aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 11 Agustus 2013

Abdullah Azzam Menghidupkan Kembali Kewajiban Jihad di Era Modern

Nama lengkap beliau adalah "Abdullah Yusuf Azzam". Lahir pada tahun 1360 H/1941 M di desa Sailatul Haritsiyah, Jenin, Tepi Barat, Palestina. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di desa kelahirannya tersebut.

Setelah itu beliau melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Teknologi Pertanian di mana berhasil meraih gelar diploma dengan derajat imtiyaz (Istimewa). Selepas kuliah, bekerja di bidang pendidikan dan menikah dengan Ummu Muhammad pada usia 18 tahun.


Hafal Al-Qur’an, ribuan hadits, juga syair. Melanjutkan studi keislaman di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus, Suriah, dengan cara intisab (studi jarak jauh). Berhasil meraih gelar sarjana (Lc.) pada tahun 1386 H/1966 M dengan predikat jayyid jiddan (Sangat Memuaskan).

Pada Perang Arab-Negara Israel 1387 H/1967 M, Abdullah Azzam kembali ke Palestina untuk melaksanakan kewajiban i’dad dan jihad serta berpartisipasi dalam banyak pertempuran mengusir penjajah. Di sela-sela perjuangannya, beliau masih sempat melanjutkan studi magister dan berhasil meraih gelar master (M.A.) pada tahun 1389 H/1969 M juga dengan predikat jayyid jiddan. Setelah wilayah Tepi Barat jatuh ke Israel, beliau berhijrah ke Yordania pada 1390 H/1970 M dan bekerja sebagai dosen di Fakultas Syariah, Universitas Yordania, Amman. Kemudian mendapat beasiswa tugas belajar dari kampusnya untuk studi doktoral pada bidang Usul Fikih di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Gelar doktor pun berhasil diraih pada tahun 1393 M/1973 M dengan predikat asyraful ‘ula (Dengan Pujian). Disertasi beliau berjudul Dalatul Kitabi was Sunnati ‘alal Ahkam, setebal 930 halaman.

Pada tahun 1980 M/1400 H keluar surat pemberhentian beliau sebagai dosen dari Otoritas Militer Yordania karena aktivitas keislaman beliau. Selama di Yordania beliau memang aktif berjihad di sekitar perbatasan Palestina–Yordania. Beliau kemudian hijrah ke Arab Saudi dan kemudian mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Di sinilah memulai interaksi secara intens dengan mahasiswa yang kelak dianggap sebagai pendukung dan penerus utamanya di Maktab Al-Khidmat, yaitu Usamah bin Laden.

Setahun kemudian beliau pindah mengajar sebagai “dosen terbang” di Universitas Islam Internasional di Islamabad atas permintaan sendiri, agar lebih dekat dengan jihad Afganistan. Mulai terlibat kembali dengan amal jihadi sejak tahun 1402 H. Puncaknya adalah berdirinya Maktab Al-Khidmat (Kantor Pelayanan Mujahidin) pada tahun 1404 H; sebuah lembaga yang menjadi cikal-bakal Tanzhim Al-Qa’idah.

Setelah berakhirnya masa tugas beliau di Pakistan, pihak Universitas Raja Abdul Aziz menolak untuk memperpanjang kontrak. Beliau pun mengajukan pengunduran diri dan mulai tahun 1406 H bekerja di Rabithah Al-‘Alam Islami sebagai mustasyar (konsultan) di bidang pendidikan bagi mujahidin Afganistan. Selama di Pakistan beliau berinteraksi dengan para pemimpin utama Mujahidin Afghan, seperti Abdu Rabbirrasul Sayyaf, Hikmatyar, Burhanuddin Rabbani, Muhammad Yunus Khalish, Jalaluddin Haqqani dan Ahmad Syah Mas’ud.

Dr. Abdullah Azzam pun semakin intens pergi ke medan jihad Afganistan. Beliau pun sampai pada kesimpulan bahwa jihad Afgan adalah jihad islami dan hukumnya fardhu ‘ain bagi yang mampu. Mengingat nilai strtegisnya, umat Islam seluruh dunia wajib mendukung jihad ini. Beliau pun mengonsentrasikan seluruh potensi dirinya dan memotivasi umat dengan jihad Afganistan.

Pada hari Jumat, 24 Rabiul Akhir 1410 H, Syekh Abdullah Azzam menjemput kesyahidan —insyaallah— ketika menuju ke Masjid Sab’ul Lail, Peshawar. Ketika dalam perjalanan untuk memberikan khotbah Jumat, mobilnya melaju di atas ranjau yang ditanam oleh musuh. Semoga Allah merahmati beliau dan keluarganya serta mengaruniakan pahala yang sebaik-baiknya.

Musuh-musuh Islam mungkin mengira bahwa jihad akan padam dengan meninggalnya beliau. Jasad beliau memang binasa, namun kata-kata dan motivasi beliau tetap hidup. Terbukti, akademi militer mujahidin (muaskar) yang beliau rintis berhasil meluluskan alumni-alumni yang kelak terlibat dalam berbagai kancah Jihad Internasional.

Karya-karya Abdullah Azzam pun tetap hadir di tengah umat. Maktab Al-Khidmat sendiri setidaknya berhasil mendokumentasi khotbah dan muhadharah (ceramah) beliau dan membukukannya hingga lebih dari 50 karya, di antaranya serial At-Tarbiyyah Al-Jihadiyyah wa Al-Bina’ (16 buku), Al-Hijrah wa Al-I’dad (3 buku), dan Hadamul Khilafati wa Bina’uha (1 buku). Lebih dari 40 karya beliau dalam versi digital hingga kini juga bisa diakses di situs internet Minbar At-Tauhid wa Al-Jihad pada URL: http://tawhed.ws/a?a=a82qriko.

Kota Barbastro dan Kelemahan Kaum Muslimin Menghadapi Serangan Prancis

Salah satu faktor keruntuhan Daulah Islam di Andalusia adalah kurangnya perhatian kaum muslimin terhadap kekhilafahan dan mulai beralih ke pembagian wilayah dengan raja-raja kecil dengan otoritas masing-masing, atau dikenal dengan istilah "Muluk Thawaif".

Disintegrasi negara Islam di Andalusia menjadi 23 negara kecil dengan raja di setiap wilayah ketika itu telah merangsang nafsu keserakahan orang-orang Kristen Eropa untuk menguasainya. Salah satu dari negara-negara kecil itu adalah Zaragoza di utara Andalusia, yang diperintah oleh Sulaiman bin Hud.
Ketika ia meninggal, kerajaannya dibagi untuk lima anaknya! Kota Barbastro menjadi milik Yusuf bin Sulaiman, yang digelari Al-Mudhaffir Billah.

Pada tahun 456 Hijriah, lebih dari empat puluh ribu tentara Salib dari selatan Prancis menyerang Zaragoza. Mereka melewati pegunungan Pyrenees dan kota Barbastro juga mereka lewati dalam perjalanan itu. Mereka mengepung kota ini dengan ketat.

Al-Mudhaffir Billah mengirimkan kurir kepada Al-Muqtadir Billah agar membantunya, namun permintaannya ditolak oleh saudaranya tersebut, dan membiarkan kaum muslimin yang sedang terkepung di kota itu.


Al-Mudhaffir juga mengirimkan kurir ke semua negara Muslim yang terpecah-pecah tersebut namun tetap saja tidak ada seorang pun yang meresponsnya. Tidak ada telinga yang mau mendengar teriakannya!

Tentara Salib mengepung kaum muslimin selama empat puluh hari, hingga membuat kekuatan mereka melemah dan kondisinya semakin sulit. Terjadilah pertempuran sengit, orang-orang Prancis menyerang bagaikan badai dari luar kota dan membarikade kaum muslimin di dalamnya.

Kaum muslimin tetap mengadakan perlawanan dengan ketabahan, namun salah seorang pengkhianat menunjukkan aliran air bagi kaum muslimin di dalam kota itu kepada orang-orang Prancis. Mereka pun segera memutus saluran air itu hingga menyebabkan kaum muslimin sangat kehausan. Akhirnya penduduk Barbastro meminta jaminan keamanan dengan beberapa persyaratan, namun ditolak oleh Tentara Salib.

Tentara Salib menyerbu kota itu dengan kekuatan pedang. Mereka membasmi apa saja yang ada di dalamnya dan membunuh seratus ribu atau lima ratus ribu Muslim, menurut pendapat lain.

Setelah itu, Tentara Salib membagi-bagi kota itu menjadi wilayah-wilayah kecil yang masing-masing dipimpin oleh satu tentara Salib. Semua wilayah Islam tersebut akhirnya tunduk di bawah kekuasaan Prancis.

Orang-orang Prancis memilih lima ribu gadis Muslim yang paling cantik dan mengirimkan mereka sebagai hadiah kepada Raja Konstantinopel. Mereka menempatkan 35 ribu tentara penjaga di kota Barbastro, sedangkan sisanya pulang ke Prancis membawa barang jarahan dan amunisi.
Reff

Sultan Abdul Hamid II Menolak Penyerahan Palestina kepada Yahudi

hamidBegitu kuat godaan dan iming-iming harta dan kemewahan dunia bagi orang-orang yang meniti jalan Islam. Sejarah menjadi saksi bagi sekian orang yang terfitnah oleh rayuan ini, namun tetap saja ada hamba-hamba Allah terpilih yang tidak tergoda, dan bisa menjadi teladan yang baik bagi umat selanjutnya. Sultan Abdul Hamid II adalah salah satunya.

Sepucuk surat rahasia mengungkap bahwa Sultan Abdul Hamid II menolak untuk menyerahkan Palestina kepada Yahudi. Surat yang dikirimkan kepada gurunya, Syaikh Mahmud Abu Asy-Syamat tersebut adalah ungkapan pendiriannya yang kuat sekaligus wujud tanggung jawabnya sebagai pelaku sejarah untuk menyatakan kebenaran.
Setelah menyebut nama Allah dan menyampaikan pendahuluan, Sultan mengungkapkan fakta di balik pemakzulan dirinya. Tidak ada yang menyebabkan dirinya dicopot dari kekhilafahan Islam kecuali karena tekanan para kepala Majelis Persatuan yang dikenal dengan sebutan John Turk dan mengancam untuk meninggalkan jabatannya sebagai khalifah Islam.

“Majelis tersebut telah bersikeras dan memaksa saya untuk mendukung pembentukan tanah kelahiran bagi orang-orang Yahudi di Tanah Suci (Palestina),” ungkapnya kepada gurunya di surat tersebut.

“Meskipun mereka terus mendesak, saya menolaknya dengan tegas. Akhirnya, mereka berjanji untuk menyediakan 150.000.000 uang emas Inggris. Tawaran ini juga saya tolak dengan tegas,” tambahnya.

Sultan Abdul Hamid II menjawab iming-iming uang itu dengan ungkapan: 

“Seandainya kalian memberikan emas sepenuh bumi sekali pun, aku tidak akan menerima tawaran kalian itu sama sekali. Aku telah mendedikasikan diriku untuk milah Islam dan umat Muhammad saw selama lebih dari 30 tahun, dan tidak pernah aku temukan lembaran hitam pada ayah dan kakek-kakekku yang menjadi Sultan dan Khalifah Utsmani. Karena itulah, aku tidak akan menerima tawaran kalian sama sekali.” 
Setelah Sultan memberikan jawaban yang tegas itu, Majelis tersebut akhirnya mencopotnya dari jabatan.

Di akhir suratnya, Sultan memuji Allah karena berkat karunianya ia tidak menorehkan kehinaan bagi Daulah Utsmani dan dunia Islam, dengan menyetujui pembentukan negara Yahudi di Tanah Suci Palestina.

Isi surah secara lengkap bisa dibaca di buku karya Dr. Ali Ash-Shalabi yang berjudul Ad-Daulah Al-Utsmaniyyah; Awamilun Nuhudh wa Asbabus Suquth, II/102.

Ramalan Nabi Muhammad SAW yang Terealisasikan

Jadi semua perkataan nabi itu harus tejadi. Kalau perkataannya tidak terjadi maka nabi itu nabi palsu. Semua perkataan Muhammad SAW benar-benar terjadi.

