aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 09 November 2012

Syair Penciptaan



I
Sebuah mata nan agung seluas ribuan tahun cahaya muncul diujung jagat.
Diatur dengan hukum-hukum rumit dan energi yang maha dahsyat.
Diciptakan dengan kecerdasan dan kekuatan yang maha hebat.
Serta harmoni dalam ketundukan yang saling mengikat.

Dalam hukum penciptaan yang rumitnya luar biasa.
Sungguh Ia telah berikan pada manusia matematika dan fisika.
Agar berfikir keras manfaatkan dan fikirkan ciptaan-Nya selagi bisa.
Yang untuk itu saja takkan mampu uraikan hukum-Nya sampai kelak binasa.

II
Di alam yang mikroskopik.
Prilaku partikel sungguh begitu eksotik.
Antara muatan berbeda akan saling tarik-menarik.
Dan elektron mengitari inti tidak berhenti walau sedetik.

Adalah inti atom dengan energi ikat yang kuat sulit dilepaskan.
Yang dengan diketahui rahasianya energi nuklir bisa dimanfaatlkan.
Dan karena ikatan elektron jasad makhluk berupa benda yang kelihatan.
Sungguh itulah wujud tinggi dan amat luasnya ilmu pengetahuan disisi Tuhan.

III
Belumlah lagi begitu rumitnya syarat batas bahagian tubuh makhluk yang ia atur.
Warna kulit dan ketebalan berbeda ada fungsi yang tidak saling membentur.
Diciptakan rambut dengan hukum dan fungsi berbeda yang begitu terukur.
Sungguh atas nikmat yang berharga seorang hamba harus bersyukur.

Apatah lagi nikmat pendengaran yang dilekatkan pada telinga.
Dan juga nikmat penglihatan yang dititipkan di kedua mata.
Ditambah titik-titik saraf dilidah untuk penghubung rasa.
Masihkan atas semua itu seorang hamba berdusta?.

IV
Belumlah lagi penciptaan tumbuhan yang beragam.
Dari tanah yang pahit muncul rasa manis dan asam.
Buah merah, kuning, muncul dari tanah yang hitam.
Sebagai karunia-Nya yang untuk makhluk di alam.

Pada hukum perputaran benda langit rasa hati Ia titipkan.
Tatkala malam orang bersedih dan banyak lahirkan ratapan.
Agar disaat siang manusia mencari nafkah tanpa dihantui kepiluan.
Sehingga konsentrasi dan tenaga dalam bekerja tidak mendapat gangguan.

V
Ia sebarkan musim hujan tidak serentak diseluruh permukaan bumi.
Agar berguna dataran dalam musim hujan dan musim semi.
Namun manusia sering tak bersyukur dan tak memahami.
Ya Allah atas semua kealpaan itu mohon ampuni kami.

Berilah kami hati yang selalu bersyukur atas nikmat.
Jauhkan kami dari golongan yang Engkau laknat.
Bukalah hati kami untuk banyak bertaubat.
Agar kelak selamanya selamat di akherat.

Syair Pendidikan Untuk Negeriku



I
Inilah syair tentang hardiknas,
jangan dibaca hati yang panas,
untuk pengingat supaya awas,
bukannya pujian supaya puas.

Sekarang dunia sangatlah maju.
janganlah sampai kita tertipu,
kualitas rendah dibanding lalu,
tak pernah bergerak dititik itu.

Pendidikan sudah dibuat pilar,
agar menjadi bangsa nan besar,
tapi masalahnya tak kelar-kelar,
bak benang kusut berpusar-pusar.

II
Dahulu kita bangsa yang hebat,
guru dikirim ke negeri hang jebat,
kini faktanya sudah terjulat,
anak negeriku kesana meloncat.

Belumlah lagi kualitas orangnya,
dipakai diluar cuma tenaganya,
menjadi buruh kebun sawitnya,
atas pembantu rumahtangganya.

TKI menjadi buruh bangunan,
otak tak perlu yang penting tangan,
bekerja berat mikirnya ringan,
itulah harga hasil pendidikan.

III
Hai...hai, anggaran pendidikan,
katanya kini telah ditingkatkan,
segala fasilitas telah dibangunkan,
segala program telah diluncurkan,

Bermacam pula itu namanya,
sekolah gratis amat disukanya,
bagaikan obral tentu mutunya,
tetapi senang orang padanya.

Belumlah lagi yang kebarat-baratan,
Bahasa inggeris yang diutamakan,
laboratoriumnya dianaktirikan,
latihan kerasnya kini ditinggalkan.

IV
Guru sekarang memakai dasi,
duitnya banyak dari sertifikasi,
bahkan ada bermercedes classi,
penuh pula kantong berisi.

Cara mengajar kini telah keren,
dibantu dengan alat moderen,
sambil dudukpun ia bisa eksen,
mengajar murid dengan telaten.

Muridpun sudah semakin maju,
bermacam model memakai baju,
kalaupun marah tak boleh ninju,
karena bisa dipenjara si guru.

V
Cara di barat kini ditiru,
dipakai banyak model yang baru,
membuat pusing pak dan bu guru,
hasilnya pun tetap juga itu-itu.

Sabaaaar!itu semua proyek besar,
supaya bangsa bertambah pintar,
dievaluasi terus tak kelar-kelar,
belumlah tuntas sudah dibubar.

Dibuat lagi proyek yang lain,
dana yang besar mengucur yakin,
padahal cuma negara miskin,
tapi memangnya mereka pikirin?

VI
Ujian nasional juga dibuat,
target nilai pun harus sepakat,
maka guru pun bikin mufakat,
supaya "suksesnya" bisa terlihat.

Murid-muridpun banyak yang tenang,
karena tim sukses telah dirancang,
saat ujian serentak diserang,
kertas kecil pun akan melayang.

Selain itu pensilnya tipis,
bisa dihapus untuk dilapis,
atau dibantu barang sebaris,
sungguh membuat kita miris.

