aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Selasa, 30 April 2013

Kisah Inspiratif Anak Sopir Angkot Yang Jadi Direktur di New York

Iwan Setyawan pria kelahiran 2 Desember 1974 di Batu-Malang adalah penulis buku berjudul ”9 Summers 10 Autumns, Dari Kota Apel ke The Big Apple”, dulu nya ialah anak seorang supir angkot. Rumahnya berada di gang buntu yang berukuran 6x7 meter dengan dua kamar. Sehingga ia harus tidur dengan ibu atau dengan kakaknya. Mimpinya sewaktu kecil hanyalah ia ingin bekerja mencari uang agar bisa memiliki kamar tidur sendiri. Itu adalah obsesi terbesarnya. Tidak disangka pencapaian pekerjaan Iwan Setyawan sampai ke New York dan sempat menduduki jabatan bergengsi, yaitu sebagai Director Internal Client Management Data Analysis and Consulting Nielsen Consumer Research New York, Amerika Serikat.

Saat Iwan tamat menyelesaikan sekolahnya, untuk menopang kehidupan yang pas-pasan pasca mobil angkot bapaknya dijual ibunya untuk biaya kuliah Iwan. Tidak sia-sia pengorbanan Ibu dan Bapaknya hingga Iwan menjadi lulusan terbaik MIPA IPB 1997 dari Jurusan Statistika. Anak sopir angkot kelahiran Batu Malang ini, tidak akan sampai ke New York Amerika Serikat kalau di dalam keluarganya tidak ada prinsip berbagi. Sampai saat Iwan bekerja di New York pun, ia bekerja bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk ibu, bapak, dan saudara-saudaranya.

Selama 10 tahun meniti karier di negeri Paman Sam, dan menduduki jabatan sebagai Director Internal Client Management Data Analysis and Consulting Nielsen Consumer Research New York, Amerika Serikat. Namun pencinta yoga, sastra, dan seni teater ini memilih meninggalkan New York pada Juni 2010 dengan posisi terakhir sebagai direktur di Nielsen Consumer Research itu. Meski memiliki karier yang demikian bagus, Iwan memilih jalannya sendiri. Iwan tinggalkan kota “Big Apple” New York, dengan segala kemeriahannya dan memilih kembali ke kota Apel Malang, Jawa Timur. “Di sini (Malang-Indonesia), saya ingin berterima kasih pada semua orang yang mendukung. Saya ingin melakukan sesuatu yang touch people,” tegasnya.

Reff 

Keutamaan Menuntut Ilmu

Keutamaan Menuntut Ilmu
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan uang dinar ataupun dirham. Akan tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu.
Dari Katsir bin Qais, beliau berkata:
Dahulu aku pernah duduk bersamaAbud Darda’ di masjid Damaskus. Lalu datanglah seorang lelaki menemuinya. Lelaki itu berkata, “Wahai Abud Darda’, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengetahui suatu hadits yang sampai kepadaku bahwasanya kamu menuturkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku tidak datang untuk keperluan lain.” Maka beliau pun menjawab: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan membimbingnya ke dalam salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya seorang ahli ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala yang di langit dan segala yang di bumi, bahkan ikan yang berada di lautan sekalipun. Keutamaan seorang ahli ilmu di atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan di malam purnama di atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan uang dinar ataupun dirham. Akan tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya sesungguhnya dia telah mendapatkan jatah [warisan] yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-’Ilmi [3641])
Faidah Hadits
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan ilmu dari berbagai sisi:
  1. Allah akan memudahkan jalan penuntut ilmu untuk menuju surga
  2. Para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha dengan perbuatan penuntut ilmu
  3. Orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh segala makhluk di langit dan di bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang ada di lautan
  4. Keutamaan ahli ilmu dibandingkan ahli ibadah adalah laksana bulan purnama dengan bintang-bintang di langit
  5. Para ulama adalah pewaris para nabi 

