aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Rabu, 13 Maret 2013

Profesi Guru dalam Pandangan Islam

Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih pekerjaan mana yang disukai dan paling cocok bagi dirinya. Allah tidak pernah melarang manusia untuk mengerjakan apa saja, sepanjang pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama, dan syukur apabila pekerjaan tersebut mendatangkan manfaat bagi sesama. 

Satu hal yang diperintahkan Allah kepada manusia adalah bekerja dengan keras, karena Allah sendiri yang akan memeriksa amal manusia. Hal tersebut tersurat dalam Q.S. At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”

Diantara berbagai pekerjaan yang ada di muka bumi ini, guru adalah salah satu pekerjaan yang sangat mulia. Pekerjaan yang akan membawa diri seseorang menikmati sadaqah jariyah (melalui ilmu) yang tidak berkeputusan, bahkan hingga kelak orang (guru) tersebut meninggalkan dunia yang fana ini.

Menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena guru adalah pewaris pekerjaan Rasulullah SAW. Hal ini disebutkan dalam salah satu hadist Nabi: “Sesungguhnya saya diutus ke dunia ini untuk mengajar.”. Karena itulah para ulama’, para Kyai senantiasa menyempatkan diri untuk mengajar dan mendidik para santrinya. Hal itu karena adanya dorongan untuk mengikuti jejak Rasulullah, dan jauga meneruskan apa yang menjadi cita-cita Rasulullah SAW, yakni: Innama buitsu liutammima makarimal akhlak, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”

Guru menjadi pekerjaan yang sangat mulia, karena apa yang dikerjakan guru memiliki nilai sosial yang tinggi dalam membentuk masyarakat, dengan memberikan sumbangan ilmu melalui generasi penerus bangsa. Itu sebabnya ustad ditempatkan pada porsi yang luar biasa, guru dalam pandangan orang Jawa dipandang sebagai sosok yang bisa digugu dan ditiru bahkan sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”, disematkan kepada diri para guru. Begitu mulianya pekerjaan seorang guru, hingga Sayyidina Ali r.a. menyampaikan pesan: “Hormatilah gurumu walau ia hanya mengajarimu satu ayat.”

Kemuliaan profesi sebagai guru dalam pandangan Islam juga tidak terlepas dari keberadaan Islam sebagai agama yang menjadikan menuntut ilmu dan mengajarkan sebagai suatu kewajiban. Maka orang yang sengaja tidak menuntut ilmu atau mengajarkannya akan diancam syara’ dengan siksaan, dan yang menyembunyikan ilmu yang bermanfaat akan dikekang pada hari kiamat dengan kekang yang terbuat dari api neraka. Dengan begitu Islam telah membebani kepada para guru dan orangtua dengan tanggungjawab yang besar dalam pengajaran. Hal ini tersurat dalam beberapa ayat-ayat Allah di dalam Al-Qur’anul Karim.

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At Taubah:122)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati. (Q.S. Al Baqarah:159)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api], dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (Al Baqarah:174)

Menjadi guru dan telah mengajarkan sesuatu yang baik pun belum dapat dipastikan akan mendapat pahala di sisi Allah manakala orang yang bersangkutan hanya bisa menyampaikan dan tidak mau mengerjakan. Hal ini tersebut dalam ayat Allah:

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(Q.S. Ash Shaff:3).

Akan tetapi jika seorang guru benar-benar mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan benar, dan memberikan tauladan dari apa yang telah disampaikan kepada anak didik, maka Allah menjanjikan pahala bagi guru yang bersangkutan. Rasulullah SAW menyampaikan dalam salah satu Hadistnya:

“Sepatah perkataan yang baik yang didengar oleh seorang mukmin, lalu diajar dan diamalkannya, lebih baik daripada ibadah setahun”. “Sesungguhnya Allah, para malaikat, isi langit dan bumi, hinggakan semut di dlm lubang dan ikan dalam laut, semuanya berdoa semuanya mendoakan kepada orang yang mengajar manusia” (H.R. At-Turmizi)

Kerja sebagai Ibadah 


Saat ini profesi guru semakin dihargai oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Melalui Undang-Undang tersebut tingkat kesejahteraan guru dapat lebih terjamin, karena dengan adanya sertifikasi dapat meningkatkan penghasilan guru dua kali lipat, bahkan lebih.