VII
Kalaulah cara begitu hina,
Tuhan pun sudah tak diindahkannya,
wajarlah ijazah tiada berguna,
tak berkat pula yang diajarkannya.

Betapa sayang kalau terlibat,
karena guru bukan penjahat,
bukanlah pula ia pejabat,
tetapi mengajar yang perlu hebat.

Rusaknya jiwa jangan dibuat,
terhadap moral diri diikat,
berilah teladan dari yang dekat,
setelah mati tidak melarat.

VIII
Astaghfirullah, semua kini telah bertukar,
anak guru pun banyak tak pintar,
miskin teladan kini menyebar,
semoga bangsa segera sadar.

Di rumah guru miskin teladan,
anak belajar tak diiringkan,
ibu ayahnya sibuk tontonan,
di televisi yang melenakan.

Tradisi membaca jauh berkurang,
apalah lagi guru mengarang,
di kantor sibuk nyeritain orang,
sungguh yang baik semakin jarang.

IX
Jadilah kita pendidikan yang bangga,
karena berhasil membentuk jiwa,
yang jujur bekerja dengan perkasa,
membuat yang sulit menjadi bisa.

Tak ada yang hebat mudah didapat,
haruslah belajar keras dan kuat,
makanan dijaga supaya sehat,
ikhlas mengajar menjadi syarat.

Kepada siswa kita ajarkan,
ilmu yang berkah kan diberikan,
bila benar dan baik cara ajarkan,
dunia akherat dapat ganjaran.

X
Marilah kita banyak merenung,
masalah bangsa sebesar gunung,
dunia pendidikan membuat bingung,
semoga kelak kita beruntung.

Berhenti kita selalu berbohong,
nampak berisi padahal kosong,
kelak kita jadi bangsa tong,
bunyinya kuat isi melompong.

Segeralah semua menjadi sadar,
supaya petunjuk-Nya akan terpancar,
Menjadi kita bangsa yang besar,
ke segala penjuru harum menyebar.

Pendidikan Negeriku



I
Betapa kemunafikan disertai kebohongan itu kini telah berjamaah.
Bagaikan sekumpulan burung nazar nikmati bangkai sebagai karunia.
Sakralitas sekolah sebagai lembaga pembentuk moral hilanglah sudah.
Yang menghilang bersama datangnya target angka-angka yang dipaksa.

Sungguh bangsa besar ini telah terjerambab ke dalam hilangnya rasa malu.
Ketika pelajaran bagaimana berbohong dan mncuri datang dari sang guru.
Ujian Nasional telah menjadi tempat praktek berbohong yang paling jitu.
Dan hati nurani untuk jujur dalam proses pendidkan seolah membantu.

Mengapa tiada lagi pemimpin dan guru panutan yang bisa dipercaya.
Yang takut dicatat malaikat dan hadapi beratnya mahkamah Allah.
Yang lebih memilih sedikit berkorban tidak turuti kepala sekolah.
Dan meyakini bahwa taqdir hidup matinya ditentukan telah.

II
Mengapa tiada muncul kesadaran atas harga diri.
Dan mendidik murid agar selalu percaya diri.
Berusaha dengan segala kekuatan diri.
Pasrah pada Sang Maha Pemberi.

Amatlah penting keteladanan dalam pendidkan.
Agar kejujuran dan harga diri bisa dibangkitkan.
Bukan ajarkan bagaimana lakukan kecurangan.
apalah lagi pelaku utama yang dikedepankan.

Bukan menjadi tugas sang guru.
Membuat kunci jawaban untuk ditiru.
Karena yang dilakukan sesungguhnya saru.
Dan di padang Mahsyar nanti semua takkan berlalu.

III
Entah mengapa bangsa ini semakin lama semakin mundur.
Menutup mata dan telinga pada negeri lain yang semakin mashur.
Menepuk dada membanggakan diri sendiri diiringi sikap sombong takabbur.
Padahal dalam percaturan dunia berada pada posisi terhina menjelang dikubur.

Kini, segala sumber kekayaan alam telah dijual kepada orang asing yang datang.
Inginnya dengan duduk santai datanglah bergepok-gepok lipatan uang.
Tak peduli nasib generasi penerus yang penting sekarang senang.
Kelak tinggal negeri yang sudah terkuras kering kerontang.

Berfikir bagaimana kehidupan generasi penerus kelak?
Tidak akan terfikir oleh penguasa yang tamak.
Yang penting kumpulkan emas & perak.
Dalam kesenangan terbahak-bahak.

IV
Sungguh suatu masa menyedihkan.
Generasi kini dulu dididik dengan teladan.
Namun mendidik penerus dengan kebohongan.
Maka akan menjadi apa negeri tercinta ini kemudian.

Pada generasi muda yang kini hadir kami pesankan.
Kebohongan kami dalam pendidikan jangan lanjutkan.
Cukuplah sampai generasi ini kebobrokan dihabiskan.
Dan jadilah kalian pemimpin negeri yang dibanggakan.

Bermohon hamba pada-Nya yang Maha Pengampun.
Ampuni kesalahan kami dihari kelak saat dihimpun.
Karena semua amalan kami telah rapi tersusun.
Dan akan dibuka dipengadilan ribuan tahun.

Fisika Semesta



I
Tahukah manusia unifikasi dalam penciptaan.
Manakala seluruh rumusan fisika telah dipadukan.
Menjadi sebuah formula tunggal yang mengagumkan.
Menyatukan empat interaksi semesta yang diramalkan.

Sungguh Interaksi gravitasi semesta adalah karunia Ilahi.
Yang mengatur orbit benda-benda langit secara harmoni.
Yang alirkan air dari ke tempat rendah dari tempat tinggi.
Yang telah mengokohkan akar pohon tertancap di bumi.

II
Adalah interaksi elektromagnetik memberi banyak kebaikan.
Membuat bahan logam dari dalam bumi bisa dimanfaatkan.
Membentuk ketinggian teknologi canggih di peradaban.
Jarak yang jauhpun dengan mudah telah didekatkan.