Ke-1. Ramalan Rasulullah saw tentang Kemenangan Bangsa Romawi atas Bangsa Persia.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam kitab sunan miliknya dari Ibnu Abbas ra tentang firman Allah yang berbunyi :

“Aliif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa romawi di negeri yang dekat”. (Ar-Ruum 1-3).

Ibnu Abbas berkomentar tentang ayat ini yaitu ; mengalahkan dan dikalahkan. Kaum musyrikin sangat senang dengan kemenangan bangsa Persia atas bangsa Romawi, karena mereka sama-sama menyembah berhala. Sedangkan kaum muslimin menyukai kemenangan Romawi karena mereka adalah ahli kitab.Dan oleh orang-orang musyrik hal itu diungkapkan kepada Abu Bakar ra, yang kemudian menyampaikannya kepada Rasulullah saw. Lalu belau saw bersabda :

“Adapun mereka bangsa Romawi akan memperoleh kemenangannya” . Maka Abu Bakar ra pun balik menyampaikan hal itu kepada orang-orang musyrik dan mereka berkata : ” Kalau demikian, maka tetapkan batasan waktunya. Jika kami menang kami akan mendapatkan ini dan itu, jika kalian menang akan mendapatkan ini dan itu”. Kemudian Abu Bakar ra menetapkan batas waktu kepada mereka yakni lima tahun. Namun nyata bangsa Romawi belum mendapapat kemenangan. Kemudian Abu Bakar memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw dan bersabda ; “Kenapa tidak engkau katakakan sampai dibawah?” Ibnu Abbas berkata ; “Aku berpendapat bahwa apa yang dimaksud oleh beliau saw adalah di bawah sepuluh tahun”.

Tingkatan hadits :
Hadis ini shahih sebagaimana di shahih kan oleh Tirmidzi, Hakim dan Dhahabi.

Kenyataan yang diramalkan :
Telah terbukti apa yang di ramalkan Rasulullah saw yang jujur, dimana bala tentara Romawi memang telah mampu meraih kemenangan dan berhasil mengalahkan tentara Persia pada tahun kedua hijriah. Yakni sembilan tahun setelah ramalan Beliau saw. Kemenangan romawi tersebut sungguh bertolak belakang dengan kenyataan yang ada pada saat itu, dan berada diluar dugaan atau perkiraan manusia. Sebab, kondisi Romawi pada saat itu sedang dalam kondisi yang lemah akibat kekalahan terhadap pasukan Persia. Sebaliknya kondisi bangsa Persia sedang dalam puncak kejayaan. sehingga demikian terbuktilah apa yang diramalkan Al Quran dan pembawanya yang agung Rasulullah saw.

Ke-2. Berita Tentang Diselamatkannya badan Fira’un.

“Dan Kami mungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun diikutioleh Firaun dan tentaranya. Ketika Firaun hampir tenggelam berkatalah dia, “Saya percaya bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan yang disembah Bani Israil dan saya termasuk orang yang berserah diri’. Apakah kamu sekarang baru beriman padahal sesungguhnya kamu durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. HARI INI KAMI AKAN SELAMATKAN BADANMU, supaya kamu menjadi pelajaran bagi generasi yang akan datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami”. (QS yunus 90-92).

Yang perlu digarisbawahi adalah ungkapan kami akan selamatkan badanmu. Bagaimana Muhammad saw akan menyampaikan ayat ini pada kaumnya? Pasti cemoohan yang akan diterima. Bangsa Arab adalah bangsa pedagang yang telah menjelajahi wilayah Syiria dan Mesir. Belum pernah sebelumnya tersiar kabar bahwa badan Fira’un yang mengaku Tuhan itu terselamatkan. Para pemuka agama Yahudi dan Nasrani juga belum pernah mengatakan bahwa badan Fira’un terselamatkan, karena memang tidak dijumpai dalam kitab mereka. Bagaimana nabi saw akan menjelaskan hal ini? Bukankah dia hanya disuruh untuk menyampaikan ayat yang diterimanya dari Allah SWT? Kalau sekiranya Al Quran itu karangan Muhammad saw, apa susahnya dia tidak usah mengeluarkan perkataan tersebut. Tapi bagaimana pahit perasaan nabi ayat itu harus disampaikan kepada umatnya.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Namun baru tahun 1896 purbakalawan Loret, menemukan jazat tokoh tersebut dalam bentuk mumi di wadi al muluk. Kemudian 8 juli 1907 Elliot Smit membuka bungkus mumi tersebut dan badan Firaun dalam keadaan masih utuh. dan sekarang disimpan di Musim Mesir. Pada Juni 1975 ahli bedah perancis Maurice Bucaile mendapat ijin untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang mumi tersebut dan menemukan bahwa mumi tersebut adalah Firaun yang meninggal dilaut. Disekujur tubuhnya dipenuhi unsur-unsur garam. Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNya.

Ke-3. Berita Al Quran Tentang Berbondong-bondongn ya Manusia dari Segala Penjuru untuk Menunaikan Ibadah Haji.

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang memenuhi seruanmu dengan jalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. (QS Al Hajj 27).

Kenyataan dari yang diramalkan :
Sungguh hebat ramalan al quran tersebut. Disaat nabi saw mengahadapi situasi yang genting akibat serangan bertubi-tubi dari kaum kafir Quraisy dan dalam keadaan agama Islam yang belum menentu itu Allah menyuruh nabi agar berseru supaya orang orang menunaikan ibadah haji. Mungkin saat wahyu itu di sampaikan banyak yang menyangsikan kebenarannya. Kini semua sudah meyakini, setiap tahun jutaan lautan manusia dari seluruh penjuru dunia memenuhi tanah suci Mekkah dan Medinah. Sungguh tepatlah ramalan Al Quran.

Ke-4. Ramalan Rasulullah Tentang Tempat Terbunuhnya Para Pembesar Quraisy Pada saat Perang Badar.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, dari Anas ra yang berkata : “Tatkala Rasulullah saw tiba di Badar, Beliau memberi isyarat dengan tangannya ke tanah seraya berkata : “Ini tempat terbunuhnya si fulan”. Benar Demi Allah, tidak seorangpun bergeser dari tempat terbunuhnya dari apa yang diisyaratkan oleh beliau saw.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslium.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Tepat, apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw sungguh terbukti, yakni dua hal yang pernah diramalkan oleh beliau saw dan keduanya sesuai kandungan hadits yang mulia ini. Pertama akan terbunuhnya para pembesar Quraisy, dan kedua tempat terbunuhnya. Peristiwa perang Badar ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, tahun kedua hijriah.

Ke-5: Ramalan Rasulullah saw tentang Penaklukan Khaibar oleh Ali ra.


Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda pada saat peristiwa penaklukan Khaibar :

“Esok hari aku (Nabi saw) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan Rasulnya, dan Allah dan Rasulnya mencintainya” .

Maka semua orangpun menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya didalam hati, kepada siapa diantara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian Rasulullah saw bertanya: “Kemana Ali?” lalu ada yang mengatakan kepada beliau bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas Rasulullah saw meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu Rasulullah saw memberikan bendera itu kepadanya.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Telah terbukti apa yang diucapkan Rasulullah saw, dimana penakhlukan Khaibar benar-benar terwujud melalui keperkasaan Ali ra. Tepatnya setelah sebelumnya sangat sulit dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar ra. Dan peristiwa itu terjadi pada tahun ketujuh (VII) hijriah.

Ke-6. Ramalan Rasulullah saw tentang seorang bernama Qazman Bahwa Ia Termasuk Penghuni Neraka.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya, dari Rasulullah saw yang mengatakan tentang seorang laki-laki yang mengaku beragama Islam, beliau bersabda :

“Orang ini termasuk penghuni neraka”.

Maka tatkala terjadi peperangan hebat, laki-laki itupun ikut berperang bersama rombongan pasukan muslimin, dan akhirnya ia terluka dengan hebat. Kemudian ada yang bilang ; “Wahai Rasulullah, orang yang engkau katakan termasuk penghuni neraka itu ternyata hari ini berperang dengan gagah berani, dan ia telah gugur”. Beliau saw berkomentar singkat ; “Ia tetap akan masuk neraka”. Abi Hurairah menambahkan bahwa hampir ragu orang-orang mendengarnya. Akan tetapi, selagi mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba ada yang berteriak ; “Laki-laki tersebut belum mati”. Akan tetapi ia menderita cukup parah dan ketika malam tiba ia kehilangan kesabaran menahan sakit karena lukanya sehingga ia menusuk dirinya sendiri (bunuh diri). Dan kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah saw dan spontan beliau bersabda “Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa diriku adalah hamba Allah dan RasulNya”. Kemudian beliau saw memerintahkan kepada Bilal agar berseru kepada orang banyak : “Bahwa tidak akan masuk sorga kecuali jiwa yang muslim (berserah diri), dan bahwasannya Allah swt akan mengukuhkan agamanya meskipun melalui orang durhaka”.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Tepatlah Ramalan Rasulullah saw bahwa Qazman memang penghuni neraka karena tidak tabah menghadapi cobaan dengan bunuh diri.

Ke-7. Ramalan Rasulullah saw Bahwa Akan bertiup angin Yang Kencang.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya dari Abbad As Saa’di yang mengatakan, bahwa kami ikut ambil bagian dalam perang Tabuk bersama Rasulullah saw. Dan manakala rombongan kami tiba di lembah Al qura, maka terlihat seorang perempuan sedang berada di kebunnya. Lalu Rasulullah saw bersabda kepada sahabatnya : “Tebaklah kapasitas kebun tersebut (maksudnya buah korma yang ada di kebun tersebut). Sedang beliau saw menebaknya sebanyak sepuluh gantang (sekitar 1,8 ton). “Kemudian beliau saw berkata kepada perempuan itu : “Hitunglah berapa banyak kebunmu akan memberi hasil”. Selanjutnya kami tiba di Tabuk, beliau saw berkata lagi : “Nanti malam akan bertiup angin yang sangat kencang, maka jangan sampai ada seorangpun berdiri pada saat hal itu terjadi. Dan bagi yang memiliki onta, hendaklah ia mengikatnya kuat-kuat”. Maka kami mengikat unta-unta kami kuat-kuat, dan ternyata anginpun bertiup dengan sangat kencangnya. Tiba-tiba ada orang yang berdiri dan ia tersapu angin hingga ke gunung Thaiy. Pada waktu itu penguasa Ailah menghadiahkan kepada Rasulullah saw seekor bighal betina berwarna putih dan sehelai kain sprei untuk dipakai dan menyuratinya sebagai pemberitahuan bahwa rakyat Ailah tetap tinggal di dalam rumahnya dan bersedia membayar jizyah. Setelah itu kami kembali melewati lembah Al Qura, beliau saw menanyai perempuan pemilik kebun : “Berapa banyak yang di hasilkan oleh kebunmu?” Perempuan itu menjawab : “Sebanyak sepuluh gantang, sesuai apa yang diperkirakan Rasulullah saw”.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Sungguh Rasulullah saw seorang yang jujur dan benar.

Ke-8. Ramalan Rasulullah saw tentang Penaklukan kota Al Hiirah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hiban dalam Kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Telah digambarkan kepadaku kota AlHiirah seperti taring-taring anjing dan kalian akan menaklukannya” .

Tingkatan hadits :
Hadits ini secara zahir shahih sebagaimana di shahihkan oleh Al Haitsami.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Telah terbukti apa yang diberitakan oleh Rasulullah saw, dimana kaum muslimin benar-benar telah berhasil membebaskan kota Al Hiirah secara damai melalui Khalid bin Walid ra, tepatnya pada tahun kedua belas (XII) hijriah. Khalid mensyaratkan dalam perjanjian damai tersebut, bahwa penduduk Al Hiirah menyetor jizyah sebanyak sembilan puluh ribu dirham, dan ini merupakan jizyah pertama yang di tarik kaum muslimin.

Ke-9. Berita Al Quran bahwa gunung-gunung itu berjalan sebagaimana jalannya awan.

“Dan kau lihat gunung kau sangka diam, padahal ia terbang bagaikan awan”. (QS An-Naml 88).

