aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 15 Februari 2013

Konsep Pendidikan Menurut Islam

Dalam al-Qur’an kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah. Kata ini berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti memelihara, mengatur, mendidik, seperti yang terdapat dalam surat al-Isra’ [17]: 24. Kata tarbiyah berbeda dengan ta’lîm yang secara harfiyah juga memiliki kesamaan makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata ta’lîm lebih kepada arti transfer of knowladge (pemindahan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain). Sedangkan tarbiyah tidak hanya memindahkan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain, namun juga penanaman nilai-nilai luhur atau akhlâk al-karîmah, serta pembentukan karakter. Oleh karena itulah, Allah swt menyebut dirinya dengan sebutan Rabb yang berarti pemelihara dan pendidik. 

Kita selalu dituntut untuk selalu memuji rabb dalam segala kondisi, susah atau senang, bahagia atau susah, mandapat ni’mat atau musibah. Sebab, Tidak ada satupun yang datang dari rabb dalam bentuk keburukan. Semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia, karena Tuhan adalah Pendidik (rabb). Kalaupun sesuatu itu buruk dalam pandangan manusia, itu hanyalah disebabkan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia memahami Tuhan (rabb) secara utuh dan menyeluruh. Tetapi ada saatnya nanti, manusia menyadari bahwa sesuatu yang dulu tidak dia senangi, ternyata Tuhan berikan demi kebaikannya. Ibarat seorang anak yang dilarang bermain oleh ibunya, sehingga dia kesal dan mengatakan ibunya tidak menyayanginya. Setelah dia dewasa dan meraih kesuksesan hidup, barulah dia sadar bahwa apa yang dilakukan ibunya adalah demi kebaikannya, walupun wujudnya ketika itu tidak menyenangkannya. 

Terkait dengan konsep pendidikan dalam Islam, Allah swt telah menggariskannya dalam surat Ali Imran [3]: 79 
Artinya :  
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”

Dari ayat di atas diketahui, bahwa tujuan pendidikan bukan menjadikan manusia sebagai hamba ilmu, budak teori atau penkultusan kepada seorang tokoh ilmuwan. Tetapi tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang berketuhanan). Pendidikan tidak hanya menjadikan manusia pintar dan menguasai ilmu pengetahuan, namun menjadikan manusia sebagai manusia yang kenal dan takut dengan Tuhannya dengan ilmu yang dimiliki tersebut.  

Agaknya satu bentuk kegagalan pendidikan negara kita adalah, bahwa sistem pendidikan baru dalam kerangka menjadikan manusia pintar dan menguasai ilmu pengetahuan. Tetapi, belum berupaya menciptakan manusia yang sadar akan keberadaan Tuhannya. Di negara ini secara kuantitas agaknya sudah cukup atau bahkan kelebihan orang pintar, namun bangsa ini semkin terpuruk karena kekurangan manusia yang menyadari keberadaan Tuhan dan takut kepada-Nya. Dan itu juga sebabnya kenapa Allah menyebutkan kata ulama dalam al-Qur’an yang bukan saja manusia yang memahami al-kitab (Q.S. asy-Asyu’ara’ [26]: 197, namun juga manusia yang memahami fenomena alam raya dan merangkaikannya dengan sifat takut kepada Allah (Q.S. Fathir [35]: 28) . 

Kemudian konsep pendidikan yang diperkenalkan dalam ayat di atas adalah belajar dan mengajar sepanjang masa. Allah swt menyebutkan bahwa ciri insan rabbani itu adalah tu’allimûn wa tadrusûn (mengajar dan belajar). Ada hal yang menarik untuk dicermati, bahwa Allah menggunkan kata kerja dan bentuk fi’il mudhâri’ (Present Continiuos) yang memiliki masa sekarang dan akan datang. Hal itu memberikan isyarat, bahwa manusia rabbani adalah orang yang selalu mengajarkan ilmu yang dia miliki kepada orang lain, dan di saat yang sama dia selalu belajar mencari apa yang belum diketahuinya. Hal itu dilakukannya sepanjang hayat seperti yang diperintahkan Rasulullah saw “Carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”.  