Hadits-Hadits Lain Keutamaan Menuntut Ilmu
Dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka akan dipahamkan dalam hal agama.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menimba ilmu (agama) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
Apabila anak Adam meninggal maka akan terputuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak salih yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan merebak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Amr al-Ash radhiyallahu’anhuma Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu itu secara tiba-tiba -dari dada manusia- akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan para ulama. Sampai-sampai apabila tidak tersisa lagi orang alim maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan orang yang bodoh (baca: tidak berilmu). Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perkataan Ulama Tentang Ilmu
Imam Bukhari rahimahullah membuat bab dalam Shahihnya di dalam Kitab al-’Ilmu sebuah bab dengan judul ‘Ilmu sebelum berkata dan beramal, berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya), “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan -yang benar- selain Allah.” (QS. Muhammad: 19).’ Lalu beliau berkata, “Allah memulai dengan ilmu.” (lihat Fath al-Bari [1/194])
Imam al-’Aini rahimahullah berkata,
Artinya: Ini adalah bab yang akan menerangkan bahwasanya ilmu didahulukan sebelum perkataan dan perbuatan. Beliau bermaksud untuk menjelaskan bahwa sesuatu itu hendaknya diilmui terlebih dahulu, baru kemudian diucapkan dan diamalkan. Sehingga ilmu lebih dikedepankan daripada keduanya secara hakikatnya. Demikian pula ilmu lebih diutamakan di atas keduanya dari sisi kemuliaan. Sebab ilmu adalah amalan hati, sementara hati adalah anggota badan yang paling mulia.” (lihat ‘Umdat al-Qari [2/58])
Ibnul Munayyir rahimahullah berkata,
Beliau bermaksud untuk menjelaskan bahwa ilmu merupakan syarat benarnya ucapan dan amalan. Sehingga keduanya tidaklah dianggap tanpanya. Maka ilmu itu lebih didahulukan daripada keduanya, sebab ilmu menjadi faktor yang akan meluruskan niat, sedangkan lurusnya niat itulah yang menjadi pelurus amalan. Penulis ingin menggarisbawahi hal itu supaya tidak muncul anggapan dari perkataan sebagian orang bahwa ‘ilmu tidak ada gunanya tanpa amalan’ yang menimbulkan sikap meremehkan ilmu dan bermudah-mudahan dalam mempelajarinya.” (lihat Fath al-Bari[1/195])
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
Sesungguhnya seluruh sifat yang menyebabkan hamba dipuji oleh Allah di dalam al-Qur’an maka itu semua merupakan buah dan hasil dari ilmu. Dan seluruh celaan yang disebutkan oleh-Nya maka itu semua bersumber dari kebodohan dan akibat darinya…” (lihat al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 128).
Beliau juga menegaskan,
Dan tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok seluruh kerusakan. Dan semua bahaya yang menimpa manusia di dunia dan di akhirat maka itu adalah akibat dari kebodohan…” (lihat al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 101).
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata,
Ilmu yang sebenarnya adalah apa yang datang dari para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ilmu apapun yang tidak berada di atas jalan itu maka pada hakikatnya itu bukanlah ilmu.” (lihatDa’a'im Minhaj an-Nubuwwah, hal. 390-391)
Masruq berkata,
Sekadar dengan kualitas ilmu yang dimiliki seseorang maka sekadar itulah rasa takutnya kepada Allah. Dan sekadar dengan tingkat kebodohannya maka sekadar itulah hilang rasa takutnya kepada Allah.” (lihat Syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Baththal, 1/136)
Wallahu a’lam. Source 

Sedekah juga Menyehatkan

Hal yang tak kalah menarik ketika kita mengulas keutamaan sedekah ialah keutamaan besar sedekah untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan atau penyakit. Mengenai hal ini telah diterangkan dalam sebuah hadis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah.”(HR. Tabrani dan Baihaqi). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, sholat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Islam adalah agama yang lebih maju dan bisa melintas batas dari sekedar pengetahuan yang hanya bisa disaksikan secara kasat mata oleh manusia. Artinya, dalam memandang sebuah penyakit untuk mendapatkan penyembuhan pun, Islam sangat mendalam. Tidak terbatas pada kondisi fisik. Akan tetapi lebih jauh lagi. Islam yang mulia mempunyai sisi-sisi; terkadang sulit diterima dengan akal manusia yang sangat terbatas dan cupet. Islam lebih maju. Kalau kita mau lebih gigih menemukan kebenaran secara ilmiah kemanfaatannya dan sejumlah keutamaan dari amalan yang dianjurkan dalam Islam, kita juga akan sampaikan ke titik kesadaran untuk mempercayai kebenarannya. 