Kenyataan dari yang di beritakan :
Lewat surat An Naml ayat 88, Al Quran memberitahukan bahwa bumi kita yang kita sangka diam, sebenarnya bergerak bagaikan awan, yang oleh saint modern dibuktikan dengan gerakan gulirnya secepat 11,18 km per detik, sambil bergerak mengitari matahari dengan kecepatan 29,79 km per detik.

Ke-10. Ramalan Rasulullah saw tentang pembebasan Bait Al Maqdis.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat, salah satunya kaum muslimin berhasil menaklukan Baitul maqdis.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Telah menjadi kenyataan apa yang diramalkan oleh Rasulullah saw tersebut, dengan di bebaskannya Baitul Maqdis pada masa khalifah Umar Bin Khatab ra, tepatnya pada tahun kelima belas (XV) hijriah.

Ke-11. Ramalan Rasulullah saw tentang penaklukan Kota Al Madaain.

Diriwayatkan oleh Imam muslim Bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Sungguh sekelompok kaum muslimin atau mukminin akan menguasai gudang-gudang harta Kisra yang terdapat di istana Putih”.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Tepatlah ramalan Rasulullah dimana kaum muslimin benar-benar dapat menaklukan kota Madaain dimana terdapat padanya istana putih Kisra. Penaklukan ini terjadi pada tahun keenam belas (XVI) hijriah di bawah komando panglima Sa’ad bin Abu Waqas ra.

Ke-12. Ramalan Rasulullah tentang Penaklukan Mesir.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya kalian akan menaklukan Mesir, yakni sebuah negeri yang dikenal sebagai negeri Qiraat. Maka apabila kalian menguasainya, berlaku baiklah kepada penduduknya. Karena mereka memiliki hak pertalian darah dan hak persaudaraan. Atau beliau mengucapkan hak pertalian atau hak kekerabatan. Lalu apabila engkau menyaksikan dua orang bercekcok pada tempat batu merah, maka keluarlah darinya”.
Abu Dzar ra berkata :
“Benar aku melihat Abdurrahman bin Syarhabil bin hasan dan saudaranya yaitu Rabi’ah bertengkar pada tempat batu merah, lantas aku pun meninggalkan negeri itu.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Rasulullah saw benar. Dimana terbukti, bahwa kaum muslimin telah berhasil menaklukan Mesir pada tahun kedua puluh (XX) hijriah dengan dipimpin panglima Amru bin Ash ra. Pasukan itu mendapat restu dari khalifah Umar bin Khatab ra.

Imam Nawawi berkomentar : Bahwa didalam hadits tersebut terkandung mukjizat yang nyata dari Rasulullah saw yang diantaranya adalah : pembitahuan beliau bahwa umatnya akan menguasai Mesir.

Ke-13. Ramalan Rasulullah saw tentang Zainab, Bahwa Ia Adalah istri yang pertama menyusul kematian Beliau.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam muslim dalam kitab shahihnya dari Aisyah ra yang berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Yang paling cepat menyusulku diantara kalian(istri- istriku) adalah yang paling panjang ukuran tangannya”.

Aisyah ra melanjutkan : “Merekapun saling menjulurkan tangannya dan mengukur siapa diantara mereka yang paling panjang ukuran tangannya. Lalu aisyah menambahkan lagi : “Ternyata yang paling panjang ukuran tangannya adalah Zainab, karena ia bekerja dengan tangannya dan bersedekah”.

Tingkatan hadits :
Hadits ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Asysyaikani.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Demikianlah yang terjadi. yaitu sebagaimana yang diramalkan oleh junjungan kita Rasulullah saw, bahwa memang Zainablah diantara istrinya yang paling cepat menyusul kematiannya.

Ke-14. Ramalan Rasulullah saw tentang Fathimah, Bahwa ia adalah Orang pertama diantara anggota keluarganya yang menyusul kematian Beliau.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Setiap tahun Jibril as mengetes Al Quran bersamaku sebanyak satu kali, dan tahun ini ia melakukannya sebanyak dua kali. Aku (nabi) merasa, bahwa hal itu merupakan isyarat sudah dekat ajalku, dan engkau Fathimah adalah orang pertama diantara keluargaku yang menyusul kepergianku” .

Tingkatan hadits :
Hadits tersebut shahih sebagaimana disepakati Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Tepat sekali apa yang diramalkan oleh Rasulullah saw, bahwa Fathimah adalah anggota keluarganya yang pertama menyusul kematian beliau saw. Benar Fathimah tidak hidup lama setelah wafatnya Rasulullah saw, kecuali hanya enam bulan.

Ke-15. Ramalan Rasulullah tentang Perang melawan Bangsa Turki.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kalian memerangi bangsa Turki, yang bermata elang, berwajah kemerah-merahan, berhidung kecil, seakan-akan muka mereka seperti perisai berlapis kulit”.

Kenyataan dari yang diramalkan :
Tepatlah kiranya apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Memang, telah berkali-kali terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan bangsa Turki. Yang pertama terjadi pada masa khalifah Umar ra, tepatnya tahun kedua puluh dua (XXII) hijriah dibawah panglima Abdurahman bin Rabi’ah ra.
Reff

Sejarah Masjid Al-Aqsa Di Yerusalem, Pendirian Hingga Bahaya Kehancurannya

 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.   Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra : 1) 
Ayat di atas adalah bukti kesucian Mesjid Al-Aqsa dan Yerusalem, kota tempat mesjid itu didirikan sebagai tempat yang disucikan bagi umat Islam sedunia, sebagaimana Mekah yang disucikan karena terdapat Baitullah atau Kabah di dalamnya. Selain itu dari Mesjid Al-Aqsa inilah Rasulullah Saw bermiraj menghadap Allah Swt untuk menerima perintah shalat, dan kemudian dijadikan arah tujuan shalat (kiblat) pertama sebelum kemudian dialihkan ke Kabah di Mekah berdasarkan perintah Allah pada surat Al-Baqarah ayat 144.

Sebagai kota suci bagi umat Islam, kota Yerusalem beserta mesjid Al-Aqsa-nya telah dinodai oleh kejahatan Pemerintah Israel yang bermaksud menguasai dan menghancurkannya, dan mendirikan tempat ibadah mereka di atas reruntuhannya, meskipun keyakinan tradisional mereka melarang untuk beribadah di wilayah itu.

Kesucian Mesjid Al-Aqsa bukan hanya karena pernah dijadikan arah kiblat pertama dan tempat ibadah bagi kaum Muslimin, tapi ia merupakan simbol harga diri umat Islam di mata dunia. Sudah selayaknya kaum Muslimin seluruh dunia membela kesuciannya, dengan mempertahankan keberadaannya.

Berikut ini sejarah kota Yerusalem dan Mesjid Al-Aqsa yang berada di dalamnya.

4000 – 3000 SM (Zaman Tembaga)

Sebelum bernama Yerusalem kota ini bernama Ofel dengan penemuan arkeologi berupa keramik.

3000 – 2800 SM (Awal Zaman Perunggu)

Ditemukan bukti-bukti keberadaan pemukiman tetap.

2600 SM

Diyakini para ahli bahwa kota ini didirikan oleh masyarakat Semitik Barat dengan pemukiman yang terorganisir.

Abad ke-9 SM

Menurut Teks Kebencian (Execration Texts), atau disebut juga Daftar Pelarangan, adalah teks-teks keramat Mesir kuno yang berisi nama-nama orang yang dibenci atau musuh negara, kota itu disebut dengan nama Roshlamem atau Rosh-ramen.

1000 SM

Yerusalem ditaklukkan oleh Raja Daud dari tangan orang Yebus dan dijadikan ibukota Kerajaan Israel.

 
Makam Nabi Allah DAUD AS di Israel

970 SM

Masa akhir kekuasaan Raja Daud (Nabi Daud As), kemudian dilanjutkan oleh anaknya Salomo (Sulaiman As) yang membangun Bait Suci di Gunung Moria. Bait Salomo (kemudian dikenal sebagai Bait Pertama), memainkan peran penting dalam sejarah bangsa Yahudi sebagai tempat singgahnya Tabut Perjanjian (Ten Commandments atau 10 Firman Tuhan yang diterima oleh Nabi Musa).

930 M

Raja Sulaiman wafat. 10 suku utara memisahkan diri membentuk kerajaan Israel. Di bawah wangsa (dinasti) Daud dan Sulaiman, Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yehuda.

722 SM

  
Bangsa Assyria menaklukkan Kerajaan Israel, Yerusalem dikuatkan oleh serombongan besar pengungsi dari kerajaan utara. Periode Bait Pertama berakhir sekitar tahun 586 SM, saat bangsa Babilonia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem, dan menelantarkan Bait Salomo.

587 M

Masa 450 tahun dari 970 SM Yerusalem menjadi ibukota politik Kerajaan Israel bersatu, sedang Kerajaan Yehuda dan Baitnya menjadi pusat keagamaan bangsa Israel. Era ini dikenal dalam sejarah sebagai Periode Bait Pertama.

538 M

Setelah lima puluh tahun dalam pembuangan ke Babilonia, Raja Persia Koresh Agung mengajak orang Yahudi untuk kembali ke Yehuda membangun Bait. Pembangunan Bait Kedua selesai di tahun 516 SM, selama kekuasaan Darius Agung, 70 tahun setelah hancurnya Bait Pertama.

455 SM

Raja Artaxerxes I dari Persia mengeluarkan dekrit yang mengizinkan kota dan tembok dibangun kembali. Yerusalem kembali menjadi ibukota Yehuda dan pusat peribadatan orang Yahudi. Saat pengasa Makedonia Aleksander Agung menaklukkan Kekaisaran Persia, Yerusalem dan Yudea jatuh ke tangan Makedonia, segera setelahnya jatuh ke kekuasaan Dinasti Ptolemaik di bawah Ptolemy I.

198 SM

Ptolemy V kehilangan Yerusalem dan Yudea dari bangsa Seleukus di bawah Antiochus III. Kekaisaran Seleukus yang berusaha mengisi Yerusalem sebagai polis yang dihelenisasi menjadi gawat di tahun 168 SM dengan keberhasilan penuh Revolusi Makabe Mattathias sang Pendeta Tinggi dan kelima putranya atas Antiochus Epiphanes, dan terbentuknya Kerajaan Hasmonea mereka di tahun 152 SM dengan Yerusalem kembali sebagai ibukotanya.

6 M

Saat Roma menjadi semakin kuat, Herodes diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung mengabdikan dirinya untuk membangun dan memperindah kota. Dia membangun tembok, menara, dan kuil, dan memperluas Bukit Bait, menopang halaman istana dengan balok batu yang beratnya mencapai 100 ton. Selama Herodes berkuasa, wilayah Bukit Bait bertambah luas. Di tahun ini, kota dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh penguasa Romawi dijadikan sebagai Provinsi Iudaea dan keturunan Herodes hingga Agrippa II masih memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M.

70 M

Penguasa Romawi atas Yerusalem dan wilayah sekitarnya mulai tertantang dengan adanya Perang Yahudi-Romawi pertama, yang menyebabkan kehancuran Bait Kedua.

132 M

Dimulainya pemberontakan orang Yahudi terhadap penguasa Romawi yang dikenal dengan Revolusi Bar Kokhba, dan selama tiga tahun pemberontakan itu Yerusalem sekali lagi menjadi ibukota dari Yudea.

135 M

Orang-orang Romawi terus menekan revolusi di tahun 135. Kaisar Hadrianus meromawisasi kota dan mengganti namanya menjadi Aelia Capitolina, dan melarang orang Yahudi memasukinya. Hadrianus mengganti keseluruhan nama Provinsi Iudaea menjadi Syria Palaestinamenurut kata Filistin dalam Alkitab untuk menjauhkan orang Yahudi dari negara mereka. Larangan orang Yahudi memasuki Aelia Capitolina berlanjut hingga abad ke-4 M.

Abad ke IV

Lima abad setelah revolusi Bar Kokhba, kota masih berada dibawah kekuasaan Romawi kemudian Bizantium. Selama abad ke-4, Kaisar Romawi Konstantin I membangun tempat-tempat Kristen di Yerusalem seperti Gereja Makam Kudus. Luas wilayah dan populasi Yerusalem mencapai puncak di akhir Periode Bait Kedua: Kota mencakup dua kilomoter persegi dan memiliki populasi 200.000. Dari dari-hari Konstantin hingga abad ke-7, Yerusalem dilarang bagi orang Yahudi.