Dengan gaya elektromagnetik angkasa dijelajahi.
Bumi sampai kedalaman tertentu dijelajahi.
Segala penjuru mudah berkomunikasi.
Betapa banyak nikmat yang Ia beri.

III
Indahnya interaksi lemah lemah.
Yang ikat satu elektron dengan lainnya.
Jadikan antar atom terikat dan benda pun ada.
Dan wujud benda nyata pun hadir di dalam jagat raya.

Andai antar elektron dijagat semesta ditiadakan Tuhan.
Tentu wujud yang ada saat ini akan terceraikan.
Tiada wujud fisik sebagaimana kelihatan.
Hanya gelombang berseleweran.

IV
Betapa bergunanya interaksi kuat.
Karenanya partikel penyusun inti terikat.
Menjadi pusat pemersatu elektron pada tiap zat.
Dan bervariasilah benda membentuk perbedaan sifat.

Adalah Ilmu Ilahi yang maha tinggi menciptakan keteraturan.
Manusia sebagai khalifah di bumi harus memanfaatkan ciptaan.
Manfaatkan akal dari-Nya sebagai wujud syukur dari pemberian.
Dalam keberhasilan itu taqwa pada-Nya haruslah dipertahankan.

V
Dalam tingginya pencapaian teknologi dalam peradaban terkini.
Tanpa sadar ia telah menjadi berhala yang sangat dikagumi.
Lupa untuk mengasah dan memberi makanan pada ruhani.
Sehingga jiwanya jadi miskin dan pada Tuhan pun berani.

Kini, Rahasia kerumitan jagat raya mulai terungkat.
Pada Penciptanya manusia seharusnya dekat.
Karena seluruh keteraturan begitu hebat.
Untuk membuat hamba-Nya kian taat.

Kemerdekaan Bagi Negeriku



I
Hari ini sebuah bangsa peringati enam puluh tujuh tahun kemerdekaan.
Sebuah rutinitas yang syarat dengan pesan dan peringatan.
Atas perjalanan sejarah masa lalu dan masa depan.
Dalam pilihan kehancuran atau kemenangan.

Merdeka? Bagai Rajawali Sang Raja Angkasa.
Yang mampu busungkan dada dan angkat kepala.
Yang menjadi teladan sebuah kebebasan sejak zaman purba.
Dan menjadi perlambang perjuangan tak kenal letih dari Sang Pencipta.

II
Merdeka, bukan hanya bermakna rakyat negeri bebas dari perbudakan fisik.
Sementara ekonomi, budaya, dan jati diri bangsa diobrak-abrik.
Rakyat menjadi budak pekerja para pemilik pabrik.
Dan terhadap kekuatan asing tak berkutik.

Di negeri merdeka rakyatnya hidup bahagia.
Dilayani oleh para pemimpin yang memegang amanah.
Yang tidak disibukkan menumpuk harta dan menebar janji dusta.
Dan terhadap penderitaan dan kesengsaraan rakyat mereka menutup mata.

III
Merdeka bukan bermakna dijajah oleh para pemimpin negerinya sendiri.
Namun rakyatnya hidup dalam kesejahteraan dengan harga diri.
Ada uang dan harta untuk hidup layak secara mandiri.
Dan mereka diberi kesempatan mencari rezeki.

Merdeka bukan hanya simbol untuk hiburan.
Namun semua bekerja keras secara berkesinambungan.
Memanfaatkan kekayaan alam dengan baik sebagai nikmat Tuhan.
Dan para pemimpin bersama rakyatnya bahu membahu mencapai kejayaan.

IV
Enampuluh tujuh tahun telah berlalu adalah usia yang begitu panjang.
Dalam periode kehidupan ibarat telah memetik hasil dari juang.
Namun dihari ini kesulitan demi kesulitan kian menghadang.
Dan di negeri sendiri rakyat bagaikan telah terbuang.

Episode yang lalu hendaknya menjadi pelajaran bangsa.
Untuk hidup dalam perjuangan harga diri bagaikan garuda.
Pelopor kebangkitan bagaikan tegaknya kepala sang raja angkasa.
Dan menjadi pusat peradaban yang dikenang manusia sepanjang masa.

Di Senja Usiaku


Hari ini mentari telah tergelincir lewati masa puncak seorang insan.
Bak kuntum bunga, pelan mulai layu ditelan gempita zaman.
Bermula tiada, sebentar lagi kembali dalam kefanaan.
Tinggalkan dunia dan hiruk-pikuk kehidupan. 

Usia empat puluh empat tahun ini akan berlalu.
Begitu cepat bagaikan kilat berlalunya sang waktu.
Sedang jasad rapuh telah terkotori oleh banyaknya debu.
Dan di depan kubur yang sempit dan sunyi dengan setia menunggu. 

Wahai diri yang kerap terlena oleh kehidupan dunia yang mempesona.
Sesungguhnya hidup ini hanya berisi tangisan dan gelak tawa.
Simetri pasti antara hadirnya kesedihan dan bahagia.
Yang tidak lebih bagai panggung sandiwara.

Apalah arti kegagahan dan kecantikanyang sedikit.
Ukurannya hanya dipengaruhi keriput dan kencangnya kulit.
Apalah makna keindahan jasad bila diperolah dengan rasa sakit.
Sedang dosa dan kelalaian makin menggunung lebihi besarnya bukit. 

Waktu makin dekat, seorang pencinta akan pergi jumpai Sang Kekasih.
Membawa wajah tertunduk harap ampunan Sang Maha Pengasih.
Berharap kembali seperti kala datang dengan fitrah yang putih.
Serta terjauh dari azab Sang Pemilik yang begitu perih. 

Hari telah senja lalui separuh jalan musafir kehidupan.
Begitu lelah lalui banyaknya peristiwa dan segenap kejadian.
Walau terus melangkah, namun ia tahu telah dekat ujung jalan.
Kembali pada-Nya sebagaimana janji saat masih dalam kandungan. 

