Pada tahun 1932, seorang Psikolog Amerika, Walter B. Pitkin pernah menulis buku yang sangat populer waktu itu berjudul “Life Begins at Forty”. Pitkin memang bukan penggagas pertama kata-kata tersebut, karena jauh sebelum tahun 1932 kata-kata itu telah ada. Namun tidak dipungkiri bahwa tulisannya membuat pemahaman terhadap “kehidupan dimulai pada usia 40 tahun” menjadi sangat populer hingga kini.
Barat memberikan perhatian kepada umur 40 tahun dengan akar dan orientasi kultur masyarakat Barat, yaitu materialisme, sehingga mereka menilai dan membuat indikator hidup dari sisi materialistis. Pada umur 40 tahun, karier telah cukup mapan, pendapatan, serta kekayaan telah mencukupi. Atas dasar ini tidak mengherankan jika mereka mempunyai ungkapan bahwa ‘hidup’ dimulai pada umur 40 tahun. Life begin at 40.
Dalam perspektif Islam, ternyata Islam juga memberi perhatian kepada umur 40 tahun, yang tentu saja berbeda dengan budaya Barat. Umur 40 tahun mendapat perhatian khusus dari Alquran. Dalam Surat Al Ahqaf [46] ayat 15 Allah berfirman:
”Kami perintahkan manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah kau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Menurut mufasir (ahli tafir), Sayyid Qutb dalam Tafsir fi Ddzilalil Quran, ketika membahas potongan kalimat ’hatta idza balagho asyuddahu wa balagho arba’iina sanah’ (hingga apabila dia telah dewasa dan mencapai usia 4o tahun), usia kedewasaan itu berkisar antara 30 hingga 40 tahun, dan usia 4o tahun adalah puncak kematangan dan kearifan. Pada fase ini, semua potensi dan kemauan telah sempurna, dan manusia siap merenung untuk berpikir dengan tenang. Pada usia ini, fitrah yang lurus dan bersih berorientasi kepada hal-hal di balik kehidupan dan sesudah kehidupan, banyak merenung tentang kematian.
Dalam sejarah Islam, bilangan 40 juga mencirikan beberapa hal/peristiwa. Nabi Muhammad saw menerima wahyu pertama kali (bi’tsah) juga pada usia 40 tahun. Demikian pula, jika kita berkunjung ke masjid Nabawi, ada sunnah sholat Arbain, yaitu sholat 40 waktu atau delapan hari penuh (5 waktu dikalikan 8 hari).
So, bagi kita ummat Muslim, umur 40 adalah waktunya untuk memperbanyak amal kebaikan, karena waktu pertemuan kita dengan Allah (kematian) semakin dekat. Artinya seandainya yang tertulis di Lauh Mahfudz jatah usia kita 50 tahun maka, hidup kita tinggal 10 tahun, atau jika jatah usia kita 60 tahun maka, kita tinggal menghitung sendiri, berapa lama kita hidup lagi. Dan seterusnya.
Tentang usia 40 rahun, Ibnu Atthaillah seorang Sufi dan Ulama Besar pada memberi nasihat bijak :
“Jika usiamu telah menginjak 40 tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal saleh siang dan malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah semakin dekat. Ibadah yg kamu kerjakan saat ini tidak akan mampu menyamai ibadah seorang pemuda yg tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Andai saat ini kamu ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu . Perbaikilah masa lalumu dgn banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yg lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yg paling mudah. Bukankah Rasulullah saw bersabda : “Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.”
“Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu.. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..”(Nasehat Ibnu Atthaillah)..
Sedangkan menurut Imam Al- Ghazali:
“..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”
Tentang tafsiran dari perkataan Imam Ghazali ini, dimaknai, bahwa apa yang sudah menjadi kebiasaan pada usia 40 ini, akan sulit dirubah pada usia-usia sesudahnya. Misalnya, kebiasaan sholat lima waktu. Jika sampai usai 40 tahun untuk sholat wajib saja masih bolong-bolong atau bahkan tidak pernah, sangat besar hal itu akan menjadi kebiasan yang menetap hingga akhir hayatnya. Atau sebaliknya. Jika pada usia 40 tahun masih gemar melakukan kemaksiatan, mungkin berjudi, mencuri, berzina, maka akan sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut. Na’udzbillah.
Sebagai penutup, marilah kita senantiasa bersyukur, beramal shalih, bertaubat, dan berserah diri kepada Allah SWT..tentunya bukan hanya di ”sekitar” usia 40. Islam, sesuai surat Al ‘Ashr justru tentu tak memberikan batasan waktu. Surat tersebut, menawarkan kesadaran betapa tiap detik waktu kita di bumi beharga. Betapa mereka yang lalai menghiasi waktu dengan kebajikan menjadi sosok yang merugi. Al’Ashr mengingatkan kita betapa sedikit waktu yang dimiliki. Disini, Islam mengajarkan setiap detik yang dimiliki beharga untuk menghiasi kehidupan ini dengan amal kebajikan…
Semoga kita dan anak-anak keturunan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa suka mengerjakan amal kebaikan dan semoga kita senantiasa menjadi hambaNya yang senantiasa bersyukur serta hambaNya yang banyak berzikir.