Lantas bagaimana tinjauan medis mengenai keutamaan sedekah untuk kesehatan?Inilah pertanyaan yang tidak bisa kita hindari dari benak kita. Dan memang benar, dan telah banyak yang membuktikan, bahwa mereka yang sakit dengan izin Allah bisa sembuh dengan cara bersedekah. Padahal secara lahiriah, sedekah hanya amalan ibadah yang tidak ada hubungannya dengan pengobatan dan semacamnya secara langsung. Berbeda kalo kita ke dokter lantas minum obat. Akan tetapi terapi sedekah kita harus masuk ke dalam wilayah kekuasaan Allah dan kebesaran Allah.

Fakta Ilmiah Keajaiban Sedekah

Fakta ilmiah telah membuktikan keajaiban sedekah untuk kesembuhan dari penyakit. Seseorang akan terangsang memiliki perasaan bahagia. Jadi ketika seseorang mengeluarkan sebagian hartanya untuk disedekahkan dengan ikhlas, akan memberikan rasa senang yang sama dengan ketika menerima uang. Dengan demikian, berarti juga bahwa dengan sedekah, secara langsung akan berpengaruh pada kondisi psikis seseorang. Dan selanjutnya akan berpengaruh juga pada kondisi fisik atas penyakit yang sedang diderita. 

Menurut fakta ilmiah yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli kesehatan, kondisi psikis sangat menentukan kondisi fisik seseorang. Kedua hal ini saling berpengaruh. Aspek psikis sangat berpengaruh pada tingkat kekebalan tubuh manusia. Disebutkan, orang yang berada pada tingkat emosional yang rapuh akan lebih cepat tertular penyakit. Hal ini karena tingkat kekebalan tubuhnya menurun akibat kondisi emosi yang buruk. Kondisi emosi yang positif, penuh pengharapan, optimistis, bersemangat akan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebaliknya, sikap negatif, takut, dan pasrah akan menurunkan daya kekebalan tubuh. Kondisi emosi ini akan diteruskan dalam rangkaian proses biokimia badan kita, sehingga mudah terserang berbagai macam penyakit. 

Mendukung hal ini, dalam pengobatan holistik khususnya, sebuah pengobatan di dasarkan atas dua hal. Yaitu pengobatan fisik dan pengobatan psikis. Keduanya sangat erat hubungannya. Pemikiran tersebut relevan, terutama pada penderita penyakit berat. Termasuk di dalamnya penderita kanker, jantung, hipertensi, stroke. Badan yang sakit akan mempengaruhi pikiran, dan sebaliknya. Badan yang sehat juga akan berpengaruh menyehatkan pikiran, dan sebaliknya. Sehingga, untuk menghindari permasalahan satu dari keduanya diperlukan kewaspadaan, dan untuk terus menjaganya.

Kiat Sukses Menjadi Guru Yang Menyenangkan

Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenagkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.

Pertama. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.

Kedua. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.

Ketiga. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.

Keempat. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.

Kelima. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil.


Keenam. Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

Ketujuh. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.”

Kedelapan. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.

Kesembilan. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.

Dalam pengalaman sebagai guru di beberapa sekolah, ternyata ada kesamaan profil menjadi pemimpin yang baik dengan menjadi guru yang baik, di mana pemahamannya bukan hanya di bidang yang dikuasainya, tetapi mampu memahami dunia konseling.

Fakta yang menarik adalah bahwa guru yang baik ternyata harus menjadi konselor yang baik bagi murid-muridnya. Itu sebabnya seorang guru harus belajar mendalami konseling agar dia sukses. Dalam tulisan “Good Teaching” oleh Theodore R. Sizer, mantan Pembantu Rektor bidang Akademik di Harvard University College of Education mengatakan bahwa guru hendaknya menjadi guru profesional yaitu mengetahui hal-hal sederhana soal konseling, termasuk dalam hal-hal yang kecil sehingga murid bertumbuh. Ada beberapa poin yang dia sampaikan:

  • Mengenal nama dari siswa dan panggil siswa dengan namanya.
  • Memberikan salam kepada siswa dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
  • Pergi menghadiri acara-acara siswa di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
  • Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh siswa sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
  • Hindari bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kebodohan atau kenakalan yang dilakukan seorang siswa. Ini akan melukai hati siswa.
  • Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA.
  • Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan katakan apapun.
  • Katakan suatu kebenaran atau teguran secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu menyontek…, Amir, kamu kurang belajar dan malas sepertinya… Hasan, kamu kok bau ya, apakah kamu tidak mandi pagi? Besok mandi ya… Mei, kamu suka mengganggu…)
  • Selalu mendorong bahwa kemampuan siswa lebih dari yang merasa dimiliki siswa.
  • Jadilah guru yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
  • Pertunjukkan persahabatan dan jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap murid-murid yang kita juluki “nakal” atau mengganggu.
  • Menjadi teman siswa, namun jaga jarak juga.
  • Jangan pernah menyerah dengan siswa kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, dsb.
  • Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
  • Tahu membedakan mana siswa yang hanya mendengar dan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya. 
  • Mengenal nama dari bawahan dan panggil bawahan dengan namanya.
  • Memberikan salam kepada bawahan dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
  • Pergi menghadiri acara-acara bawahan di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
  • Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh bawahan sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
  • Hindari bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kesalahan atau kegagalan yang dilakukan seorang bawahan. Ini akan melukai hatinya, kita hanya fokus kepada kesalahan pekerjaannya bukan menyerang pribadinya.
  • Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA dan seksualitas, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA dan menjurus kepada seks.
  • Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan katakan apapun.
  • Katakan suatu kebenaran atau teguran secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu melakukan sesuatu yang salah…
  • Selalu mendorong bahwa kemampuan bawahan lebih dari yang merasa dimiliki bawahan.
  • Jadilah pemimpin yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
  • Pertunjukkan persahabatan dan jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap bawahan.
  • Menjadi teman bawahan, namun jaga jarak juga sehingga tidak terlalu dekat.
  • Jangan pernah menyerah dengan bawahan kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, si terlambat dan yang lainnya.
  • Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
  • Tahu membedakan mana bawahan yang hanya mendengar tetapi kemudian mengabaikan perintah dengan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap semua perintah dan menjalankannya. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau melakukan feedback. 
Sebagai pengajar guru harus memahami hakikat dan arti mengajar dan mengetahui teori-teori mengajar serta dapat melaksanakan. Dengan mengetahui dan mendalaminya ia akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dilakukannya.  

Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu :
  1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa
  2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan. Dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya, jangan hanya mengenal ini buku pelajaran saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.
  3. Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
  4. Guru yang baik mampu menyesuikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak.
  5. Guru yang baik harus mengaktifkan siswa dalam hal belajar.
  6. Guru yang baik memberikan pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka. Dengan pengertian lain guru tidak bersifat verbalistis yakni hanya mengenalkan anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak dapat menyelami arti dan maksudnya.
  7. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa
  8. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran yang diberikannya.
  9. Guru jangan hanya terikat oleh satu teks book saja.
  10. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada siswa, melainkan senantiasa membentuk pribadi siswa. 
Tanpa menutup kemungkinan syarat-syarat lainnya, maka kesepuluh syarat atau ciri-ciri ini dapat dijadikan pedoman bagi setiap guru yang akan menjalankan tugasnya baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.

Dengan demikian guru yang baik adalah guru yang selalu bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, misalnya dalam hal caranya mengajar. Hal ini diperlukan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan demi kepentingan anak didik sehingga benar-benar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Keberanian melihat kesalahan sendiri dan mengakuinya tanpa mencari alasan untuk membenarkan atau mempertahankan diri dengan sikap defensif adalah titik tolak kearah usaha perbaikan.
Reff 

10 Tips Menjadi Guru yang Menyenangkan

Seorang Guru tentunya ingin membangun iklim komunikasi yang baik dengan siswanya, agar para siswa mengerti apa yang disampaikan, dan membuat aktivitas belajar mengajar menjadi menyenangkan.

Bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan itu? Para guru, di antaranya, dituntut untuk cekatan merespons kebutuhan siswa, selalu siap untuk berdiskusi, dan menjadi pendengar yang baik atas persoalan belajar siswa. Tetapi, untuk melaksanakan itu semua, yang tak kalah penting adalah memberikan “aturan main” yang jelas, dan berikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan umpan balik.

Kedengarannya memang mudah. Bagaimana mempraktikkannya? Ada beberapa cara yang mungkin bisa membantu Anda untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara pengajar dan anak didik:

1. Mulailah pada hari pertama sekolah
Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati sejak hari pertama sekolah.

2. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa, misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.

