aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Rabu, 07 November 2012

Curhat Hanya Kepada Allah

 
Semua orang pasti pernah merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Semua orang juga pasti mempunyai masalah dan problem kehidupan. Di saat tertentu orang hidup bahagia dan senang, di saat yang lain pula boleh jadi sedih dan pilu. Dan ini adalah sunnatullah.

Dalam menyikapi masalah kehidupannya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya. Ada yang mencurahkan perasaan dan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-benda mati. Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial seperti facebook atau twitter sehingga semua manusia mengetahuinya.

Ada pula seseorang yang status upated-nya adalah kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi mengerikan dalam hidupnya. Masalah-masalah kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah rumah tangga pun diceritakannya di sana. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.

Yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit di antara kaum muslimin yang masih saja percaya kepada dukun dan peramal. Sehingga tatkala ia memiliki masalah, yang pertama kali terbetik dalam hatinya adalah segera mendatangi dukun untuk mencari solusi. Sungguh ini adalah kelemahan dan kebodohan. Tidakkah mereka tahu bahwa orang yang mendatangi dukun itu bisa menyebabkan kekafiran?!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [Riwayat Imam Ahmad dalam Al Musnad, Al Hakim dalam Al Mustadrak dan menilainya shahih, dan Al Baihaqi]

Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah. Oleh karena itu kita memiliki dzikir لَا حَوْلَ وَ لَا قوَّةّ إِلَّا بِا الله yang maknanya adalah tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan dari Allah.

Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam sejumlah firman-Nya. Jika Anda berkehendak, bacalah dan renungkanlah beberapa firman Allah ini,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]

Perhatikanlah ayat ini. Di dalam Al Quran yang biasa memakai uslub soal-jawab, biasanya setelah disebutkan pertanyaan akan diikuti dengan kata-kata قُلْ (katakanlah), seperti dalam Al Baqarah: 189, 215, 217, dan banyak lagi. Namun dalam ayat ini, Allah tidak menggunakan kata-kata قُل (katakanlah), namun langusung menjawabnya, “فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ …إلخ.” Ini menunjukkan bahwa kedekatan dan janji Allah itu benar-benar haq. Allah berfirman :
“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS Qaf: 16]

Tentu saja kedekatan di sini adalah kedekatan ilmu, bukan Dzat Allah. Sebagaimana kesepakan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sedangkan kedekatan Allah itu ada dua, yaitu (1) kedekatan ilmu-Nya, dan (2) kedekatan-Nya dengan orang yang beribadah dan berdoa kepada-Nya dengan pengkabulan, pertolongan, dan taufik (lihat Taisirul Karimir Rahman). Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar baginya.

Jika Allah saja dekatnya sedemikian, maka tidak perlu lagi mencari tempat-tempat curhat dan mengeluhkan problem kepada selain-Nya. Karena, “Bukankah Allah itu cukup untuk hamba-Nya.” [QS Az Zumar: 36]

Diriwayatkan bahwa dahulu di zaman salaf, segala perkara yang mereka hadapi, kecil atau besar, selalu diadukan kepada Allah. Sampai garam dapur pun, mereka meminta kepada Allah. Atau sebagian riwayat, sampai tali sandal yang terpuus pun, diadukan kepada Allah.

Rasulullah sendiri mengajarkan kepada keponakannya yang masih kecil agar hanya meminta dan memohon kepada Allah, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah” [Riwayat At Tirmidzi. Beliau berkomentar, “(Hadits ini) hasan shahih.”] Jika anak kecil saja diajarkan seperti itu, bagaimana yang lainnya? Tentu lebih lagi.

Inilah potret pendidikan Rasulullah, yaitu menanamkan akidah yang benar kepada umatnya sejak kecil agar terpatri kuat di sanubari orang tersebut. Dan pendidikan macam inilah yang seharusnya ditiru oleh para orangtua mana pun.

Demikian juga dengan orang yang dirundung bingung antara dua pilihan, jika ia harus memilih.Seluruh ajaran Islam adalah penyeraad diri kepada Allah. Segala masalah harus diserahkan kepada Allah, tidak kepada selain-Nya.

Ketika Anda tertimpa sakit, hendaknya yang pertama kali terbetik dalam hati Anda adalah segera kembali kepada Allah ‘Azza wa Jall.