Dalam rentang beberapa dekade, Yerusalem berganti penguasa dari Romawi menjadi Persia dan kembali dikuasai Romawi sekali lagi. Dengan adanya tekanan Khosrau II dari Sassania di awal abad ketujuh terhadap Bizantium hingga ke Syria, Jendral Sassania Shahrbaraz dan Shahin menyerang kota yang dikendalikan Bizantium, Yerusalem (bahasa Farsi:Dej Houdkh).

614 M

Pada pengepungan Yerusalem, setelah 21 hari peperangan tanpa ampun, Yerusalem direbut. Riwayat Bizantium menceritakan bahwa tentara Sassana dan orang Yahudi membantai puluhan dari ribuan orang Kristen di dalam kota, ini menjadi episode yang masih diperdebatkan para sejarawan. Kota yang ditaklukkan masih berada di tangan Sassania hingga sekitar lima belas tahun saat Kaisar Bizantium Heraklius merebutnya kembali di tahun 629.

621 M

Masjid Al-Aqsa atau disebut juga Bait Al-Muqaddas (Al-Quds) artinya rumah suci. Sedangkan pengertian Masjid Al-Aqsa adalah mesjid terjauh. Atau oleh Nabi Muhammad Saw disebut juga mesjid berkubah biru.

Mesjid Al-Aqsa ini terletak di Kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Haram Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount/Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. [2] Mesjid ini berukuran 1/6 dari seluruh area Al-Haram Asy-Asyarif di dalam tembok Kota Lama Yerusalem. Ketika Rasul melakukan Isra pengertian Al-Aqsa adalah keseluruhan wilayah Al-Haram Asy-Syarif ini, sedangkan bangunan Mesjid Al-Aqsa seperti sekarang ini secara permanen dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H.

Bait yang pertama kali dibangun oleh Raja Sulaiman ini menjadi tempat singgahnya 10 Firman Tuhan, di sini juga Nabi Isa As. menerima wahyu kenabian, dan setelah itu dijadikan persinggahan Nabi Muhammad Saw sebelum Mi’raj ke langit. Masjid Al-Aqsa kemudian merupakan tempat suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, dan pernah dijadikan arah kiblat shalat umat Islam selama 13 tahun penyebaran Islam di Mekah dan 17 bulan setelah hijrah di Madinah.

638 M

Di tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga Yerusalem. Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan kembali ke kota. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim. Umar memimpin dari Batu Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan masjid. Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung 3.000 jamaah. Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) pada akhir abad ke-7. Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monunental Yerusalem. Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah kekuasaan Arab.

Kubah Al-Shakhrah inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Israel kepada dunia internasional sebagai Masjid Al-Aqsa untuk menipu umat Islam dunia, dan menjauhkannya dari pengetahuan dan pengawasan kaum Muslimin. Kubah ini letaknya di dalam wilayah yang sama dengan Masjid Al-Aqsa atau di area Al-Haram Asy-Syarif.

Tujuan utama media Yahudi menyamarkan Masjid Sakhra (Dome of the Rock) sebagai Masjid Aqsa adalah agar Yahudi bisa menghancurkan Al Aqsa dan membangun “Solomon Temple” (Kuil Sulaiman) pada bekas reruntuhan Al Aqsa. Umat Yahudi meyakini dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) bahwa akan datang di akhir zaman seorang yang mereka anggap sebagai dewa penolong Yahudi yang dinamakan “Messiah” (Al Masih, dalam bahasa Arab) apabila mereka mengadakan ritual agama di Solomon Temple dengan mempersembahkan sapi betina berwarna merah (Al Baqarah). (The Guardian Magazine).

Tahun 1099 

Tahun 1099, penguasa Fatimiyah mengusir penduduk Kristen asli sebelum Yerusalem ditaklukkan oleh Tentara Salib. Tentara Salib sendiri kemudian membantai sebagian besar penduduk Muslim dan Yahudi; lalu Tantara Salib membuat Kerajaan Yerusalem. Pada awal Juni 1099 populasi Yerusalem menurun dari 70.000 hingga kurang dari 30.000.

Tahun 1187

Kota Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin atau Salahuddin Al-Ayyubi yang mengizinkan orang Yahudi dan Muslim kembali dan bermukim di dalam kota. Di bawah pemerintahan Dinasti Ayyubiyyah, Salahuddin Al-Ayyubi, periode investasi besar dimulai dengan pembangunan rumah-rumah, pasar, kamar-mandi umum, dan pondok-pondok bagi peziarah, begitu pula ditetapkannya sumbangan keagamaan. Meski demikian, selama abad ke-13, Yerusalem turun status menjadi desa karena jatuhnya nilai strategis kota perjuangan Ayyubiyyah yang gagal.

Tahun 1244

Tahun 1244, Yerusalem dikepung oleh Kharezmian bangsa Tartar, yang mengurangi penduduk Kristen kota dan mengusir orang Yahudi. Khwarezmia dari bangsa Tatar diusir oleh Ayyubiyyah tahun 1247. Dari 1250 hingga 1517, Yerusalem dikusasai oleh Mamluk. Selama periode ini banyak pertentangan terjadi antara Mamluk di satu sisi dan tentara salib dan suku Mongol di sisi lain. Wilayahnya juga terimbas dari banyak gempa dan wabah hitam.

Tahun 1517

Yerusalem dan sekitarnya jatuh ke tangan Turki Ottoman yang masih mengambil kendali hingga 1917. Yerusalem menikmati periode pembaruan dan kedamaian di bawah kekuasaan Suleiman I – termasuk pembangunan ulang tembok-tembok yang mengelilingi Kota Tua. Selama masa penguasa-penguasa Ottoman, Yerusalem berstatus provinsi, jika dalam hal keagamaan kota ini menjadi pusat yang sangat penting, and tidak menutup diri dari jalur perdagangan utama antara Damaskus dan Kairo. Orang-orang Muslim Turki melakukan banyak pembaharuan: sistem pos modern diterapkan oleh berbagai konsulat; penggunaan roda untuk mode transportasi; kereta pos dan kereta kuda, gerobak sorong dan pedati; dan lentera minyak, merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota. Pada paruh abad ke-19, bangsa Ottoman membangun jalan aspal pertama dari Jaffa hingga Yerusalem, dan pada 1892 jalur rel mulai mencapai kota.

Tahun 1831

Setelah aneksasi Yerusalem oleh Muhammad Ali dari Mesir, misi dan konsulat asing mulai menapakkan kakinya di kota. Tahun 1836, Ibrahim Pasha mengizinkan penduduk Yahudi Yerusalem memperbaiki empat sinagoga besar, termasuk di antaranya Sinagoga Hurva.

Tahun 1834

Saat Revolusi Arab di Palestina, Qasim al-Ahmad memimpin penyerangan dari Nablus dan menyerang Yerusalem, dibantu oleh klan Abu Ghosh, dan memasuki kota pada 31 Mei 1834. Orang Kristen dan Yahudi di Yerusalem menjadi target penyerangan. Tentara Mesir Ibrahim menaklukkan serangan Qasim di Yerusalem bulan berikutnya.

Tahun 1840

Kekuasaan Ottoman kembali lagi di tahun 1840, namun banyaknya orang Islam Mesir yang ada di Yerusalem dan orang Yahudi dari Algeria dan Afrika Utara yang berdatangan menyebabkan meningkatnya jumlah populasi di dalam kota. Di tahun 1840-an dan 1850-an, kuasa internasional mulai tarik tambang di Palestina saat mereka meminta perpanjangan perlindungan atas umat beragama minoritas di dalam negeri, sebuah perjuangan yang diangkat terutama oleh wakil konsuler di Yerusalem. Menurut konsul Prussia, populasi di tahun 1845 adalah 16.410 dengan 7.120 orang Yahudi, 5.000 Muslim, 3.390 Kristen, 800 tentara Turki dan 100 orang Eropa. Volume peziarah Kristen semakin meningkat selama kekuasaan Ottoman, dan menyebabkan populasi kota bertambah menjadi dua kali lipat selama Paskah.

Tahun 1860

Pemukiman baru mulai berkembang di luar tembok Kota Tua sebagai tempat menetap para peziarah dan untuk mengurangi tingkat kepadatan dan sanitasi yang buruk di dalam kota. Kamp Rusia dan Mishkenot Sha’ananim didirikan di tahun 1860. Tahun 1867 Misionaris Amerika melaporkan populasi kira-kira Yerusalem ‘diatas’ 15.000 yang terdiri dari: 4.000 hingga 5.000 orang Yahudi dan 6.000 umat Muslim. Setiap tahun ada sekitar 5.000 hingga 6.000 Peziarah Kristen Rusia.

Tahun 1917
 

Setelah Pertempuran Yerusalem, Tentara Britania dipimpin General Edmund Allenby mengepung kota, dan di tahun 1922, LBB (Liga Bangsa-bangsa bentuk pertama PBB, Persatuan Bangsa-bangsa) pada Konferensi Lausanne mempercayakan Britania Raya untuk mengatur Mandat bagi Palestina.

Dari tahun 1922 hingga tahun 1948 total populasi kota meningkat dari 52.000 menjadi 165.000 dengan dua pertiganya orang Yahudi dan sepertiga orang Arab (umat Muslim dan Kristen). Situasi antara orang Arab dan Yahudi di Palestina tidak tenang. Di Yerusalem, kerusuhan terjadi tahun 1920 dan tahun 1929. Di bawah pemerintahan Britania, taman-taman baru dibuat di pinggir kota di bagian utara dan barat kota dan institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Ibrani didirikan.

Saat masa jabatan Mandat Britania untuk Palestina berakhir, Rencana Pembagian Palestina oleh PBB tahun 1947 mengusulkan “pembuatan rezim internasional khusus di Kota Yerusalem, mengesahkannya sebagaicorpus separatum di bawah administrasi PBB”. Rezim internasional (yang juga termasuk kota Bethlehem) tetap berlaku selama satu periode berkisar sepuluh tahun, kemudian sebuah referendum diadakan untuk memutuskan rezim masa depan kota. Namun, rencana ini tidak dilaksanaan karena perang tahun 1948 meletus, sementara Britania menarik diri dari Palestina dan Israel menyatakan kemerdekaannya. Perang memicu pemindahan populasi Arab dan Yahudi di kota. 1.500 penduduk Perempat Yahudi di Kota Tua terusir dan beberapa ratus dipenjara saat Legiun Arab mengepung Perempat itu pada 28 Mei. Legiun Arab juga menyerang Yerusalem Barat dengan sniper.

Tahun 1948

Tanah tak berpemilik antara Yerusalem Barat dan Timur mulai diurus pada November 1948: Moshe Dayan, komandan tentara Israel di Yerusalem bertemu dengan rekan Yordanianya Abdullah el Tell di sebuah tempat tinggal gurun di lingkungan Musrara Yerusalem dan menandai posisi mereka masing-masing: posisi Israel berwarna merah dan Yordania berwarna hijau. Peta kasar, yang tidak berarti sebagai suatu yang resmi, menjadi garis gencatan senjata final dalam Kesepakataan Gencatan senjata 1949, yang membagi kota dan meninggalkan Gunung Scopus sebagai daerah kantong Israel. Kawat berduri dan pagar beton penghalang dipasang di pusat kota dan tembak-tembakan militer sering pecah di wilayah gencatan senjata. Setelah proklamasi Negara Israel, Yerusalem dideklarasikan sebagai ibukotanya. Yordan yang meaneksasi Yerusalem Timur tahun 1950, memberlakukan hukum Yordania di wilayah itu. Hanya Britania Raya dan Pakistan yang mengakui aneksasi tersebut, yang, terkait Yerusalem, berada atas dasar de facto. Adalah meragukan jika Pakistan dikatakan melakukan pencaplokan terhadap Yordania.

Yordania mengambil kendali tempat-tempat suci di Kota Tua. Bertolak-belakang dengan syarat-syarat perjanjian, orang Israel tidak diperkenankan masuk ke tempat-tempat suci, banyak diantaranya yang dinajiskan. Yordania mengizinkan akses sangat terbatas ke tempat-tempat suci Kristen. Selama periode ini, Kubah Shakhrah dan Masjid al-Aqsa direnovasi besar-besaran.