Dengan demikian, Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berhenti mencari ilmu, karena ilmu itu begitu luasnya. Semakin banyak yang diketahui akan semakin sadar manusia itu, bahwa begitu banyak yang belum dia ketahui. Itulah agaknya kenapa dalam wahyu pertama yang diturunkan Allah swt, kata iqra’ diulang dua kali. Hal itu berarti bahwa membaca dan proses belajar harus selalu dilakukan. Sebab, semakin banyak kita membaca semakin mulia kita di depan manusia dan di mata Allah swt, karena kemulian Tuhan akan diberikan kepada orang yang selalu membaca (warabbuka al- akram/ dan Tuhanmu Maha Mulia). 

Begitu juga Islam menuntut umatnya untuk menjadi pengembang ilmu dengan mengajarkan apa yang telah diketahui kepada orang lain. Begitulah Rasulullah saw memerintahkan umatnya dalam salah satu hadits beliau. Pertama sekali umatnya dituntut untuk menjadi pengajar (kun ‘âliman), kemudia baru menjadai murid (muta’alliman). Dengan melakukan dua hal di atas, maka tujuan pendidikan menjadikan manusia rabbani bisa diwujudkan.

Karakter Orang-orang Hebat

Ternyata orang-orang hebat tidak hanyak datang dari benua Eropa atau Amerika, atau tidak hanya datang dari Jepang atau Australia , namun juga bisa berasal dari Indonesia . Barangkali orang hebat tersebut bisa jadi kita sendiri. Markis Kido dan Hendra Setiawan (Bobo, tahun XXXVI, 11 September 2008) misalnya adalah dua tokoh berusia sangat muda berasal dari 
Indonesia . Mereka begitu kompak meraih medali emas pada olimpiade Beijing melalui olah raga bulu tangkis.

Untuk mampu meraih prestasi hebat, apalagi untuk tingkat dunia, tentu tidaklah mudah. Semua harus melalui perjuangan yang berat dan hebat. Mereka harus melewati hadangan permainan dunia yang lain, yang juga sangat hebat dan tidak terkalahkan. Bagi Markis Kido dan Hendra Setiawan, saat meraih juara dunia, usia mereka barus berkisar 23 dan 24 tahun. Tentu titik awal sukses pada usia tersebut telah mereka rintis sejak dini. Mungkin pada masa anak-anak atau pada masa remaja- yaitu usia belajar di SD atau di SMP. Di mana pada masa anak-anak lain banyak bermanja-manja atau berhura-hura, mereka tekun merintis mimpi mereka. Yaitu berlatih dengan tingkat porsi belajar/ berlatih/ berkarya yang juga hebat untuk menuju prestasi yang besar.

Dalam kenyataan bahwa orang Indonesia juga mampu meraih juara dunia dalam usia yang relatif muda. Gita Gutawa yang saat itu berusia 14 tahun (Nurhayati, 2008: 2-3) mengikuti festival music pada Nile Song Festival yang berlangsung di Cairo mampu mendapat penghargaan Grand Prix winner- penghargaan tertinggi. Ia juga mendapatkan predikat terbaik dari seluruh kelompok peserta hingga meraih juara umum. Ini merupakan seleksi dari 85 negara. Tim juri juga mengatakan bahwa mereka belum pernah menemukan penyanyi usia remaja yang berkualitas seperti Gita.

Prestasi besar yang ia peroleh sebagai juara dunia bukan terjadi secara kebetulan. Prestasi tersebut diraih bukan secara instant-“sekarang berlatih, besok juara”- atau prestasi yang ia peroleh juga tidak jatuh dari langit. Namun ia peroleh melalui serangkaian persiapan dan proses yang hebat.

Dunia musik bukanlah hal yang baru bagi Gita. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan pemusik. Faktor lingkungan sangat menentukan keberhasilan bagi seseorang. Ketika duduk di kelas 2 Sekolah Dasar , ia sudah mulai belajar bermain piano klasik. Ia juga memperkuat ilmu musiknya dengan mempelajari music jazz, bahkan melengkapi dengan mengikuti privat piano dan gitar. Dukungan orang tua juga menentukan. sejak kecil orang tuanya menanamkan sistem belajar yang mandiri dan bekerja juga mandiri. Ia bukan tipe anak manja.