3. Menjadi pendengar yang aktif
Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.

4. Pastikan Anda mengatakan, "Saya mendengar Anda"
Seorang guru harus memvalidasi apa yang dikatakan oleh semua siswanya. Namun, validasi tidak berarti bahwa guru setuju atau percaya dengan segala hal yang dikatakan siswa, tetapi lebih untuk mengakui sudut pandang para siswa. Validasi membantu siswa percaya bahwa guru mendengarkan dan menghormati pendapat mereka. Misalnya, sebuah komentar seperti, "Aku senang kamu bisa berbagi pemikiran. Saya tentu tidak langsung setuju dengan perspektif Anda, tapi saya ingin mendengar lebih banyak."

5. Lakukan seperti Anda ingin diperlakukan
Seorang guru tentu ingin dan mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan hormat, berkomunikasi dengan jelas, dan memberikan tanggapan yang sesuai. Sikap empati dan melibatkan diri berdiskusi dengan siswa akan mengurangi sikap defensif dan memungkinkan para siswa merasa nyaman.

6. Jangan menghakimi dan menuduh
Seorang guru tentu ingin siswanya mengerti apa yang diajarkan tanpa membenci guru atau mata pelajarannyanya. Untuk itu, seorang guru sebaiknya tidak menghakimi, dan menuduh, tetapi harus memberikan pesan yang mudah ditafsirkan. Itu akan meningkatkan probabilitas siswa mendengarkan apa yang guru katakan.

7. Berkomunikasi secara jelas dan singkat

Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu akan membuat siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.

8. Menjadi model kejujuran dan martabat
Siswa sangat cerdik dalam memahami kejujuran guru. Seorang guru harus mengakui jika tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswanya. Tetapi, guru harus berjanji untuk berupaya menemukan jawaban sebelum kelas berikutnya. Tidak jujur adalah kesalahan dalam mendidik.

9. Menerima pengulangan
Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan. Siswa mungkin harus mendengarkan apa yang diajarkan berkali-kali sebelum mereka memahami dan masuk ke dalam pikirannya.

10. Ciptakan humor
Humor adalah bahan penting dalam proses komunikasi. Humor dapat meringankan, dan menjadi fasilitas yang baik ketika seorang guru tengah mengajarkan sesuatu kepada muridnya.  

Peringatan Rasulullah SAW Akan Kaum Wanita

Sahabat Ali ra suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu dia bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab; “Pada malam aku di-isra’- kan, aku melihat perempuan-perempuan sedang disiksa dengan berbagai siksaan didalam neraka. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena menyaksikan mereka disiksa dengan sangat berat dan mengerikan. Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. 
  • “Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. 
  • Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. 
  • Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan gada dari api neraka,” kata Nabi saw… 
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

Rasulullah menjawab, 
  • “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.”
  • Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.
  • Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
  • Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
  • Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang bukan muhrim dan dia bersolek supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya. 
Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Betapa wanita itu digambarkan sebagai tiang negara, rusak tiang, maka rusak pula negara, akhlak dan moral.

Meski demikian, laki-laki yang bermaksiat kepada Allah juga tidak sedikit yang masuk neraka. Ayah-ayah yang membiarkan anak perempuanya tidak memakai kerudung dan mengumbar aurat didepan orang lain

Surga dan Neraka adalah soal pilihan. Tergantung bagaimana manusia menjalani hidupnya dialam jagad raya. kalau mau selamat, maka patuhlah kepada Al-Qur’an dan hadist, balasanya adalah surga dengan segala kenikmatan didalamnya. Kalau mau celaka dengan mendurhakai Al Qur’an dan hadist, maka Allah sudah menyediakan penjara yang sangat mengerikan, yaitu neraka dengan api dan siksaan yang sangat pedih dan tidak terbayangkan oleh manusia sebelumnya.

( Hadist – Hadist )

Dalam sebuah hadist yang diwirayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda: “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita..” (HR Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya wanita adalah aurat, maka jika dia keluar (rumah) Syaithan akan mengikutinya (menghiasainya agar menjadi fitnah bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah Azza wa Jalla) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. [HR Ibnu Khuzaimah (no. 1685), Ibnu Hibban (no. 5599) dan at-Thabrani dalam “al-Mu'jamul ausath” (no. 2890), dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban]

Tabarruj akan membawa laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala)” [HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamush shagiir” (hal. 232) dinyatakan shahih sanadnya dalam kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 125).].

( Ayat Al – Quran )

Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-Ahzaab:33]

Allah Jalaa Jalaaluh berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu/disakiti. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [al-Ahzaab: 59]

Allah Jalaa Jalaaluh berfirman:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syaitan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Adam dan Hawa) dari Surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya” [al-A’raaf: 27]