Sungguh sebuah malapetaka ketika perbuatan dosa dan maksiat tersebar di tengah-tengah masyarakat. Apalagi dosa besar yang paling besar yaitu perbuatan syirik (menyekutukkan Allah). Yang Allah Subhanawata’aala berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Qs. An-Nisa’ : 48)
Diantara kesyirikan yang terjadi di negeri ini adalah :
Pertama : Mengekeramatkan kuburan
Fenomena mengkeramatkan kuburan adalah sebuah fenomena yang sangat mengerikan, sebuah malapetaka yang besar terjadi dinegeri ini. Diantara orang-orang yang mengeramatkan kuburan ada yang berdoa kepada mayyit, ada juga yang mencari barakah kepada kuburan, ada juga yang mencari keselamatan kepada kuburan dan yang lainnya dari kesyirikkan yang terjadi akibat mengaggungkan kuburan orang-orang yang dia anggap shalih.
Dan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Ummu salamah Radhiyallahu ‘anha menceritakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tentang gereja dengan patung – patung yang ada di dalamnya yang dilihatnya di negeri Habasyah (Ethiopia). Maka bersabdalah beliau:
“Mereka itu, apabila ada orang – orang shalih atau seorang hamba yang shalih meninggal dunia mereka bangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah dan membuat didalam tempat itu patung – patung. Mereka itulah sejelek- jeleknya makhluk dihadapan Allah .” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua : Berdoa dan beristighasah kepada selain Allah
Doa adalah ibadah termasuk doa adalah istighasah (memohon pertolongan setelah terjadinya musibah) ketika di tujukan hanya kepada Allah adalah sebuah ibadah yang sangat agung. Dan jika dipalingkan untuk selain Allah dalam perkara-perkara yang selain Allah tidak mampu adalah bentuk kesyirikkan akbar (besar).
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
“dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”.(Qs. Ghafir : 60)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Doa adalah ibadah” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Ketiga : Sihir
Sihir adalah bentuk kekufuran sebuah dosa yang membinasakan pelakunya didunia dan diakhirat. Sebagaimana Allah Subhaahanhu wata’aala berfirman:
“…Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu –sihir -ed) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” (Qs. Al-Baqarah : 102)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jauhilah oleh kalian tujuh dosa membinasakan, para shahabat berkata: “apa saja itu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “…. (disebutkan salah satunya) perbuatan sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat : Perdukunan
Diantara kesyirikkan yang tersebar dan dianggap perkara remeh padahal sebuah dosa yang sangat besar adalah perdukunan. Para ulama menjelaskan hukum mendatangi dukun, tukang ramal dan yang sejenisnya. Berikut ini perinciannya.
1. Sekedar datang lalu bertanya dan tidak membenarkannya, maka yang seperti ini hukumnya dosa besar, shalatnya tidak diterima selamaa 40 malam.
Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sebagian istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun dan sejenisnya) lalu menanyakan sesuatu maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR Muslim)
2. Kalau membenarkannya hukumnya kafir.
Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, berkata : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, membenarkan apa yang diucapkannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. “ (HR. al-Hakim dan dishahihkan olehnya dan disepakati Imam Dzahabi dan dishahihkan oleh SyaikhAl-Albani)
Kelima : Menyembelih untuk selain Allah
Menyembelih hewan untuk selain Allah adalah sebuah kesyirikkan yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam dikarenakan dia telah memalingkan ibadah kepada selain Allah. Dalil menyembelih adalah ibadah, Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. Al-An’aam : 162)“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah (dengan meneyembelih hewan qurban –ed)” (Qs. Al-Kautsar :2)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah melaknat orang yang menyembelih hewan untuk selain Allah” (HR. Muslim)
Keenam : Jimat
Diantara kesyirikkan yang tersebar ditengah-tengah ummat. Bahkan sebagian oknum menjadikan jimat sebagai komuditas bisnis dengan diperjual belikan. Adakah musibah yang lebih lebih besar dari ini. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan jimat sungguh dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim, di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dan Syaikh Muqbil)
Dan perbuatan-perbuatan syirik-syirik lainnya yang banyak tersebar di penjuru negeri ini, semoga Allah menjaga kita dan kaum muslimin dari perbuatan syirik.
