aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Senin, 18 Maret 2013

Surga dan Neraka di Manusia

Seorang pendeta tua melakukan meditasi zazen (duduk bersila dalam keheningan) di tepi jalan. Kedua tangan dilipat di pangkuan dengan mata dipejamkan. Keheningan mendalam yang dirasakan tiba-tiba dihentikan oleh suara keras menggemuruh dari seorang samurai.

"Kakek tua! Ajari saya tentang surga dan neraka!" katanya dengan nada memerintah.

Pendeta tua itu tidak menanggapi permintaan Si Samurai. Akan tetapi, secara perlahan ia membuka matanya sambil tersenyum kecil. Samurai itu menunggu tak sabar. Ia menjadi kesal ketika pendeta tua itu belum juga membuka suara.

"Anda ingin tahu rahasia surga dan neraka?" kata pendeta tua itu pada akhirnya. "Coba bercermin dulu. Penampilanmu berantakan. Tangan dan kakimu ditutupi debu dan tanah. Rambutmu tidak disisir. Napasmu bau. Pedangmu berkarat tak terawat. Kamu jelek dan pakaianmu aneh. Dan kamu ingin bertanya tentang surga dan neraka kepada saya?"

Samurai itu menjadi sangat marah, lalu mencabut pedangnya dan diangkat tinggi-tinggi di kepala. Wajahnya berubah menjadi merah karena darahnya yang mendidih. Urat nadi besar-besar tampak di lehernya. Ia memantapkan ayunan dan siap menebas kepala sang pendeta tua dari bahunya. Saat ia menurunkan pedangnya, pendeta tua itu berkata lembut. "Itulah neraka."

Seketika itu juga si Samurai tersentak, terpesona dan kagum dengan kakek lembut yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk memberikan pelajaran berharga kepadanya. Ayunan tangannya terhenti. Hatinya dipenuhi belas kasih dan cinta. Matanya tampak berkaca-kaca. Tergenang air mata terima kasih dan bahagia.

"Dan ini," kata pendeta tua itu ,"adalah surga."

Lima Belas Manfaat Memaafkan

Memaafkan adalah state of mind yang melibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan tertentu. Suatu hal dinyatakan masuk ke dalam konteks memaafkan apabila ada pikiran yang mempersepsi bahwa pada suatu peristiwa: ada seseorang atau sesuatu yang melakukan ketidakadilan terhadap diri Anda. Anda kemudian lebih memilih menjadi objek ketimbang menjadi subjek.

Pikiran tersebut memicu munculnya perasaan marah, kecewa, kesal, geram, dan putus asa. Perasaan yang wajar terjadi. Tidak mudah bagi sebagian orang untuk memaafkan orang lain. Padahal, orang yang memaafkan mendapatkan manfaat nyata daripada orang yang tidak memaafkan, seperti :

  1. Tekanan darah jadi lebih normal.
  2. Penurunan stres.
  3. Kemarahan mereda.
  4. Memiliki keterampilan mengelola kemarahan yang lebih baik.
  5. Tekanan jantung menurun.
  6. Risiko rendah atas penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
  7. Menurunkan gejala-gejala depresi yang rendah.
  8. Gejala-gejala kecemasan yang rendah.
  9. Rasa nyeri akut menurun.
  10. Lebih bersahabat.
  11. Hubungan yang lebih sehat.
  12. Keberadaan Anda yang prima.
  13. Merupakan tindakan klinis yang bermanfaat bagi pasien bertekanan darah tinggi yang rasa marahnya cepat naik.
  14. Meningkatkan kesehatan jiwa dan raga.
  15. Mengurangi rasa nyeri punggung yang akut. 
Mari, maafkanlah, niscaya dadamu akan lapang.

Ghibah dan Fitnah

Ghibah dan Fitnah merupakan sebuah perbuatan yang pada dasarnya akan merugikan orang lain dan tidak dibenarkan dalam agama. Baiklah, sebelum kita lebih jauh membahas tentang ghibah dan Fitnah, alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa perbedaan dari keduanya. Ghibah adalah menceritakan keburukan/kejelekan seseorang kepada orang lain walaupun hal itu adalah benar adanya. Sedangkan Fitnah adalah menceritakan keburukan atau kejelekan seseorang kepada orang lain namun hal tersebut tidak benar adanya.

