aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Senin, 17 Desember 2012

Kesempurnaan Hidup

Suatu hari Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya.

Gibran: Guru, bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?

Sang Guru: Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang.

… Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa …

Lalu guru bertanya: Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?

Gibran: Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yg lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi!

Sambil tersenyum Sang Guru berkata: Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan. 

Marilah kita sadari bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut Tuhan dan jangan pernah ragu, karena kesadaran itu akan menjadikan kita nikmat menjalani hidup ini. Dan sejatinya tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Kesempurnaan hanyalah milk sang Pencipta.
Reff : cermot.com

Sandaran Bunga Kecil


Ada sekuntum bunga yang terlihat lemah, hidup di bawah pohon pinus yang tinggi. Bunga kecil sangat bersyukur karena ada pohon pinus yang melindunginya, melindunginya dari angin dan hujan, setiap hari tidak perlu mencemaskan apa-apa lagi.

Suatu hari, tiba-tiba datang sekelompok penebang, dengan mudah, mereka menebang pohon yang besar itu.

Bunga kecil itu sangat sedih, menangis terisak-isak dan berkata: “Tuhan, semua perlindungan untukku telah hilang. dan angin yang sombong akan bertiup membuatku tumbang, serta terpukul oleh air hujan.”

Dari jauh terdengar ada sebatang pohon yang menenangkan bunga ini sambil berkata: “Jangan berpikir begitu, semuanya malah akan terjadi sebaliknya. Jika tidak ada perlindungan dari pohon, maka matahari akan menyinarimu, hutan akan memberimu kelembapan.

Badanmu yang lemah akan bertumbuh menjadi lebih kuat, dan mahkota bungamu akan terlihat lebih bagus di bawah sinar matahari. Dan orang-orang akan melihatmu, dan memujimu, betapa cantiknya bunga kecil ini!”  
Ketika kehilangan sebuah sandaran hidup, kita pasti memiliki perasaan sedih dan sulit untuk merelakannya. Namun dalam keadaan seperti itulah, kita disadarkan bahwa sebenarnya kita memiliki berkat dan kesempatan yang tidak terbatas. Dan saat kita mengenang saat-saat penuh perjuangan itu, kita akan terkejut saat menyadari jejak dari pertumbuhan kita yang begitu jelas, dan juga penuh suka cita. Jangan mudah menyerah oleh keadaan yang menerpa, bisa jadi itu adalah pintu yang dibukakan untuk membuktikan bahwa kita sebenarnya mampu melanjutkan kehidupan dengan lebih baik.
Reff : cermot.com

Menaklukkan Mata Buta Dengan Melukis

  
Pengalaman pahit dapat menghasilkan dua keadaan, yaitu: keadaan menjadi lebih baik atau justru menjadi lebih buruk. Oleh karena pilihan ada ditangan kita, pilihan manakah yang kita pilih? Keadaan akan menjadi lebih baik ketika kita mulai melakukan introspeksi diri dan menginventarisir kekuatan, kecendrungan alami, dan kemungkinan eksplorasi potensi diri. Sebaliknya, keadaan akan menjadi lebih buruk ketika kita memilih menyalahkan keadaan, orang lain atau siapapun yang dapat disalahkan.

Ketra Oberlander harus menelan pil pahit di dalam hidupnya. Ketika kariernya sebagai penulis di industri dot com Silicon Valley harus berakhir, pada saat yang bersamaan Ketra juga mengalami kerusakan mata parah.

Pada usia 4o tahun, Ketra menerima kenyataan bahwa ia buta dan tidak punya pekerjaan. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi semua kesulitan ini?

Hidup bergantung kepada suami bukanlah pilihan yang bijak, dan hal itu tidak ada dalam kamus hidupnya. Bagaimanapun juga ia merasa harus melakukan sesuatu untuk mengatasi keadaan ini. Lalu apa yang harus dilakukan?