Akan tetapi jangan pernah menjadikan nilai gaji sebagai ukuran dalam bekerja. Niatkanlah setiap pekerjaan sebagai ibadah. Sebab dengan begitu apa yang kita kerjakan akan mendapat penilaian yang mulia di sisi Allah, dan akan dibalas dengan pahala yang setimpal.

“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu, upahku tidak lain hanya dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. Asy-Syu’araa: 109)

Jika dalam bekerja seorang guru diniati dengan ibadah, maka apa yang dia lakukan akan senantiasa dilandasi dengan keikhlasan, dan tidak akan menganggap diri penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang lain. Apalagi menginginkan orang lain tahu akan jasa dan kebaikan dirinya, lalu berharap agar orang lain menghargai, memuji, dan membalasnya. Karena jika hal itu yang terjadi maka berarti orang tersebut sedang membangun penjara bagi diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi samudera kekecewaan dan sakit hati.

Ketahuilah bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah SWT, maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena, tiada sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah. Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan kecewa karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat karena amal yang dilakukan berarti tidak tulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.

Selayaknya kita menyadari bahwa yang namanya jasa atau kebaikan kita terhadap orang lain, sesungguhnya bukanlah kita berjasa melainkan Allah-lah yang berbuat, dan kita dipilih menjadi jalan kebaikan Allah itu berwujud. Sesungguhnya terpilih menjadi jalan saja sudah lebih dari cukup karena andaikata Allah menghendaki kebaikan itu terwujud melalui orang lain maka kita tidak akan mendapat ganjarannya.

Seorang guru juga harus bisa menahan diri dari ujub dan merasa berjasa kepada murid-muridnya. Karena memang kewajiban guru untuk mengajar dengan baik dan tulus. Dan memang itulah rizki bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi guru. Karena setiap kebaikan yang dilakukan muridnya berkah dari tuntunan sang guru akan menjadi ganjaran tiada terputus dan dapat menjadi bekal penting untuk akhirat. Kita boleh bercerita tentang suka duka dan keutamaan mengajar dengan niat bersyukur bukan ujub dan takabur.

Seorang guru juga perlu lebih hati-hati menjaga lintasan hati dan lebih menahan diri andaikata ada salah seorang murid kita yang sukses, menjadi orang besar. Para guru biasanya akan sangat gatal untuk mengumumkan kepada siapapun tentang jasanya sebagai guru murid yang sukses plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya dan dosa.

Mari kita bersungguh-sungguh untuk terus berbuat amal kebajikan sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Setelah itu mari kita lupakan seakan kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha Melihat saja yang mengetahuinya. Allah SWT pasti menyaksikannya dengan sempurna dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, bentuk, ataupun momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam Ali adalah senang menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan aib-aibnya.

Bagi para guru saya juga berpesan agar senantiasa bekerja dengan professional, dan selalu menjaga mutu dari pekerjaanya. Contohlah perbuatan Rasulullah SAW yang selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya.

Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.

Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..."(QS. Al Ahzab [33] : 21)

Ingatlah bahwa "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ...!’ (QS. Ali Imran : 110). 


Oleh karena itu, bagi Anda yang dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya, jangan pernah membuat bosan murid ketika mengajar di kelas, Laksanakan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan, dan selalu dilandasi dengan upaya untuk menciptakan murid-murid yang cerdas dan berpikiran maju. Contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar? Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dan sangat ingin para sahabatnya menjadi maju.

Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya, "Dan sesungguhnya Rasul Allah itu menjadi ikutan (tauladan) yang baik untuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui Allah di hari kemudian dan yang mengingati Allah sebanyak-banyaknya." (Q.S. Al Ahzab: 21).