Reff
Bukan maksud ingin menggurui namun alangkah baiknya kita selalu introspeksi diri dan selalu rendah hati dalam kehidupan sehari-hari. Hati yang mati adalah hati yang keras dan seperti enggan untuk melakukan suatu kebajikan. Marilah kita renungkan bersama beberapa tanda hati yang mati. Mungkin saja salah satu diantaranya sempat, pernah atau bahkan bisa jadi sedang kita lakukan saat ini.
13 tanda hati yang sudah mati adalah sebagai berikut :
- Tarkush sholah, berani meninggalkan sholat fardhu secara disengaja.
- Adzdzanbu bil farhi, tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang melakukan dosa besar (QS. Al-A’raf : 3).
- Karhul Qur’an, tidak mau membaca Al-Qur’an walau satu ayat sekalipun.
- Hubbul ma’asyi, terus menerus berbuat maksiat bahkan mencintainya.
- Asikhru, sibuknya hanya mempergunjing dan buruk sangka serta merasa dirinya selalu lebih baik dan suci.
- Ghodbul ulama-i, sangat benci dengan nasehat baik dari ulama.
- Qolbul hajari, tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan dan akhirat.
- Himmatuhul bathni, gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya dan senang.
- Anaaniyyun, tidak mau tau atau masa bodoh pada keadaan orang lain, bahkan pada keluarganya sendiri sekalipun menderita.
- Al-intiqoom, pendendam yang hebat.
- Albukhlu, sangat pelit baik pada diri sendiri apalagi orang lain.
- Ghodhbaanun, cepat marah karena keangkuhan dan dengki.
- Asysyirku, syirik dan percaya sekali kepada dukun dan prakteknya.
Perbanyaklah istighfar dan selalu mengucap Nama Allah didalam hati, agar kita dijauhkan dari 13 Tanda Hati yang Sudah Mati tersebut dan semoga Alloh subhaanahu wata’ala menghiasi hati kita dengan keindahan iman dan kemuliaan akhlak. Amin.
Saatnya mendiskusikan budaya malu sebagai guru dan sebagai profesional. Menghilangkan budaya malu yang bukan pada tempatnya akan membuat seorang guru semakin profesional dalam bersikap. Sebaliknya menumbuhkan budaya malu dalam hal yang menghambat produktivitas akan membuat guru jadi contoh untuk muridnya.
Budaya malu yang mana yang mesti dihilangkan dan budaya malu yang mana yang mesti ditumbuhkan bagi seorang guru, inilah jawabannya.
Budaya malu yang mesti dihilangkan dari seorang guru
- Hilangkan budaya malu bertanya dan memberi ide saat rapat
- Hilangkan budaya malu untuk mempertanyakan dengan cara yang baik mengenai kebijakan sekolah yang guru merasa kurang tepat
- Hilangkan budaya malu belajar pada yang lebih muda, dari guru yunior atau bahkan dari siswa sendiri
- Hilangkan budaya malu ketika meminta maaf kepada murid
Budaya malu yang mesti ditumbuhkan dari seorang guru
- malu menunjuk seseorang yang punya ide saat rapat sebagai satu nya pelaksana dari ide yang ia berikan Biasa disebut ‘usul-mikul’ atau ‘jarkoni’ (sing ujar, sing nglakoni)
- malu terlambat datang ke sekolah, saat rapat dan saat ‘dead line’ pengumpulan administrasi
- malu berbicara ‘di belakang’, bergosip saat ada kebijakan sekolah atau pimpinan yang tidak pas di hati
- malu mengajar asal-asalan di kelas
- malu mengajar tanpa persiapan
- malu bicara pada orang tua siswa tanpa data atau bukti yang cukup mengenai keluhan kita pada anaknya
- malu kerja sendirian sebagai komunitas di sebuah sekolah
- malu membicarakan orang tua siswa sebagai gunjingan antar sesama guru
- malu berharap diberikan sesuatu oleh orang tua murid saat hari raya
- malu kelas dan sekolahnya kotor, sampah di mana-mana
- malu menyalahkan siswa sebagai biang ribut di kelas tanpa mawas diri, seberapa menariknya cara mengajar kita
- malu berpakaian gak ‘matching’ saat datang ke sekolah
- malu mengobrol sesama rekan guru topik nya cuma seputar status kepegawaian dan sertifikasi
- malu memberi label atau sebutan pada siswa seenaknya tanpa memikirkan perasaan siswa tsb
- malu menggunakan LKS yang tidak jelas juntrungannya apalagi sampai kongkalikong dengan penerbit
- malu memakai sosial media cuma untuk keperluan berteman tanpa menjadikannya sebagai sarana belajar kembali
- malu jika muridnya berkata kotor di sosial media
- malu terpancing dan ikutan marah pada orang tua siswa yang marah pada kita
- malu sengaja’ menggunakan sendal di sekolah
- malu bicara di’belakang’ ketika sedang ada urusan yang belum terselesaikan.”