Ketra Oberlander yakin bahwa pasti ada solusi terbaik yang dapat menjadi jalan keluar bagi dirinya. Dan setelah melalui perenungan yang dalam, ia memutuskan untuk terus berjuang melakukan sesuatu yang berarti.

Solusi atas masalah mulai hadir ketika Ketra meminta suaminya untuk memotret close-up bunga di halaman rumahnya. Hasil foto ini lalu dimasukkan ke dalam komputer untuk dijadikan model lukisan bagi Ketra Oberlander.

Lalu, Ketra memperbesar gambar bunga sampai penuh di layar komputer dan menampilkan warna kontras yang maksimal. Hal ini harus dilakukan Ketra, karena matanya yang rusak hanya dapat melihat pada jarak 10 centimeter dari obejek.

Kemudian, dengan mendekatkan wajahnya ke layar komputer, Ketra mulai meniru model bunga ke dalam kain kanvas. Setiap kali melukis, ia harus bolak-balik mendekatkan wajahnya ke layar dan ke kain kanvas. Hanya dengan cara inilah ia dapat melukis sesuai objek yang dilihatnya.

Perjuangan yang melelahkan dan penuh dengan pengorbanan ini ternyata membawa hasil yang luar biasa. Lukisan bunga Ketra disukai dan dinilai bagus oleh teman-temannya.

Untuk lebih meyakinkan diri, bahwa lukisannya memang bagus dan mendapat respon positif, Ketra lalu menitipkan lukisannya pada sebuha pameran seni. Luar biasa! Bukan hanya dikagumi oleh banyak orang, malah lukisan Ketra mendapat penghargaan.

Penghargaan yang diterimanya, menguatkan hati Ketra untuk menekuni profesi baru, yaitu menjadi seorang pelukis. Sebuah keputusan yang benar yang akhirnya membawa dirinya mendapat penghargaan demi penghargaan.

Kini, Ketra Oberlander diusia 47 tahun, bukan hanya sekedar seorang pelukis handal, dia juga adalah konsultan seni dan pengusaha seni yang terkenal. Sungguh, Ketra telah berhasil menjadikan kepahitan menjadi kebaikan.  
  • Menyerah terhadap keadaan bukanlah pilihan yang baik. Justru berusaha keras mengatasi keadaan pahitlah pilihan yang paling realistis. Walau tantangan tidak mudah dilalui, tapi kesuksesan hanya bagi orang yang berani menghadapi kesulitan dengan keterbatasan yang ada.
  • Bagaimana dengan kesulitan yang kita hadapi. Apakah kita sudah mengatasinya dengan gagah berani sehingga menghasilkan keadaan yang lebih baik? Mari kita melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Disini, saat ini, sekarang juga.
Source : cermot.com

Ketulusan Hati Seorang Tukang Bangunan

 
Saat seseorang mendapat pekerjaan sulit, dia akan mengerahkan seluruh kemampuannya. Tetapi saat mendapat pekerjaan mudah, seseorang cenderung menyepelekannya. 
Ada dua orang pemuda yang mendapat pekerjaan sebagai tukang bangunan. Proyek yang harus mereka jalankan adalah membangun sebuah rumah milik saudagar kaya. Pemuda pertama, yang bertubuh besar mendapat tugas membuat pintu dan kayu. Sedangkan pemuda kedua yang bertubuh kecil mendapat tugas mengaduk semen dan menyusun batu bata.

Pemuda pertama senang karena menganggap pekerjaannya sangat mudah dan tidak perlu banyak tenaga, pemuda kedua tidak banyak mengeluh karena dia berpikir akan memberikan yang terbaik.

Saat tiba di lokasi pembangunan, sang pemuda pertama sangat terkejut karena rumah yang dibangun ternyata rumah model kuno, memerlukan pintu dan jendela yang penuh ukiran. Sang mandor langsung mengajarkan cara mengukir pada pemuda pertama. Meskipun telah diajarkan berkali-kali, sang pemuda pertama tidak bisa mengukir dengan baik, karena sejak awal dia berpikir bahwa pekerjaannya mudah sehingga menyepelekan.