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” [QS. An Naml: 62]

Ini semua bukan berarti tidak boleh sama sekali meminta pendapat kepada orang lain. Karena Allah sendiri juga berfirman yang artinya, “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam perkara itu.” [QS Ali ‘Imran: 159] Akan tetapi, mana yang ia dahulukan. Datang mengadu kepada Allah dahulu, atau mendatangi manusia untuk berkeluh kesah.

Berikut saya kutipkan beberapa hadits beserta sedikit penjelasannya yang berkaitan dengan doa, agar Anda menjadi semakin yakin bahwa kekuatan itu ada pada doa. Dan sesungguhnya seluruh makhluk itu lemah, kecuali orang yang mau berdoa. Bahkan benda-benda mati pun berdoa dan berdzikir, sebagaiman pernyataan Allah dalam surat Al Isra’ ayat 44. Maka jika benda yang tidak berakal saja terus bertasbih dan mengingat-Nya, bagaimana pula dengan manusia yang berakal?!
“Tidak ada yang dapat menolak qadha’ kecuali doa.” [Riwayat At Tirmidzi, Ibnu Hibban, dari hadits Salman Al Farisi. Dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Dikeluarkan juga Al Hakim, dinilainya shahih. At Tirmidzi mengatakan, “Hasan gharib.” Dan tidak menilanya shahih, karena dalam sanadnya terdapat Abu Maudud Al Bashri yang namany adalah Fidhdhah. Abu Hatim berkata,”Dha’if.” Juga ditakhrij oleh Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kubra dan Adh Dhiya’ dalam Al Mukhtarah. Lihat Tuhfatudz Dzakirin hal. 29]

Al Qadhi Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Di dalamnya terdapat dalil bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala menolak dengan doa sesuatu yang telah Dia tetapkan atas seorang hamba. Dalam mas-alah ini telah diriwayatkan banyak hadits. Dan yang menguatkan adalah firman Allah yang artinya, ‘Allah menghapus apa yang dikehendaki-Nya dan menetapkan (apa yang dikehendaki-Nya). Dan di sisi-Nya terdapat ummul kitab.”
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah dari doa” [Direkam oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Al Bukhari dalam Tarikh-nya, At Tirmidzi dalam Jami’-nya, dan Ibnu Majah, Al Hakim dalam Mustadrak-nya, dari hadits Ibunda ‘Aisyah. Al Hakim menilainya shahih, dan disepakati oleh Adz Dzahabi]

Al ‘Allamah Abul ‘Ula Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Mubarakfuri rahimahullah mengatakan dalam syarahnya, Tuhfatul Ahwadzi [2421], “Karena di dalamnya (yaitu doa) terdapat penampakkan kefakiran, ketidakmampuan, penghinaan (diri), dan pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan (kudrat) Allah.”

Oleh karena doa itu sesuatu yang mulia di sisi Allah, maka tidak heran jika Rasulullah juga bersabda:
“Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Dia akan murka kepadanya” [Riwayat At Tirmidzi dan Al Hakim, dari hadits Abu Hurairah]

Hadits ini senada dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS Ghafir: 60]

Rasulullah shalawaturrabbi wa salamuh ‘alaih juga pernah bersabda:
“Jangan kalian lemah (sedikit) dalam berdoa. Karena tidak akan binasa orang yang selalu berdoa.” [Direkam oleh Ibnu Hibban dalam Ash Shahih, Al Hakim dalam Al Mustadrak, Adh Dhiya’ dalam Al Mukhtarah. Ketiganya menilainya shahih. Lihat Tuhfatudz Dzakirinhal. 31]

Allahu a’lam.

Semoga shalawat beriringan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, shahabat, dan siapa saja yang senantiasa mengikuti mereka dengan baik hingga kiamat kelak.
Sumber : Muslim.Or.Id

Kerinduan Jiwaku

 

Ya ALLAH, tahukah Engkau bahwa malam ini saya sangat merindukanMu… sangat ingin berbicara denganMu, sangat ingin berdua saja denganMu, sangat ingin Engkau mendengarkan apa saja yang saya alami dibumi milikMu, sangat ingin dimanjakan olehMu, sangat ingin disayangi dengan segenap kasih sayangMu, sangat ingin tidak ada hijab, tidak ada jarak diantara kita, sangat ingin Engkau memaafkan segala kesalahan saya dimasa masa yang lalu agar kita bisa bersama hingga ujung napas saya, bahkan setelah napas saya berpisah dari raga saya ini…