- malu mengeluh di event kumpul sesama guru mengenai kondisi sekolah dan muridnya tanpa bilang usaha yang telah dilakukan
- malu tidak masuk mengajar tanpa memberikan ‘cover lesson’ pada guru lain untuk murid kita
- Perlu budaya malu jika siswa dilarang aktifkan ponsel, tp guru asik ketak-ketik ponselnya di depan kelas
- malu jadikan ruang guru ajang debat kusir membicarakan kondisi politik atau sejenisnya
- malu jika menjadi guru yang dikejar hanya status PNS nya saja, setelah dapat terus santai
- malu memberi sebutan pada siswa seenaknya tanpa memikirkan perasaan siswa
Siapa pun bisa marah – marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik – bukan hal mudah. Aristoteles
Saat mengajar di kelas seorang guru terkadang terpancing emosi nya oleh sikap siswa nya yang dianggap melewati batas kesabaran. Sayangnya batas kesabaran setiap orang itu berbeda, Jadi memang ada istilah guru yang emosional bagi guru yang mudah marah atau naik pitam. Sebaliknya ada juga guru yang sepertinya sabar serta ‘lunak’ di mata siswa, ia akan diam saja ketika siswa berbuat apa pun bahkan jika siswa nya ‘kurang ajar’
Sebenarnya bolehkah guru marah pada siswa? Serta dalam kondisi apa marah pada siswa itu boleh dan tidak diperbolehkan.
- Jawabannya boleh. Asal penyebabnya bukan karena harga diri guru. Guru boleh marah pada siswa karena sebagai guru ia peduli pada masa depan siswa nya.
- Silakan marah pada perilaku dan kinerja murid anda. Marah karena anda kesal atau tidak suka pada siswa anda secara pribadi atau karena faktor lain, sangat-sangat ter larang.
- Marah lah dengan melipat tangan anda ke belakang, ini untuk menghindari ‘tangan melayang’ dari guru kepada siswa nya.
- Atur napas dengan baik jika anda merasa sudah marah sekali.
Saran saya guru marah itu baik, karena berarti guru peduli namun banyak cara untuk membenahi perilaku siswa selain melalui ekspresi marah. Cara nya adalah :
- Jika ada anak yang terus ber ulah dan membuat anda kesal, cari tahu latar belakang keluarga dan masalah yang dihadapi anak tersebut. Dijamin anda jadi punya wawasan baru tentang mengapa siswa tsb bersikap menyebalkan.
- Komunikasi dengan sesama guru untuk cari solusi dan kontak orang tua siswa sebagai cara meredakan masalah.
Sebagai guru kita semua adalah orang yang terpilih untuk bisa mengubah perilaku siswa. Betapa hasil menjadi tidak penting ketika kita bicara soal perilaku karena yang dipentingkan adalah usaha yang terencana, kerja sama semua pihak dan komunikasi yang sehat, maka tiada lagi yang namanya guru emosional yang ada adalah guru yang coba mengerti sambil perlahan membenahi siswa nya.
Proses Pembelajaran yang menyenangkan akan selalu dirindukan oleh siswa-siswa. Mereka akan selalu merindukan kegiatan di kelas yang penuh inspirasi, menyenangkan dan memotivasi, tidak hanya sekedar formalitas antara guru dan siswa. Hal itu dapat dilihat dari respon yang diberikan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tidak ada salahnya seorang guru menanyakan kepada siswanya untuk memberikan respon terhadap pengajaran yang diberikan. Maka dari diskusi yang bertujuan untuk kebaikan, akan tercipta suasana pembelajaran yang hidup, menggairahkan, menyenangkan yang bisa dirasakan baik oleh guru atau siswa.
Disini saya ingin informasikan prinsip-prinsip membelajaran yang memberikan motivasi kepada siswa, dengan respon-respon oleh siswa sebagai indikatornya :
1. Respon akan di ulang bila akibat yang ditimbulkan menyenangkan.
- Pembelajaran harus menyenangkan
- Pemberian umpan balik harus positif :
- Respon terhadap hasil belajar peserta didik tidak boleh menyakitkan
2. Perilaku belajar tidak hanya akibat dari respon, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan siswa.
Lingkungan harus kondusif:
- Lingkungan sekitar belajar harus mendukung (termasuk fasilitas umum dan yang secara khusus mendukung pembelajaran). Didalam kelas hanya sebagai pemicu, karena yang ada di luar kelas yang akan menjadi bahan eksplorasi.
- Penggunaan metode dan media yang bervariasi:
- Metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran merupakan beberapa aspek yang sangat mempengaruhi terbentuknya lingkungan belajar siswa, oleh karenanya perlu untuk diberi variasi agar siswa tidak selalu belajar pada suasana lingkungan yang monoton.