Berbeda dengan pemuda kedua, dia bisa mengaduk semen dan menyusun bata dengan baik walaupun hanya diajarkan sesekali.

Timbul niat untuk bertukar posisi. Pemuda pertama menawarkan diri untuk menggantikan si pemuda kedua, merekapun bertukar pekerjaan.

Saat sore tiba, sang mandor kembali ke rumah yang dibangun. Dia terpesona dengan satu pintu yang memiliki ukiran halus dan indah. “Siapa yang membuat ukiran ini?” tanya sang mandor. Pegawai yang lain langsung menunjuk ke arah pemuda dua.

Sang mandor langsung menghampirinya lalu bertanya bagaimana si pemuda yang tidak memiliki latar belakang mengukir bisa menghasilkan ukiran pintu yang indah.

“Bagi saya, sederhana saja pak,” ujarnya dengan wajah yang rendah hati. “Lakukan semuanya dengan tulus dan jangan pernah meremehkan apapun. Dengan begitu, saya lebih mengerti saat diajarkan dan bersungguh-sungguh mengerjakannya,” lanjut sang pemuda. “Jika kita bekerja dengan kesungguhan hati, maka hasilnya akan luar biasa,” 
Hal yang paling menakutkan bukanlah mendapat pekerjaan yang sulit, tetapi mendapat pekerjaan yang mudah. Karena saat mendapatkan pekerjaan yang mudah, kita cenderung meremehkannya. 
Satu pelajaran kehidupan yang hebat dari seorang tukang bangunan. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menapaki kehidupan ini.
Reff : cermot.com

Pandai-pandailah Bersyukur Jika Ingin Sehat Selalu

  
Rasa syukur yang diungkapkan dengan kata terima kasih, ternyata tidak hanya sekedar ucapan saja karena manfaatnya terbukti luar biasa. Orang yang banyak bersyukur memiliki psikososial yang lebih kuat dan hal ini juga berpengaruh terhadap fisik yang sehat.

Para peneliti di University of Texas Health Science Center mempercayai bahwa rasa syukur benar-benar memiliki manfaat fisik dan psikososial yang menakjubkan. Hal sederhana seperti berterima kasih ternyata memiliki efek yang luar biasa bagi tubuh.

Hasil penelitian telah menemukan bahwa orientasi rasa syukur akan menempatkan seseorang terhadap :
  1. Mendorong tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi, vitalitas,antusiasme, perhatian tekad, dan energi
  2. Mengurangi gejala fisik seperti sakit kepala, batuk, mual atau sakit
  3. Meningkatkan kekebalan tubuh baik pada orang yang sakit atau sehat
  4. Menurunkan respons stres dan tekanan darah
  5. Meredakan depresi dan kecemasan
  6. Meredam kemarahan dan mengurangi kebencian
  7. Memupuk kasih sayang dan empati
  8. Meningkatkan hubungan sosial yang positif 
Robert A. Emmons, Ph.D., dari University of California Davis, bersama dengan rekannya Mike McCullough dari University of Miami, melakukan percobaan di mana peserta penelitian diberi salah satu dari tiga tugas. Peserta juga diminta mengisi sebuah jurnal mingguan untuk mencatat segala hal yang dirasakannya seperti rasa syukur, stres, frustrasi atau keadaan netral yang tidak positif atau negatif sekalipun.

Setelah 10 minggu, orang-orang yang lebih banyak bersyukur merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupannya dibandingkan kelompok yang lebih banyak merasakan frustrasi. Kelompok syukur juga memiliki keluhan kesehatan yang lebih sedikit dan mampu berolahraga lebih lama hingga 1,5 jam.