Ya ALLAH tahukah Engkau bahwa namaMu selalu saya sebut disetiap langkah saya… bahwa namaMu adalah nama terindah yang pernah saya kenal, bahwa dengan menyebut namaMu hati saya akan kembali tenang, bahwa namaMu mampu membuat segumpal daging merah bernama hati didalam jiwa saya bergetar, bahwa namaMu begitu indah bukan hanya ditelinga saya, tapi diseluruh darah yang mengalir sempurna didalam raga saya bahkan berdetak sempurna bak rentakan rampak gendang dijantung hati saya…

Ya ALLAH saya ingin Engkau tahu bahwa sangat mencintaiMu melebihi apapun yang disinari oleh matahariMu, sayang ingin Engkau tahu bahwa cinta saya ini membuat saya ingin terus memperbaiki diri agar Engkau tahu bahwa semua yang saya lakukan adalah untuk memperoleh cintaMu karena saya tahu bahwa saya tidak bertepuk sebelah tangan atas cinta ini…

Ya ALLAH kehadiranMu selalu ada dalam setiap helaan napas saya, tak sehelapun tanpa kehadiranMu, Engkaulah pelepas dahaga jiwa saya, Engkaulah penghapus rasa lapar jiwa saya, penyejuk mata, cahaya akal, pengharum batin, Engkaulah penawar racun didalam raga hamba… You are my everything, You are the step I made, You are my daily sunshine!

Ya ALLAH jangan tinggalkan saya, jangan jauhi saya jika saya salah, … tak ada yang lebih baik dari yang saya miliki kecuali Engkau, tak ada cinta yang lain, tak akan saya mencintai apapun diduniaMu yang akan membuat Engkau cemburu dan marah lalu meninggalkan saya, TAK AKAN saya berselingkuh dengan Tuhan lain selain Engkau, tak akan ada cinta yang lain wahai ALLAH!

Ya ALLAH inilah saya yang mencintaiMu melebihi apapun … jangan tinggalkan saya!

Wahai ALLAH tercinta, yang tiada TUHAN selain Engkau … saya janji nanti saya akan kirimi lagi Engkau surat cinta saya yang lain ya ALLAH, saya tahu bahwa Engkau tidak pernah lelah menanti cinta saya … menunggu surat cinta saya yang lain, I LOVE YOU wahai ALLAH!

Butir-butir Kata di Cakrawala



Ya Rabb,
hari ini telah
Engkau hamparkan malam berselimut gulita,
kau bisikkan sunyi berselendang sepi,
Engkau tegakkan cakrawala membawa angkuhnya,
menancap kuat di kaki langit,
Engkau hiasi dengan berjuta bintang jelita,
dengan kelap-kelip bola mata indahnya,
satu terasa rona cahayanya,
benderang terang bagai wajah kejora,
saat mata menatap, tak kuasa mengalir asa mengharap,
sungguh, lukisan cakrawala tiada kira…

Ya Rabb,
berbalut dinginnya air wudhu-Mu,
berhampar sajadah suci-Mu,
berteman heningnya malam-Mu,
kan kupunguti butir-butir kata,
kan kurangkai dalam bait-bait doa,
ku ayunkan kaki diri menghamba,
ku simpuhkan raga jiwa menghiba,
dalam bingkai tahajud rinduku
tuk menggapai segenggam ridho-Mu,

Ya Rabb,
kuasakan hamba,
tuk membawa kejora,
mendaki tangga-tangga cakrawala,
menggapai bangunan-bangunan sorga,
mengetuk pintu-pintu ridha-Mu
dalam taman sunah Rasul-Mu… 

Bidadari Malam



Duhai bidadari malam,
terukir indah senyum di wajah,
terbias cerah rona merah,
lembut kurasakan tatapan rembulan,

dikau bidadari malam,
tiada cahaya yang kudamba,
mengusik pesona dalam jiwa,
memantulkan asa-asa di dada,

dikau bidadari malam,
panorama bak lembayung senja,
bagai bunga cinta rama dan sinta,
pelita hati penyuluh rindu,
seikat janji semanis madu,
membawa hasrat menuai cita,
menuju bahagia… 

Setitik Asa di Angkasa

  
Ketika malam berselimut gelap,
kubuka mata hitam tersapa,
sebongkah terang diantara gulita,
menari riang kejora kiranya…
butir-butir kata ingin menyapa,
tuk kejora di atas sana…