3. Perilaku yang dihasilkan akan berkurang bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
Pemberian isi pembelajaran harus bermaknadalam kehidun keseharian peserta didik:
- Kebermaknaan pembelajaran akan terbangun apabila dapat dihubungkan dengan hal-hal yang sering ditemui oleh peserta didik. Akan lebih kuat kebermaknaan jika peserta didik merasa bahwa apa yang dipelajarinya berguna untuk kepentingan sehari-hari atau mendukung untuk mencapai cita-cita keinginannya.
4. Belajar yang terbatas akan ditransfer ke situasi lain secara terbatas pula.
Kegiatan belajar harus berkaitan dengan kondisi lingkungan yang nyata, lingkungan dan kehidupan sehari-hari:
- Pembelajaran sebaiknya menggunakan sesuatu simulasi atau analogi yang sederhana, terutama jika menyangkut objek-objek yang kompeks atau tidak disukai siswa.
5. Belajar mengeneralisai dan membedakan adalah dasar untuk membangun sesuatu yang kompleks.
Penyajian materi harus sistematis :
- Penyampaian materi haruslah sesuai dengan scope dan sequence yang sesuai.
- Menggunakan contoh (contoh itu selalu benar) maupun non-contoh :
- Sebagai upaya menyederhanakan materi haruslah didampingi oleh contoh-contoh yang sederhana sampai yang rumit sevariatif mungkin sehingga menjadi simpul-simpul kenangan yang tidak terlupakan. Termasuk dengan memberikan non-contoh sesuatu yang berlainan dengan apa yang menjadi contoh. (missal, ketika menjelaskan tentang kuda maka harus dijalaskan pula tentang apa yang bukan kuda agar siswa benar-benar dapat membedakan kuda dengan hewan lain, keledai misalnya)
6. Kesiapan mental mempengaruhi perhatian dan ketekunan selama proses belajar berlangsung.
Menggunakan media:
- Sehingga dapat menarik perhatian peserta didik untuk mempelajari materi ajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi kecil-kecil disertai cara penyelesaian untuk setiap langkah akan mempercepat pencapaian tujuan belajar.
Penggunaan buku teks terprogram, modul dan paket belajar lainnya:
- Sehingga peserta didik tidak merasa terbebani dengan materi yang harus dipelajarinya dengan tanpa paksaan. Sebuah materi yang terlalu luas agar tidak disampaikan sekaligus dalam sekali penyampaian, agar siswa dapat membangun pemahaman utuh dengan lebih ringan.
8. Kebutuhan menyederhanakan materi yang kompleks dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model.
Penggunaaan media dan metode pembelajaran secara tepat:
- Sebagai cara untuk memudahkan penyampaian informasi. Media dan metode yang digunakan agar disesuaikan juga dengan karakteristik dan isi materi yang akan disampaikan sehingga media dan metode dapat mempermudah penyampaian materi bukannya malah mempersulit.
Model-model pembelajaran:
- Sehingga dapat terjadi konsistensi pembelajaran. Karena dengan digunakannya suatu model pembelajaran tertentu akan membuat proses pembelajaran menjadi terstruktur dan memiliki alur yang jelas.
9. Keterampilan tingkat tinggi pada dasarnya terbentuk dari keterampilan yang sederhana.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara sistematis:
- Tidak terburu-buru untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, akan tetapi scope (cakupannya) dan sequence (urutannya) harus bertahap dari yang sederhana ke yang kompleks.
10. Belajar akan lebih cepat bila peserta didik memperoleh umpan balik dan cara meningkatkannya.
Kemajuan peserta didik harus diinformasikan secara teratur:
- Umpan balik (feedback) dapat memberikan pengetahuan terhadap siswa tentang pencapaian belajarnya dan bagaimana pendapat gurunya mengenai pencapaian tersebut. Hal ini dapat menjadi penumbuh motivasi belajar siswa, terlebih jika diperkuat dengan penguatan (reinforcement) beruupa tips-tips belajar atau saran-saran positif.
11. Perkembangan dan kecepatan siswa sangat bervariasi.
Perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat:
- Strategi yang digunakan jangan sampai mematikan potensi salah satu atau sebagian siswa, sehingga strategi yang digunakan semaksimal mungkin diupayakan dapat mengakomodir seluruh potensi siswa.
Perlu penyediaan materi yang dirancang secara individual:
- Untuk mengantisipasi keunikan setiap siswa yang tidak terakomodir oleh strategi yang telah dirancang, perlu disediakan bentuk materi yang dirancang secara individual, salah satunya dapat berperan sebagai suplemen materi.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya:
- Kemampuan siswa yang lebih cepat atau cenderung lambat jangan sampai tertahan atau ditinggalkan, dengan proporsi yang sesuai dan masing-masing harus diberikan perhatian sehingga tidak terabaikan
12. Dengan persiapan yang baik siswa dapat mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri.
Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih cara, waktu dan sumber belajar yang akan digunakan:
- Pembelajaran selaiknya dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dengan cara, waktu, dan sumber yang sesuai dengan karakteristik dan kesadarannya sendiri sehingga diharapkan pembelajaran akan berjalan lebih efektif.