Studi lain menemukan bahwa individu dengan gangguan saraf atau neuromuscular disorders (NMDs) juga memperoleh manfaat dari rasa syukur. Bagi orang yang menyimpan jurnal rasa syukur, mengalami peningkatan kualitas tidur dan bangun dengan lebih segar.

Bahkan orang yang selalu bersyukur selalu optimis menatap hari-hari yang akan datang dan dapat membangun koneksi dengan lebih luas dibandingkan peserta lain dalam penelitian. Tetapi tidak semua orang
dapat membangun kebiasaan bersyukur dengan mudah, sehingga hal ini perlu dilatih.

Berikut adalah beberapa saran untuk membangun kebiasaan bersyukur, seperti dikutip darinaturalnews, Sabtu (15/12/2012) antara lain:

1. Buatlah jurnal rasa syukur setiap hari
2. Hargai alam, makanan yang Anda makan atau obyek keindahan
3. Tuliskan secara rinci ungkapan rasa terima kasih
4. Hitung nikmat yang Anda dapatkan setiap hari
5. Fokus pada rasa syukur beberapa saat ketika berdoa
6. Berikan pujian yang tulus untuk anggota keluarga, rekan kerja, atau teman

Jangan lupa untuk bersyukur setiap hari karena tanpa rasa syukur, Anda akan kehilangan manfaat kesehatan yang sangat besar!
Source : health.detik.com

Ternyata Mencium Anak-Anak Mendatangkan Rahmat Allah !

 
Yang Kadang Terlupakan Oleh Kedua Orang Tua : 
Ternyata Mencium Anak-Anak Mendatangkan Rahmat Allah !! 

Sering kita dapati seseorang yang mendidik anaknya dengan cara yang keras…dengan menggunakan pukulan..bahkan tendangan…

Bahkan jika tangannya telah lelah memukul maka iapun menggunakan tongkat atau cambuk untuk memukul anaknya. Sementara jika bertemu dengan sahabat-sahabatnya jadilah ia orang yang paling lembut dan ramah.

Memang benar bahwa boleh bagi seorang ayah atau ibu untuk mendidik anaknya dengan memukul, akan tetapi hal itu keluar dari hukum asal. Karena hukum asal dalam mendidik…bahkan dalam segala hal adalah dengan kelembutan. Kita –sebagai orang tua- tidak boleh berpindah kepada metode pemukulan kecuali jika kondisinya mendesak. Itupun tidak boleh dengan pemukulan yang semena-mena, semau kita, seperti pukulan yang menimbulkan bekas…terlebih lagi yang mematahkan tulang…

Sering syaitan menghiasi para orang tua dengan menjadikan mereka menyangka bahwa metode kekerasan dalam mendidik anak-anak adalah metode yang terbaik dan praktis serta metode yang singkat dan segera mendatangkan keberhasilan. Karena dengan kekerasan dalam sekejap sang anak menjadi penurut. '

Ingatlah ini semua hanyalah was-was syaitan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :
"Tidaklah kelembutan pada sesuatupun kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatupun kecuali akan memperburuknya"(Dishahihkan oleh Al-Albani)

Memang benar…jika seorang anak disikapi keras maka ia akan nurut dan patuh…akan tetapi hanya sekejap dan sementara…