Dari kedua pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa letak perbedaan dari keduanya adalah titik kebenarannya. Ghibah dan fitnah secara sengaja atau tidak sengaja terkadang kita lakukan di dalam komunitas, organisasi, pertemanan atau linkungan masyarakat di mana kita tinggal. Mulut ini memang tak bertulang sehingga dengan leluasanya bergerak meliuk ke kiri dan ke kanan atau atas dan bawah tanpa terkendali dan kadang tidak terkontrol oleh akal sehat. Salah satu kegiatan lidah yang paling banyak bekerja adalah bergosip, ini lebih banyak terjadi bagi kaum wanita namun kadang juga dilakukan oleh kaum pria. Sehingga ketika seorang laki-laki bergosip kadang diberi gelar mulut perempuan atau ember bocor. Jadi, hati-hatilah dengan lidah anda!

  • Dampak yang diakibatkan oleh Ghibah dan Fitnah pada dasarnya sama yakni :
  • Mengucilkan orang yang menjadi bahan pembicaraan
  • Menimbulkan prasangka buruk atau vonis terhadap orang yang menjadi obyek pembicaraan
  • Timbul dendam dan sakit hati di berbagai pihak
  • Memutuskan tali silaturrahmi
  • Terjadi adu domba di antara sesama
  • Bisa mencelakakan orang lain
  • Mendapat ancaman tidak akan masuk Syurga, sebagaimana Hadist Nabi SAW tersebut ini :“Tidak akan masuk Syurga orang yang suka adu domba .” (HR. Bukhari) 
Di samping itu, Luka yang diakibatkan oleh fitnah (akibat lisan) sangat sukar untuk di dapatkan penawar atau obatnya sehingga ada kata bijak yang mengatakan :  
Jika pedang melukai tubuh, akan sembuh dalam beberapa hari

Tapi jika Lidah melukai hati, kemana obat hendak dicari. 
Olehnya itu, berhati-hatilah terhadap lidah yang tak bertulang itu, Jika bisara itu lebih banyak membawa mudharat, alangkah baiknya anda diam saja. Apakah dengan menceritakan kesalahan/keburukan atau bahkan aib orang lain akan membawa kebaikan atau posisi anda lebih terhormat?  
Emas tak perlu menceritakan keburukan besi rongsokan untuk mendapatkan tempat yang lebih mulia! 
Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang berusaha menjatuhkan orang lain dengan menceritakan keburukan orang yang tidak sefaham dengannya, padahal bisa jadi orang yang menceritakan orang lain lebih buruk bahkan lebih hina. Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12 : 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” 

Olehnya itu bicara itu juga perlu saringan, jika memang itu akan membawa kemaslahatan, sampaikanlah! namun jika itu lebih banyak membawa kumudharatan, sebaiknya anda simpan dalam hati. bukan menyampaikan atau menyebarluaskan kepada orang lain untuk menghindari Bahaya Ghibah dan Fitnah.

Bahaya Fitnah

Berbicara tentang kejelekan orang lain dan mencelanya disebut menggunjing jika benar, dan disebut fitnah jika tidak benar. Tentu saja, tidak ada seorang manusia pun yang bebas dari dosa. Orang bijak mengatakan, manusia itu tidak lepas dari kesalahan dan lupa. Dengan begitu, manusia itu memang tidak sempurna, ia bisa berbuat khilaf. 

Manusia pada umumnya hidup di balik tabir, yang oleh Tuhan --dengan kebijakan-Nya-- digunakan untuk menutupi perbuatan-perbuatannya. Kalau saja tabir Ilahi ini diangkat untuk memperlihatkan semua kesalahan dan kekeliruan kita, niscaya semua orang akan lari dengan yang lain dengan rasa jijik dan masyarakat akan runtuh hingga ke dasar-dasarnya. Itulah sebabnya mengapa Allah melarang kita membicarakan kejelekan orang lain. Maksudnya agar kita terlindung dari pembicaraan orang lain mengenai diri kita.

Dengan wujud dan kelemahan manusia seperti itulah, agama kemudian melarang kita untuk saling menggunjing dan, apalagi, menfitnah. Banyak ayat suci Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang mencela keras segala bentuk fitnah, yang justru akhir-akhir ini makin merebak di tanah air. Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.'' (Al-Nahl: 105).

Tidak dapat dimungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap mereka yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah air kita sendiri seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, hingga oleh Islam dikategorikannya sebagai perbuatan lebih kejam dari pembunuhan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW lebih mempertegasnya lagi dengan sabdanya, ''Tidak akan masuk surga orang yang menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba).'' (HR Abu Dawud dan At-Thurmudzi).