Sungguh segala fenomena yang ada secara hakekat telah terbuka.
Karena hukum-hukum-Nya selalu berlaku sepanjang masa.
Membebaskan insan untuk memilih sesat atau taqwa.
Yang kelak akan membawa implikasi di alam baqa. 

Kini, banyak yang hanya tersimpan dalam sanubari.
Mencoba melangkah ke depan untuk lebih berhati-hati.
Menyeimbangkan perjuangan hidup duniawi dan ukhrowi.
Dan diri bersiap menyambut kedatangan kematian yang pasti. 

Hidup, Bukan untuk Main-Main

 
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." (QS al-Mukminun 115) 
Ibrahim bin Adham termasuk keturunan orang terpandang. Ayahnya kaya, memiliki banyak pembantu, kendaraan dan kemewahan. Ia terbiasa menghabiskan waktunya untuk menghibur diri dan bersenang-senang. Ketika ia sedang berburu, tak sengaja beliau mendengar suara lantunan firman Allah Ta’ala,

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (QS al-Mukminun : 115)

Serasa disambar petir. Ayat itu betul-betul menyentak beliau. Menggugah kesadaran, betapa selama ini telah bermain-main dalam menjalani hidup. Padahal hidup adalah pertaruhan, yang kelak akan dibayar dengan kesengsaraan tak terperi, atau kebahagiaan tak tertandingi. Yakni saat di mana mereka dikembalikan kepada Allah untuk bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Sejak itulah beliau tersadar, dan itulah awal beliau meniti hidup secara semestinya, hingga saksi sejarah mencatat beliau sebagai ahli ibadah dan ahli ilmu yang ‘bukan main’.

Bila Hidup Dianggap Main-Main

Rasa-rasanya, ayat ini seperti belum pernah diperdengarkan di zaman kita ini. Meski tidak terkalamkan,lisaanul haal menjadi bukti, banyak manusia yang menganggap hidup ini hanya iseng dan main-main. Aktivitasnya hanya berkisar antara tidur, makan, cari makan dan selebihnya adalah mencari hiburan. Seakan untuk itulah mereka diciptakan.

Ayat ini menjadi peringatan telak bagi siapapun yang tidak serius menjalani misi hidup yang sesungguhnya. Kata ‘afahasibtum’, (maka apakah kamu mengira), ini berupa istifham inkari, kata tanya yang dimaksudkan sebagai sanggahan. Yakni, sangkaan kalian, bahwa Kami menciptakan kalian hanya untuk iseng, main-main atau kebetulan itu sama sekali tidak benar. Dan persangkaan kalian, bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami, adalah keliru.

Allah tidak akan membiarkan manusia melenggang begitu saja, bebas berbuat, menghabiskan jatah umur, lalu mati dan tidak kembali,

”Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah 36)

Orang yang tidak mengetahui tujuan ia diciptakan, tak memiliki pathokan yang jelas dalam meniti hidup. Tak ada panduan arah yang bisa dipertanggungjawabkan, hingga ia akan terseok dan tertatih di belantara kesesatan.

Hanya ada tiga ’guide’ yang mungkin akan mereka percaya untuk memandu jalan. Pertama adalah hawa nafsu. Dia berbuat dan berjalan sesuai petunjuk nafsu. Apa yang diingini nafsu, itulah yang dilakukan. Kemana arah nafsu, kesitu pula dia akan berjalan. Padahal, nafsu cenderung berjalan miring dan bengkok, betapa besar potensi ia terjungkal ke jurang kesesatan.

Pemandu jalan kedua adalah setan. Ketika seseorang tidak secara aktif mencari petunjuk sang Pencipta sebagai rambu-rambu jalan, maka setan menawarkan peta perjalanan. Ia pun dengan mudah menurut tanpa ada keraguan. Karena sekali lagi, dia tidak punya ’kompas’ yang bisa dipertanggungjawabkan dalam menentukan arah perjalanan. Sementara, peta yang disodorkan setan itu menggiring mereka menuju neraka yang menyala-nyala,

”Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni naar yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Rambu-rambu ketiga adalah tradisi orang kebanyakan. Yang ia tahu, kebenaran itu adalah apa yang dilakukan banyak orang. Itulah kiblat dan barometer setiap tingkah laku dan perbuatan. Padahal,

”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. al-An’am: 116)

Misi Hidup yang Bukan Main

Allah menciptakan manusia untuk tugas yang sangat agung; agar mereka beribadah kepada-Nya. Untuk misi itu, masing-masing diberi tenggat waktu yang sangat terbatas di dunia. Kelak, mereka akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di dunia, adakah mereka gunakan kesempatan sesuai dengan misi yang diemban? Ataukah sebaliknya; lembar catatan amal dipenuhi dengan aktivitas yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang diperintahkan.

Di hari di mana mereka dinilai atas kinerja mereka di dunia, tak ada satu episode pun dari kehidupan manusia yang tersembunyi dari Allah. Bahkan semua tercatat dengan detil dan rinci, hingga manusiapun terperanjat dan keheranan, bagaimana ada catatan yang sedetil itu, mereka berkata,

”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).” (QS. al-Kahfi: 49)

Sebelum peluang terlewatkan, hendaknya kita bangun motivasi, untuk menjadikan hidup lebih berarti. Mudah-mudahan, fragmen singkat di bawah ini membantu kita untuk membangkitkan semangat itu.

Suatu kali Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seseorang, “Berapakah umur Anda sekarang ini?” Orang itu menjawab, “60 tahun.” Fudhail berkata, “Kalau begitu, selama 60 tahun itu Anda telah berjalan menuju perjumpaan dengan Allah, dan tak lama lagi perjalanan Anda akan sampai.”

“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un,” tukas orang itu.

