aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Sabtu, 22 Desember 2012

MASUK ISLAM SETELAH MENGETAHUI ADA BAKTERI DALAM AIR LIUR ANJING



Seorang ilmuwan besar yg mendalami bidang bakteri berkunjung ke Mesir untuk menyekolahkan anaknya dan dia sendiri memperoleh pekerjaan dalam bidangnya tersebut. Pada suatu hari dia membaca buku hadist yg berhubungan dengan masalah kesehatan. Tiba-tiba dia tidak percaya ketika membaca hadist Nabi SAW, “Jika seekor anjing menjilat perkakas rumah salah seorang diantara kalian, maka cucilah alat (tempat) itu tujuh kali, satu kali diantara yg tujuh itu dicampur dengan tanah..”

Sejenak dia berdiam menatap hadist itu. Dalam dirinya mulai timbul pertanyaan-pertanyaan yg menggoda : Perintah mencuci tujuh kali itu memang harus dilakukan, dan merupakan kewajiban, namun mengapa Nabi masih menyuruh membasuh tempat itu satu kalinya dengan tanah? Tidakkah dengan memakai air saja sudah cukup?

Pertanyaan itu begitu menggoda. Tanpa menunggu waktu lagi, segera dia mengambil sebuah perkakas rumah dan membiarkannya dijilati anjing. Dia lalu mencucinya dengan air tujuh kali. Meneliti dengan meneropongnya dibawah mikroskop, dan yg terlihat : Berjuta-juta bakteri masih melekat di tempat itu. Bebarti mencuci dengan air tidaklah cukup untuk menghilangkan bakteri atau kuman-kuman penyakit anjing yg melekat ditempat itu.

Sekarang dia mencoba sekali lagi, mencuci tempat itu dengan debu. Dan setelah diteliti, ternyata, kuman-kuman telah hilang seluruhnya.

Pertanyaan yg timbul dibenaknya sekarang : Siapa yg memberitahukan hal ini kepada Muhammad? Padahal poenemuan rahasia bakteri baru diketemukan oleh Pasteur (1822-1895). Bukankah jauh sekali jarak antara Muhammad dengan Pasteur? Berarti penemuan Pasteur hanyalah mengulang penemuan lama, dimana Muhammad telah mengetahui bahwa bakteri atau kuman penyakit itu ada pada anjing dan dapat dihilangkan hanya dengan mempergunakan debu dan dibasuh dengan air enam kali. Siapa yg memberitahukan hakekat ilmiah ini kepada Muhammad? Tidak lain, Dialah ALLAH!!! ALLAH yg benar-benar menunjuk Muhammad saw sebagai utusan-NYA. Akhirnya ilmuwan itu masuk Islam bersama puterinya yg ikut di Kairo itu.

KISAH LEBAH & LALAT

 
Mengapa LEBAH cepat menemukan Bunga...?
Sedangkan LALAT cepat menemukan Kotoran ?

Karena naluri Lebah hanya untuk menemukan Bunga, Sedangkan Naluri lalat hanya untuk menemukan Kotoran.

LEBAH ƭίϑαƙ tertarik pada kotoran. Sebaliknya, LALAT ƭίϑαƙ tertarik pada harum dan keindahan bunga.

Alhasil, LEBAH kaya akan madu sedangkan LALAT kaya kuman penyakit.

Mengapa sebagian orang menjadi JAHAT dan sebagian org mnjd BAIK.

Karena orang jahat ƭίϑαƙ tertarik pada hal² yg baik, Sebaliknya bila ada hal² yg jahat, menyakitkan, gosip, bohong, permusuhan, mereka jadi begitu bersemangat untuk menyebarkannya, mereka orang² yg mudah di profokasi tanpa pikir panjang langsung bereaksi.

Orang BAIK ialah orang yg ƭίϑαƙ tertarik dan tak mau merespon akan hal² buruk, menyakiti, isyu yg tak jelas, semua hal yg berbau kejahatan yg sekalipun dilapisi isyu agama.