Aku memang bukan langit birumu,
bukanlah hamparan cakrawala luasmu,
bukanlah angkasa cahayamu,
bukan jua singgasana indahmu,
tak jua cermin rona wajahmu…

aku hanyalah sedetik waktu di harimu,
segenggam gelap di sinarmu,
sesungging senyum di wajahmu,

kini,
butir-butir kata ingin menyapa,
adakah sapa tuk diri bertanya,
adakah tempat tuk diri mengharap,
menjadi setitik asa di angkasa?… 

Setitik Asa Dalam Kelam

 
Ya, Rabb…
di kelam malam berselimut dingin ini,
ku menghadap berteman hening,
ku hampar sajadah berukir harap,
ku rebahkan raga yang lemah,
ku tundukkan jiwa yang lelah,
kuketuk pintu-pintu Mu yang megah,

Ya, Rabb…
hari ini,
telah Kau tunjukkan kuasa-Mu,
telah Kau bukakan rahasia-rahasia-Mu,
telah Kau curahkan tetesan kasih-Mu,

Ya, Rabb…
di sujud rinduku ini,
ijinkan mulut tuk memungut,
butir-butir kata yang terlepas,
ijinkan bibir tuk merangkai,
bait-bait syair laksana zikir,

Ya, Rabb…
diatas sajadah basah ini ku menengadah,
kuingat dalam sesat,
kupasrah dalam lelah,
ku meminta dalam untaian kata:
jangan Kau jadikan air mata ini
air mata kesedihan,
air mata kekecewaan,
air mata kehilangan,
atas asa-asa yang tiada,
atas sapa tanpa makna,
atas harap yang tak lagi di dapat…

Ya, Rabb…
ku memohon kepada-Mu,
jadikan tetesan air mata ini,
sebagai bukti ridhaku atas keputusan-Mu,
jadikan tetesan air mata ini,
sebagai bukti cintaku atas kuasa-Mu
jadikan tetesan air mata ini,
sebagai bukti rinduku atas kasih-Mu

Ya, Rabb…
beri jiwa yang lemah ini
sebatang raga berdaya cita,
segenggam asa berbalut makna,
sekelebat sikap tanpa hilang harap,
dalam lautan hikmah-Mu
dalam hamparan ridha-Mu
dalam pelukan kasih-Mu….. 

Magic dan Misteri di Tibet

  
Judul Asli : Magic and Mystery in Tibet
Penulis : Alexandra David - Neel
Bahasa : Indonesia
Ukuran : 570 KB 

SEBUAH KISAH NYATA :
Louise Eugenie Alexandrine Marie David lahir di Paris tgl 24 Oktober 1868,(wafat pada 8 September 1969 di usia 101 tahun)dengan membawa serta sifat penjelajah dalam dirinya. Sejak kecil ia selalu merindukan tempat-tempat yang asing, jauh dari rumahnya, jauh dari lingkungannya.Ekplorasinya sendiri diawali di Sikkim, “sebuah negara kerajaan kecil di antara perbatasan India, Tibet, dan Nepal” (saat ini sudah menjadi negara bagian India). Karena menjelajah terlalu jauh hingga ke Shigatze yang merupakan wilayah kekuasaan Tibet, ia pun dipaksa keluar dari sana pada tahun 1916. Berhubung di Eropa tengah berkecamuk “perang dunia I”maka ia memutuskan untuk melakukan “tur ke Burma, Jepang, Korea, dan Cina”. 

Dari seorang filosofer Jepang ia menemukan ide untuk memasuki Tibet.ia terjun langsung untuk merasakan kehidupan dunia religius Tibet. Ia menghabiskan dua tahun lamanya dalam sebuah pertapaan di Lachen, Sikkim Utara, di sebuah gua di lereng pegunungan Himalaya.kemudian ia sukses menciptakan sesosok wujud gaib (tulpa) yang kemudian dengan susah payah ia musnahkan karena sudah agak tak terkendali,Neel mencintai Tibet apa adanya, Dia tak segan-segan memuji kebijaksanaan sejumlah Lhama terhormat, “mengakui kekuatan gaib yang dimiliki para naljorpa, kehebatan ilmu lung-gom, tumo, telepati, penciptaan tulpa-tulpa, fenomena psikis yang membuatnya penasaran, mengagumi kekuatan fisik dan mental para wanita Tibet yang menapaki jalan spiritual”.
Download EBOOK