Menurut Islam, perilaku manusia dan tindakannya di dalam kehidupan merupakan salah satu dari fenomena akidahnya. Untuk itu kita diminta untuk berpegang teguh pada akidah yang telah ditetapkan dan digariskan agama. Para ulama mengatakan, kalau akidah kita baik, maka akan baik dan lurus pula perilaku kita. Dan, apabila akidah kita rusak, akan rusak pula perilaku kita. Oleh karena itu, maka akidah tauhid dan iman adalah penting dan dibutuhkan oleh manusia untuk menyempurnakan pribadinya dan mewujudkan kemanusiaannya.

Adalah ajakan kepada akidah ini merupakan hal pertama yang dilakukan Rasulullah agar ia menjadi batu pertama dalam bangunan umat Islam. Hal ini, karena kekokohan akidah ini di dalam jiwa manusia akan mengangkatnya dari materialisme yang rendah dan mengarahkannya kepada kebaikan, keluruhan, kesucian, dan kemuliaan.

Apabila akidah ini telah berkuasa, maka ia akan melahirkan keutamaan-keutamaan manusia yang tinggi seperti keberanian, kedermawanan, kebajikan, ketenteraman, dan pengorbanan. Orang yang berpegang pada akidah tidak akan mau melakukan perbuatan-perbuatan yang mengarah pada fitnah. Karena dengan akidahnya itu, ia tidak ingin tergelincir pada jurang kedosaan yang dikutuk agama. Wallahu a'lam.

Bahaya Kemunafikan

Dalam surat al-Baqarah dikisahkan tentang tiga golongan manusia. 

Pertama, suatu golongan yang menerima ajaran Allah secara kaffah yang disebut sebagai orang-orang yang bertakwa.

Kedua, golongan yang menolak ajaran Allah secara mutlak yang dikenal sebagai orang-orang kafir. Golongan ini tidak saja menolak tapi juga memusuhi Islam, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Ketiga, ialah golongan yang memiliki dua kepribadian, yakni berkepribadian Islam jika berada di tengah-tengah kaum muslimin, dan berkepribadian ingkar ketika sedang di antara orang-orang yang memusuhi Islam. Kelompok ini dinyatakan sebagai golongan orang-orang munafik.

Meskipun ketiga jenis golongan tersebut selalu ada dalam setiap perkembangan sejarah kehidupan manusia, namun Al-Qur'an lebih banyak menceritakan golongan orang-orang munafik karena keberadaan mereka di dunia dianggap sangat berbahaya.

Ciri-ciri orang munafik tentu sangat bertentangan dengan sifat-sifat orang yang bertakwa. Fudhail bin 'Iyadh mengumpamakan orang yang bertakwa seperti orang yang menanam pohon kurma dan merasa takut akan tumbuh duri. Namun sebaliknya, orang munafik bagaikan orang yang menanam duri tapi mengharapkan tumbuh kurma. Orang yang bertakwa selalu beramal sembari merenungi dirinya dan merasa cemas jika amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Sedangkan orang munafik, sedikit beramal tetapi membanggakan amalnya yang sedikit itu.

Sebagaimana dituturkan oleh Rasulullah SAW, bahwa orang munafik mempunyai tiga ciri-ciri, yakni kalau berbicara berbohong, bila berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat. Apabila tiga ciri-ciri ini terdapat pada diri seseorang, maka dia itulah orang munafik. Sesungguhnya, tidak ada penyakit yang lebih berbahaya dari pada kemunafikan. Sebab kemunafikan adalah ibarat debu yang sangat lembut. Terbangnya tidak terlihat, namun tiba-tiba tampak menebal di atas benda yang ia hinggapi. Kemunafikan akan menutupi hati manusia, membuat titik-titik noda di dalamnya, sehingga ruang hati menjadi gelap. Pada gilirannya, hati menjadi sarang berbagai penyakit seperti sikap sombing, riya', ujub, dengki yang menyebabkan anugerah Allah menjadi sulit untuk diraih.

Kemunafikan merupakan puncak perbuatan dosa. Karenanya, membersihkan diri dari sifat kemunafikan menjadi suatu keniscayaan. Sebab ia dapat merusak, menjatuhkan dan menghancurkan agama. Seorang sufi mengatakan: seandainya dosa orang-orang munafik bisa tumbuh seperti tanaman di muka bumi, maka tidak ada tempat bagi seorang mukmin untuk berjalan oleh karena banyaknya dosa mereka. Maka itu, tidak ada tempat yang layak bagi orang-orang munafik kecuali neraka yang paling dasar. Na'udzubillah min dzalik!