Tulisan ini tidak terfokus tentang juara dunia asal Indonesia , tetapi tentang bagaimana seseorang bisa meraih prestasi level dunia. Ada artikel yang membahas tentang karakter yang perlu dimiliki bila seseorang ingin berprestasi yang hebat- ya seperti prestasi untuk level dunia. Artikel tersebut menjelaskan bahwa tokoh olah raga yang ngetop di tahun 1970-an dan 1980-an, yaitu Muhammad Ali, adalah jago tinju sejati sedunia. Itu karena ia berkali-kali menang adu tinju kelas dunia. Kemudian Joe Girad adalah jago jual sedunia- world class achiever- karena selama 12 tahun berturut turut ia berhasil menjual puluhan ribu mobil sedunia.

Ia juga tokoh hebat, namun dalam dunia bisnis, yang bisa disejajarkan dengan Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Karpov (jago catur), Pele (jago sepak bola). Pengalaman Joe Girad menjadi jago dunia tentu karena ia memiliki karakter hebat. Karakter hebat ini mungkin bagus untuk disadur.

Paling kurang ada sepuluh karakter hebat atau karakter positif yang dimiliki oleh seseorang yang berprestasi hebat tersebut. Karakter tersebut adalah seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten.

Siapa saja bisa berhasil apalagi sampai pada level dunia. Untuk itu ada beberapa kebiasaan negative yang perlu diusir yaitu mengatasi rasa malas, rasa takut, keterbatasan pengetahuan, dan keterbatasan relasi dengan manusia lain. Bahwa adakalanya orang yang berprestasi level dunia tidak lulus SMA dan bearasal dari keluarga yang miskin. Namun mereka punya tekad atau motivasi untuk berhasil dan berjuang untuk melawan kelemahan diri dengan mencari banyak pengalaman. .

Untuk meraih sukses ternyata perlu mimpi atau visi. Visi tentu mempunyai manfaat. Manfaat terbesar dari visi adalah untuk memberi arah dan tuntutan. Dengan demikian upaya dan kegiatan menjadi efektif dan sekaligus juga efissien. Orang yang tidak punya visi tentu akan gampang teralihkan dan kemudian terombang ambing. Sebahagian remaja sekarang ada yang belum punya visi, sehingga mereka bingung tentang aktivitas apa yang akan mereka tekuni di masa depan. Kalau demikian bahwa visi sangat perlu untuk dimiliki.

Menjadi orang yang sukses, apalagi untuk level dunia, musti memiliki karakter tekun dan tabah. Bayangkan andai Zidane tiba-tiba malas berlatih bola kaki atau Lance Amstrong malas latihan balap, mereka tentu tidak akan jadi juara dunia. Bertekun dalam mengerjakan sesuatu tentu memerlukan pengorbanan. World class achiever sangat memahami arti ketekunan ini. Menunda sebuah pekerjaan yang penting demi nonton filem adalah contoh ketidak tekunan.

Kemudian mereka juga perlu memiliki fikiran positif. Fikiran positif adalah sikap dasar yang harus dipertahankan. Sikap positif tentu berasal dari fikiran yang positif. Mereka perlu berfikir bahwa bekerja itu sehat, kejujuran adalah modal hidup, komitmen sangat diperlukan dalam kerja, kerjasama dan ketabahan sangat penting dan juga perlu memiliki sikap pemaaf. Poin-poin yang kita sebutkan tadi adalah bagian dari karakter positif untuk memperkuat pikiran positif. Selalu berfikir positif dapat menyehatkan jiwa menjadi pribadi yang positif.

Para jago dunia dan orang-orang sukses selalu bersemangat dan antusias. Antusias sendiri berarti “kegairahan, semangat yang besar dan kegembiraan yang besar (Echols dan Shadilly, 2006). Gaya bersemangat dan antusia dari Joe Girard terlihat saat ia memberikan seminar. Ia berlari, melompat dan berteriak. Suaranya melengking, bergetar dan membahana. Lain kali suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan hati dan emosinya. Tentu saja tiap orang punya karakter antusias dan semangat yang berbeda. Namun paparan karakter tadi adalah deskripsi emosi antusia dari Joe Girard.