Para pendoa Yahudi di Tembok hanya mungkin berada di beberapa titik di sepanjang gang sempit di pinggiran wilayah orang-orang Maroko yang padat penduduknya, sebuah daerah yang diwariskan pada abad kedua belas untuk pengikut Saladin oleh putranya Malik al-Afdhal.

Tahun 1967

Setelah Israel merebut Yerusalem Timur pada Perang Enam Hari di tahun 1967, orang Yahudi dan Kristen diperbolehkan memasuki kembali tempat-tempat suci, sementara Bukit Bait masih menjadi yurisdiksi wakaf Islam. Wilayah orang Maroko yang berbatasan dengan Tembok Barat, dikosongkan dan dihancurkan untuk membuat jalan bagi sebuah plaza bagi mereka mengunjungi dinding. Sejak perang, Israel telah memperluas lingkar kota dan menetapkan lingkar pemukiman Yahudi di tanah kosong sebelah timur Garis Hijau.

Namun, pengambilalihan Yerusalem Timur dikritik oleh dunia internasional. Setelah penyampaian Hukum Yerusalem Israel, yang menyatakan Yerusalem “sepenuhnya dan kesatuan” ibukota Israel, Dewan Keamanan PBB menyampaikan resolusi yang menyatakan terjadi “pelanggaran hukum internasional” dan meminta semua negara-negara anggota menarik semua duta besarnya dari kota.

Status kota ini, khususnya tempat-tempat suci, masih menjadi masalah inti konflik Israel-Palestina. Pemukim Yahudi telah mengambil alih situs-situs bersejarah dan membangun di tanah yang disita dari orang Arab untuk meluaskan kehadiran orang Yahudi di Yerusalem Timur, sementara pemimpin-pemimpin Islam terkemuka mengklaim orang Yahudi tidak memiliki hubungan sejarah dengan Yerusalem, menganggap Tembok Barat yang telah berusia 2500 tahun dibangun sebagai bagian dari masjid. Orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina di masa mendatang.

Di akhir perang pada Juni 1967, saat pasukan Israel memasuki Kota Tua, pemerintah Israel diberi kesempatan tidak hanya untuk memulihkan keberadaan Yahudi ke kota bertembok namun menciptakan wilayah baru Yahudi yang diperluas, yang terdapat Tembok Barat sebagai pusatnya.

Tahun 1970

Sekelompok rabi ekstremis – dipimpin oleh Shlomo Goren, yang kemudian menjadi kepala rabi Israel – mulai melobi agar orang Yahudi diizinkan masuk ke kompleks mesjid untuk berdoa, walaupun keputusan rabbi tradisional bertenangan dengan praktek seperti.

Kelompok-kelompok Yahudi segera muncul menuntut lebih: bahwa masjid akan diledakkan untuk mencari jalan untuk pembangunan sebuah kuil ketiga yang akan membawa lebih dekat kepada kedatangan Mesias mereka.

Tahun 1996

Di saat menjabat perdana menteri, Netanyahu membuka terowongan di Tembok Barat, penggalian lainnya mendekati kompleks masjid, sehingga terjadi bentrokan yang menewaskan 75 orang Palestina dan 15 tentara Israel.

Israel, yang mengatakan masjid berada di atas reruntuhan dua kuil Yahudi kuno, yang dibangun oleh Salomo dan Herodes, mengacu pada situs di Gunung Bait dan telah menyampaikan pengakuan untuk mendapatkan kedaulatan atas wilayah tersebut dalam perundingan damai baru-baru ini.

Tahun 2000

Sebelumnya kekacauan yang oleh Israel pada otoritas Islam di situs ini telah memicu bentrokan antara polisi Israel dan Palestina. Kunjungan pasukan bersenjata lengkap ke kompleks mesjid oleh Ariel Sharon pada tahun 2000, lama sebelum ia menjadi perdana menteri, untuk menyatakan hak Israel ada memicu Intifada kedua.

Pada perundingan Camp David di tahun 2000, Bill Clinton, kemudian menjadi presiden AS, mengusulkan membagi kedaulatan sehingga Israel akan memiliki kontrol atas “ruang bawah tanah” dari kompleks masjid dan Tembok Barat. Selama pembicaraan Ehud Barak, perdana menteri Israel sekarang, pengamat mengkhawatirkan sebutan atas keseluruhan kompleks Yahudi dengan “Mahakudus”, istilah yang sebelumnya digunakan hanya mengacu pada tempat suci di dalam candi yang telah hancur.

Meskipun undang-undang kemurnian agama Yahudi telah melarang orang Yahudi secara tradisional memasuki Mount Temple (Kuil Bukit), namun semakin banyak rabi Yahudi menuntut agar diizinkan untuk berdoa di dalam kompleks tersebut. Lebih lagi kelompok fanatik yang diketahui mendukung peledakan masjid-masjid dan membangun sebuah kuil ketiga di tempat mereka.

Tahun 2004

Terjadi kerusakan kecil di jalan batu menuju Gerbang Mughrabi di depan kompleks mesjid oleh sebuah badai kecil. Kerusakan bertambah luas karena Israel membongkar jalan itu kemudian.

Menurut bukti yang ditunjukkan ke pengadilan Yerusalem, saat ini para pejabat Israel menggunakan kerusakan jalan tersebut sebagai dalih untuk membongkarnya enam tahun yang lalu. Tujuannya adalah untuk menggantikan jalan dengan jembatan logam permanen dan kemudian memperluas plaza doa Yahudi ke daerah dimana jalan itu.

Skema ini adalah gagasan Shmuel Rabinowitz, rabi yang bertanggung jawab atas Tembok Barat, yang menyatakan kerusakan jalan pada tahun 2004 adalah sebuah “keajaiban” yang mana Israel ditawari kesempatan untuk menguasai lebih banyak tanah yang dikuasai Islam di Kota Tua .

Tahun 2007

Rencana Shmuel Rabinowitz itu disetujui oleh sebuah komite menteri khusus yang dipimpin oleh Ehud Olmert, yang kemudian menjadi perdana menteri. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Netanyahu, meskipun ia membekukan pekerjaan konstruksinya pada bulan Juli atas perintah pengadilan Yerusalem.

Hakim, Moussia Arad, mengusulkan pada bulan Januari agar jalan dikembalikan, atau paling tidak jembatan mengikuti rute jalan yang tepat, dan semua pendoa dilarang di lokasi. Posisi itu mendapatkan dukungan dari pejabat PBB yang memantau pekerja Israel di Gerbang Mughrabi.

Pendekatan ilmiah untuk penggalian itu disorot pada awal tahun 2007 ketika muncul tiga tahun sebelumnya arkeolog-arkeolog Israel telah menemukan di sebuah situs ruang berdoa muslim dari masa Saladin, berasal dari abad ke-11, tapi penemuan itu tidak dihiraukan.

Pada bulan Februari 2007, ketika Israel membawa alat berat untuk penggalian di Gerbang Mughrabi, ratusan warga Palestina bentrok dengan polisi sementara Gerakan Islam di Israel menggelar demonstrasi besar-besaran. Jihad Islam mengatakan telah menembakkan dua roket Qassam dari Gaza sebagai jawaban, dan Brigade Martir al-Aqsa mengancam akan melakukan serangan jika pekerjaan itu tidak dihentikan.

Otoritas Islam juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa bagian masjid mungkin akan rusak oleh buldoser, dan mesin berat mungkin juga akan menghancurkan Masjid Al-Buraq yang masih belum ditemukan, yang diyakini terletak dekat dengan Gerbang Mughrabi, yang menandai situs di mana Nabi Muhammad menambatkan kudanya pada malam perjalanan dari Mekah menuju Yerusalem (Isra’).

Untuk menenangkan situasi, Israel mengizinkan pakar dari Turki untuk memeriksa penggalian beberapa waktu kemudian. Mereka melaporkan bahwa Israel sedang berusaha mengenyampingkan sejarah Islam di Yerusalem sehingga aspek Yahudi bisa lebih ditonjolkan.

Tahun 2009

Pada bulan Desember, bertepatan dengan bulan Ramadhan, Israel mulai melakukan penggalian untuk membangun sejumlah terowongan di dekat Mesjid Al-Aqsa. Terowongan-terowongan itu dibangun saling terhubung di bawah lingkungan Arab Silwan, berkedalaman 120 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 3 meter, dan diarahkan menuju bagian utara Mesjid Al-Aqsa.

Pihak Palestina meyakini Israel ingin meng-yahudinisasi Yerusalem dan menghancurkan Mesjid Al-Aqsa, kemudian membangun kuil kedua di atas reruntuhan Mesjid. Namun pihak Israel berdalih melakukan penggalian terowongan untuk fasilitas pariwisata yang pembangunannya dimulai di bawah tanah.

Sementara itu 100.000 orang Palestina tidak bisa mencapai mesjid Al-Aqsa untuk shalat Jum’at (11/12/09) karena dilarang tentara pendudukan Israel. Sejak pagi Jumat ribuan orang Palestina tersebut yang berdatangan dari seluruh kota-kota Tepi Barat mengantri untuk diizinkan masuk ke dalam areal mesjid.

Tahun 2010

Pemerintah Israel telah berkeras meneruskan rencana untuk memperbesar alun-alun doa Yahudi di Tembok Barat di Kota Lama Yerusalem, meskipun diperingatkan akan beresiko memicu intifadhah ketiga.

Para pejabat Israel menolak proposal pengadilan Yerusalem minggu ini (Maret 2010) untuk mengesampingkan rencananya setelah hakim menerima pendapat bahwa perluasan alun-alun doa akan melanggar “status quo” yang meliputi pengaturan tempat-tempat suci Kota Tua. Otoritas Islam menyetujui pengaturan tersebut setelah Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Situs yang dimaksud oleh pejabat Israel terletak di Gerbang Mughrabi, sebuah pintu masuk ke kompleks masjid yang dikenal sebagai Haram al-Sharif, situs yang paling sensitif dalam konflik antara Israel dan Palestina. Di dalamnya ada Masjid Al-Aqsa dan Dome oh the Rock dengan kubah berlapis emasnya.

Kota Suci Jerusalem, Perebutan Tiada Henti?

Jerusalem, atau Bethlehem atau Baitul Maqdis, kota yang ribuan tahun diperebutkan dan dijadikan tempat suci 3 agama samawi, Islam, Kristen, dan Yahudi. Bagi umat Islam Jerusalem adalah tempat suci karena disana terdapat Masjidil Aqsa, masjid suci kedua umat Islam setelah Masjidil Haram, bagi umat Kristen di percaya bahwa Yesus lahir di sekitar tenggara Yerusalem atau Bethlehem, sementara bagi penganut Yahudi, sisa-sisa kerajaan Solomon (Nabi Sulaiman) atau yang kita kenal dengan Tembok Ratapan menjadi tempat suci mereka. Sejak Perang Salib pertama yang berlangsung sekitar 1095 M sampai 1151 M, hingga hasil Perang Salib ke Sembilan yang berakhir tahun 1291 M.

Jika anda pernah melihat film Kingdom of Heaven, film yang ber setting tahun 1187 itu mengisahkan ketika tembok Jerusalem jebol oleh serangan pasukan Muslim yang di pimpin Salahudin Al-Ayyubi, pemimpin Nasrani, Balian de Ibelin(dalam film digambarkan sebagai Orlando Bloom), yang kalah mengadakan perjanjian dengan Salahudin. Salahudin mengajukan syarat agar mereka memeluk Islam, namun Balian menolak hal itu, Balian justru berniat membakar dan menghancurkan habis kota Jerusalem agar tak ada lagi yang dapat memilikinya.

Namun Salahudin yang sangat bijaksana mengajukan syarat, bahwa dia akan melindungi anak-anak, wanita, orang-orang tua, dan para kaum Nasrani yang ada di Jerusalem, sementara pasukan Balian akan dikawal menuju laut untuk meninggalkan Jerusalem. Balian yang bingung berkata ... "Tapi, kami membunuh semua orang Islam dibalik tembok ini sewaktu kami menguasai kota ini dulu." Memang, ketika Tentara Salib merebut Jerusalem pada Perang Salib I tahun 1099, mereka membantai habis penduduk Jerusalem, tidak hanya muslim tetapi juga penduduk Yahudi serta penganut Nasrani Ortodox, termasuk kaum Arian, dan sekte-sekte lain yg dicap sesat oleh Paus. Tak terhitung masjid, sinagog, gereja ortodox dan perpustakaan habis dijarah, dirusak bahkan dibakar. 