Fudhail kembali bertanya, ”Tahukah Anda, apa makna kata-kata yang Anda ucapkan tadi? Barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya adalah milik Allah, dan kepada-Nya pula akan kembali, maka hendaknya dia menyadari, bahwa dirinya kelak akan menghadap kepada-Nya. Dan barangsiapa menyadari dirinya akan menghadap Allah, hendaknya dia juga tahu bahwa pasti dia akan ditanya. Dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukannya. Maka barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya, hendaknya dia menyiapkan jawaban.”

Orang itu bertanya, ”Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Sedangkan kesempatan telah terlewat?”

Fudhail menjawab, ”Hendaknya Anda berusaha memperbagus amal di umur yang masih tersisa, sekaligus memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan di masa lampau.”

Semoga kita mampu mengubah hidup kita, dari main-main, menjadi bukan main. Amien!

Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah


Oleh: Badrul Tamam 

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya. 

Nikmat agama merupakan karunia terbesar dari Allah kepada hamba-Nya. Tidak diberikan kecuali kepada siapa yang dicintai oleh-Nya. Berbeda dengan dunia, diberikan kepada siapa yang mendapat cinta Allah dan murka-Nya. Karena dunia bukan ukuran baik atau buruknya seseorang di sisi Allah Ta'ala. 

Bentuk nikmat agama adalah iman kepada Allah Ta'ala. Diberikan kepada hamba-Nya laksana rizki. Satu dan yang lainnya berbeda. Ada yang banyak dan ada yang sedikit. Yang lebih banyak mendapat karunia ini lebih baik daripada yang lebih sedikit. Siapa yang kuat imannya ia lebih baik dan lebih dicintai oleh Rabb-nya daripada yang lemah. Namun, yang lemah tidak boleh diremehkan karena ia masih memiliki iman. Karena selama manusia masih memiliki iman ia berada dalam lingkup kebaikan.

Bertambahnya iman harus diusahan, yakni dengan menjalankan ketaatan. Sebaliknya lemahnya iman harus dihindarkan, yakni dengan meninggalkan kemaksiatan. Karena iman bisa bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan sehingga ia akan kuat. Berkurang dengan sebab kemaksiatan sehingga ia melemah. Sedangkan iman menjadi ukuran seseorang mulia atau tercela.  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, :
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah,"Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat." Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim) 

Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan diri jika digunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada dasarnya, kuatnya fisik dan materi bukan sebagai pijakan mulia atau tercela. Hanya saja, jika keduanya digunakan untuk kemanfaatan di dunia dan akhirat, ia menjadi terpuji. Sebaliknya, jika digunakan untuk kemaksiatan terhadap Allah, ia menjadi tercela. 

Kuat dalam hadits di atas mencakup kuat fisik, jiwa, dan materi. Kemudian semua itu diikat dengan iman kepada Allah Ta'ala, ridha dan menerima qadha' dan qadar. Sehingga mukmin yang kuat dalam hadits di atas, adalah mukmin yang kuat tekad dan semangatnya –khususnya dalam urusan akhirat- sehingga ia lebih banyak maju melawan musuh dalam jihad, lebih semangat keluar dan pergi menyambut jihad, lebih semangat dalam melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, dan bersabar atas ujian di dalamnya. Kuatnya di sini mencakup kuatnya kerinduan terhadap Allah Ta'ala dan menjalankan tuntutannya berupa shalat, puasa, zikir, infak, shadaqah, dan ibadah-ibadah lainnya; lebih aktif mencari dan menjaganya.  
. . . Kuat dalam hadits di atas mencakup kuat fisik, jiwa, dan materi. Kemudian semua itu diikat dengan iman kepada Allah Ta'ala, ridha dan menerima qadha' dan qadar. . .  
Sedangkan makna mukmin lemah adalah kebalikan dari semua ini. Namun tidak boleh diremehkan, sebab ia masih dalam lingkup baik karena masih ada iman dalam dirinya.
Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan setiap mukmin, baik yang kuat maupun yang lemah, untuk bersemangat dalam mencari apa yang manfaat untuk dirinya dari urusan dunia dan akhiratnya. Namun tidak boleh lupa terhadap kuasa Allah dengan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya dalam menjalankan usaha tersebut. "Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah." 

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh menjelaskan maksud hadits di atas, "Dan maksudnya: bersemangat dalam menjalankan sebab yang bermanfaat bagi hamba dalam urusan dunia dan akhiratnya dari sebab-sebab yang wajib, sunnah, dan mubah yang telah Allah syariatkan. Lalu dalam mengerjakan sebab tersebut, hamba tadi meminta tolong kepada Allah semata, tidak kepada selain-Nya, agar sebab itu menghasilkan dan memberi manfaat. Bersandarnya hanya kepada Allah Ta'ala dalam mengerjakannya. Karena Allah lah yang menciptakan sebab dan akibatnya. Suatu sebab tidak akan berguna kecuali jika Allah mengizinkannya. Sehingga hanya kepada Allah Ta'ala semata ia bertawakkal dalam mengerjakan sebab. Karena mengerjakan sebab adalah sunnah, sementara tawakkal adalah tauhid. Jika ia menggabungkan keduanya, maka akan terwujud tujuannya dengan izin Allah." (Fath al-Majid: 560) 

Usaha dan isti'anah harus terus dilakukan, tidak boleh melemah karena malas, putus harapan, perkataan orang, perasaan tidak enak, mitos atau sebab yang tak jelas lainnya. Karena ada sebagian orang yang sudah bersemangat menggapai apa yang dibutuhkannya dan disyariatkan kepadanya, lalu ia melemah dan malas sehingga meninggalkan amal tersebut. Manfaat dan mashlahat yang dibutuhkannya hilang begitu saja sehingga ia menjadi manusia merugi. 

Bagi seorang muslim jika melihat suatu pekerjaan yang mendatangkan manfaat dan guna untuk dirinya, hendaknya ia semangat mengerjakannya dan beristi'anah kepada Allah agar dikuatkan dan dimudahkan, lalu komitmen dan konsisten menyelesaikan pekerjaannya. Jika demikian berarti ia mengikuti wasiat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam hadits ini sehingga ia terkategori sebagai mukmin yang kuat. Di samping manfaat dan mashlahat yang dibutuhkannya diperoleh, ia juga mendapatkan pahala dalam kesungguhannya tersebut. 

