aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Rabu, 06 Februari 2013

Rahasia Menjadi Guru Idola

Kisah yang begitu menarik ini, saya ambil dari Kompasiana yang ditulis oleh Ibu Budiyanti, semoga bermamfaat dan dapat menjadi renungan bagi kita semua, orang-orang membaktikan diri dalam Pendidikan. Simaklah ...

“Menjadi Guru Idola…..”

Apakah Anda sudah termasuk menjadi Guru Idola?

Menjadi Guru idola adalah dambaan setiap guru. Sudahkah kita diidolakan oleh anak didik kita? Jawabnya tentu ada di hati kita masing-masing. Saya yakin para guru ingin mendapatkan predikat itu. Sebuah dambaan yang mulia. Bagaimana caranya agaranak didik kita senang saat kita hadir di kelas dan sedih saat kita tak menampakkan diri. Sebelum kita tahu rahasia menjadi guru idola mari simak cerita di bawah ini.

Suasana di sekolahku….

Bel tanda istirahat berbunyi, sorak-sorai anak-anak mewarnai kelas saat itu. Aku pun langsung mengakhiri pelajaran dan keluar menuju ruang guru. Sejenak aku melangkahkan kaki keluar kelas, samar-samar saya mendengar siswa memanggilku.

” Bu Yanti… Bu Yanti…!!!” aku menoleh, dua gadis centil siswa kelas 9c, berlari kecil-kecil dari arah barat.

“Ada apa.. kok lari-lari?’ tanyaku setelah kedua siswa sudah berada di depanku.

“ Eh… anu Bu…!”

“ Anu.. gimana sih?” tanyaku penasaran

“Kami berdua ingin curhat Bu.. , boleh kan ?” suara Ani manja

“ Curhat apa?

“ Tapi jangan di sini Bu,”

Saya selaku wali kelas kedua siswa ini langsung mengajaknya ke ruang BK yang agak sepi.

“ Bu… kami berdua pengen pindah kelas!” Ani mengawali bicara

“ Pindah kelas? kan kamu berada di kelas 9C sudah hampir dua bulan, kamu berantem ya …dengan temanmu, atau kamu milih di kelas yang ada cowokmu? Kataku lirih

“ Ah… enggak kok Bu,… kami ingin pindah di kelas 9 A karena kami ingin diajar guru matematikanya Pak Agung bukan Bu Ina.”

“ Lho kalau Bu Ina kenapa?”

“ Gini Bu.. kami tuh kalau dijelasin sama Bu Ina gak jelas, lagian super galak, habis, kalau gak bisa mengerjakan tugas di kelas, kami dimarahi, lalu kami juga pernah dikatakan sebagai otak udang, kan .. gak terima to, Bu? Padahal kami emang gak jelas beneran kok Bu…” kata si Sita penuh semangat. Sita adalah murid yang pintar dan selalu mendapat peringkat satu.

“ Em…. gitu, lantas apa lagi,” kataku ingin mengorek lebih dalam curhat siswaku, sambil aku berpikir apa yang harus kukatakan pada kedua anak ini, sekaligus sebagai wali kelas saya ingin menampung keluhan anak didikku.

“ Ya… itu saja Bu, kalau kami dapat pindah di kelas 9 A kami akan senang, Bu.. kan yang ngajar Pak Agung, enak, gak pernah marah dan selalu senyum, kalau kami gak bisa ya diulang-ulang gitu, Bu.”

“ Hem…gitu ya?” kataku sambil berpikir bahwa seorang siswa membutuhkan sosok guru yang dapat menjadikan siswa jelas dengan materiyang diajarkan.

“Ya gini saja, saya terima keluhanmu, nanti Ibu carikan jalan keluar terbaik bagimu, dan kalian harus yakin bahwa setiap persoalan pasti ada penyelesainnya, sekarang kalian masuk kelas dan tetap belajar dengan baik!”

Selepas kedua muridku pergi, aku jadi berpikir bahwa menjadi guru yang bisa disenangi siswa belum semua tercermin pada setiap guru. Gelar apapun belum menjamin guru tersebut disenangi siswa. Kini aku dihadapkan masalah itu, apa yang harus kulakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Jika aku menuruti kedua muridku, apa jadinya kalau nanti siswa lain menginginkan hal yang sama. Sambil memikirkan jalan keluar aku pergi kantin tuk mengisi perut karena belum sempat sarapan dan kebetulan jam keempat tidak mengajar.

Sesampai di kantin kulihat masih ada beberapa anak sedang makan dengan tenangnya padahal sudah bel masuk.

“Lho .. kok masih jajan, kan sudah bel, sana segera masuk!”kataku pada beberapa anak yang masih memegang makanan.

“ Bentar, Bu… lagian pasti Bu Umi belum datang, ” sahut salah satu siswa.