Sebelumnya, di sepanjang jalan menuju Jerusalem Tentara Salib juga melakukan pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan penganiayaan serupa. Selama Perang Salib I, ratusan ribu wanita, anak dan orang tua menjadi korban. Ribuan rumah penduduk, masjid, sinagog, gereja ortodox, dan perpustakaan dirusak dan dibakar.Setelah mendengar pernyataan itu, Salahudin menjawab ... "Aku bukan orang-orang itu, aku Salahudin, aku Salahudin."

Dengan ditutup kalimat Assalamualaikum dari Salahudin dan Kedamaian selalu bersamamu, dari Balian, maka perjanjian pun tercapai. Sesaat setelah Salahudin berbalik badan Balian bertanya, apa arti Jerusalem, Salahudin menjawab, "bukan apa-apa", namun sesaat setelahnya dia kembali menjawab, "SEGALANYA". Sampai sekitar tahun 1291 M ketika perang salib terakhir terjadi Jerusalem tentram dan damai.

Sampai tahun 1948 ketika Israel menyatakan perang dan mendeklarasikan kemerdekaan mereka. Palestina yang memiliki hak atas kota Yerusalem, atau Ursalim Al-Quds atau Bayt Al-Maqdis itu pun sedikit demi sedikit terkoyak hegemoni Israel. Sekarang, Yerusalem hampir di kuasai penuh oleh Israel. Pembangunan pemukiman Yahudi yang semakin menjamur membuat Jerusalem semakin terkurung kekuatan Zionis. Peziarah Muslim pun dibatasi untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa (Masjid Al-Aqsa berkubah biru kusam, bukan berkubah emas). 


Toleransi beragama yang terjaga ribuan tahun lenyap begitu saja. Seperti yang dikatan Salahudin, Jerusalem memang tak memiliki arti apapun, namun segalanya. Segala cara diupayakan untuk menguasai kota itu, Islam, Kristen, Yahudi, dari dulu hingga sekarang. Apa salahnya berbagi? Apa salahnya 3 agama Samawi yang berakar sama ini berdamai dan berbagi tempat ibadah.

Sekian jika ada salah-salah kata dan fakta mohon dikoreksi, Terimakasih. Assalamualaikum.

Sepeninggal Grande Turco, Al Fatih?

 

Sekilas tentang Muhammad Al-Fatih

Sultan Muhammad Tsaniy atau lebih dikenal dengan Muhammad Al-Fatih telah wafat 3 Mei 1481, 28 tahun sejak menaklukkan ibukota Byzantium,Konstantinopel yang terkenal karena kemashyuran dan ke invisibilitas-nya.


Romawi, bahkan Eropa, tersentak akan kejadian ini. Kota yang memiliki tembok setinggi 18 meter dan tebal 10 meter, dilengkapi juga dengan parit yang lebar dan dalam yang sudah bertahan ribuan tahun, takluk dan tunduk setelah di gempur pasukan Al-Fatih dari Utsmaniyah.

Al-Fatih memang orang pilihan,orang yang dipilih Allah untuk memenuhi nubuwat Rasulullah 600 tahun sebelumnya. Bayangkan saja, Al-Fatih sudah hafal Al-Quran pada umur 8 tahun dan menguasai 7 bahasa pada umur 16 tahun yaitu, Arab, Latin, Serbia, Israil, Yunani,T urki dan Persia, naik tahta pada usia 19 tahun dan menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun! 


Sayangnya dalam perjalanannya menuju Roma, Grandé Turco wafat. Padahal hanya tinggal 650 km lagi untuk sampai ke Roma. Bahkan ketika baru berjarak 650 km dari Roma, kengerian sudah begitu terasa di Roma sampai-sampai membuat Paus Sixtus IV kabur keluar kota Roma. Nubuwat Rasulullah yang kedua yaitu menaklukkan kota Roma ternyata bukan jatah Al Fatih.

Sepeninggalnya ...

 

Lalu,kapan nubuwat itu akan tercapai? Al-Fatih saja baru menaklukkan kota Konstantinopel 8 abad setelah Rasulullah mengatakan nubuwatnya. Sekarang sudah lebih dari 5 abad, sejak konstantinopel jatuh, tapi kota Roma belum juga tersentuh umat Muslimin. Kota Roma seakan invincible, sebagaimana kita tahu, kota itu ada di Italia, anggota Uni Eropa dan sekutu dari Amerika Serikat. Tentunya, mengatakan kota Roma akan takluk ke tangan Islam saja sudah cukup mustahil.

Namun jika ditilik dari masa lalu, Al-Fatih mengawali serbuan ke Konstantinopel juga dari sebuah kemustahilan. Bizantium saat itu adalah negara adidaya pada masanya bersama kekaisaran Romawi Barat.

Tidak heran, benteng kota Konstantinopel tidak dapat di tembus lebih dari 1200 tahun! Namun dari kegagalan kegagalan pendahulunya inilah Al-Fatih semakin penasaran untuk dapat menembus benteng kokoh kota itu, meruntuhkan keangkuhan menara menara besar kota, melengserkan keangkuhan Bizantium yang mempertahankannya selama 12 abad, dan sekaligus melenyapkan kutukan 'mustahil' yg menaungi konstantinopel. Al-Fatih memiliki sesuatu yang tidak dimiliki pendahulu-pendahulunya, yaitu melihat apa yang orang lain tidak dapat melihatnya.

Mungkin para pendahulunya melihat Konstantinopel sebagai benteng pertahanan tebal yang sulit ditembus namun baginya itu mungkin hanya batu bata yang disusun tinggi.


Inilah yang sebenarnya yang kita butuhkan sekarang. Melihat "out of the box". Jika kita melihat Roma dan sekutunya sebagai negara adidaya maka lihatlah mereka hanya sebagai negara yg punya kemampuan lebih namun tidak lebih baik. Jika selama ini kita menganggap Taliban, Al Qassam, Hamas sebagai teroris, anggaplah mereka hanya sebagai rakyat yang berjuang melawan tirani, bukan berarti saya mendukung terorisme. Karena sudut pandang "Teroris" hanya ditentukan oleh yang kuat (penguasa), bukan atas dasar kebenaran dan keadilan.

Mungkin jika tidak bisa menaklukkan Roma dengan perang, maka kuasailah dengan dakwah, atau paling tidak Kultur Islam.

Kalau hanya tembok Roma saat ini, bahkan RPG 7 sanggup merontokkan sebagian kecil temboknya. Pada masa ini sesungguhnya tembok terkuat Roma adalah penduduknya itu sendiri. Kenapa ? Karena mereka yakin mereka kuat dan melihat dari sudut pandang yang berimbang antara kekurangan dan kelebihan mereka.

Sementara kita,lebih suka melihat kekurangan diri kita dan hanya sedikit melirik kelebihan kita.


Kesimpulan: 
Jika masih ingin menaklukkan Roma atau paling tidak mengubah jalan hidup kita,cobalah melihat apa yang tidak orang lain lihat,cobalah untuk optimis dan tidak terpaku persepsi orang tentang kita.

Sekian yang bisa saya share disini bila ada salah kata maafkanlah karena kebenaran hanya dari Allah dan kesalahan asalnya dari kita sendiri.

Mukjizat Air Ketuban Dan Keajaiban Nafas Pertama Bayi


Cairan ketuban secara khusus diproduksi untuk janin guna menjamin organ-organ janin siap untuk berfungsi setelah lahir. Sang janin, ketika di dalam rahim, menggunakan cairan ketuban untuk berlatih menyesuaikan diri dengan dunia luar dengan cara menelan cairan tersebut secara teratur. 

Dengan cara ini, lidah sang janin mulai merasakan rasa pahit, rasa manis, rasa asin dan asam. Setelah itu, kelenjar ludah mulai berfungsi. Cairan ketuban yang ditelan oleh janin akan membuat si janin menyiapkan usus untuk fungsi penyerapannya, dan membuat ginjal bekerja karena perlunya penyaringan konstan cairan tersebut dari darah.  


Cairan yang diserap dari ginjal dikirimkan kembali ke cairan ketuban, tanpa mencemarinya, karena ginjal memiliki kemampuan, berbeda dengan fungsi nantinya, menyaring dan mensterilkan cairan yang ditelan oleh si janin. Dan cairan ini, sama seperti saat anda membersihkan kolam renang, secara terus menerus dibersihkan dengan bantuan sedikit cairan lain.

Seiring dengan perkembangannya, cairan saluran cerna mulai disekresikan ke dalam lambung agar sistem pencernaan siap sepenuhnya. Dan sel-sel usus janin yang baru terbentuk memperoleh kemampuan untuk membedakan antara gula dan garam dan kemudian mengembalikan produk-produk sisa khusus ke darah sang ibu. Dengan cara ini, baik usus maupun ginjal sama-sama bekerja.  


*Cairan ketuban dicerna oleh usus janin setiap 3 jam, berarti delapan kali sehari dan dikembalikan ke ibu melalui darah. Cairan yang tertelan dilepaskan ke kolam cairan ketuban, baik dari rahim ibu maupun dari paru-paru dan ginjal janin tempat cairan tersebut terbentuk.*

Dengan begitu, jumlah cairan ini, yang sangat penting bagi sang janin, tetap konstan. Karena sistem yang sempurna ini, sistem pencernaan janin bekerja tanpa membahayakan si janin. 

*Cairan ketuban tidak hanya mempersiapkan sistem pencernaan untuk masa setelah lahir, tapi juga menjamin si janin dapat bergerak lebih nyaman di dalam rahim sang ibu. Janin mengapung di dalam cairan ini sama seperti perahu dayung yang terikat di pelabuhan.* 

Dalam keadaan ini, janin dapat bergerak dengan sangat aman di dalam rahim sang ibu. Cairan ini juga melindungi si janin dari setiap trauma dari luar. Tekanan dari arah manapun terhadap cairan ini disebarkan secara merata ke segala arah sehingga melindungi sang janin dari efek yang membahayakan.

Sebagai contoh, jika si ibu berlari, guncangan yang terjadi tidak menimbulkan efek terhadap si janin; sama seperti gabus yang diguncang di dalam tabung yang berisi air. Sistem perlindungan yang sangat sempurna ini telah diciptakan untuk janin, setiap jenis bahaya yang mungkin terjadi telah diramalkan dan tindakan pencegahan terhadapnya pun telah disiapkan.


Keberadaan cairan ketuban juga penting bagi kesehatan sang ibu. Cairan ini mengisi seluruh rahim ibu, sehingga saat janin tumbuh dan makin berat, tidak menimbulkan tekanan terhadap rahim. Jika cairan ini tidak ada, janin yang terus tumbuh akan menyebabkan rahim terdesak ke bawah dan tekanan balik yang diberikan dinding rahim akan menyebabkan perkembangan janin yang normal menjadi tidak mungkin.

Cairan khusus ini memenuhi kebutuhan penting lainnya bagi janin, yaitu suhu yang tetap. Telah diketahui bahwa cairan menyebarkan panas secara merata. Cairan ketuban didaur ulang secara terus menerus dan memiliki suhu yang tetap. Panas yang dibutuhkan untuk perkembangan janin disebarkan secara merata ke segala arah.


Jika terdapat masalah yang berhubungan dengan produktivitas cairan, keberlangsungan penjernihan ataupun penyesuaian volume cairan ini, maka pertumbuhan alami janin akan terganggu. Sebagai contoh, jika jumlah cairan ketuban kurang dari yang dibutuhkan, atau jika cairan ini tidak ada sama sekali, maka serangkaian ketidaknormalan akan mulai terjadi.
Anggota gerak si janin lemah dan menjadi cacat, sendi-sendinya menyatu, kulitnya menjadi kendor, dan karena adanya tekanan, wajah menjadi cacat. Masalah yang paling serius adalah perkembangan paru yang terganggu dan si bayi mati segera setelah lahir.