Berlaku Benar dan Jujur

Istilah benar dan jujur merupakan terjemahan dari kata sidq. Lawannya adalah kizb yang berarti dusta atau bohong. Sifat benar dan jujur seharusnya menjadi sifat orang beriman dan bertakwa. Sifat ini membawa pemiliknya kepada kebaikan. 

Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya sifat benar membawa kepada kebaikan, kebaikan membawa ke surga. Sesungguhnya yang benar lagi jujur akan digelari Allah dengan siddiq. Sedangkan kebohongan membawa kepada perbuatan dosa, perbuatan dosa membawa pemiliknya ke neraka. Laki-laki yang berbohong akan digelari Allah dengan kazzab (pembohong).'' (HR Bukhari-Muslim).

Sifat benar dan jujur merupakan akhlak mulia. Bahkan, ia termasuk sifat yang selalu melekat pada setiap Rasul Allah. Allah berfirman, ''Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim dalam Al-Kitab (Alquran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. Allah juga memberikan gelar siddiq kepada Ismail, Idris, dan rasul lain.''

Ada beberapa tingkatan benar dan jujur yang perlu dipraktikkan. 


Pertama, benar dan jujur dalam ucapan atau lisan. Orang yang memiliki sifat ini akan selalu memelihara lisan dari perkataan tidak benar dan bohong.

Kedua, benar dan jujur dalam niat. Ini dibuktikan dengan selalu ikhlas dalam niat. Niat yang ikhlas berlaku bagi semua aktivitas yang dilakukan seseorang.

Ketiga, benar dalam cita-cita. Biasanya, sebelum melakukan pekerjaan selalu diawali dengan cita-cita atau tekad (azam). Misalnya, ada orang mengatakan, apabila Allah memberinya rezeki, ia akan menyedekahkan semua atau sebagiannya. Begitu pula, apabila Allah memberinya kekuasaan sebagai pemimpin, ia akan berlaku adil. Kebenaran tekad ini akan terbukti setelah ia memperoleh apa yang dicita-citakannya.

Keempat, benar dalam memenuhi tekad dan cita-cita. Orang sering kali mudah berjanji dan menyatakan cita-cita, tekad, dan rencana. Namun, banyak orang merasa berat mewujudkan janji dan rencananya karena tergoda hawa nafsu yang cenderung mengingkarinya. Perilaku orang ini bertentangan dan jauh dari nilai-nilai kebenaran dan kejujuran. Sebaliknya, orang yang benar dan jujur selalu memenuhi tekad, janji, dan rencana dengan baik, seperti firman Allah, ''Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah.'' (QS 33: 23).

Kelima, benar dan jujur dalam beramal. Sifat ini ditampilkan secara lahir dan batin. Apa yang ada dalam batin dibuktikan dengan amal secara lahir. Keenam, benar dan jujur dalam menjalankan ajaran Islam, dan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Orang yang memiliki sifat ini melekat padanya beberapa sifat lain, seperti khauf dan raja (takut dan harap), zuhud, ridha, tawakal, dan hubb (cinta) kepada Allah dan rasul-Nya.

Sifat benar dan jujur (sidq) perlu dimiliki setiap Mukmin, sehingga ia disenangi Allah dan manusia. Melaluinya, ia akan berhasil, beruntung, dan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Ciri-ciri Guru yaang Konstruktivis

Menurut Brooks & Brooks (Iim Waliman, dkk. 2001) terdapat beberapa ciri yang menggambarkan seorang guru yang konstruktivis dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa, yaitu:  
  • Guru mendorong, menerima inisiatif dan kemandirian siswa.
  • Guru menggunakan data mentah sebagai sumber utama pada fokus materi pembelajaran.
  • Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa yang terarah pada pelatihan kemampuan mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan menciptakan.
  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguraikan isi pelajaran dan mengubah strategi belajar mengajar.
  • Guru melakukan penelusuran pemahaman siswa terhadap suatu konsep sebelum memulai pembelajaran.
  • Guru mendorong terjadinya dialog dengan dan antar siswa.
  • Guru mendorong siswa untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendorong siswa untuk bertanya sesama teman.
  • Guru melakukan elaborasi respon siswa siswa, baik yang sudah benar maupun yang belum benar.
  • Guru melibatkan siswa pada pengalaman yang menimbulkan kontradiksi dengan hipotesis siswa dan mendiskusikannya.
  • Guru memberikan waktu berfikir yang cukup bagi siswa dalam menjawab pertanyaan
  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menghubungkan beberapa hal yang dipelajari untuk meningkatkan pemahaman.
  • Guru di akhir pembelajaran memfasilitasi proses penyimpulan melalui acuan yang benar. Sumber 