Jago dunia yang bergerak dalam bidang bisnis, seperti pemiliki merek dagang Philip, Samsung, Carrefour, Pizaa Hut, dan lain-lain mutlak perlu berhubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis mereka maka semakin banyak mereka harus berhubungan dengan orang lain. Pemilik merek dagang yang kita sebutkan tadi tentu telah melayani puluhan atau ratusan juta orang di dunia. Dapat ditebak bahwa kunci sukses mereka dalam bisnis karena mampu menangi kebutuhan manusia. Tentu mereka harus mengiklan diri dan menjumpai banyak orang, mendengar keluhan dan memperkecil keluhan tadi. Prinsip human relation mereka adalah mereka menyukai orang dengan sungguh-sungguh. – love customers honestly, genuinely and sincerely.

Jangan biarkan otak ngawur atau blank. Karena sukses level dunia harus kreatif otaknya. Menjadi jago dunia tentu dambaan banyak orang. Untuk itu mereka musti punya energi, semangat, antusias, keterampilan dan percaya diri yang gede. Bila ini sudah dimiliki namun belum punya strategi maka akan sia-sia. Strategi adalah tugasnya otak yang kreatif atau kognitif yang kreartif. Ide-ide yang baru berasal dari otak yang kreatif- yang kaya dengan imajinasi. Otak yang kreatif tidak mutlak monopoli dari pendidikan formal atau dari universitas. Otak yang kreatif tergantung kepada pemilik otak tersebut dalam merawat dan menumbuhkan kembangkan kekuatan imajinasi dan keberanian.

Juga perlu diingat bahwa kejujuran adalah kunci suskses. Ada orang yang beranggapan bahwa kejujuran itu tidak penting, namun begitu seseorang tahu bahwa ia telah dibohongi maka pelaku kecurangan (orang yang tidak jujur tadi akan ditinggalkan). Kejujuran adalah landasan kepercayaan dan kepercayaan adalah basis dari hubungan baik. Selanjutnya hubungan baik sarana dalam berbisnis. Maka kalau ingin berbisnis yang selalu langgeng maka kita perlu berlaku jujur pada pelanggan.

Ada pribahasa berbunyi : hewan diikat dengan tali dan manusia diikat dengan kata. Manusia diikat dengan kata berarti bahwa kata-kata sebagai alat berkomunikasi itu sangat penting. Menjadi sukses untuk level apa saja- apalagi untuk level nasional dan level dunia maka perlu memiliki kemampuan berkomunikasi. Orang yang ingin sukses tidak perlu pasif dalam berkomunikasi- dengan arti kata harus mampu berkomunikasi. Musti aktif bertanya, aktif menyapa, aktif memuji, aktif mensugesti dan aktif mendengar akhirnya kita terbawa aktif. Tidak hanya menggunakan mulut, tapi juga bahasa tubuh, mata, tangan dan senyuman. Pokonya musti menjadi orang yang aktif, positif dan dinamis dalam berkomunikasi. Rasa takut dan jarak antar manusia tidak perlu ada dalam berkomunikasi. Namun yang perlu ada adalah suasana fun- menyenangkan- ada rasa menerima, menyenangi dan mendengar dengan siapa kita berkomunikasi. Kalau begitu orang jago musti pintar mengkomunikasikan isi hati dan isi fikiran kepada teman bicaranya.

Terakhir bahwa orang yang ingin menjadi jago atau suksesd perlu mempunyai karakter konsisten. Kalau aktif dalam bidang bisnis dan berhubungan dengan orang banyak maka mereka harus bersikap ramah, baik, melayani, menolong, memberi perhatian, menghormati dan berusaha memuaskan klien. Tentang hal ini sudah diketahui oleh banyak orang. Tapi mereka hanya sebatas tahu saja- idealnya menerapkan secara sungguh-sungguh dan konsisten.