Kenyataan yang ada menunjukan bahwa jika seorang ayah atau ibu yang senantiasa memukuli dan mengerasi anak-anak mereka akan menimbulkan dampak buruk :
  • Jadilah kedua orang tua tersebut berhati keras…, hilang kelembutan dari mereka, karena mereka telah membiasakan kekerasan dalam hati mereka
  • Bahkan anak-anak mereka yang sering mereka pukuli pun menjadi keras…, keras dan kasar sikap mereka dan juga keras hati mereka.
  • Bahkan tidak jarang sang anak yang dikerasi maka semakin menjadi-jadi keburukannya. Terutama jika sang anak merasa aman dari control kedua orang tuannya. Hal ini menunjukan sikak keras terhadap seringnya tidak membuahkan keberhasilan dalam mendidik anak-anak
  • Kalaupun metode kekerasan berhasil merubah sang anak menjadi seorang anak yang "tidak nakal" maka bagaimanapun akan berbeda hasilnya dengan seorang anak yang dibina dengan kelembutan. Seorang anak yang "tidak nakal" yang merupakan buah metode kekerasan tidak akan memiliki kelembutan dalam sikap dan tutur kata serta kelembutan hati yang dimiliki oleh seorang anak yang dididik dengan penuh kelembutan !!. 
Adapun jika kedua orang tua bersikap lembut kepada anak-anak mereka, dan tidak memukul kecuali dalam kondisi terdesak, sehingga tidak keseringan…maka akan menimbulkan banyak dampak positif, diantaranya :
  • Kedua orang tua tetap bisa menjaga kelembutan hati keduanya
  • Kelembutan hati anak-anak mereka juga bisa terjaga, demikian pula akhlak anak-anak mereka menjadi akhlak yang mulia. Karena mereka telah meneladani kedua orang tua mereka yang selalu bersikap lembut dan sayang kepada mereka
  • Anak-anak tatkala telah dewasa maka yang mereka selalu kenang adalah kebaikan, kelembutan, ciuman kedua orang tua mereka yang telah bersabar dalam mendidik mereka. Jadilah mereka anak-anak yang berbakti yang selalu ingin membalas budi kebaikan kedua orang tua mereka.
  • Kedua orang tua akan mendapatkan rahmat Allah dan ganjaran dari Allah karena sikap lembut mereka kepada anak-anak mereka  
Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- berkata :
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin 'Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro' bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro' berkata, "Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallampun melihat kepada Al-'Aqro' lalu beliau berkata, "Barangsiapa yang tidak merahmati/ menyayangi maka ia tidak akan dirahmati" (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)

Dalam kisah yang sama dari 'Aisyah –semoga Allah meridhoinya- ia berkata :
"Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tidak mencium mereka". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu" (HR Al-Bukhari no 5998 dan Muslim no 2317)

Ibnu Batthool rahimahullah berkata, "Menyayangi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya termasuk dari amalan-amalan yang diridhoi oleh Allah dan akan diberi ganjaran oleh Allah. Tidakkah engkau perhatikan Al-Aqro' bin Haabis menyebutkan kepada Nabi bahwa ia memiliki 10 orang anak laki-laki tidak seorangpun yang pernah ia cium, maka Nabipun berkata kepada Al-Aqro' ((Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayang)).

Maka hal ini menunjukan bahwa mencium anak kecil, menggendongnya, ramah kepadanya merupakan perkara yang mendatangkan rahmat Allah. Tidak engkau perhatikan bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggendong (*cucu beliau) Umaamah putrinya Abul 'Aash (*suami Zainab putri Nabi) di atas leher beliau tatkala beliau sedang sholat?, padahal sholat adalah amalan yang paling mulia di sisi Allah dan Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa khusyuk dan konsentrasi dalam sholat. Kondisi Nabi yang menggendong Umaamah tidaklah bertentangan dengan kehusyu'an yang diperintahkan dalam sholat. Nabi kawatir akan memberatkan Umaamah (*si kecil cucu beliau) kalau beliau membiarkannya dan tidak digendong dalam sholat.

