aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Selasa, 27 Agustus 2013

Dahsyatnya Bekerja dengan Cinta


Bekerja dengan cinta. Contoh yang paling mudah dicermati adalah para atlet dan seniman. Mereka mempertemukan dorongan cinta, hobi, skill, dan agenda mencari uang yang kesemuanya menjadi satu paket dan tarikan nafas.

Mereka bekerja dengan gembira dan penuh antusiasme karena dorongan cinta terhadap apa yang mereka lakukan. Coba saja amati suasana kerja dalam lingkungan terdekat, entah kantor, keluarga, pabrik, proyek bangunan, dan seterusnya. Siapa yang melakukannya dengan cinta, energinya takakan habis-habis. Mereka bekerja dengan antusias bahkan sering melebihi waktu yang dijadwalkan.

Waktu terasa berjalan cepat. Perasaan yang sama juga dirasakan mereka yang menjalani hidup dengan gembira, antusias, dan produktif sehingga hari, bulan,dan tahun dirasakan berlangsung cepat dan tahu-tahu jatah umur sudah habis. Di lingkungan perkantoran ataupun pabrik, berbahagialah kalau mayoritas karyawan-karyawatinya memiliki kesesuaian antara minat, bakat, dan jabatan sehingga mereka bekerja dengan cinta. Seorang yang bekerja dengan cinta akan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik.

Khususnya mereka yang bekerja sebagai guru, mencintai profesi dan murid-muridnya merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar. Para siswa akan tahu dan merasakan siapa guru yang mengajar dengan cinta dan siapa yang sekadar bekerja mengejar gaji. Seorang koki profesional misalnya akan bahagia ketika berhasil menyajikan masakan istimewa dan membuat pelanggannya puas.

Begitupun sopir yang mencintai pekerjaannya dan senang mesin pasti akan selalu merawat mobilnya dengan hati. Yang kemudian menjadi pertanyaan, bagaimana menghadapi karyawan-karyawati yang tidak menyenangi tugasnya, namun mereka mesti bekerja demi mendapatkan uang dan memenuhi kewajiban kantor. Dalam lingkungan kantor atau perusahaan selalu ditemukan empat kategori karyawan.

Pertama, yang paling ideal adalah mereka yang memiliki skill dan semangat kerja tinggi. Dalam diri mereka bertemu keahlian, loyalitas, dan semangat berprestasi. Semakin besar kelompok ini akan semakin maju sebuah institusi. Pimpinan mesti sering-sering memberi apresiasi. 


Kedua, ada sekelompok karyawan atau pegawai yang sesungguhnya memiliki skill tinggi, tetapi motivasi kerjanya rendah. Terhadap mereka mesti dipelajari dan diajak bicara dari hati ke hati agar ketemu masalahnya dan tumbuh motivasi kerja. Dengan kata lain, mereka perlu diberi konseling.

Ketiga, ada sekelompok pegawai yang semangat kerjanya tinggi, tetapi skill rendah. Cara termudah tentu diberi pelatihan untuk meningkatkan keahlian. Keempat, kelompok yang membuat perusahaan atau negara rugi adalah mereka yang skill dan motivasinya rendah, namun selalu menuntut fasilitas serta gaji. Kelompok ini yang paling logis diberhentikan atau pensiun dini. Suasana kerja di lingkungan departemen pemerintah umumnya tidak produktif karena sangat bisa jadi kelompok keempat tadi cukup besar.

Kesalahan sudah terjadi sejak awal mula seleksi penerimaan pegawai yang penuh dengan praktik koncoisme dan suap. Akibatnya, anggaran negara habis,namun kinerja pegawai tidak produktif karena memang rendah skill dan motivasinya. Kalau ini terjadi di lingkungan swasta, akan lebih mudah mengatasinya.Tetapi tidak demikian halnya bagi pegawai negeri sipil. "Working with heart and passion" mestilah ditumbuhkan di mana saja.

Dengan demikian, salah satu tugas jajaran pimpinan adalah memberikan program-program strategis bagaimana menciptakan suasana kerja yang penuh antusiasme dan produktif. Mengenai antusiasme sesungguhnya cukup terlihat di lingkungan LSM atau parpol. Namun, tanpa program yang jelas, dukungan SDM yang terampil, berintegritas, dan visioner, yang kemudian menonjol hanyalah hiruk-pikuk seminar, kongres, rapat akbar, dan semacamnya.

Ibarat pemain bola yang semangat lari ke sana ke mari mengejar bola, namun tanpa skill dan memahami strategi permainan dalam sebuah tim pasti hanya akan membuang energi dan waktu,namun tidak memberi sumbangan apa-apa pada pertandingan. Mestinya cukup menjadi suporter, bukan pemain. Dalam jajaran birokrasi pemerintahan, perusahaan, dan perwakilan rakyat, rasanya banyak yang pantasnya cukup sebagai suporter tepuk tangan dan teriak-teriak di pinggir lapangan, tidak usah ikut bermain di lapangan.Tetapi karena sejak proses awal rekrutmen sudah terjadi kesalahan, semakin tidak tercipta apa yang kita maksudkan working with passion, bekerja penuh antusiasme, produktif, dan bermakna.