Membangun Karakter Anak melalui Guru Berkarakter

Pendidikan berkarakter sekarang ini menjadi prioritas pendidikan di Indonesia. Bahkan pemerintah telah siap dengan kurikulum terbaru berbasis karakter (KBKK) untuk direalisasikan. Kurikulum yang didesain dengan tujuan mengembangkan karakter sejak dini melalui sekolah sebagai salah satu sarana pembentuk dan pengembang karakter anak, generasi muda negeri ini. Karena berbagai alasan dimana terjadi degradasi moral pada masyarakat bangsa ini. Pertanyaannya apakah perubahan kurikulum ini bisa menjamin terbentuknya karakter anak? Bagaimana cara membentuk karakter anak? Apakah tingkah laku anak dalam kelas atau disekolah bisa menjadi indikator bagaimana karakter seorang anak? Saya rasa tidak karena sejatinya tidak ada indikator yang jelas tentang karakter. Apakah anak yang mencontek dikelas mengindikasikan bahwa ia anak tidak jujur? Tidak kan! Picik sekali jika hanya melihat paradigma seperti itu. Bisa saja si anak belum belajar atau karena hal lain.   
Permasalahan pendidikan kita sebetulnya bukan pada kurikulumnya. Kurikulum sebelumnya KBK dan KTSP sebetulnya sudah baik, yang harus diperbaiki ialah sumber daya pendidik (guru). Jika dengan kurikulum sebelumnya guru-guru kita masih kesulitan mengikuti perubahan dan tuntutan kurikulum yang diterapkan, akankah kurikulum KBKK ini akan berhasil? Kurikulum terbaru bukan hanya membutuhkan profesionalitas guru namum kecakapan guru membangun karakter anak. Lalu bagaimana cara terbaik membangun karakter anak? Saya rasa kita sangat familiar dengan pepatah jawa “guru, digugu lan ditiru” (guru, dipercaya dan dicontoh), ya yang kita butuhkan adalah sosok seorang guru yang seperti itu. Teacher as model. Guru sebagai figur yang bisa dijadikan teladan, sikap dan tutur kata yang bisa memberi semangat. 
Sekarang ini, banyak guru-guru atau pendidik cerdas di negara  ini namun hanya segelintir dari mereka yang bisa membakar semangat siswanya untuk belajar, menaati norma, dll. Mereka cerdas, pengetahuannya luas tapi mengapa mereka tidak bisa membangun motivasi siswanya? Jawabannya bahwa mereka kebanyakan hanya bisa bicara tanpa mengalami pelajaran dan perjuangan  hidup itu sendiri. Ketika seseorang bicara panjang lebar, memberi motivasi A sampai Z tapi yang ia katakan hanya omong kosong atau ia hanya mendapatkannya dari literatur internet atau buku akan berbeda rasa dan imbasnya dihati ketika seseorang itu mengalami sendiri apa yang ia ucapkan. Lihat saja, motivator-motivator hebat negeri ini. Mereka bisa bicara panjang lebar, berjam-jam, dan apa yang kita rasakan ketika mengikuti training motivasi ialah kepuasan, kepercayaan, keinginan untuk maju, dan apa yang mereka katakan benar-benar merasuk kedalam sanubari. Ippho Santoso, interpreneur sekaligus motivator Internasional negeri ini, betapa kita tersentak untuk hidup lebih baik dengan mencoba jalan wirausaha ketika mengikuti seminar beliau. Kita percaya pada beliau karena beliau mengalami perjalanan panjang dalam hidupnya, dari nol beliau merintis usaha, anak pedalaman yang kini menjadi pengusaha sukses. 
Kembali pada sosok guru. Kampung Inggris (Pare, Kediri) saya rasa hampir semua orang mengetahuinya. Ya, kampung kecil yang penuh dengan pelajaran hidup dan mimpi orang-orang yang terus berjuang untuk menggapainya. Beberapa waktu yang lalu saya  belajar disana. Ada sebuah keajaiban luar biasa terjadi ketika saya bertemu dua orang guru terhebat, terbaik yang pernah saya temui dalam hidup saya. Mereka ialah Mr.Bob, pendiri Mr.Bob English study Club dan Mom Indah, pendiri The Daffodil. Dua diantara tempat kursus terbaik yang ada di kampung inggris. Ketika belajar dikedua tempat itu, yang saya dapatkan bukan sekedar ilmu tapi motivasi hidup. Cerita akan saya awali dengan kisah founder Mr.Bob English Study Club. Kisah beliau yang lulus 7 tahun dari bangku kuliah dan impiannya mendirikan sebuah kursus bahasa inggris padahal basic pendidikannya adalah pertanian. Banyak orang mencela beliau, menjatuhkan beliau bahwa tidak mungkin beliau bisa mendirikan tempat kursus di Pare, sudah terlalu banyak. Cerita beliau ketika ingin belajar ke pare namun tidak mendapat restu kedua orang tua dan akhirnya kabur. Tapi semua itu nyatanya kini berbuah manis. Kursus bahasa inggris Mr.Bob kini berkembang pesat. Semua itu karena kekuatan impian. Saya terus teringat motivasi beliau bagaimana beliau memimpikan segala impiannya, menulisnya dan kini semua menjadi kenyataan. Kegigihan, kekuatan mimpi dan kehendak Yang Kuasa telah membawanya pada kehidupan idela yang beliau cita-citakan.  