- Karena pada awalnya ada motivasi ekstrinsik. Setelah melewati proses pendidikan sehingga proses belajar menjadi sebuah kebutuhan dan timbul akibat dari adanya motivasi intrinsik. Motivasi muncul karena adanya ketertarikan terhadap materi yang diajarkan. Dan hal tersebut bias terjadi apabila peserta didik mengetahui kegunaan dari materi yang dipelajarinya.
- Untuk membantu penerapan prinsip tersebut terdapat moodel pengembangan motivasi belajar ARCS model, yang merupakan akronim dari Attention(menarik perhatian: baru, aneh, unik, berguna), Relevance (sesuai dengan kebutuhannya atau bermanfaat),confidence (menumbuhkan kepercayaan diri), dan satisfaction (memberikan kepuasan belajar).
Apa yang tergambar di benak Anda ketika mendengar kata “nyamuk”? mungkin jawabannya berbeda-beda. Namun, semua jawaban tampaknya mempunyai makna yang hampir mirip satu sama lain; nyamuk adalah binatang lemah yang bertubuh kecil, bisa terbang dan sekali “tepok” langsung mati.
Namun demikian, kehadirannya selalu membuat orang jadi jengkel, berbagai macam cara dilakukan agar tidak bertemu dengan binatang tersebut.
Ternyata tidak hanya itu, binatang yang satu ini memiliki beberapa fakta yang teramat mengejutkan sekaligus menakutkan, di antaranya:
- Memiliki 100 mata di kepalanya.
- Memiliki 48 gigi di mulutnya.
- Mempunyai 3 jantung di perutnya lengkap dengan bagian-bagiannya.
- Memiliki 6 pisau di belalainya dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda
- Memiliki 3 sayap pada setiap sisinya.
- Dia dilengkapi dengan alat pendeteksi panas yang bekerja seperti infra merah yang berfungsi memantulkan warna kulit manusia pada kegelapan menjadi warna ungu hingga bisa dilihat olehnya.
- Dilengkapi dengan alat pembius yang membantu dari bahaya jarumnya, agar manusia tidak merasakannya. Adapun yang kita rasa seperti gigitan adalah hasil dari hisapan darah kita.
- Dilengkapi dengan alat penyeleksi darah, hingga dia tidak menyedot sembarang darah.
- Dilengkapi dengan alat untuk mengalirkan darah hingga darah bisa mengalir lewat belalainya yang sangat lembut dan kecil.
- Dan yang lebih mengherankan lagi dari semua ini adalah bahwa ilmu pengetahuan modern telah mengungkap fakta bahwa di atas punggung nyamuk terdapat banyak serangga yang sangat kecil, yang tidak nampak kecuali dengan alat pembesar (mikroskop).
Jika kita lihat fakta sejarah tentang nyamuk, maka kengerian kita akan semakin bertambah. Seperti yang terjadi di zaman Nabi Ibrahim a.s, bagaimana Raja Namrudz yang mengaku Tuhan tak berdaya melawan keganasan seekor nyamuk yang berhasil masuk ke dalam kepalanya melalui lubang telinga lalu memakan sebagian besar isi otaknya hidup-hidup. Nyamuk juga telah mengalahkan banyak raja-raja besar Romawi di zaman Alexander the Great, begitu juga yang terjadi pada zaman perang dunia 1 bagaimana prajurit inggris yang mati digigit nyamuk lebih banyak ketimbang prajurit yang mati tertembak peluru musuh, hingga kejadian-kejadian yang bisa kita saksikan saat ini yaitu bagaimana penyakit malaria dan wabah demam berdarah menjadi mesin pembunuh terbanyak sepanjang abad.
Benarlah apa yang dikatakan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat: 26, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?.” dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”
Maha Benar Allah SWT dengan segala firmanNya. [islampos]
Lidah adalah salah satu nikmat Allah dan keajaiban penciptaan-Nya. Kecil fisiknya tetapi besar ketaatan atau kedurhakaannya, sebab kejelasan antara kufur dan iman seseorang hanya diketahui dari kesaksian lidahnya. Iman dan kufur merupakan tingkatan tertingggi bagi ketaatan dan kedurhakaan.
Dengan anggota tubuh kecil ini seseorang bisa menungkapkan kehendaknya dan mengekspresikan perasaannya. Dengannya ia meminta orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, membela dirinya dan mengungkapkan isi hatinya. Dengannya ia menyapa teman duduknya dan menghibur sahabat karibnya. Dengannya ia bisa jatuh dan terhina atau bangkit meraih kehormatannya. Orang yang diam tidak mengungkapkan kebenaran merupakan setan yang bisu dan dia telah bermaksiat kepada Allah. Orang yang menyampaikan kebatilan merupakan setan yang berbicara, ia juga bermaksiat kepada Allah.