Ya benar bahwa untuk meraih prestasi hebat maka dibutuhkan persiapan besar. Orang hebat tidak mutlak monopoli dari benua Eropa dan Amerika, atau juga bukan monopoli Negara maju atau lembaga pendidikan yang maju. Siapa saja bisa jadi jago atau sukses. Untuk menjadi jago maka perlu persiapan, latihan dan proses usaha yang posrsinya cukup besar. Mereka perlu lingkungan kondusif- yang memberikan rangsangan dan tantangan serta dukungan dari guru dan orang tua. Selanjutnya mereka perlu memiliki karakter dan sikap positif seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten.

Lamunanku Tentang Guru, Profesi yang Kujalani

Tak terasa, sudah 22 tahun perjalanan hidup sebagai seorang Guru telah kujalani. Ada suka duka memang, tetapi selalu kuhadapi dengan penuh semangat, seolah saya laksana pemuda berumur 18 tahun yang selalu bergairah dengan energi tanpa batas. Ada beberapaha yang ingin saya share kepada kalian, agar kalian mengetahui apa yang saya rasakan disini, didalam dada yang hanya saya sendiri mampu menyelami dan merasakan. 

  • Jika melihat pekerja lain, Pedagang, Politikus, Bisnisman yang memakai baju mewah, mobil mewah, rumah mewah, selalu kukatakan dalam hatiku "Mereka bisa miliki gedung mewah, uang berlimpah, jabatan prestisius, rumah mewah, dan semuanya .... tetapi "SAYA MEMPUNYAI KALIAN, SISWA-SISWAKU, DAN NILAI KALIAN TAK TERTANDINGI OLEH SEMUA ITU." Kalian bisa tersenyum, tertawa, memahami, berinteraksi dengan KETULUSAN tanpa kebencian. 
  • Guru, jabatan yang disukai anak-anak perempuan kecil yang masih polos hatinya, yang kerap menirukan tingkah polah sang guru, betapa terharunya saya, namun jabatan yang tidak diimpikan dan tidak menjadi gengsi bagi anak muda jaman sekarang. Sungguh ironi yang menyesakkan dadaku melihat kenyataan ini.
  • Guru, sosok yang ditakuti orangtua murid, karena nasib dan masa depan anaknya ada di tangan sang guru, terkadang malah lebih takut pada guru yang lembut daripada Satpam berkumis di pagar sekolah. Sungguh amanah yang tiada terkira, sehingga selalu melahirkan ketakutanku jika nantinya mereka semua menuntutku di Pengadilan Akhirat tentang pengajaran yang kuberikan, sementara hanya sekujur tubuh saya yang menjadi saksi. 
  • Guru, harus mengajar lebih dari sekedar kemampuannya, tak hanya mengejar nilai tinggi, namun juga mendidik akhlaknya, memecahkan masalah anak didiknya, ikut sedih dalam perceraian orangtuanya, ikut berduka dengan kematian kucingnya. Ya, guru selalu menghayati problema sang anak didik. Saya harus menjalankan peran sebagai Guru, Pendidik, Orang Tua, Kawan, Sahabat, Aktor, Pelawak, Pemimpin, Hakim, Model, dan sebagainya, begitu pelik, tetapi semuanya begitu mengesankan. 
Sekarang saya harus bekerja melayani murid-murid selama 24 jam penuh, dikelas, diluar kelas, dengan kemajuan teknologi semua bisa terwujud. Begitu berat, menghabiskan waktu disisa umurku yang semakin sempit, namun saya akan selalu ikhlas menjalani taqdirku. Inilah realita yang kujalani.
Akhirnya, saya hanya mampu berharap ya Rabb, kalau ini memang jalan kehidupanku, ijinkan semua nantinya sebagai Amal Shaleh dan Pahala yang menyertaiku untuk menghadapMu. Amin!  

Kapur Barus, Berkah yang Hilang dari Nusantara

Jika Maroko terkenal dengan raihan, Yaman mahsyur karena Myrrh, Oman dikenal karena kundurnya, maka Nusantara lebih dari itu. Selain dikenal dengan rempah-rempahnya nan eksotik, ketika jaman kuno sebuah pulau di Nusantara terkenal dengan parfum seharga emas yang bernama kapur barus. Dinamakan demikian karena kapur tersebut berasal dari tempat yang bernama Barus atau Baros.