Semua ini memperlihatkan kepada kita bahwa sejak dari keberadaan manusia hingga saat ini, produksi cairan ketuban berlangsung secara terus menerus secara sempurna. Tanpa cairan ini, janin tidak dapat berkembang di dalam rahim ibunya.


Kenyataan ini sepenuhnya meruntuhkan pernyataan para ahli evolusi bahwa perkembangan terjadi setahap demi setahap pada satu periode waktu. Jika satu tahap dalam penciptaan seorang manusia tidak terjadi, sebagai contoh seperti yang baru kami uraikan, jika produksi cairan ketuban kurang, kelahiran tidak akan pernah terjadi dan ras manusia tidak akan pernah ada.

Dengan demikian, tidak dapat dinyatakan bahwa cairan ketuban mulai diproduksi setelah suatu periode waktu saat kebutuhan akan cairan ini muncul. Cairan ini harus ada seiring dengan keberadaan janin.

Adalah tidak mungkin menyatakan bahwa cairan ini, yang memiliki fungsi yang sangat penting, dibentuk secara kebetulan. Mengatakan bahwa makhluk yang rumit menjadi hidup adalah mengatakan bahwa makhluk tersebut telah diciptakan. Tidaklah mungkin tindakan kebetulan dapat memperhitungkan, menentukan kebutuhan, memilih segala sesuatu yang cocok dengan kebutuhan tersebut dan menggunakannya pada waktu dan tempat yang tepat.


Jelaslah bahwa Allah-lah yang menciptakan cairan ketuban dan sistem-sistem yang terkait dengannya. Dia juga menentukan berapa jumlah cairan ketuban yang dibutuhkan.

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya" (Qur’an, 13:8). 

  
*Persiapan Untuk Nafas Pertama* 
Setelah lahir, hal yang paling penting bagi seorang bayi adalah bernafas; penting bagi paru-paru, yang belum pernah mengenal udara sebelumnya, mengisinya dengan udara dan mulai bernafas. Si bayi, yang sebelumnya menerima oksigen dari darah ibunya, sekarang harus mengambilnya sendiri dari udara dengan paru-parunya.

Dan melalui cara yang menakjubkan, paru-paru, yang belum pernah menarik nafas sebelum lahir, mulai bernafas secara normal. 


Pada saat bayi lahir, Allah menciptakan segala sesuatunya telah siap dan menjamin bahwa kesiapan paru-paru telah utuh seperti yang dibutuhkan. Untuk kesiapan paru-paru, diafragma mulai berperan; diafragma terletak di antara lambung dan rongga iga.

Diafragma mulai berfungsi saat usia kehamilan menjelang 6 bulan. Awalnya diafragma mengembang dan berkontraksi secara intermitten atau sebentar-sebentar, beberapa kali dalam sejam, tapi setelah lahir ia akan mengembang dan berkontraksi secara terus menerus.

Dari sini dapat dilihat bahwa bayi secara terus menerus berada dalam perlindungan khusus, tapi harus diingat bahwa ini bukanlah perlindungan dari si ibu. Saat janin berkembang, si ibu tetap menjalani hidup normalnya, tidak satupun perubahan yang terjadi pada dirinya berada dalam penguasaannya.

Walaupun sang ibu ingin campur tangan, dia tidak akan bisa. Semua perkembangan ini terjadi oleh kekuatan abadi Tuhan kita. Tuhan telah menciptakan semua yang dibutuhkan bagi seorang anak untuk lahir ke dunia sebagai manusia normal dalam cara yang paling mengagumkan. Semua kebutuhan bayi saat ia masih dalam tahap janin dipenuhi, dan sang ibu memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk membawa bayinya lahir ke dunia dan memastikan bahwa bayinya akan bertahan hidup.

Walaupun si ibu berfikir untuk melakukan sesuatu, tidak ada yang dapat dilakukannya. Misalnya, memasukkan zat-zat sisa dari tubuh janin ke dalam ginjalnya sendiri, membersihkan dan membuangnya, adalah hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh si ibu sendiri. Adalah Tuhan yang menentukan semua kebutuhan bagi seorang manusia baru untuk terlahir ke dunia dan membangun sistem yang berespon paling baik terhadap kebutuhan tersebut.

Palestina di Bawah Kekuasaan Islam

Penguasaan Khilafah Islamiyah atas tanah Palestina dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Wilayah Palestina yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur), berhasil dikuasai oleh tentara Islam pada tahun 638 Masehi atau bertepatan dengan tahun 16 Hijriah. 

Pada saat itu, Palestina memang merupakan wilayah yang tersisa di kawasan Timur Tengah, yang belum dikuasai oleh Kekhalifahan Islam.

Yerusalem sebagai ibukota Palestina dijaga dengan ketat oleh sejumlah besar tentara. Selain itu, keberadaan sebuah benteng kokoh menyebabkan pasukan Islam tidak dapat menembus pertahanan Yerusalem dengan segera.

Karena itu, untuk merebut kota ini, pasukan Islam menerapkan strategi dengan cara mengepung dan memblokade Yerusalem dari hubungan dengan luar. Dengan demikian, Yerusalem terisolasi dari daerah-daerah lain dan bantuan menjadi terputus.

Pengepungan terhadap Yerusalem berjalan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan adanya persediaan logistik yang memadai bagi penduduknya untuk waktu yang lama. Namun, akhirnya Uskup Agung kota ini, yaitu Patriach Sophorius, memutuskan untuk menyerah dengan jalan damai. Kebijakan ini diambil untuk menghindari pertumpahan darah.

Menjelang musim semi 638 M, sebuah delegasi keluar dari kota dengan misi damai. Dalam perundingan antara kedua pihak, disepakati penyerahan Yerusalem dengan tiga syarat. Pertama, disepakati adanya gencatan senjata di antara kedua belah pihak. Kedua, Yerusalem hanya akan diserahkan kepada penguasa tertinggi dari pihak Islam. Ketiga, sisa pasukan Romawi yang ada diizinkan pergi menuju Mesir tanpa hambatan dari pihak Islam.

Persetujuan ini disampaikan kepada khalifah di Madinah, yang disertai permohonan agar Umar bersedia datang untuk menerima penyerahan Yerusalem. Khalifah Umar menyetujui perjanjian itu dan segera berangkat ke Palestina. Pada tahun 638 M, penyerahan kota suci itu dilakukan dari Patriach Sophorius kepada Khalifah Umar bin Khathab.

Dikisahkan, ketika tiba di Yerusalem, Khalifah Umar mengunjungi tempat-tempat suci umat Nasrani, salah satunya adalah Gereja Holy Sepulchre.

Saat sedang berada di gereja ini, waktu shalat umat Islam pun tiba. Uskup Sophorius pun mempersilakan Umar untuk shalat di tempat ia berada, tapi Umar menolaknya.

Umar mencontohkan perilaku Rasulullah SAW dan keterangan Alquran, yang menjelaskan, ''Bagi kamu agamamu dan bagi kami agama kami.'' (QS. Al-Kafirun: 6).

''Andai saya shalat dalam gereja, umat Islam akan mengenang kejadian ini dengan mendirikan sebuah masjid di sana, dan ini berarti mereka akan memusnahkan Holy Sepulchre,'' tolak Umar halus.

Ia pun pergi dan mendirikan shalat di tempat yang agak jauh dari gereja, namun lokasinya berhadapan langsung dengan Holy Sepulchre.

Di lokasi tempat Umar mendirikan shalat ini, kemudian dibangun sebuah masjid kecil yang memang dipersembahkan untuk sang khalifah. Bangunan masjid tersebut menjadi cikal bakal Masjid Kubah Batu (Qubbatus Sakhrah, the Dome of The Rock).

Selanjutnya, ekspedisi Islam dilanjutkan ke wilayah sekitar Yerusalem. Panglima Yazid bin Abu Sufyan dengan mudah menaklukkan Gaza, Askalon, dan Caesarea (daerah-daerah yang berada di wilayah Palestina).

Palestina di bawah kekuasaan Islam saat itu, berkembang menjadi sebuah wilayah yang multikultur. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi yang berdiam di wilayah Palestina pada masa itu hidup berdampingan secara damai dan tertib.

Sejak awal menaklukkan wilayah Palestina, penguasa Islam tidak pernah memaksakan agamanya kepada penduduk setempat. Mereka tetap diperbolehkan menganut keyakinan lama mereka dan diberi kebebasan beribadah.

Sejalan dengan pergantian dinasti yang memerintah, Palestina berturut-turut berada di bawah berbagai kekuasaan mulai dari Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Seljuk, Dinasti Fathimiyah, kaum Salib Eropa, Dinasti Mamluk, dan Turki Usmani. Yang terakhir ini menguasai Palestina selama dua abad (1516-1917).

Ketika Kekhalifahan Islam dipegang oleh Dinasti Umayyah, Palestina menjadi salah satu wilayah yang diperebutkan di antara para keturunan keluarga Harb bin Umayyah dengan keluarga Abi Al-As bin Umayyah.

Saat Marwan bin Hakam (Marwan I) diangkat menjadi khalifah untuk menggantikan Khalifah Muawiyah II, Palestina berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh keturunan keluarga Abi Al-As. Khalifah Marwan I sendiri merupakan keturunan Umayyah dari garis Abi Al-As.

Pada saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah menggantikan ayahnya, Khalifah Marwan I, ia mempersiapkan pembangunan Masjid Kubah Batu. Masjid ini mulai dibangun pada akhir abad ke-7 M.

Sementara pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I), ia memerintahkan pembangunan kembali Masjid Al-Aqsha. Dinasti Umayyah menguasai Palestina dari kurun waktu 661-750 M.

Setelah jatuhnya Dinasti Umayyah, penguasaan wilayah Palestina beralih ke tangan Dinasti Abbasiyah yang mulai berkuasa tahun 750 M. Ini merupakan awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah dari Baghdad di Palestina.

Pada saat Khalifah Al-Mutawakkil—khalifah ke-11 Dinasti Abbasiyah—memerintah, ia menunjuk putranya, Al-Muayyad, menjadi gubernur di Palestina dan Suriah.

Pada tahun 969 M, Dinasti Fathimiyah yang berkuasa di Afrika Utara, Mesir, dan Suriah, berhasil menguasai wilayah Palestina. Dinasti Fathimiyah secara resmi mengumumkan bahwa mereka adalah khalifah tandingan Dinasti Abbasiyah.

Kemudian di tahun 1071 M, penguasaan atas Yerusalem dan beberapa daerah Palestina, kecuali Askalon, beralih ke Dinasti Seljuk. Dengan dikuasainya wilayah Palestina oleh Dinasti Seljuk, secara resmi Yerusalem kembali lagi ke dalam pelukan pemerintahan Dinasti Abbasiyah.


Perang Salib
Ketika Perang Salib pertama berkecamuk, pasukan tentara Salib yang berasal dari berbagai negeri Eropa berhasil menaklukkan Palestina pada tahun 1099 M. Penaklukan wilayah Palestina oleh tentara Salib ini dimulai dari Kota Yerusalem.

Setelah dikepung hampir 1,5 bulan lamanya, pasukan Kristen di bawah Godfrey dari Bouillon, Robert II dari Flanders, Raymond IV dari Tolouse dan Tancred berhasil merebut Yerusalem. Dalam peristiwa penaklukan yang terjadi tanggal 15 Juli 1099 itu, hampir setiap penduduk dibunuh.

Penaklukan pasukan Kristen atas wilayah Palestina terus berlanjut. Pada 12 Agustus 1099, pasukan Salib berhasil mengalahkan Dinasti Fathimiyah dalam pertempuran di Askalon. Askalon menjadi kota terakhir di Palestina yang berhasil dikuasai tentara Kristen. Sejak saat itu, mereka mendirikan sebuah kerajaan Romawi di Palestina.

Kerajaan Romawi menancapkan kekuasaannya di Palestina hingga tahun 1187, sebelum akhirnya mereka berhasil ditaklukkan oleh pasukan perang Islam di bawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Pasukan Al-Ayyubi ini mengalahkan tentara Salib dalam pertempuran di Hittin, Palestina Utara, dan berhasil menaklukkan Yerusalem. Kemudian, ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah dan menghapus larangan orang Yahudi tinggal di sana. Dia memerintah Palestina dari Kairo.