Dikisahkan dari perjalanan hidup Imam al-Kasai, seorang ulama ahli Nahwu, saat mulai bejalar ilmu Nahwu beliau mendapati kesulitan sehingga hampir putus asa. Kemudian beliau menemukan seekor semut membawa makanan ke atas tembok. Setiap semut itu naik sedikit, ia terjatuh. Begitu berulang-ulang sehingga ia berhasil naik ke atas. Imam al-Kasai mengambil pelajaran dari semut tersebut, beliau bersungguh-sungguh dalam belajar sampai menjadi imam besar dalam ilmu Nahwu. 

Penutup
Tulisan ini mengajak kepada pembaca untuk terus meninggkatkan kualitas dan kuantitas iman. Mengajak untuk menjadi hamba Allah yang kuat imannya. Yakni dengan menguatkan semangat dalam menggapai kemanfaatan duniawi dan ukhrawi, disertai isti'anah kepada Allah semata. Terus semangat, konsisten dan komitmen dalam usahanya, dan tidak melemah. Jika terjadi sesuatu yang tak sesuai harapan, ia tidak lantas ambruk dan kapok. Tidak pula mengandai-andai, jika tadi melakukan ini pasti terjadi sesuatu yang lain. Karena mengandai-andai semacam ini akan membuka pintu syetan, yakni akan menyebabkan cacian terhadap takdir, marah kepada keputusan Allah, lemah semangat, was-was, merana dan sedih. Tetapi hendaknya ia terus menjaga semangat dan keyakinanya kepada Allah dengan mengatakan, Qaddarallahu Wamaa Syaa-a Fa'ala (Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat). Wallahu Ta'ala A'lam
Sumber : www.voa-islam.com 

MATI SURI BERDASARKAN TEORI FISIKA KUANTUM


Perasaan tenang luar biasa, melihat cahaya terang menyilaukan entah dari mana, jiwa yang terlepas sesaat dari raga, memasuki sebuah dimensi lain, atau berjalan di kegelapan terowongan menuju cahaya di ujungnya. Atau mungkin berkomunikasi dengan roh, yang memintanya kembali ke raganya, untuk hidup kembali.

Pengalaman mati suri (near death experience) memiliki pola yang berbeda untuk setiap orang yang mengalaminya. Juga ragam penjelasan, dari psikologis hingga menurut keyakinan masing-masing.

Teori baru ditawarkan oleh dua ilmuwan fisika kuantum ternama. Menurut mereka, pengalaman hampir mati terjadi ketika zat yang membentuk jiwa manusia terlepas dan meninggalkan sistem syaraf, memasuki alam semesta.

Berdasar pada ide ini, kesadaran (consciousness) sejatinya dianggap sebagai sebuah programkomputer kuantum dalam otak, yang bisa tetap bertahan di alam semesta bahkan setelah kematian. Ini menjelaskan persepsi sejumlah orang yang pernah mengalami mati suri.

Adalah Dr Stuart Hameroff, Profesor Emeritus pada Departemen Anestesi dan Psikologi dan Direktur Pusat Studi Kesadaran University of Arizona, yang mengembangkan teori kuasi-relijius ini.

Hameroff seperti dikutip Daily Mail, mendasarkan teorinya pada teori kuantum kesadaran yang ia kembangkan bersama fisikawan Inggris, Sir Roger Penrose yang menyatakan, esensi dari jiwakita terkandung dalam strukstur yang disebut mikrotubulus (jamak: mikrotubula) yang berada dalam sel-sel otak.

Mereka berpendapat, pengalaman kesadaran kita adalah hasil dari efek gravitasi kuantum dalam mikrotubula. Sebuah teori yang mereka sebut sebagai pengaturan pengurangan obyektif (Orch-OR).

Dengan demikian, menurut teori ini, jiwa kita lebih dari sekadar interaksi antar neuron pada otak. Melainkan susunan yang terbangun dari intisari alam semesta, dan mungkin telah ada sejak waktu bermula.

Konsep ini agak mirip dengan keyakinan Buddha dan Hindu, bahwa kesadaran adalah bagian integral dari alam semesta. Dan memang mirip dengan filsafat Barat idealis.

Dengan keyakinan itu, Dr Hameroff menyatakan bahwa saat pengalaman hampir mati terjadi, mikrotubula kehilangan kondisi kuantumnya, namun informasi di dalamnya tak lantas hancur. Sebaliknya, ia hanya meninggalkan raga dan kembali ke alam semesta.

"Katakanlah jantung berhenti berdetak, darah berhenti mengalir, mikrotubulus kehilangan keadaan kuantumnya," kata Dr Hameroff. "Tapi informasi kuantum di dalam mikrotubulus tidak rusak, tak bisa dihancurkan. Hanya didistribusikan dan menghilang ke alam semesta."

Jika pasien tersebut sadar, hidup kembali, informasi kuantum itu juga akan kembali ke mikrotubulus. "Sehingga pasien bisa berkata, 'aku mengalami pengalaman hampir mati'."

Bagaimana jika pasien itu tak pernah tersadar?

"Jika pasien tak sadar dan akhirnya meninggal dunia. Bisa jadi informasi kuantumnya tetap eksis di luar jasadnya, mungkin tanpa batas, sebagai sebuah ruh."

Namun, teori Orch-OR tesebut mendapat kritik keras dari para pemikir empiris, dan terus menjadi perdebatan kontroversial di kalangan ilmuwan.

Fisikawan MIT, Max Tegmark adalah salah satu penentangnya. Ia menerbitkan makalah setebal 2.000 halaman yang mengritik teori tersebut, dan kerap dikutip oleh banyak penentang.