Kapur yang berasal dari bagian dalam batang pohon Dryobalanopsaromatica berbentuk kristal, sementara cara lain untuk memproduksi kapur adalah dengan mengristalisasi cairan yang berhamburan ketika pohon kapur ditebang. Semakin tua umur pohon, maka semakin banyak dan berkualitas tinggi kristal kapur yang dihasilkan.

Bangsa Arab menyebut kapur dengan kafur, sementara wilayah penghasilnya yaitu kecamatan Barus yang terletak di punggir pantai Barat Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara pada saat itu dikenal dengan nama Fansur.

Kapur telah menjadikan Barus sebagai pusat peradaban pada abad 1-17 Masehi. Berbagai ekspedisi perdagangan entah melalui jalur sutera maupun yang mengarungi samudera telah membawa berbagai bangsa menuju Barus.

Bahkan kapur dan Barus memiliki hubungan dengan dakwah Islam di Nusantara. Wilayah Barus dengan perdagangan kapurnya telah dijadikan bukti yang meruntuhkan teori Gujarat mengenai awal kedatangan Islam di Nusantara.

Di Barus telah terdapat perkampungan muslim ketika kota ini masih dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Salah satu bukti kedatangan Islam yang lebih awal dapat dilihat hingga saat ini melalui batu nisan yang terbuat dari batu cadas dengan berat ratusan kilogram.

Di nisan yang terletak di pemakaman papan tinggi ini tertulis nama Syech Mahmud Fil Hadratul Maut yang ditahrikhkan pada tahun 34 H sampai 44 H yang berarti hidup pada masa Umar Bin Khattab sebagai khalifah.

Sedangkan terkait dengan kapur dan Umar bin Khattab, ada kisah unik juga yang menjadi cerita tersendiri terkait ekspedisi pasukan Islam. Diberitakan dalam Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah ketika pasukan muslim di bawah komando Saad bin Abi Waqqash berhasil menaklukan Istana Putih milik Kisra, raja Persia, di Madain, mereka mendapatkan harta rampasan perang yang tak ternilai harganya.

Setelah memasuki istana tersebut pasukan Islam menemukan banyak harta rampasan perang mulai dari perhiasan, mahkota, permadani hingga perabot yang terbuat dari emas dan perak serta guci-guci.

Ketika itu ada pula diantara pasukan Islam yang mendapati tumpukan kapur barus yang disangka garam. Bahkan sebagian dari mereka ada yang telah mencampurkannya dengan bumbu makanan, namun ketika mereka makan ternyata rasanya pahit barulah mereka yakin bahwa benda ini adalah kapur barus.

Allah SWT menyebut kapur sebagai bagian dari nikmat yang diberikan kepada manusia di dalam surga, hal tersebut dinyatakan dalam surat Al-Insaan ayat 5:
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur…”

Di surga, kafur adalah nama suatu mata air yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.

Sementara Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengenai surat Al-Insaan ayat 5 tersebut membandingkan kafur surga dengan kapur barus yang telah dikenal dunia pada saat itu. Ia menyebutkan bahwasannya sifat-sifat kafur ini, yaitu dingin dan aromanya harum. Ia juga mengutip perkataan Hasan,” Dinginnya air kafur ini sebaik Zanjabil (jahe).”

Kenyataannya kafur telah banyak dikenal berbagai manfaatnya oleh ulama kedokteran Islam di era keemasan Islam. Dalam Thibbun Nabawi, Imam Adz-Dzahabi menyebutkan bahwasannya kafur dipergunakan untuk memandikan mayat, seperti yang tertera dalam hadits (riwayat Imam Bukhari).

Dinyatakan juga sifat kafur adalah dingin dan kering pada tingkatan ketiga, dapat menghentikan darah mimisan, menguatkan panca indera, menghentikan libido dan menciumnya dapat membuat terjaga, serta apabila diminum dapat menghentikan diare.

Tak beda jauh dengan Imam Adz-Dzahabi, dalam pembasan mengenai wewangian, Abu Abdillah Al Maqdisi membahas sifat serupa dan dengan tambahan kafur dapat mengatasi sakit kepala yang panas dan sakit mata yang panas. 1/6 dinar (4,25 gram) kafur berguna untuk mengatasi pembengkakan yang panas. 1 dirham (2,975 gram) kafur apabila diracik bersama cuka apel bisa melenyapkan bahaya kalajengking.