“Benar, Bu.. saya yakin Bu Umi terlambat masuk kelas, dan kami selalu disuruh mencatat di papan tulis. Nanti fotocopi saja dengan teman kan beres Bu…” timpal teman satunya

“Ah jangan gitu, jangan berprasangka seperti itu!”

“Benar Bu.. sweeer gak bohong, tiap hari tu kami disuruh mencatat melulu.. wah bosen kan.. .Bu.?” kilah Ade, temannya.

“Ya… tapi ini jam pelajaran, kamu harus tetap mengikuti, ayo.. masuk!!” kataku sambil memegang tangannya agar beranjak dari tempat duduknya. Akhirnya mereka segera menghabiskan makanan dan menuju ke kelas.

Waduh… belum juga saya bisa menyelesaikan satu masalah sekarang secara tidak langsung aku mendengar keluhan seperti itu. Aku pun segera masuk kelas . Pas di depan ruang kelas 9a, kudengar dua anak sedang berbincang-bincang serius dengan Pak Ali guru PKn.

“Pak Ali… kenapa sih jamnya Pak Ali kosong terus, wah.. rugi dong kalau Pak Ali gak masuk” kata anton

“ Iya Pak.. kami kangen lho kalau Pak Ali gak masuk lagi, nanti gak kosong lagi kan Pak?”

“Iya… kemaren kan Bapak sedang dapat tugas ke Semarang, jadi maaf ya,” kata Pak Ali dengan lembut. Pak Ali adalah guru Pkn yang memang sangat digandrungi banyak siswa apalagi yang cewek-cewek. Selain mengajarnya enak, penampilannya rapi dan wibawa. Itulah yang membuat siswa sangat senang.

Nah .. itulah kisahku…

Dari kisah-kisah di atas, kita sebagai guru, masuk yang kategori mana,? Apakah kita seperti pada cerita pertama, anak kurang jelas dengan penjelasan kita sampai anak kita mau pindah kelas, apakah kita juga kadang terlambat ke kelas dan selalu memberi catatan seperti pada cerita kedua.

Ataukah kita sudah seperti Pak Ali atau Pak Agung yang selalu ditunggu kehadirannya dan dikangeni saat tidak hadir di hadapannya?

Nah… saudaraku sesama guru, apa sebenarnya rahasia agar anak didik kita merasa senang, enjoy dan nyaman serta mudah menerima materi pelajaran yang kita berikan, bagaimana caranya agar anak tidak bosan atau jenuh dan merasa krasan saat pembelajaran berlangsung.

Ingin tahu…?

Nah… saya di sini ingin berbagi pengalaman dengan Bapak Ibu Guru agar kehadiran kita di kelas benar benar dinantikan dan diidolakan oleh anak didik kita.

Berdasarkan kisahku di atas dapat kita petik bahwa kita harus melakukan perubahan agar anak didik kita merasa senang, dan jelas dengan materi yang kita ajarkan. Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan selaku pendidik.

Pertama, disiplin waktu, kita harus bisa menunjukkan pada siswa bahwa kedispilan kunci kesuksesan, tunjukkan pada siswa bahwa kita memasuki kelas tepat waktu, jangan sampai kita terlambat, selain itu kita masuk kelas sudah membawa seperangkat alat mengajar, jangan sampai baru saja masuk kelas kita sudah keluar, ambil buku nilai, ambil alat tulis dan lain sebagainya. Dan kalau sudah selesai waktu pelajaran, kita jangan sampai mengulur- ulur waktu, anak merasa tidak senang kalau kita terlalu berlama-lama di kelas padahal sudah waktunya ganti pelajaran.

Kedua, perfomance, penampilan, kelihatannya hal ini sepele, namun penting juga . kita harus berpakaian yang rapi, menggunakan seragam sesuai aturan yang ada. Anak didik akan kritis jika kita menegur siswa, mereka akan balik berkilah “Lha Bu Guru juga gak seragam, lha Pak guru juga gak rapi.” Kalau penampilan kita rapi siswa tentu akan terkesan.

Nah kalau kita sudah tepat waktu , berpenampilan memikat baru langkah yang ketiga ini, apersepsi yang memukau, buat suasana kelas senang pada awal jumpa, caranya, kita luangkan waktu kira –kira lima menit agar suasana tidak tegang.

Berbagai cara dapat kita lakukan, misal, kita bisa melakukan tebak-tebakan atau kuis dengan menyangkut pelajaran lalu. Siswa yang bisa menjawab, kita beri reward dengan tepuk tangan atau sediakan hadiah kecil.