Ketika mendengar kisah-kisah beliau, seluruh anak dalam kelas tersebut terkesiap, diam, merinding, ada kepercayaan bahwa semua memang benar dan apa yang kita dapat ialah kita pun bisa menggapai impian kita. Ada hal yang bisa diambil dari metode pembelajaran beliau bahwa bahasa inggris bukan sesuatu yang sulit dan bisa dipelajari dengan cara menyenangkan,  sehingga bahasa inggris bukan pelajaran yang sulit. Terutama sosok beliau yang begitu bersahaja dan kocak tentu menjadi aura tersendiri. Kebetulan beliau hanya memegang kelas zip2 yaitu kelas untuk belajar ngomong inggris dan listening, jadi bagi siapapun yang ingin bertemu beliau dan ingin belajar ke kampung inggris ambillah kelas zip2 di Mr. Bob. Hehe,,, 
Nothing is impossible because you’re possible. Kata-kata itu juga keluar dari Mom Indah, pendiri The Daffodil. Bagi saya sosok seperti beliaulah kartini masa kini, guru tauladan. Prestasi tentu beliau tidak ketinggalan, pernah menjadi english public speaker di level Asia bukan prestasi main-main. Karena takdir saya bertemu beliau di kelas speak second, jujur ketika mendaftar kelas tersebut saya tidak memiliki gambaran tentang ekspektasi dikelas tersebut. Ternyata speak second class berada dilevel ke 4 dari 6 level yang ada di Daffodil. Cukup terkejut karena ternyata saya masuk dalam level yang tidak main-main. Tapi karena semangat belajar, dukungan teman-teman, dan motivasi beliau saya bertahan disana sampai 2 minggu kelas berakhir. Ada beberapa teman yang menyerah sebelum berperang, karena nyali kerdil. Awalnya beliau memang agak menakutkan. “Are you in the right class?”, itu adalah kalimat yang cukup menakutkan dan memancing emosi. Awalnya saya tidak yakin tapi setelah mengikuti pelajaran beliau 2 kali pertemuan, saya yakin saya berada dikelas yang tepat, saya memiliki kemampuan. Ada banyak hal yang saya  ambil selama mengikuti kelas beliau terutama kegiatan belajar mengajar yang bisa diadaptasi. Bagaimana beliau membentuk kepercayaan diri siswanya dengan selalu melalukan impromtu session/speak sudden (bicara tiba-tiba/berimprovisasi didepan kelas). Beliau melakukan itu setiap hari dan semua siswa pasti mendapat giliran. Beliau mengajarkan sportivitas melalui game dalam belajar bahasa inggris. Beliau selalu meyelipkan kata-kata atau kalimat motivasi bahkan cerita hidup  yang mampu membakar semangat orang yang mendengarnya. Ada kalimat yang begitu berarti bagi saya “People don’t care how much you know but people just know how much you  give”, orang tidak peduli seberapa banyak kamu tahu tapi mereka hanya tahu seberapa banyak kamu memberi. Hidup pada dasarnya adalah memberi, saling berbagi karena kita adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Begitu banyak motivasi yang beliau beri. Merekalah guru sejati, cerdas secara intelektual dan emosional. 
Tentunya mereka bukan satu-satunya guru terbaik di negeri ini, masih banyak pendidik negeri ini yang setara bahkan lebih. Mereka hanya sample dari “keidealan” seorang pendidik, menurut saya. Yang ingin saya sampaikan kepada calon pendidik maupun pendidik negeri ini,  mari jadikan diri kita sosok pendidik yang  mampu memberi motivasi hidup untuk anak didik kita, bukan hanya cerita bualan kosong tapi sebuah realita hidup. Semua kalimat motivasi yang berasal dari pengalaman hidup akan lebih bermakna dan membekas di lubuk hati setiap orang yang mendengarnya. Guru dengan segudang pengalaman hidup, seluas samudra ilmu dan wawasannya, sebening air budi dan akal kita. Maka menamkan karakter pada anak tidak akan sulit, karena mereka melihat sosok kita benar seperti apa yang mereka pikirkan dan lihat didepan mata.  Sumber 