Pada sikap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini merupakan teladan yang paling besar bagi kita, maka hendaknya kita meneladani beliau dalam menyayangi anak-anak baik masih kecil maupun yang besar, serta berlemah lembut kepada mereka" (Syarh Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Batthool, 9/211-212)

Syaikh Ibnu Al-'Utsaimin rahimahullah berkata, "Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Ù…َÙ†ْ لا ÙŠَرْØ­َÙ…ُ لا ÙŠُرْØ­َÙ…ُ (Barangsiapa yang tidak merahamati maka tidak dirahmati), yaitu barangsiapa yang tidak merahmati manusia maka ia tidak akan dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla –kita berlindung kepada Allah akan hal ini-, serta Allah tidak memberi taufiq kepadanya untuk merahmati. Hadits ini menunjukan bahwa bolehnya mencium anak-anak kecil karena rahmat dan sayang kepada mereka, apakah mereka anak-anakmu ataukah cucu-cucumu dari putra dan putrimu atau anak-anak orang lain. Karena hal ini akan mendatangakna rahmat Allah dan menjadikan engkau memiliki hati yang menyayangi anak-anak. Semakin seseorang rahmat/sayang kepada hamba-hamba Allah maka ia semakin dekat dengan rahmat Allah. Bahkan Allah mengampuni seorang wanita pezina tatkala wanita pezina tersebut merahmati seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karena kehausan…

Jika Allah menjadikan rasa rahmat/kasih sayang dalam hati seseorang maka itu merupakan pertanda bahwa ia akan dirahmati oleh Allah…"

"Maka hendaknya seseorang menjadikan hatinya lembut, ramah, dan sayang (kepada anak-anak), berbeda dengan kondisi sebagian orang bodoh. Bahkan tatkala anaknya yang masih kecil menemuinya sementara ia sedang di warung kopi maka iapun membentak dan mengusir anaknya. Ini merupakan kesalahan. Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik dan mulia akhlak dan adabnya. Suatu hari beliau sedang sujud –tatkala beliau mengimami para sahabat- maka datanglah Al-Hasan bin Ali bin Abi Thoolib, lalu –sebagaiman sikap anak-anak-, Al-Hasanpun menaiki pundak Nabi yang dalam kondisi sujud. Nabipun melamakan/memanjangkan sujudnya. Hal ini menjadikan para sahabat heran (*mereka berkata :

"Wahai Rasulullah, engkau telah memperpanjang sujudmu, kami mengira telah terjadi sesuatu atau telah diturunkan wahyu kepadamu"-pen),

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka,
"Bukan…, akan tetapi cucuku ini menjadikan aku seperti tunggangannya, maka aku tidak suka menyegerakan dia hingga ia menunaikan kemauannya" (*HR Ahmad no 16033 dengan sanad yang shahih-pen dan An-Nasaai no 1141 dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Yaitu aku tidak ingin segera bangkit dari sujudku hingga ia menyelesaikan keinginannya. Ini buah dari rasa kasih sayang.

Pada suatu hari yang lain Umamah binti Zainab putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang masih kecil dibawa oleh Nabi ke masjid. Lalu Nabi sholat mengimami para sahabat dalam kondisi menggendong putri mungil ini. Jika beliau sujud maka beliau meletakkannya di atas tanah, jika beliau berdiri maka beliau menggendongnya. Semua ini beliau lakukan karena sayang kepada sang cucu mungil. Padahal bisa saja Nabi memerintahkan Aisyah atau istri-istrinya yang lain untuk memegang cucu mungil ini, akan tetapi karena rasa kasih sayang beliau. Bisa jadi sang cucu hatinya terikat senang dengan kakeknya shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabi ingin menenangkan hati sang cucu mungil.

Pada suatu hari Nabi sedang berkhutbah, lalu Al-Hasan dan Al-Husain (*yang masih kecil) datang memakai dua baju –mungkin baju baru-. Baju keduanya tersebut kepanjangan, sehingga keduanya tersandung-sandung jatuh bangun tatkala berjalan. Maka Nabipun turun dari mimbar lalu menggendong keduanya dihadapan beliau (*di atas mimbar) lalu beliau berkata:
"Maha benar Allah…"Hanyalah harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah", aku melihat kedua anak kecil ini berjalan dan terjatuh, maka aku tidak sabar hingga akupun memutuskan khutbahku dan aku menggendong keduanya" (HR At-Thirmidzi no 2969 dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Kemudian beliau melanjutkan khutbah beliau (*lihat HR Abu Dawud no 1016 dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Yang penting hendaknya kita membiasakan diri kita untuk menyayangi anak-anak, demikian juga menyayangi semua orang yang butuh kasih sayang, seperti anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang lemah (tidak mampu) dan selain mereka. Dan hendaknya kita menjadikan dalam hati kita rasa rahmat (kasih sayang) agar hal itu menjadi sebab datangnya rahmat Allah bagi kita, karena kita juga butuh kepada rahmat" (dari Syarah Riyaad As-Shoolihiin, dengan sedikit perubahan)