Cara Melakukan Umpan Balik yang Efektif bagi Siswa

Umpan balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an hingga sekarang ini. Secara konsisten, para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Bahkan, hasil studi yang dilakukan Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa dibandingkan dengan berbagai perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan balik akademik ternyata lebih berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status sosial ekonomi, ras, atau keadaan sekolah korelasi ini cenderung konsisten. Ketika umpan balik dan prosedur korektif digunakan secara tepat ternyata sebagian besar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya hingga di atas 20% .

Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan.

Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga komponen penting yaitu:

(1) Recognition of the desired goal.

Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas berbagai tujuan pembelajarannya. Guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal pembelajaran, baik tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun penguasaan tujuan.

Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan “kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat memperlihatkan beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut ditiru oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel atau grafik dan sejenisnya.

Apabila para siswa telah dapat memahami tentang kriteria keberhasilan pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan mereka akan lebih mampu untuk melaksanakan proses pembelajarannnya

Selain memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk lainnya.

(2) Evidence about present position.

Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana tujuan pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum tercapai.

Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah tentang pemberian pujian atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha untuk memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada dasarnya bersifat netral yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak siswa.

Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk yang belum dipenuhinya.

(3) Some understanding of a way to close the gap between the two.

Umpan balik yang efektif yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru tidak hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya.

Wiggins meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini dapat menghasilkan keunggulan kinerja siswa. Oleh karena itu, siswa harus senantiasa memiliki akses rutin terhadap kriteria dan standar-standar tugas yang harus dituntaskannya; mereka juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-tugasnya, mereka harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar.

Evaluasi Kinerja Seorang Guru oleh Siswa

Dalam manajemen kinerja, setiap guru harus dinilai kinerjanya sehingga dapat diketahui sejauhmana proses dan hasil kerja guru yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Kendati demikian, selama ini, evaluasi kinerja guru cenderung banyak dilakukan oleh atasannya (baca: kepala sekolah atau pengawas sekolah), sementara siswa jarang dilibatkan untuk menilai kinerja gurunya.

Penilaian kinerja guru oleh siswa merupakan salah satu teknik penilaian untuk mengidentifikasi kinerja guru, yang hingga saat ini keberadaannya masih kontroversi. Di satu pihak, ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pelibatan siswa untuk mengukur kinerja guru kurang tepat. Berbeda dengan kepala sekolah atau pengawas sekolah yang memang telah dibekali pengetahuan dan keterampilan bagaimana seharusnya guru mengajar, sedangkan siswa dianggap kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki kematangan dan keahlian untuk melakukan penilaian tentang gaya mengajar guru. Selain itu, mereka menganggap bahwa siswa cenderung lebih mengukur popularitas dari pada kemampuan guru itu sendiri.

Di lain pihak, tidak sedikit pula yang memberikan dukungan terhadap penggunaan teknik penilaian kinerja guru oleh siswa. Aleamoni (1981) mengungkapkan argumentasi penggunaan teknik penilaian kinerja guru oleh siswa, yaitu:

  • Para siswa merupakan sumber informasi utama tentang lingkungan belajar, termasuk di dalamnya tentang motivasi dan kemampuan mengajar guru. 
  • Para siswa pada dasarnya dapat menilai secara logis tentang kualitas, efektivitas, dan kepuasan dari materi dan metode pembelajaran yang dikembangkan guru.
  • Penilaian kinerja guru oleh siswa dapat mendorong terjadinya komunikasi antara siswa yang bersangkutan dengan gurunya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan proses belajar  mengajar. 
  • Dalam mata pelajaran tertentu, hasil penilaian kinerja guru oleh siswa dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa-siswa lain dalam memilih mata pelajaran dan memilih guru yang sesuai dengan dirinya.
  • Dalam pendidikan yang berorientasi pada mutu, siswa pada dasarnya merupakan pelanggan (costumer) utama yang harus didengar pendapat dan pemikirannya atas pelayanan pendidikan yang diberikan gurunya.   
Menepis persoalan ketidakmatangan siswa untuk dilibatkan dalam evaluasi kinerja guru, studi yang dilakukan Peterson dan Kauchak (1982) menemukan bukti bahwa evaluasi kinerja guru oleh siswa ternyata dapat menunjukkan konsitensi dan reliabilitas yang tinggi dari satu tahun ke tahun berikutnya. Demikian juga, siswa ternyata dapat membedakan pengaruh pembelajaran yang efektif dan tidak efektif dilihat dari dimensi sikap, minat dan keakraban guru.