Meski demikian, Dr Hameroff yakin, penelitian fisika kuantum akan menvalidasi Orch-Or. Apalagi efek kuantum kini digunakan untuk menjelaskan banyak proses biologis, seperti bau, navigasi burung, dan fotosintesis.

Makkah, Ibadah Haji dan Kaitan Hukum Fisika


Bagi orang yang memahami hukum fisika dan banyak mengkaji tentang kehebatan Makkah akan menemukan sesuatu yang baru. Penemuan itu menguatkan lagi keyakinan bahwa Islam agama yang datang dari Allah Yang Maha Esa. Sekaligus menjadikan diri semakin dekat kepada pencipta dan terasa kerdilnya diri di sisi Tuhan.

Prof. Norhisham Wahab, pendiri Color Vaibration Therapy banyak mengkaji tentang kaitan amalan haji dengan sains menjelaskan, Makkah adalah kawasan yang mempunyai gravitasi paling stabil.

Boleh dikatakan ia kawasan paling selamat di dunia. Tidak heran kalau dikatakan, jika suatu hari nanti bumi mengalami kekacauan dan malapetaka, Makkah adalah bumi yang paling aman untuk didiami.

“Itulah kawasan yang dicari-cari selama ini, di mana manusia boleh tinggal dengan selamat dan aman sehingga terjadinya kiamat. Sebagai pusat bumi memang banyak keistimewaannya. Tekanan gravitasinya tinggi, dan di situlah berpusatnya bunyi-bunyian yang membina yang tidak boleh didengar oleh telinga," ujarnya.

Masjid Al-Aqsa

“Suatu masa dulu kiblat kita adalah masjid al-Aqsa dan di situlah pusat bumi ketika itu. Kemudian Allah perintahkan Nabi untuk berpaling ke arah Kaabah sebagai kiblat. Dari apa yang saya pernah kaji, berlaku gempa bumi dan pergerakan lempeng bumi di tanah Arab dan menyebabkan pusat bumi berubah ke Makah,” katanya.

Prof. Nohisham juga menjelaskan tekanan gravitasi yang tinggi memberi kesan langsung kepada sistem imun badan untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala serangan penyakit.

Sebenarnya ketika berada di sana, sistem imun akan menjadi lebih kuat secara alami tanpa bantuan vaksin. Pengaruh gravitasi banyak memainkan peranan untuk merangsang kelenjar pineal (pineal gland) yang terletak di otak tengah untuk mengawal kekuatan sistem imun.

Memang sudah dibuktikan apabila berada di Makkah yang sakit akan jadi sehat dan yang lemah akan bertenaga.

Apabila gravitasi tinggi maka banyak elektron ion negatif yang berkumpul di situ. Sebab itulah doa akan makbul karena di situ adalah tempat gema atau ruang dan masa serentak. Apa yang diniatkan di hati adalah gema yang tidak boleh didengar tetapi boleh dirasakan frekuensinya.

Pengaruh elektron menyebabkan kekuatan dalaman kembali tinggi, penuh bersemangat untuk melakukan ibadah, tidak ada sifat putus asa, mau terus hidup, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

Ketika berada di sisi Ka'bah perasaan akan segera berubah menjadi hening, tenang, sayu, rendah diri, kerdil pada kebesaran tuhan. Semua itu adalah pengaruh dari tekanan gravitasi yang tinggi. Meskipun ada niat jahat Yahudi atau umat Kristiani untuk menghancurkan Makkah, cobaan itu tidak berhasil.

Secanggih apapun teknologi milter negara-negara maju tetapi tidak dapat menembus Makkah. Andaikata ada rudal ditembakkan ke Makkah untuk menghancurkannya, itu pun tidak akan berhasil.

Gelombang radio tidak bisa mendeteksi kedudukan Ka'bah. Begitulah hebatnya tempat yang Allah pilih sebagai kiblat bagi umat Islam. Sudah pastinya manusia biasa tidak mampu menciptakan sesuatu sehebat itu.

Malah teknologi satelit pun tidak mampu mereropong apa yang ada di dalam Ka'bah. Frekuensi radio tidak mungkin dapat membaca apa-apa yang ada di dalam Ka'bah karena tekanan gravitasi yang tinggi.

“Tempat yang paling tinggi tekanan gravitasinya, mempunyai kandungan garam dan aliran anak sungai di bawah tanah yang banyak. Sebab itulah jika bersembahyang di Masjidil Haram walaupun di tempat yang terbuka tanpa atap masih terasa sejuk. Sujud masih terasa dingin karena tekanan gravitasi tinggi itu,” terangnya.

“Kita pergi ke sana untuk penyerahan diri pada tuhan, rasa kerdil pada kebesaran Nya. Secara atomatis akan menyebabkan kita lupa pada urusan dunia dan kesusahan yang ditempuhi. Pemusatan fikiran hanya kepada Allah tuhan yang satu, ia akan datang dengan sendirinya apabila berada di Makkah karena semua itu ada kaitan dengan kekuatan Ka'bah sebagai pusat bumi,” ujarnya.

Tambahnya lagi, Ka'bah bukan sekadar bangunan hitam empat persegi tetapi satu tempat yang ajaib karena di situ pemusatan tenaga, gravitasi, zona magnetisme nol dan tempat yang paling dirahmati. Mengapa bermalam di Muzdalifah dan Mina menjadi satu perkara yang wajib sebelum melontar jumrah.

Di sebalik semua itu ada tujuan apabila Allah menurunkan perintahnya. Menurut Prof Norhisham, wajib haji itu bertujuan mendapatkan cukup rehat bagi memulihkan tenaga sebelum kembali ke Masjidil haram menunaikan tawaf dan sai.

“Tidur dengan posisi menghadap Ka'bah secara otomatis otak tengah akan terangsang sangat aktif hingga tulang belakang. Pengaruh gravitasi itu penting untuk menentukan kedudukan tulang belakang untuk menghasilkan sel darah. Ini adalah sebagai langkah persediaan untuk melakukan rukun haji yang berikutnya untuk itulah diwajibkan bermalam.