Padahal di situlah seseorang akan mendapatkan kepuasan batin,harga diri dan posisi yang jelas dalam jejaring kehidupan yang semakin kompleks ini. Lebih dari itu, kerja produktif yang didasari semangat cinta pasti akan menimbulkan vibrasi positif bagi lingkungannya dan bermanfaat bagi siapa pun yang menggunakan hasil karyanya.
Reff

Mengenali Guru Tipe Mediocre

“Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak menemukan guru yang tepat untuk mengembangkan potensinya”. Kira-kira begitulah ucapkan Yohanes Surya. Beliau telah berhasil mengantarkan siswa-siswa beprestasi secara internasional. 

Begitu pula ucapan Ibrahim Bafadal, “ tidak ada siswa yang tidak bisa dididik, yang ada hanya guru yang tidak bisa mendidik. Tidak ada guru yang tidak bisa mendidik, yang ada hanya kepala sekolah yang tidak memimpin”. Saya tulis kembali ungkapan tersebut karena saya menpunyai pemahaman bahwa urusan pokok dari pendidikan adalah profesionalitas guru.

Tentunya, secara konseptual guru profesionalitas menpunyai banyak karakteristik. Bagi orang tua siswa rasanya cukup untuk mengetahui fenomenanya. Pada tulisan sebelumnya, saya telah mengutip hasil survey litbang kompas mendapat gambaran mengenai guru bertipe mediocre dengan kemampuan pas-pasan yang cenderung satu arah dan belum kreatif ”menerjemahkan” KTSP (Kompas.com, 7 Mei 2013). Pada tulisan itu juga, saya menyebutnya sebagai burnout sebuah keadaan kelelahan mental dengan ciri kedap (inersia) terhadap perubahan atau sebutlah guru “gosong”. Fenomena mediocre atau guru dengan kemampuan biasa biasa saja itu dapat dipaparkan seperti dibawah ini. Fenomena ini, saya batasi dalam hal kemampuan interaksi pedagogis.

Hasil ulangan, diperiksa seadanya

Siswa membutuhkan umpan balik mengenai kemampuan belajarnya, yang salah satu dengan cara memberikan koreksi berupa komentar kelemahan dan kelebihannya dalam pencapaian setiap kompetensi. Pengalaman saya berinteraksi dengan guru menunjukkan mereka hanya memberikan nilai kuantitatif berupa angka-angka, tidak memberikan informasi yang bersifat diagnostik sehingga siswa tidak tahu secara detil kompetensi yang harus diperbaikinya.

Memberikan umpan balik dengan membuat strereotipe. 

Menilai berdasarkan persepsi kategorisasi siswa. Banyak ditemukan guru memberikan label siswa pintar dan bodoh. Semisal, seorang siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal matematika dianggap siswa yang bodoh. Padahal mungkin siswa tersebut lambat menguasainya disebakan masih bingung menemukan cara penyelesaikannya. Jadi persoalannya bukan bodoh, tetapi belum menemukan perancah (scaffolding) untuk menyelesaikan soal tersebut. Karena itu guru bertugas membimbing siswa menguasai perancah untuk menyelesaikannya. Jika kata-kata “bodoh” sering diucapkan pada siswa, saya khawatir siswa tersebut benar-benar menjadi bodoh.

Banyak alasan (excuse) dan menyalahkan orang lain (blame). 

Untuk fenomenablame , saya pernah bertanya kepada beberapa guru tentang kemengapaan siswa prestasi belajarnya rendah. Jawabannya senatiasa disebabkan oleh fakfor di luar dirinya, seperti orang tua kurang perhatian, kurang fasilitas belajar di sekolah dan sebagainya. Jawabannya ini tidak salah, tetapi faktor penyebab yang berasal dari kemampuan dirinya tidak diungkapkan, padahal itu mungkin akar penyebabnya. Hampir mirip dengan blame, excuse merupakan perilaku tidak professional. Karena mereka senantiasa mecari alasan untuk membenarkan tindakan salahnya. Fenomena ini semacan rasionalisasi yang berusaha menutupi kesalahannya. Kata-kata “maaf” sering dilontarkan seperti maaf saya terlambat, maaf saya tidak sempat membuat rencana pembelajaran, maaf saya … dan sebagainya

Last but not least, banyak siswa diminta mendengar daripada berbuat. 

Hampir seluruh waktu di kelas digunakan hanya untuk berceramah. Seolah-olah yakin bahwa siswa akan mendengarkan semua kata yang diucapkannya. Saya jadi ingat Covey, Stephen R (1989) bahwa tidak semua orang dapat mendengar secara atentif, pasti di kelas terdapat siswa mendengar tentang apa yang ingin didengarnya (menyeleksi informasi sesuai dengan keinginannya) atau mendengar melalui telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan.Dalam kurikulum 2013 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik, aktivitas mendengar siswa porsinya sedikit dibanding dengan mengamati dan melakukan.