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT


Dalam suatu kesempatan, seperti sering terjadi, Iblis datang menemui Rasulullah SAW. Setelah mengetahui kedatangannya, Rasulullah bertanya tentang permintaan Iblis pada Allah SWT:

“Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”

“10 macam.”

“Apa saja?”

1. Pertama, “Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.”   

Tentang permintaan Iblis ini, Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64).

2. Kedua, “Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung kepada Allah.”
Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan mudah patuh kepada bisikan syaithan.

3. Ketiga, “Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.”

4. Keempat, “Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.”

5. Kelima, “Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai (masjid)ku.”

6. Keenam, “Aku minta agar Allah menjadikan syairmusik dan nyayian sebagai (Qur’an)ku.

7. Ketujuh, “Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.”

8. Kedelapan, “Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Dia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.” Allah berfirman, “Orang-orang yang boros adalah saudara-saudarasyaithan.” (QS Al-Isra : 27)

9. Kesembilan, “Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.”

10. Kesepuluh, “Aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “silahkan”, aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata: “Wahai Muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.”

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat: “mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119). Juga membaca, ” Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab: 38)

Iblis lalu berkata: ” Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk-mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu.

Muh Syaifudin
SocialWorker-Teacher at Daarul Fatihaa

PEMUDA ISLAM, GENERASI EMAS UMMAT

Sepanjang peradaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok pelopor dalam segala hal. Berbagai perubahan yang terjadi di setiap bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial, motor utamanya tak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan terik panas yang menyengat.

Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang sama kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam, maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat.

Oleh karena itulah para Sahabat Nabi yang masih muda memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik dari sisi pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Dalam pentas sejarah Islam, dengan mudah kita mendapati pemuda-pemuda yang namanya terukir dengan tinta emas. Mereka layak menjadi uswah (teladan) bagi pemuda generasi sekarang. Panutan yang sangat riil di saat pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.

Potret Pemuda Islam Terkini

Di zaman sekarang, pola hidup pemuda muslim sudah sangat memperihatinkan. Berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi masjid guna menunaikan sholat fardhu dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan menghafalkan kitabullah? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji ilmu agama? Mereka lebih senang menghabiskan waktu luang mereka dengan mengujungi tempat-tempat hiburan seperti Game Center, Rental PS, dkk.

Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, pergi ke tempat seperti itu mengeluarkan biaya dan tidak bermanfaat sedikitpun, bahkan malah membawa bencana. Sedangkan untuk pergi ke masjid, kita tidak usah mengeluarkan uang sepeserpun. Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di masjid bermanfaat, dan berpahala.

Kalau kita tanya tentang agama banyak remaja yang mengaku Islam, tapi tidak tahu mengenai, Sirah Nabinya, Sahabatnya, bahkan dulu waktu saat sekolah sudah di ajarkan dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, tapi waktu kita tanya “Siapa sih Abu Bakar itu??” ada juga yang tidak tahu, belum yang lain ditanya.

Bahkan banyak remaja sekarang tiap pergatian tahun baru selalu mereka merayakan, bersukaria, meniup trompet, malah ada yang berkumpul-kumpul lomba balapan liar yang mengganggu ketentraman masyarakat. Tahun baru yang nyata-nyata merayakan itu bukanlah tahun Islam baik dari historis maupun dari pandangan umum, tapi coba lihat waktu tanggal 1 Muharram tahun Hijriyah apakah ada yang peduli terhadap tahun yang memiliki sejarah bagi orang yang beriman yang sangat berarti sekaligus sebuah sejarah perjuangan Nabi yang bukan hanya untuk diperingati namun juga sebagai sebuah ibrah yang harus kita amalkan pada setiap individu masing-masing maupun seluruhnya.