Sungguh mulia akhlak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada anak-anak…beliau menggendong anak-anak…bahkan dalam sholat beliau, karena kasih sayang kepada anak-anak …mencium anak-anak adalah ibadah…mendatangkan rahmat Allah. Bahkan beliau pernah berjalan cukup jauh hanya untuk mencium putra beliau Ibrahim.

Anas Bin Malik –semoga Allah meridhoinya- berkata :
"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih sayang kepada anak-anak dari pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Putra Nabi (yang bernama) Ibrahim memiliki ibu susuan di daerah Awaali di kota Madinah. Maka Nabipun berangkat (*ke rumah ibu susuan tersebut) dan kami bersama beliau. lalu beliau masuk ke dalam rumah yang ternyata dalam keadaan penuh asap. Suami Ibu susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Nabipun mengambil Ibrahim lalu menciumnya, lalu beliau kembali" (HR Muslim no 2316) 

Karenanya…bersabarlah wahai para orang tua dalam mendidik anak kalian…sayangilah mereka…peluklah mereka…ciumlah mereka….semuanya akan mendatangkan pahala dan rahmat Allah.  

Kisah Seorang Putri Sholihah yang Menakjubkan

 
Kisah seorang wanita yang bernama 'Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan "Buyuut Muthma'innah" (rumah idaman) di Radio Qur'an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa menahan air mata mereka. Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011). Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :

Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah. Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan 'Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur'an Saudi "Buyuut Muthma'innah". Ia bertutur tentang dirinya:

"Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa'. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya. Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan. Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut. Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku. Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.

Pada suatu malam datanglah Mayaa' putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata, "Mama…engkau dalam keadaan baik..??". Aku menjawab, "Iya". Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku, "Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa'..?", iapun menangis. Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata, "Waha mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan", lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa' putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….

Keeseokan harinya akupun meminta kepada suamiku alat cukur, lalu akupun mencukur seluruh rambutku di kamar mandi tanpa diketahui oleh seorangpun, agar aku tidak lagi sedih melihat rambutku yang selalu berguguran… di ruang tamu…, di dapur…di tempat duduk…di tempat tidur…di mobil…tidak ada tempat yang selamat dari bergugurnya rambutku.

Setelah itu akupun selalu memakai penutup kepala di rumah, akan tetapi Mayaa putriku mengeluhkan akan hal itu lalu melepaskan penutup kepalaku. Iapun terperanjak melihat rambutku yang tercukur habis. Ia berkata, "Mama..kenapa engkau melakukan ini ?!, apakah engkau lupa bahwa aku telah berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu, dan agar rambutmu tidak berguguran lagi?!. Tidakkah engkau tahu bahwasanya Allah akan mengabulkan doaku…Allah akan menjawab permintaanku…!!, Allah tidak menolak permintaanku…!!. Aku telah berdoa untukmu mama dalam sujudku agar Allah mengembalikan rambutmu lebih indah lagi dari sebelumnya…lebih banyak dan lebih cantik. Mama…sudah sebulan aku tidak membeli sarapan pagi di sekolah dengan uang jajanku, aku selalu menyedekahkan uang jajanku untuk para pembantu yang miskin di sekolah, dan aku meminta kepada mereka untuk mendoakanmu. Mama…tidakkah engkau tahu bahwasanya aku telah meminta kepada sahabatku Manaal agar meminta neneknya yang baik untuk mendoakan kesembuhanmu??. Mamaa…aku cinta kepada Allah…dan Dia akan mengabulkan doaku dan tidak akan menolak permintaanku…dan Dia akan segera menyembuhkanmu"

Mendengar tuturan putriku akupun tidak kuasa untuk menahan air mataku…begitu yakinnya ia…, begitu kuat dan berani jiwanya…lalu akupun memeluknya sambil menangis…".