Mudah-mudah fenomena dalam interaksi pedagogis antara guru dan siswa hanya empat di atas, tidak bertambah. Solusi untuk memecahkan masalah tersebut telah banyak tersedia, tetapi menurut saya yang lebih penting adalah guru harus senantiasa melakukan repleksi atas pekerjaannya. Atas dasar repleksi tersebut maka setiap kelemahan selalu diperbaiki. Atau dengan kata lain, guru harus belajar secara terus menerus. Karena itu, perlu internalisasi budaya mutu ke dalam sistem sosial sekolah. Ini merupakan tugas kepala sekolah sebagai leader. Sebagai leader yang berorientasi untuk mengubah, terutama mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk.

Syirik dan Durhaka kepada Orang Tua

“Maukah kamu aku kabarkan tentang dosa yang paling besar? Beliau mengulangi tiga kali. Kami menjawab, “Mau wahai Rasulullah,” beliau bersabda, “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan Rasulullah Saw dalam hadis ini begitu menggetarkan jiwa, beliau mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Sebuah penegasan tentang kepastian apa yang diberitakan. Bahwa dosa yang paling besar yang sangat dimurkai Allah SWT adalah menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.

Rasulullah Saw mewanti-wanti umatnya agar tidak terjerumus kepada dosa ini. Bahkan beliau menuntun kita supaya menghindarkan diri dari syirik kecil yaitu riya. Supaya tidak terjebak kepada syirik besar.

Dosa besar kedua adalah durhaka kepada kedua orang tua. Dosa ini bersumber dari hati yang tidak mau bersyukur, tidak berterimakasih, tidak mempunyai kasih sayang. Orang tua seharusnya mendapatkan tempat yang layak, penghormatan dan rasa cinta dari sang anak.

Mereka berdua telah mengantarkan anak menuju masa depannya dengan berbagai macam onak dan duri yang ditemui dalam perjalanannya. Sepenuh cinta dan kasih saying dalam merawatnya sampai besar. Ketika anak dewasa membalas dengan kedurhakaan kepada keduanya, maka murka Allah yang akan didapatkan sang anak. Ingatlah ridha Allah ada bersama keridhaan orang tua, seperti halnya murka Allah ada bersama murka orang tua.

Segeralah bertaubat wahai mereka yang masih melakukan perbuatan syirik. Dan mereka yang durhaka kepada orang tua, berhentilah, minta maaf kepada keduanya, bahagiakan mereka berdua, senangkan hatinya sebelum semuanya terlambat!
Reff

Pemakaman Jannatul Baqi (Madinah)

Baqi’ adalah pemakaman kuno yang sudah ada pada jaman Rasulullah. Baqi` memiliki arti tanah subur (gembur) yang tidak terdapat batu-batuan. Tanah jenis ini biasanya diperuntukkan buat daerah pemakaman. Rasulullah SAW. sering menziarahi kuburan Baqi` Al Gharqad pada malam hari dan berdoa untuk penghuninya.

Disebutkan dalam hadis bahwa Rasulullah Bersabda : “Aku adalah orang pertama yang akan dikeluarkan dari bumi pada hari kiamat, dan aku adalah orang pertama yang akan dibangkitkan. Aku, Abu Bakar ra. dan Umar ra. keluar menuju pemakaman Baqi`, kemudian mereka semua dibangkitkan, lalu penduduk Mekah. Kemudian semuanya berkumpul memenuhi antara Dua Tanah Haram Madinah dan Mekah).”

Dikuburkan di sana sekitar 10.000 (sepuluh ribu) sahabat, keluarga nabi & sebagian ulama islam, termasuk para jamaah haji dahulu pada saat maninggal mereka dimakamkan di Baqi’.

Doa Ketika Menziarahi Kuburan Baqi`
Menurut riwayat doa-doa ziarah makam Baqi` serta makam-makam yang lain adalah sebagai berikut:

Salam sejahtera buat kamu wahai tempat tinggal orang-orang beriman, sesungguhnya kami dengan izin Allah akan menyusul kamu. Ya Allah! Ampunilah penghuni baqi Al Gharqad.
Salam sejahtera buat kamu wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kamu. Kamu pendahulu kami dan kami mengikut kamu.

” Salam sejahtera buat kamu wahai penghuni Baqi`, dari kaum yang beriman dan kaum muslimin. Sesungguhnya kami dengan izin Allah akan menyusul kamu. Semoga Allah mengasihi orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang terkemudian. Kami mohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan kalian. Wahai Allah, jangan Engkau halangi pahala mereka, dan jangan Engkau timpakan fitnah sepeninggal mereka, dan berilah ampunan bagi kami dan bagi meraka “.
Reff