Secara umum bahaya lisan ada pada kesalahan dalam berbicara, berdusta, menggunjing (ghibah), adu domba (namimah), bermuka dua (nifaq), berkata-kata kotor, berdebat yang tidak ada gunanya, memuji diri sendiri, membicarakan kebatilan, menyebarkan permusuhan, menyakiti orang lain, menodai kehormatan orang lain, dan sebagainya. Komitmen bersikap diam memungkinkan seseorang untuk menghimpun tekad, mengedepankan sikap tenang, fokus untuk berfikir, berdzikir, beribadah dan selamat dari bahaya lidah, baik di dunia maupun di akhirat.
Hendaknya seorang mukmin berhati-hati dari berbagai bahaya lidah tersebut, sebab kelak ia akan dihisab (diadili) dan mendapat balasan. Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaaf: 18) Dan firman AllahTa’ala, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS.Al-Israa`: 36)
Di antara hadits-hadits yang menunjukkan masalah ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia selalu mengucapkan yang baik atau ia diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam juga menjadikan salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah tindakannya meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya. Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Di antara tanda-tanda bagusnya keislaman seseorang adalah tindakannya meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya.” (HR. At-Tirmidzi). Ketika ditanya tentang perkara yang lebih banyak memasukkan orang ke dalam neraka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Mulut dan kemaluan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Saudaraku, perhatikanlah betapa penting perkara ini, betapa besar bahaya lisan berikut ucapan yang keluar darinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba berkata, (bisa saja) dengan perkataan itu menyebabkannya terperosok ke dalam api neraka, yang lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata –seakan-akan ia melihat realitas kehidupan orang pada hari ini-, “Anehnya, seseorang begitu mudah menjaga diri dari memakan makanan haram, tindakan zhalim, zina, mencuri, minum khamar, melihat yang haram, dan lain sebagainya, tetapi ia sulit menjaga lidahnya. Kamu bisa melihat orang yang terpandang dalam urusan agama, ahli ibadah dan seorang zuhud, tetapi ia mengucapkan kata-kata yang menuai murka Allah, sedangkan dia tidak peduli sama sekali. Dengan satu kata saja ia bisa tergelincir ke dalam api neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat. Betapa banyak kamu melihat orang yang mejaga diri dari kekejian dan kezhaliman, tetapi lidahnya selalu menodai kehormatan orang yang hidup dan yang sudah meninggal dunia, tanpa sedikit pun memikirkan apa yang ia ucapkan.”
Saudaraku, penyakit lidah yang paling mewabah adalah ghibah (menggunjing). Yakni, tindakan anda yang menyebut-nyebut sesuatu dari saudara anda yang tidak ia sukai bila mendengarnya, baik yang anda sebutkan itu adalah kekurangan pada fisik, nasab (keturunan), akhlak, perbuatan, ucapan atau keberagamaannya, bahkan pada pakaian, rumah atau kendaraannya.
Bergunjing haram hukumnya berdasarkan ijma’ (konsensus) kaum muslimin, tidak ada yang dikecualikan dari hukum ini selain untuk sesuatu yang ditegaskan sisi maslahatnya, seperti dalam hal jarh wa ta’dil (studi kelayakan para perawi hadits) atau untuk nasehat. Allah Ta’ala berfirman,“…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.…”(QS. Al-Hujuraat: 12)
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang ghibah (bergunjing), sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa beliau Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Tahukah kalian apa ghibah itu?” Mereka (para shahabat) menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Kamu menyebutkan tentang saudaramu apa yang tidak dia sukai.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau bila apa yang aku sebutkan itu ada pada diri saudaraku?” Beliau bersabda, “Jika apa yang kamu sebutkan itu ada pada dirinya, maka kamu telah menggunjingnya, dan jika tidak ada pada dirinya, maka kamu telah memfitnahnya.”(HR. Muslim)
Bergunjing merupakan tindakan menciderai kehormatan kaum muslimin, padahal RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam telah melarang hal tersebut dalam sabdanya, “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram bagi kalian (untuk diciderai).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Dalam hadits lain Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap muslim atas seorang muslim haram darahnya, harta bendanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Jauhilah gunjing dalam ucapan maupun pendengaran, sebab gunjing sebagaimana yang dikatakan Ali bin Hasan, “Bagaikan daging santapan anjing-anjing peliharaan manusia.”