“Semasa tawaf nanti memerlukan tenaga yang banyak untuk mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Bila bermalam di Mina seolah-olah kita sudah dapat baterai baru untuk melakukan rukun yang lebih menantang lagi,” jelasnya. Sedangkan mengenai tawaf pula memang banyak keistimewaannya.

Pergerakan mengelilingi Ka’bah arah lawan jam memberikan energi hidup alami dari alam semesta. Sebenarnya pusat bumi itu bukan sekadar untuk bumi saja tetapi ia seakan satu ruang atau saklar yang mengontrol seluruh alam semesta, bintang, matahari, planet dan ruang angkasa. Berarti pusat bumi itu ada energi yang cukup kuat yang tidak bisa dili hat, dengar, rasa tetapi bisa terdeteksi frekuensinya.

Prof. Norhisham juga menjelaskan pergerakan melawan arah jarum jam di dalam jumlah tujuh putaran. Katanya, semua yang ada di alam ini bergerak menurut lawan jam, Allah telah tentukan hukumnya begitu.

Elektron mengelilingi nukles, molekul protein terbentuk dari kiri ke kanan, darah beredar juga dari arah yang sama di dalam tubuh, sperma juga beredar menurut melawan arah jarum jam, matahari, bulan dan planet semuanya berputar sesuai hukum yang sama.

Peredaran darah atau apa saja di dalam tubuh manusia sesuai melawan arah jarum jam. Justru dengan mengelilingi Ka’bah sesuai melawan arah jarum jam, berarti sirkulasi darah di dalam tubuh meningkat dan sudah tentunya akan menambah energi. Sebab itulah orang yang berada di Makkah selalu bertenaga, sehat dan panjang umur.

“Sedangkan jumlah tujuh itu adalah simbolik ke tidak terhingga banyaknya. Angka tujuh itu berarti tidak terbatas atau terlalu banyak. Dengan melakukan tujuh kali putaran sebenarnya kita mendapat ibadah yang tidak terbatas jumlahnya, “tutur Prof Norhisham.

Sedangkan di dalam menunaikan rukun haji, ada hal yang dilarang selama berihram seperti tidak boleh tutup kepala, muka dan tapak tangan. Rambut, jenggot tidak bisa dicat minyak, tidak bisa menghilangkan bulu dan rambut, memotong kuku dan memakai pakaian sarung yang berjahit-khususnya untuk pria.

Inilah 15 Rahasia Ka'bah
  1. Makkah adalah wilayah yang memiliki gravitasi paling stabil. 
  2. Tekanan gravitasinya tinggi, dan di situlah berpusatnya kebisingan yang membangun yang tidak bisa didengar oleh telinga. 
  3. Tekanan gravitasi yang tinggi berdampak langsung pada sistem imun tubuh untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala serangan penyakit. 
  4. Gravitasi tinggi = elektron ion negatif yang berkumpul di situ tinggi = doa akan termakbul karena di situ adalah tempat gema atau ruang dalam waktu bersamaan. 
  5. Apa yang diniatkan di hati adalah gema yang tidak bisa didengar tetapi bisa terdeteksi frekuensinya. Pengaruh elektron menyebabkan kekuatan internal kembali tinggi, penuh semangat untuk melakukan ibadah, tidak ada sifat putus asa, mau terus hidup, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. 
  6. Gelombang radio tidak bisa mendeteksi posisi Ka'bah. 
  7. Bahkan teknologi satelit pun tidak bisa meneropong apa yang ada di dalam Ka'bah. Frekuensi radio tidak mungkin dapat membaca apa-apa yang ada di dalam Ka'bah karena tekanan gravitasi yang tinggi. 
  8. Tempat yang paling tinggi tekanan gravitasinya, memiliki konten garam dan aliran anak sungai di bawah tanah yang banyak. Sebab itu lah jika shalat di Masjidilharam meskipun di tempat yang terbuka tanpa atap masih terasa dingin. 
  9. Ka'bah bukan sekedar bangunan hitam empat persegi tetapi satu tempat yang ajaib karena di situ pemusatan energi, gravitasi, zona magnetisme nol dan tempat yang paling dirahmati. 
  10. Tidur dengan posisi menghadap Ka'bah secara otomatis otak tengah akan terangsang sangat aktif sampai tulang belakang dan menghasilkan sel darah. 
  11. Pergerakan mengelilingi Ka'bah arah lawan jam memberikan energi hidup alami dari alam semesta. semua yang ada di alam ini bergerak menurut lawan jam, Allah telah tentukan hukumnya begitu. 
  12. Peredaran darah atau apa saja di dalam tubuh manusia sesuai lawan jam. Justru dengan mengelilingi Ka abah menurut lawan jam, berarti sirkulasi darah di dalam tubuh meningkat dan sudah tentunya akan menambah energi. Sebab itulah orang yang berada di Mekkah selalu bertenaga, sehat dan panjang umur. 
  13. Sedangkan bilangan tujuh itu adalah simbolik ke tidak terhingga banyaknya. Angka tujuh itu berarti tidak terbatas atau terlalu banyak. Dengan melakukan tujuh kali putaran sebenarnya kita mendapat ibadat yang tidak terbatas jumlahnya. 
  14. Larangan memakai topi, songkok atau menutup kepala karena rambut dan bulu roma (pria) adalah ibarat antena untuk menerima gelombang yang baik yang dipancarkan langsung dari Ka'bah. Sebab itu lah setelah melakukan haji kita seperti dilahirkan kembali sebagai manusia baru karena segala yang buruk telah ditarik dan diganti dengan nur atau cahaya yang baru. 
  15. Setelah selesai semua itu baru lah bercukur atau Tahalul. Tujuannya untuk melepaskan diri dari pantang larang dalam ihram. Namun rahasia di sebaliknya adalah untuk membersihkan antena atau reseptor kita dari segala kekotoran sehingga hanya gelombang yang baik saja akan diterima oleh tubuh.  
Semoga bermanfaat.