Putriku lalu duduk bertelekan kedua lututnya menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya berdoa agar Allah menyembuhkanku sambil menangis. Ia menoleh kepadaku dan berkata, "Mama..hari ini adalah hari jum'at, dan saat ini adalah waktu mustajaab (terkabulnya doa)…aku berdoa untuk kesembuhanmu. Ustadzah Nuuroh hari ini mengabarkan aku tentang waktu mustajab ini." Sungguh hatiku teriris-iris melihat sikap putriku kepadaku... Akupun pergi ke kamarku dan tidur. Aku tidak merasa dan tidak terjaga kecuali saat aku mendengar lantunan ayat kursi dan surat Al-Fatihah yang dibaca oleh putriku dengan suaranya yang merdu dan lembut…aku merasakan ketentaraman…aku merasakan kekuatan…aku merasakan semangat yang lebih banyak. Sudah sering kali aku memintanya untuk membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas kepadaku jika aku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang parah…akupun memanggilnya untuk membacakan al-Qur'an untukku.

Sebulan kemudian –setelah menggunakan obat-obatan kimia- akupun kembali periksa di rumah sakit. Para dokter mengabarkan kepadaku bahwa saat ini aku sudah tidak membutuhkan lagi obat-obatan kimia tersebut, dan kondisiku telah semakin membaik. Akupun menangis karena saking gembiranya mendengar hal ini. Dan dokter marah kepadaku karena aku telah mencukur rambutku dan ia mengingatkan aku bahwasanya aku harus kuat dan beriman kepada Allah serta yakin bahwasanya kesembuhan ada di tangan Allah.

Lalu aku kembali ke rumah dengan sangat gembira…dengan perasaan sangat penuh pengharapan…putriku Mayaa' tertawa karena kebahagiaan dan kegembiraanku. Ia berkata kepadaku di mobil, "Mama…dokter itu tidak ngerti apa-apa, Robku yang mengetahui segala-galanya". Aku berkata, "Maksudmu?". Ia berkata, "Aku mendengar papa berbicara dengan sahabatnya di HP, papa berkata padanya bahwasanya keuntungan toko bulan ini seluruhnya ia berikan kepada yayasan sosial panti asuhan agar Allah menyembuhkan uminya Mayaa". Akupun menangis mendengar tuturannya…karena keuntungan toko tidak kurang dari 200 ribu real (sekitar 500 juta rupiah), dan terkadang lebih dari itu.

Sekarang kondisiku –Alhamdulillah- terus membaik, pertama karena karunia Allah, kemudian karena kuatnya Mayaa putriku yang telah membantuku dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang sangat buruk ini. Ia telah mengingatkan aku kepada Allah dan bahwasanya kesembuhan di tangan-Nya…sebagaimana aku tidak lupa dengan jasa suamiku yang mulia yang telah bersedekah secara diam-diam tanpa mengabariku yang merupakan sebab berkurangnya rasa sakit yang aku rasakan.

Aku berdoa kepada Allah agar menyegerakan kesembuhanku dan juga bagi setiap lelaki atau wanita yang terkena penyakit kanker. Sungguh kami menghadapi rasa sakit yang pedih yang merusak tubuh kami dan juga jiwa kami…akan tetapi rahmat Allah dan karuniaNya lebih besar dan lebih luas sebelum dan susudahnya"
www.firanda.com