Saudaraku, gunjing tidak terbatas pada ucapan semata, melainkan bisa terwujud pada perbuatan, isyarat, kedipan mata, sindiran, tulisan, dan gerakan. Setiap sesuatu yang bisa dipahami dengan bermaksud mengunjing orang lain, maka ia adalah gunjing dan hukumnya haram. Berusahalah untuk membela kehormatan kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang menyelamatkan kehormatan saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi)
Saudaraku, di antara hal yang mewabah di majelis-majelis pertemuan orang adalah celaan dan mengolok-olok yang hukumnya adalah haram. Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok)…” (QS. Al-Hujurat: 11)
Mengolok-olok adalah tindakan merendahkan, menghina dan menunjuk aib dan kekurangan orang lain, bisa dilakukan dengan perbuatan dan ucapan, bisa juga dengan isyarat dan sindiran. Jenis mengolok-olok yang paling berat adalah mengolok-olok agama Islam dan kaum muslimin. Karena bahaya dan besarnya masalah ini, para ulama bersepakat bahwa mengolok-olok Allah, agama-Nya, dan Rasul-Nya adalah tindakan kufur yang besar, mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
Sebagian orang semakin ‘kreatif’ dalam mencela dan mengolok-olok, ada yang mengolok-olok hijab (jilbab) muslimah, yang lain mencela penerapan syari’at Islam, ada yang mencaci para penyeru amar ma’ruf nahi munkar. Sunnah juga tidak luput dari olok-olok mereka, ada yang mengolok-olok jenggot, ada yang mencela pakaian pendek yang tidak menutup mata kaki (tidak isbal), padahal keduanya merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Untuk mengetahui bahaya mengolok-olok agama, mari kita simak firman Allah Ta’ala, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65-66).
Di dalam asbabun nuzul (sebab turunnya) ayat, disebutkan bahwa seorang munafik berkata, “Aku tidak melihat para pembaca Al-Qur`an kita (maksudnya Rasulullah dan para shahabatnya), kecuali orang-orang yang paling buncit perutnya, paling berdusta lidahnya, paling pengecut ketika bertemu musuh.” Ucapan ini sampai terdengar oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika beliau hendak melakukan perjalanan dan sudah menaiki untanya. Orang munafik tadi berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bergurau dan bermain-main.” Lalu beliau membaca ayat, “…Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?…” (QS. At-Taubah: 65)
Allah menjelaskan posisi kaum pengolok terhadap kaum mukminin dan para pengusung kebaikan, dalam firman-Nya Ta’ala, “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat.” (QS. Al-Baqarah: 212)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah memperingatkan bahaya-bahaya lidah, beliau bersabda, “Celakalah orang yang berdusta dengan mengucapkan satu ucapan untuk membuat orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Komite Tetap Untuk Riset Ilmiah dan Fatwa, dalam menjawab pertanyaan tentang masalah seseorang yang berkata kepada orang lain, “Hai jenggot.” dengan maksud mengolok-oloknya, menyatakan, “Mengolok-olok jenggot merupakan kemungkaran yang besar. Jika maksud orang tersebut mengatakan, ‘Hai jenggot’ adalah mengolok-olok, maka itu adalah tindakan kufur. Namun bila maksudnya adalah memberi julukan bagi orang tersebut agar mudah dikenal, itu bukan tindakan kufur. Namun demikian, tidak seyogianya seseorang memangggil dengan panggilan tersebut.”
Syaikh Muhammad bin Ibrahim berkata, “Sebagian orang pekerjaannya hanya mencari kesalahan ulama, baik yang ia temui maupun tidak, kemudian ia berkomentar, ‘Seharusnya yang lebih fleksibel adalah begini dan begini.’ Dikhawatirkan orang tersebut menjadi murtad, ia mencela mereka hanya karena mereka orang yang taat beragama.”
Kita akan mengakhiri majelis penuh berkah ini dengan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang kita junjung tinggi dengan penuh cinta dan penghormatan, yang kita taruh di depan pelupuk mata, dan siap diamalkan dan dipraktekkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada para shahabatnya, “Tahukah kalian siapakah orang yang pailit itu?” Mereka menjawab, “Seorang pailit bagi kami adalah orang yang tidak mampunyai dirham dan barang dagangan.” Beliau bersabda,“Seorang pailit dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, ia pun datang dan telah mencela ini, menuduh ini berzina, dan memakan harta milik orang ini, telah menumpahkan darah orang ini, dan memukul ini. Maka pahala amal baiknya diberikan kepada orang ini dan orang ini, bila amal kebaikannya telah habis sebelum tuntas bebannya, maka kesalahan mereka diambil dan diberikan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Ya Allah, sucikanlah lidah-lidah kami dari semua bahaya dan jadikanlah ia selalu berada dalam ketaatan kepada-Mu. Ya Allah, perbaikilah kondisi kaum muslimin. Wahai Tuhan kami, ampunilah kami, orang tua kami dan segenap kaum muslimin.