Coba tanya pada pemuda-pemuda yang mengaku Islam yang mondar mandir di jalanan, coba suruh menyebutkan 12 bulan dalam tahun Masehi, lalu coba suruh menyebutkan 12 bulan pula pada tahun Hijriyah!! Allahu Akbar, bagaimana tidak? Tahun Masehi (Nasrani) mereka hafal, namun tahun Hijriyah tahun agamanya sendiri tidak tahu. Jika bulan Hijriyah saja tidak hafal, lalu bagaimana sejarahnya?

Bagaimana pendapat anda mengenai ini?? Lalu apakah pemuda kita masih ada yang tidak tahu bulannya sendiri?? Budaya di luar Islam banyak merebak hingga mereka buta terhadap agamanya sendiri.

Keteladanan Pemuda Era Rasulullah

Perlu kita fahamkan, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya, periode emas dimana para pemuda zaman Rasulullah saw. mengerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk kemenangan Islam.

Adalah Az Zubair bin Awwam. Ia adalah sosok pemuda teman diskusi Rasulullah, anggota pasukan berkuda, tentara yang pemberani, pemimpin dakwah Islam di zamannya dalam usia 15 tahun. Sementara Thalhah bin Ubaidillah, seorang pembesar utama barisan Islam di Makkah, singa podium yang handal, pelindung Nabi saat perang Uhud berkecamuk dengan tujuh puluh luka tusuk tombak, donator utama fii sabilillah, mendapat julukan dari Rasulullah: Thalhah si Pemurah, Thalhah si Dermawan di usianya yang masih sangat muda.

Juga Sa’ad bin Abi Waqash, seorang ksatria berkuda Muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia dikenal sebagai pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan darahnya untuk Islam, lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk surga.

Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillah sejak usia 13 tahun, pemuda jenius mahir baca-tulis. Hingga Rasulullah bersabda memberi perintah: “Wahai Zaid, tulislah….”. Ia mendapat tugas maha berat, menghimpun wahyu, di usia 21 tahun.

Juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun, mukmin tangguh dan muslim yang kuat, Rasulullah menunjuknya sebagai panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada perang menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan Syiria dengan kemenangan gemilang.

Lalu, jika mereka pada usia seperti itu saja telah berhasil mempersembahkan karya yang luar biasa, bahkan ada yang mempersembahkan nyawanya untuk membela Islam sehingga memperoleh syahid di jalan- Nya,, maka apa yang telah kita persembahkan?

Memang menjadi salah satu tugas kita juga untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa pemuda muslim yang diharapkan agama, bangsa dan negara adalah pemuda yang benar-benar ta’at pada Allah, yang Islamnya kaaffah (menyeluruh), tidak setengah-setengah. Karena bisa jadi, pandangan masyarakat (yang diawal telah disebutkan) terhadap para pemuda disebabkan tak munculnya sosok yang menjadi bukti bahwa pemuda muslim yang kaaffah-lah yang sebenarnya umat butuhkan.

Setiap tahun, masyarakat kita memperingati hari Sumpah Pemuda di negara ini. Sayang, peringatan itu hanya sebatas kegiatan seremonial semata, tetapi miskin subtansi. Dengan adanya karakteristik sosok pemuda ideal yang dicontohkan dalam al-Qur’an dan al-Hadits diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia dahulu, masa kini dan masa depan. Sadarilah, bahwa Islam menunggu peran para pemuda. Islam menunggu kita, kawan!!!

Pemuda yang senantiasa Belajar Agama, mendalaminya< mengamalkannya, lantang mendakwahkannya, digarda depan mereka pioner perubahan mengajak manusia kepada Agama Tauhid, karyanya menggemparkan dunia, bersemangat disetiap jalan kebenaran, merangkul dan mengajak masyarakat untuk taat kepada Allah dan RasulNya.

Inilah Pemuda harapan ummat masa ini, mereka tauladan sesamanya dan impian orangtua kepada setiap anak-anaknya. itukah kalian…!!!?

Mari kita buktikan bahwa di atas pundak kepribadian muslim yang sempurnalah umat Islam akan berdiri kokoh dan kuat. Mari saling mengingatkan untuk senantiasa bersemangat dalam menjalani masa muda sebagai persembahan kita untuk Allah ‘aza wa jalla.