Apa yg dipikirkan akan menghslkan apa yg diliat, & apa yg diliat akan menghasilkan apa yg diperoleh. Hidup ini sangat tergantung dengan Hati & Pikiran.

Jika Hati & Pikiran selalu Negatif maka apa saja yg dilihat akan selalu Negatif & hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa. Iri hati, sirik.

Ingin bahagia....?
Mulailah dgn Hati & Pikiran yg selalu Positif maka apa saja yg dilihat akan selalu Positif & hasilnya adalah kebahagiaan.
Source : zilzaal.blogspot.com

Beda Nasib Anak Palestina & Anak Amerika

 
ADAM Lanza (20) adalah berita paling panas di Amerika. Apakah rakyat Amerika akan menyumpah-serapahi anak itu yang mungkin saja dinyatakan ‘sakit’—secara mental? Lanza membunuh 26 anak-anak yang tengah sekolah di SD Sandy Hook, Connecticut, Amerika, dengan brutal dan dingin. Sebelumnya, ia juga membunuh ibunya sendiri yang juga merupakan guru di sekolah tersebut.

Barack Obama—sang presiden—sampai menitikkan air mata menahan kesedihan dan kepedihan membayangkan puluhan bocah itu dibunuh tanpa ampun. Bahkan di belahan dunia lainpun orang-orang menyatakan kepiliuannya atas tragedi yang menimpa bocah-bocah manis itu. 

Perdana Menteri Australia Julia Gilard sesunggukkan ketika memberi pernyataan atas insiden tersebut. Benjamin Netanyahu—betul, Perdana Menteri Israel itu!—menyatakan duka cita mendalam dengan kata-kata “Atas nama rakyat Israel, saya ingin menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga yang telah kehilangan anak terkasihnya.”

Di belahan dunia lain, di Palestina, ribuan anak yang dibantai oleh Israel tak pernah jadi tragedi apapun oleh dunia. Kematian anak-anak Palestina yang dibantai oleh Zionis Israel setiap tahun adalah hal yang biasa atas nama membela diri. Dari mulai bayi sampai remaja, tak pandang siapa.

Setiap kali Israel melakukan serangan ke Gaza, korban utama adalah anak-anak yang tak berdosa. Ada yang mengatakan bahwa membunuh anak-anak itu adalah kebijakan Zionis Israel untuk memutus rantai keturunan orang Palestina. Toh, tak ada yang mampu menghentikan Israel.

Walaupun kekejaman Israel itu melebihi takaran akal manusia, reaksi para pemimpin dunia tidak sehebat reaksi ketika 26 anak Amerika dibantai oleh Adam Lanza.

Untuk anak-anak Palestina, taka da pemimpin terkemuka dunia yang menangis. Dan indikasi itu sudah cukup kuat untuk Israel untuk terus membantai bocah Palestina. Karena tak ada yang peduli kepada kematian mereka sebagaimana orang peduli kepada kematian anak-anak Amerika. [islampos]

Untuk Pecinta Kemakmuran & Kemewahan Dunia


Lelaki kaya raya itu menangis tersedu-sedu, selama berhari-hari, menjelang kematiannya. Bukan karena ia takut mati. Atau sedih karena harus meninggalkan kekayaanya yang melimpah ruah. Ia justru sedih karena tak mengerti bagaimana menafsirkan kekayaan dan kemakmurannya

Begini ia bertanya pada dirinya sendiri: ”Ada sahabat Rasulullah SAW yang jauh lebih baik dariku, yaitu Mus’ab bin Umair, yang ketika wafat tidak meninggalkan harta sedikitpun juga. Ia bahkan tidak punya cukup kain kafan untuk menutupi jasadnya, hingga jika kepalanya ditutup maka kakinya terbuka, jika kakinya ditutup maka kepalanya terbuka. Lalu apa artinya bahwa mendapatkan kekayaan yang melimpah ruah ini sementara mereka tidak?? Tidakkah kekayaan ini malah akan mengantarkan aku ke neraka??"

