibnu ‘Asakir dan ad-Dailami).

Dalam hadits tersebut, Nabi Sulaiman lebih memilih ilmu daripada harta dan kerajaan. Ini adalah pilihan yang sangat tepat. Nabi Sulaiman paham betul bahwa ilmu itu tidak seperti harta dan kerajaan. Ilmu itu ringan dibawa ke mana-mana. Ilmu itu bagaikan biji yang tumbuh menjadi pohon yang kemudian menghasilkan buah yang segar dan bermanfaat. Ilmu itu cahaya yang menyingkirkan duri dan gelapnya jalan menuju tujuan sehingga kita akan tahu mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Mana arah ke surga mana arah ke neraka. Mana jalan menuju kaya dan mana jalan menuju kemelaratan. Dengan begitu, kita tinggal memilih mau melangkah di jalan mana kita? Tentunya semua pilihan memiliki konsekuensi masing-masing.

Berbekal ilmu yang luas, Nabi Sulaiman berhasil menguasai dunia bukan dikuasai dunia. Ia pun berhasil menjadi raja yang cerdas nan kaya raya. Maka, sekali lagi saya tegaskan bahwa, tidaklah berlebihan jika hadits dla’if tersebut dirasionalkan. Dan, memang begitulah fakta dan realitas bahwa orang berilmu derajatnya lebih tinggi daripada yang tidak berilmu.

Contoh tersebut sudah menjadi bukti bahwa ilmu itu selalu saja bersinggungan dengan rezeki. Dalam hal ini adalah rezeki materi. Bahkan Allah pun secara tegas menyatakan bahwa orang berilmu itu diangkat derajatnya daripada yang tidak berilmu.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah [58]: 11).

Oleh karena itu, menjadi orang berilmulah sebagaimana yang Rasulullah sebutkan dalam hadits jika kita ingin menjadi orang yang mulia di hadapan Allah dan manusia serta dilapangkan rezeki. Ini pasti!
Mencari Ilmu itu wajib bagi ummat Islam , baik laki-laki maupun Perempuan

Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. 


Kenapa ?
karena niat merupakan barometer untuk meluruskan amal perbuatan. Apabila niat itu baik maka amal perbuatan akan menjadi baik dan sebaliknya apabila amal itu jelek maka perbuatan tersebut otomatis jelek juga.

Sabda Nabi SAW :
Dari Nabi SAW : Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia lalu menjadi amal akherat,sebab niat yang bagus. Dan banyak juga amal perbuatan yang kelihatannya amal akherat namun karena niat yang buruk maka menjadi amal dunia. 

Ilmu adalah Cahaya
Dan mencari ilmu adalah wajib . Namun jika tidak dibarengi dengan niat yang kuat rasanya malaslah untuk datang ke majlis ta lim. Padahal Sabda Nabi SAW menyatakan Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari Ilmu , maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga

Sabda Nabi SAW :
"Barang siapa belajar satu BAB dari Ilmu yang bermanfaat untuk akhirat dan dunianya , maka Allah akan memberi kebaikan kepada orang tersebut dengan lebih baik dari pada perkara dunia yang ia berpuasa tujuh ribu tahun pada siang harinya dan sholat sunat pada malam harinya dengan diterima dan tidak ditolak sama sekali.."

Apa jawab Nabi Sulaiman AS ketika Allah menyuruh Nabi Sulaiman AS untuk memilih antara Ilmu dan harta.

Ternyata Nabi Sulaiman AS memilih Ilmu , dengan alasan sebagai berikut :
  • Ilmu lebih utama dari pada harta , karena Ilmu warisan Nabi ( Milik para Nabi ) . Sedang Harta adalah warisan Qorun dan Fir aun. 
  • Ilmu menjaga kita , sedangkan harta harus kita yang menjaganya. 
  • Ilmu ibarat teman hidup di dunia ini dan harta ibarat musuh kita . Sebab kita punya Ilmu akan bermanfaat untuk kehidupan manusia di dunia akherat , sedangkan kalau kita banyak harta akan menjadi musuh , mengapa ? karena harta menjadi orang banyak yang iri dan dengki. 
  • Orang banyak Ilmu menjadi Alim dan tidak di juluki kikir , tetapi orang banyak harta bisa jadi mendapat julukan kikir / pelit. 
  • Ilmu dapat menolong seseorang tetapi harta malah mencelakakan seseorang. 
  • Orang punya Ilmu tidak akan berkurang , tetapi orang punya harta bisa jadi akan semakin berkurang / surut 
  • Orang punya Ilmu akan rendah hati tetapi orang punya banyak harta , bisa jadi orang sombong / congkak 
  • Ilmu dapat menyinari hati sedangkan harta akan menyebabkan hati gelap atau keras.