Selain itu ajak anak bernyanyi dengan lagu yang sedang ngetren dan syairnya kita ubah dengan kata-kata yang mendidik

Misal lagu.. CACA MARICA.. kita gubah jadi begini…

Caca marica… hallo sedang apa
Ini pelajaran bahasa Indonesia
Belajar bahasa kita harus berani
Berani bicara berani berpendapat
Caca marica hee.. caca mari heeee

Selain kuis dan lagu, kita bisa ajak siswa untuk senam lima menit, hal ini bisa dilakukan saat pelajaran siang hari. Ya.. kalau siang, siswa biasanya ngantuk, lelah. Nah dengan senam sederhana, anak kembali segar.

Setelah anak merasa senang, kita baru masuk pada pelajaran, persiapkan materi dengan matang. Sebagai guru kita harus mempersiapkan meteri bahan ajar dengan matang. Selain kita wajib membuat RPP kita harus mempersiapkan materi dengan baik. Jangan sampai kita masuk kelas lantas kita bertanya pada anak. Sampai di mana anak anak materi kita hari ini? Aneh kan, kalau kita bertanya pada anak? Kita lah harus memberitahukan materi ini.

Keempat, komunikatif, kita jalin pembelajaran yang komunikatif dua arah, jangan hanya guru saja yang berbicara, beri kesempatan anak menyampaikan permasalahan, dan kita layani setiap pertanyaan anak dengan jawaban yang memuaskan.

Kelima, pembelajaran inovatif, di era globalisasi ini kita harus bisa menyesuaikan diri dengan zaman. Kita harus menyajikan pembelajaran yang dikemas denga gagasan baru. Kita harus melakukan langkah langkah belajar sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Hal ini telah kita dapatkan saat ada pelatihan-pelatihan. Kita bisa menerapkan metode-metode baru pembelajaran yang merangsang anak untuk berpikir kritis, berwawasan luas dan mau bekerja sama untuk menciptakan pembejaran inovatif.

Salah satu hal yang perlu kita lakukan dalam pembelajan yang inovatif, kita harus mau belajar, jangan sampai anak didik kita hanya dijejali dengan ceramah melulu.. gak zaman deh…

Banyak metode- metode yang dapat kita kembangkan sendiri sesuai dengan bahan ajar yang akan kita ajarkan. Kita tinggal sesuaikan. Ada metode jigsaw , kontekstual, mapping dll. Dan mudah kok kita terapkan.

Selain beberapa hal di atas kita bisa juga menggunakan media atau alat peraga yang sesuai agar anak tidak jenuh. Gunakan media yang ada, buat power point atau alat peraga yang menunjang sehingga anak lebih jelas menangakap materi.

Itulah rahasia yang kini Anda ketahui, gampang kan kalau kita mau melaksanakannya…

Nah… mari kita bersama-sama mewujudkan” Menjadi Guru Idola”

Pembubaran RSBI-SBI

Terkait dengan adanya keputusan Mahkamah Konstitusi hari Selasa, 8 Januari 2013 yang membatalkan pasal 50 ayat 3 UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, karena bertentangan UUD 1945. 

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan pasal ini dan mengabulkan seluruh permohonan judicial review dari para penggugat adalah:

  • Biaya yang mahal mengakibatkan adanya diskriminasi pendidikan.
  • Pembedaan antara RSBI-SBI dengan non RSBI-SBI menimbulkan adanya Kastanisasi Pendidikan.
  • Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam tiap mata pelajaran dalam sekolahRSBI-SBI dianggap dapat mengikis jati diri bangsa dan melunturkan kebanggaan generasi muda terhadap penggunaan dan pelestarian bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. (Sumber diolah dari: Kompas.com) 
Untuk lebih jelasnya, berikut ini saya kutipkan bunyi pasal 50 ayat 3 UU No.20 Tahun 2003 yang digugat dan kini dinyatakan tidak berlaku lagi:

“Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.”

Pasal inilah yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk “memaksakan diri” membuka Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional – Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI-SBI) di beberapa kabupaten/kota, yang jumlahnya mencapai sekitar 1300-an. (Di masyarakat, istilah RSBI-SBI sering diplesetkan menjadi Rintihan Sekolah Bertarif Internasional- Sekolah Bertarif Internasional)

Perlu diketahui, pengujian pasal 50 ayat 3 UU No.20 Tahun 2003 ini diajukan oleh sejumlah orang tua murid dan aktivis pendidikan. Mereka adalah Andi Akbar Fitriyadi, Nadia Masykuria, Milang Tauhida (orang tua murid), Juwono, Lodewijk F Paat, Bambang Wisudo, Febri Antoni Arif (aktivis pendidikan). Mereka menilai pasal yang mengatur penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional itu diskriminatif. Keberadaan pasal itu menimbulkan praktek perlakuan yang berbeda antara sekolah umum dan RSBI-SBI. (Sumber: republika.co.id).