Disebutkan juga oleh Al Maqdisi bahwasannya kafur apabila dipergunakan untuk memandikan jenazah bisa membuat jenazah menjadi harum, keras dan dingin sehingga tidak cepat rusak.

Kapur barus memang telah lama dipergunakan untuk mengawetkan mayat, salah satunya ditemui bahwa mumi di zaman Firaun Ramses II juga menggunakan kapur dari daerah tersebut untuk proses pengawetannya.

Kapur barus yang produksinya terbatas telah menembus perdagangan dunia di masa silam. Oleh karenanya harga kafur barus menjadi mahal, walau pulau Borneo ketika itu juga menjadi penghasil kapur.

Harian Kompas memberitakan bahwasannya hingga era kolonial, kapur barus masih menjadi komoditas menarik. Seperti disebut William Marsden, pegawai pemerintah kolonial Inggris di Bengkulu, dalam bukunya, History of Sumatera (1783), kapur barus memiliki peran penting dalam perdagangan di Sumatera.

Menurut catatan Marsden, harga kapur barus saat itu sekitar 6 dollar Spanyol per pon (0,5 kg). Harga ini sama dengan harga emas di Sumatera saat itu. Di pasaran China, harga kapur barus lebih mahal, 9-12 dollar Spanyol per pon.

Marsden menyebutkan, perdagangan kapur barus saat itu dimonopoli orang-orang Aceh yang bermukim di Singkel (Singkil). “Mereka (orang Aceh) menjual kepada orang Batak, selanjutnya dibeli orang China dan Eropa,” tulis Marsden.

Pesona kota Barus mulai meredup ketika terjadi peralihan kekuasaan antara kerajaan Sriwijaya, Samudera Pasai hingga kerajaan Aceh di kemudian hari yang bekonsekuensi terjadinya peralihan pelabuhan pusat perdangangan Internasional. Selain itu akibat mahalnya harga kapur, pada tahun 1700-an orang-otang China dan Jepang mulai membuat tiruannya.

Kapur tiruan dari China diketahui berasal dari pohon Cinnamomum camphora, sementara yang dari Jepang berasal dari pohon Laurus camphora. Selain itu sejak awal tahun 1930-an, dibuat lagi tiruan kapur dari penyulingan zat organik yang dihasilkan pohon cemara lalu menghasilkan senyawa alfa-pinene.

Harga kapur barus benar-benar jatuh hingga tak bernilai lagi setelah ditemukan kamper sintetis berbahan dasar dari pohon-pohon lain tersebut yang harganya relatif murah dan mudah didapat.

Walaupun manfaat dan kualitasnya tak sebanding dengan kafur barus, kamper yang diperdagangkan saat ini masih tidak lagi tergantikan dengan kafur barus. Mengapa hal ini terjadi?

Kenyataannya pohon kapur telah menjadi barang langka, walau di tempat asalnya, yakni kecamatan Barus. Pohon kapur semakin sulit ditemukan di habitatnya, bahkan IUCN Redlist memasukkannya dalam status konservasi Critically Endangered atau Kritis. Status ini merupakan status keterancaman dengan tingkatan paling tinggi sebelum status punah.

Kelangkaan dan terancam punahnya jenis tanaman kapur diakibatkan oleh menebangan yang membabi buta untuk mendapatkan kristal kapur barus di dalamnya. Padahal tidak semua pohon kapur memiliki kandungan kapur yang berlimpah.

Selain itu penebangan pohon kapur untuk digunakan sebagai kayu untuk bangunan berkualis baik, kebakaran hutan dan kerusakan hutan lainnya semakin membuat pohon jenis ini menjadi langka di habitatnya.

Itulah sepenggal kisah kapur dan tanah Barus yang dulu tenar namun kini menjadi daerah tenang dan sunyi dari hingar-bingar modernitas peradaban. Allah telah memberikan berkah atas Nusantara ini, namun manusia sebagai khalifah lah yang menentukan kelestarian dan kemanfaatan alam ini.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Ruum:41).  
Source