Pada tahun 1260, Dinasti Mamluk dari Mesir berhasil menggantikan Dinasti Ayyubiyah dan memerintah di Palestina. Mereka mengalahkan bangsa Mongol dalam perang di Mata Air Jalut dekat Nazareth.

 

Dalam peperangan tersebut, tentara Mongol yang dibantu oleh tentara Salib menderita kekalahan. Kemudian pada tahun 1291, Dinasti Mamluk berhasil menaklukkan kubu pertahanan terakhir tentara Salib di Acre dan Caesarea, Palestina.

Dinasti yang berkuasa di Palestina kembali berganti, ketika pasukan Turki Utsmani (Ottoman) berhasil menaklukkan Dinasti Mamluk. Dinasti Ottoman merupakan dinasti yang paling lama berkuasa di Palestina. Dinasti ini memerintah Palestina dari tahun 1516 hingga 1917.
Source

Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (Maroko)

Berada di lereng barat daya pegunungan Atlas, Marrakech merupakan kota tua yang menjadi simbol keagungan sejarah Maroko. Orang Barat menyebutnya Marrakesh dan literatur di Indonesia menamainya Marrakus.

Kota ini dibangun pada 1062 M oleh Yusuf bin Tasyfin atau Ibnu Tasyfin dari Dinasti Murabitun. Dinasti ini menguasai Maroko setelah kekuasaan Dinasti Fatimiah di negeri itu tumbang.

Kota itu merupakan yang terbesar kedua di Maroko setelah Casablanca. Penguasa Dinasti Murabitun memilih Marrakech sebagai pusat pemerintahannya. Marrakech dipilih karena berada di kawasan yang netral di antara dua suku yang bersaing untuk meraih kehormatan menjadi tuan rumah di ibukota Dinasti Murabitun tersebut.

Selama berabad-abad, Marrakech dikenal dengan sebutan 'seven saints' atau tujuh orang suci. Ketika sufisme begitu populer semasa kekuasaan Moulay Ismail, di Marrakech sering diadakan festival 'seven saints'.

Pada 1147 M, kota yang mendapat julukan 'Mutiara dari Selatan' ini diambil alih Dinasti Muwahhidun. Pada masa itu, bangunan penduduk dan tempat-tempat ibadah dihancurkan.

Namun, penguasa baru itu kembali merekonstruksi seluruh bangunan yang ada di Marrakech. Pada 1269 M, Marrakech diambil alih Dinasti Marrin dan ibukota dipindah ke Fez. Dinasti ini sempat mengalami kemunduran pada 1274 M hingga 1522 M. Mulai 1522 M, Saadians mengambil alih kekuasaan Marrakech. Kota Marrakech yang berubah miskin itu kembali bergairah setelah dijadikan ibukota Maroko Selatan.

Pada akhir abad ke-16 M, Marrakech kembali mencapai kejayaannya. Secara budaya dan ekonomi, Marrakech menjadi kota terkemuka dan terdepan di Maroko. Saat itu, jumlah penduduknya mencapai 60 ribu orang.

Pada 1669, Marrakech dikuasai sultan Maroko dan ibukota kembali pindah ke Fez. Pada pertengahan abad ke-18, Marrakech kembali dibangun Sultan Muhammad III. Pada awal abad ke-20, Prancis banyak membangun bangunan bergaya Prancis. Ketika Maroko meraih kemerdekaan pada 1956, ibukota kerajaan berpindah ke Rabat.

Kini, Marrakech menjadi salah satu kota budaya yang dilindungi UNESCO. Di kota itu banyak berdiri masjid serta madrasah peninggalan masa kejayaan Islam. Di samping juga banyak ditemukan bangunan istana peninggalan kekhalifahan Islam.

Salah satunya adalah Istana Al-Bahia, yang kini menjadi objek wisata yang menarik minat para wisatawan lokal maupun mancanegara. Di Marrakech juga banyak sentra kerajinan tangan. Sebagai kota tua yang dijadikan objek wisata, Marrakech juga banyak memiliki museum.

 

Persembahan untuk Permaisuri
Istana Al-Bahia masuk dalam kawasan Kota Marrakech. Disebut Al-Bahia, karena istana ini diperuntukkan bagi salah seorang permaisuri yang bernama Bahia, yang hidup pada akhir abad ke-19.

Dari keempat istri raja, Bahia adalah yang paling disayang sang raja karena melahirkan anak laki-laki pertama.

Istana Al-Bahia dibangun sekitar akhir abad ke-19, yakni antara 1894 dan 1900, atas perintah Perdana Menteri Kesultanan Maroko saat itu, Si Moussa. Pembangunannya dimaksudkan untuk menjadi istana terbesar pada masanya.

Itu sesuai dengan namanya yang berarti 'cemerlang'. Rancangan bangunan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi ini merupakan hasil karya sang arsitek Muhammad Al-Mekki dari Marrakech.

Bangunan istana ini memiliki 160 kamar yang keseluruhannya dihiasi mosaik warna-warni dari bahan plesteran, lukisan, pahatan kayu yang diukir secara detail serta ubin keramik berwarna terang dan mengilap. Semua elemen yang digunakan diadaptasi dari arsitektur Istana Nasrid di Spanyol yang dilebur menjadi gaya arsitektur Maroko.

Sang arsitek tidak mengadopsi gaya arsitektur art deco yang banyak digunakan pada bangunan dan gedung-gedung di Prancis. Meskipun, gaya art deco sedang digandrungi pada saat Maroko menjadi protektorat atau kawasan perlindungan Prancis selama 44 tahun, antara 1912-1956.

Bangunan-bangunan yang terdapat di Kota Marrakech justru menampilkan corak lokal yang mirip arsitektur Mediterania, bahkan sangat mirip pula dengan arsitektur Santa Fe.

Keindahan istana ini tak hanya karena arsitekturnya, tetapi juga tamannya yang tertata rapi. Mengikuti gaya Maroko, pada bagian tengah ruang selalu terdapat kolam pancuran dengan udara terbuka yang dikelilingi taman yang luas dan indah.

Dan untuk menimbulkan aksen romantis, di bagian taman dilengkapi dengan fitur berbagai macam tumbuhan, mulai dari tanaman bunga seperti mawar dan lavender hingga pohon buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan anggur.

Di kompleks istana terdapat juga beberapa taman kecil yang difungsikan sebagai tempat bermain dan beristirahat keluarga raja. Sehingga bisa dikatakan Istana Bahia merupakan contoh yang luar biasa dari arsitektur Timur pada awal abad ke-20.

Struktur bangunan yang kaya akan berbagai macam unsur arsitektur pada masa itu, memberikan kesan yang lebih modern terhadap Istana Al Bahia. Inilah yang membuat ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

Bahkan, karena keunikan arsitektur yang dimilikinya, istana ini pernah digunakan sebagai tempat kediaman resmi Louis Lyautey, seorang Jenderal Prancis yang memimpin pasukan di Maroko pada era kolonial.

Terbuka untuk umum
Hingga saat ini Istana Al-Bahia masih digunakan sebagai tempat peristirahatan resmi keluarga raja. Namun, begitu tidak tertutup untuk umum.

Dari 160 kamar yang terdapat di dalamnya, ada beberapa kamar yang memang sengaja dibuka bagi masyarakat umum untuk memperlihatkan bagaimana para bangsawan hidup.

Jumlah ruangan kamar yang terbuka untuk umum ini mencapai puluhan. Tempat lainnya yang terbuka untuk umum adalah sebuah bangunan yang pernah dijadikan sebagai kediaman resmi Perdana Menteri Si Moussa.

Para wisatawan juga bisa mengunjungi Museum Dar Si Said yang berada di bagian utara kompleks Istana Al-Bahia. Dahulu bangunan museum ini merupakan tempat kediaman kepala pengurus rumah tangga kerajaan Sidi Said.

Berbagai koleksi peninggalan raja-raja Maroko, seperti pisau belati, pintu berukir, alat-alat musik, dan peralatan dapur dipamerkan di museum ini. Museum Dar Si Said ini dibuka untuk kunjungan umum, kecuali pada Selasa dan Jumat.

Untuk mencapai ke museum ini, para pengunjung terlebih dahulu harus melalui labirin menuju ke sebuah ruangan yang terhubung dengan sebuah halaman yang hanya ditumbuhi oleh beraneka ragam tanaman bunga. Dari halaman ini para pengunjung masih harus menaiki tangga yang menuju ke sebuah ruangan dengan atap kubah yang biasa digunakan sebagai tempat resepsi dan ruang dapur di lantai atas.

Yusuf bin Tasyfin, penguasa Murabitun
Yusuf bin Tasyfin (berkuasa 1061-1106) adalah penguasa Dinasti Murabitun (Almoravid), di Afrika Utara dan Andalusia. Di Afrika Utara, kekuasaan dinasti ini membentang dari Maroko hingga Aljazair. Sementara di Andalusia, dari Spanyol hingga Portugal.

Sementara sejarawan memperkirakan Yusuf merupakan sepupu atau kemenakan Abu Bakar bin Umar, pendiri dinasti ini. Ia mempersatukan semua daerah Islam di kawasan Semenanjung Iberia (sekarang Spanyol dan Portugal) di bawah kekuasaan Kerajaan Maroko Murabitun (1090).

Abdullah, seorang sejarawan Muslim di abad ke-14, menggambarkan sosok Yusuf sebagai orang yang berkulit cokelat, tinggi sedang, kurus, sedikit berjenggot, bersuara lembut, bermata hitam, berhidung rajawali, alisnya bergabung, dan berambut ikal.

Yusuf merupakan salah satu pendiri Kota Marrakech. Pada mulanya kota ini dibangun dan didiami oleh Abu Bakar bin Umar pada 1070. Namun, Abu Bakar harus berangkat untuk memadamkan pemberontakan di Sahara.

Pembangunan Marrakech dilanjutkan oleh Yusuf, yang kemudian menjadikannya sebagai ibukota Dinasti Murabitun.

Sebelumnya, orang-orang Murabitun merupakan pengembara padang pasir, dan pendirian kota ini menandai bahwa mereka telah menetap dan mengikuti cara hidup masyarakat kota.

Setelah membangun kekuasaan yang berpusat di Marrakech selama satu abad, Dinasti Murabitun mengalami penurunan di awal abad ke-12 karena munculnya kekuatan baru dari wilayah Pegunungan Atlas. Mereka adalah Dinasti Muwahiddun. Dipimpin oleh seorang Mahdi, mereka sukses menaklukan Tunisia sampai Cyrenaica (saat ini Libya).

Namun, kekuasaan Dinasti Muwahiddun di wilayah Maroko secara bertahap mulai berakhir menyusul kekalahan mereka di Las Navas, Tolosa, Spanyol, saat menghadapi tentara Nasrani, di tahun 1212.

Abd Al-Kader yang mempimpin peperangan besar dengan Spanyol mengalami kekalahan telak yang berujung pada penyerahan wilayah pesisir barat dan utara.

Sejarah Politik Modern
Dalam pentas sejarah politik modern, pada 1904 Kerajaan Inggris sepakat untuk memberikan pengaruhnya atas Maroko dan akhirnya berbagi ''kue'' Maroko itu dengan Prancis. Bagian utara didominasi Spanyol dan bagian selatan dikuasai Prancis.

Maroko mendapat kemerdekaannya dari Prancis dan Spanyol pada 1956 di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad V atas dasar perjanjian tahun 1912 tentang negara di bawah perlindungan negara Prancis.

Penguasa berkebangsaan Spanyol sebelumnya ikut bergabung dengan negara baru ini bersamaan dengan wilayah utara Maroko, Tangier. Sultan pun dinobatkan menjadi Raja Maroko di tahun yang sama. Diteruskan oleh King Hassan II tahun 1961.

Dan pada Februari 2000, Raja Muhammad melakukan reformasi sosial dan politik termasuk memperkuat hak-hak kaum perempuan.

Upaya reformasi pun dilakukan di tengah pemerintahan sosialis untuk meningkatkan status di tengah dominasi kaum laki-laki. Hingga saat ini, Maroko menjadi sebuah negara dengan ibukota Rabat. Negara yang terdiri atas suku bangsa Arab Barbar, Yahudi, dan lain-lain. Sampai akhir 2008 populasi total Maroko sekitar 31,352 juta.
Sumber