Memperhatikan pemikiran Aleamoni dan hasil studi yang dilakukan Peterson dan Kauchak tersebut, mungkin tidak ada salahnya di sekolah Anda mulai dikembangkan penilaian kinerja guru oleh siswa, baik yang digagas oleh siswa, guru atau kepala sekolah. Selama evaluasi kinerja oleh siswa ini didesain dan diadministrasikan sesuai dengan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip evaluasi, maka data yang dihasilkan akan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perbaikan mutu dan efektivitas pembelajaran siswa.

Membangun Emosi Positif dalam Pembelajaran

Keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar di kelas banyak ditentukan oleh kemampuan untuk membangun penghubung diantara kedua proses tersebut.Meski proses belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda, kita dituntut untuk menggapai keberhasilan keduanya secara bersamaan.Dan salah satu upaya terbaik untuk menggapai keduanya adalah membangun emosi positif melalui cerita di awal pembelajaran. Emosi positif adalah keadaan dimana pembelajaran mampu menghadirkan suasana ceria (joy),ketertarikan (interest), kepuasan atau kelegaan (contentment) dan love (cinta atau kasih sayang). 

Learning is most effective when it’s fun memberi kita landasan yang sangat penting dalam pembelajaran.Menyenangkan adalah kondisi dimana anak didik terbebas dari rasa tertekan, tidak berdaya,putus asa serta bentuk tekanan psikologsi lainnya.Kondisi ini sejalan dengan syarat utama bekerjanya otak secara maksimal:keadaan yang menyenangkan. 

Dave Meir dalam bukunya The Accelerated Learning Hand book(2000) merumuskan Keadaan yang menyenangkan ini lebih pada suasana hati yang positif semisal bangkitnya minat,adanya keterlibatan penuh,serta terciptanya makna dan nilai yang membahagiakan. Kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. 

Lebih jauh dia menyatakan bahwa emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar.Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. 

Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar. 

Kegembiraan belajar sebagai suasana hati yang positif (emosi positif) dapat tercipta melalui berbagai macam kegiatan yang kreatif. Kegiatan kreatif yang dapat meggugah munculya emosi positif diataranya adalah kegiatan-kegiatan pelepas stress.Salah satu kegiatan pelepas stress yang bisa dilakukan untuk meggugah munculya perasaan (emosi) positif adalah pemberian cerita di awal pembelajaran. 

CERITA SEBAGAI PEMBUKAAN YANG BERKESAN 

Salah satu kekuatan penting dalam proses belajar mengajar adalah keterkaitan emosional guru dengan siswa Sebuah cerita yang kita sampaikan di awal pembelajaran akan memiliki kesan yang mendalam bagi anak didik.Kesan yang mucul dari cerita yang disampaikan juga akan membantu proses pembelajaran dan penyampaian materi selanjutya.Disamping itu,cerita juga mampu mengaktifkan seluruh perasaan yang positif pada sang pemberi cerita (guru). 

Kondisi tersebut diatas memudahkan baik anak didik maupun guru dalam membangun interaksi pembelajaran yang baik.Tidak adanya sekat psikologis diantara guru dan anak didik akan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang nyaman, tanpa tekanan dan memberi ruang yang luas bagi murid untuk mengeksplorasi diri dan pengetahuan yang didapatnya.

BERI CERITA YANG MENGINSPIRASI 

Adalah David MC Celland – seorang psikolog social – yang tertarik untuk mengetahui kaitan cerita dengan mental positif. Dari hasil penelitiannya, dia mendapati bahwa negara yang memiliki cerita yang menggugah munculnya sikap positif (N-Ach) berpengaruh sangat besar terhadap kemajuan bangsanya kelak dikemudian hari. 

Cerita inspiratif juga bisa dijadikan sarana membangun motivasi anak didik. Anak didik akan dapat belajar dari cerita-cerita yang disampaikan oleh guru.Baik belajar tentang kearifan, keberanian maupun hikmah-hikmah yang lainnya.Dan yang lebih penting adalah bahwa cerita mampu mempengaruhi karakter anak didik. Modalitas inilah yang nantinya akan bermuara pada mental dan sikap positif anak didik.Baik saat mengikuti pembelajaran maupun ketika mereka dihadapkan pada kehidupan nyata.