Dengan adanya keputusan MK ini, sekolah yang menyandang label RSBI-SBI kembali menjadi sekolah biasa, dalam arti tidak lagi menggunakan label internasional. Saya pikir,lebih baik menyandang status sekolah biasa tetapi prestasinya internasional, daripada menyandang status internasional tetapi prestasinya hanya biasa-biasa saja.

Dengan dibubarkannya sekolah-sekolah RSBI-SBI, peluang pemerintah untuk lebih fokus mengejar pencapaian Standar Nasional Pendidikan semakin menjadi lebih terbuka. Segala dana dan tenaga yang selama ini terserap untuk kepentingan pengembangan RSBI-SBI, bisa diproyeksikan untuk kepentingan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan, yang menurut saya jauh lebih penting dibandingkan mengejar standar internasional tetapi justru menimbulkan inefisiensi dan distorsi di lapangan.

Bagaimana menurut Anda tentang Pembubaran RSBI-SBI ini ?

YANG TETAP DAN YANG BERUBAH DALAM UN 2013

Standar kelulusan pada Ujian Nasional (UN) tahun ini tidak berubah dari ketentuan tahun lalu, yaitu nilai rata-rata UN minimal 5,5. Pola penghitungan nilai akhir juga tidak jauh berbeda. Hanya saja hasil UN dan nilai akhir pada tahun ini dijadikan salah satu syarat bagi para peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri.

"Siswa dinyatakan lulus UN jika nilai rata-rata dari semua nilai akhir paling rendah 5,5 dan nilai minimal per mata pelajarannya 4,0. Itu yang harus dipenuhi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, kepada Kompas.com, Rabu (30/1/2013).

Pengertian nilai akhir sendiri, lanjutnya, merupakan kombinasi dari nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dengan bobot 40 persen dan nilai UN dengan bobot 60 persen. Sementara nilai sekolah diperoleh dari gabungan 40 persen nilai rapor dan 60 persen nilai Ujian Sekolah.

"Ini berlaku untuk semua jenjang baik SD, SMP dan SMA. Kalau SMK ada nilai kompetensi keahlian kejuruan denga kriteria kelulusan minimal 6,0," jelas Khairil.

Sementara untuk jenjang menengah atas, Khairil mengatakan bahwa meski nilai standar kelulusan untuk UN 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan, bukan berarti peserta didik bisa bersantai dan tidak mempersiapkan diri dengan baik. Pasalnya, hasil UN dan nilai akhir ini menjadi syarat wajib jika ingin mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) 2013. Untuk SNMPTN ini, tidak ada nilai standar minimal yang ditentukan, namun peserta didik tersebut harus lulus UN.

"Siapa saja bisa ikut kalau SNMPTN selama dia lulus UN yang jenjang menengah atas atau kejuruan," tandasnya.
Sumber: http://edukasi.kompas.com 

Jadwal Resmi UN 2013


Secara resmi pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) secara resmi telah merilis jadwal UN 2013. Adapun jadwal resmi penyelenggaraan UN yang dirilis oleh Kemdikbud tersebut tertuang dalam Prosedur Operasi Standar UN yang dipublikasikan melalui lamaan resmi situs Litbang Kemdikbud semenjak 20 Januari 2013 yang lalu.

Adapun jadwal UN 2013 untuk masing-masing tingkat pendidikan, mulai dari SMA, SMK, SMP, dan SD yang dirilis tersebut secara lengkap bisa dilihat seperti yang akan dipublikasikan berikut ini:

1. Jadwal UN SMA 2013
Berikut adalah jadwal UN untuk tingkat SMA/MA yang telah dirilis melalui situs Litbang Kemdikbud: 
Jadwal UN : 15-18 April 2013
Jadwal UN Susulan: 22-25 April 2013
Pengumuman UN: 25 Mei 2013

2. Jadwal UN SMK/SMALB
Jadwal UN: 15-17 April 2013
Jadwal UN Susulan: 22-25 April 2013
Pengumuman UN: 25 Mei 2013

3. Jadwal UN SMP/SMPLB/MTs
Jadwal UN: 22-25 April  2013
Jadwal UN Susulan: 29 April-2 Mei 2013
Pengumuman UN: 1 Juni 2013

4. Jadwal UN SD/SDLB/MI
Jadwal UN: 6-8 Mei 2013
Jadwal UN Susulan: 13-15 Mei 2013
Pengumuman UN: 8 Juni 2013

Demikianlah informasi tentang Jadwal UN 2013 yang bisa dipublikasikan kepada teman-teman. Dimana seperti diketahui informasi diatas sudah mencakup tentang jadwal UN SD 2013, Jadwal UN SMP 2013, dan juga Jadwal UN SMA 2013, dimana untuk masing-masing tingkat pendidikan juga sudah dipublikasikan jadwal pengumuman hasil UN. Semoga informasi ini kiranya bermanfaat...