Lelaki kaya itu, Abdurrahman bin Auf, mengulang-ulang pertanyaan itu, sembari menangis, sampai ia menghembuskan nafasnya yang terakhir

Kebanyakan kita belajar makna zuhud dari cerita itu. Tapi begitu kita menarik konteks di mana Abdurrahman bin Auf hidup dan bekerja, segera saja kita temukan nama beliau di deretan para sahabat Nabi yang ikut berjihad di semua medan tempur sepanjang hidupnya, ahli ibadah yang tidak kenal lelah, penderma yang tidak pernah berhenti berderma, yang pertama kali mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai khalifah setelah Umar bin Khattab terbunuh. Semua makna zuhud ada di situ, persis di jantung kepribadiannya. Ia seharusnya tidak perlu menangis seperti itu jika semua makna zuhud itu kita nisbatkan kepada dirinya.

Tapi begitulah mereka. Mereka mewariskan pelajaran lain yang belum kita pahami. Abdurrahman bin Auf, satu diantara sekian nama besar pengusaha dari kalangan sahabat Rasulullah SAW, yang bekerja keras menciptakan kemakmuran dan kekayaan di tengah masyarakat Muslim yang baru berkembang menjadi pemimpin peradaban baru. Pembebasan-pembebasan yang terjadi sejak masa Abu Bakar hingga tujuh tahun pertama masa pemerintahan Usman bin Affan telah memberikan kemelimpahan bagi kaum Muslimin. Mereka mendapatkan wilayah-wilayah baru dengan segala isinya, yang salah satu artinya adalah pertambahan dan penggandaan pada pendapatan pemerintah, baik pada sumber yang sebelumnya sudah ada seperti zakat dan ghanimah, atau dari sumber yang baru seperti jizyah, kharaj dan usyur.

Itu menjelaskan tafsir utama atas kemakmuran di era itu: bahwa pada mulanya kemakmuran itu diciptakan oleh pembebasan-pembebasan besar. Kelak sejarah mencatat kebenaran fakta ini: bahwa bangsa-bangsa yang makmur selalu mencatat sejarah kemakmurannya dari kemenangan-kemenangan besar dalam perang-perang besar. Kemakmuran Eropa dan Amerika, misalnya, adalah hasil kemenangan dalam perang dunia pertama dan kedua serta perang dingin.

Tapi itu bukan tafsir tunggal atas kemakmuran. Pembebasan-pembebasan besar memberikan kemelimpahan pada sumber daya untuk menciptakan kemakmuran. Tapi hanya bangsa yang memiliki pengusaha-pengusaha besar yang bisa memanfaatkan dan mengkapitalisasi sumber daya baru itu menjadi kekayaan yang melimpah. Begitulah kemakmuran terjadi di era itu: pembebasan-pembebasan besar memberi tambahan sumber daya, tapi di tangan dingin para pengusaha tangguh, seperti Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan, sumber daya itu menjadi kekayaan yang melimpah. Lihatlah misalnya, bagaimana Usman bin Affan menghilangkan dominasi pengusaha Yahudi di Madinah. Mereka tidaklah lebih besar dari para pengusaha lain. Tapi mereka adalah pengusaha pembelajar. Dan diantara yang mereka pelajari adalah bagaimana mengimbangi ketangguhan para mujahidin yang terus-menerus membebaskan wilayah-wilayah baru sembari mengimbangi pengusaha-pengusaha setempat yang sebelumnya mendominasi wilayah itu. Amerika mungkin punya jenderal Mc Arthur yang menaklukkan kawasan pasifik dalam perang dunia kedua, tapi juga punya Bill Gate yang mengisi komputer-komputer kita dengan softwarenya atau Warren Buffet yang mengisi lantai bursa kita dengan investasi-investasinya. Begitu juga era itu: ada pembebas sekaliber Khalid bin Walid, tapi juga ada pengusaha tangguh seperti Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan.

Jadi tangis Abdurrahman bin Auf itu adalah pertanyaan yang rendah hati: bisakah perannya sebagai pengusaha mengimbangi peran para mujahidin di mata Allah?