aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 16 September 2012

MENGGUNCANG DUNIA FISIKA DENGAN AL-QUR’AN



Mengenang Abdus Salam, Pemenang Nobel Bidang Fisika 1979

Kaum muslim layak berbangga atas prestasinya. Ia telah mengguncang dunia dengan teori fisikanya. Ia juga telah mengangkat harga diri masyarakat Islam dan dunia ketiga. Meski di negerinya sendiri ditelantarkan, ia tak kecil hati. Dunia fisika terus ia geluti. Dunia sosial tak lupa ia cicipi. Ia bukanlah tipe intelektual yang tinggi hati. Kerja kerasnya berbuah. Ia berhasil menciptakan teori yang membuat orang terperangah. Penghargaan Nobel Fisika pun ia terima sebagai anugerah. Dialah muslim pertama peraih Nobel Fisika sepanjang sejarah.

Sosok fenomenal itu bernama Abdus Salam. Ia dilahirkan pada 29 Januari 1926, di Jhang, Pakistan. Ayahnya, Hazrat Mohammad Hussein, adalah seorang pegawai Dinas Pendidikan. Keluarganya dikenal alim dan saleh. Sejak kecil, Salam diajar dalam tradisi pendidikan yang kuat. Ia dikenal cerdas dan cepat mengingat. Suatu ketika, Hussein pernah bermimpi. Ia melihat Salam menaiki pohon yang sangat tinggi. Ketiga ditegur, Salam meyakinkan: “Don’t worry”. Ia terus naik sampai tak kelihatan lagi. Hal ini nampaknya menjadi tanda. Salam mempunyai kemampuan yang luar biasa.

Dan demikianlah adanya. Hampir tiap malam, ibunya membacakan doa kepada salam dan saudaranya. Suatu ketika, ia diinterupsi Salam. Salam mengatakan, ia sudah tahu dan hafal. Tak perlu baginya diulang-ulang. Akhirnya, ibunya sadar. Salam mempunyai kemampuan fenomenal. Salam dengan mudah dan tepat menghafal keseluruhan surat al-Quran.

Ia masuk sekolah dasar di Jhang dalam usia 6 tahun. Namun, sungguh mencengangkan. Ketika dites, Salam menunjukkan kecerdasan yang tak diragukan. Kepala Sekolah pun langsung menyuruhnya masuk kelas empat. Di sini, Salam tak menemukan kendala berat. Meski dicampur dengan siswa yang lebih tua darinya, ia tetap mengkilat. Atas keajaiban anak ini, Hazrat Hussein yakin, sekolah lokal tidak akan cukup menampungnya. Ayahanda Salam pun berusaha sekuat tenaga untuk mengirim Salam ke sekolah negeri yang lebih mumpuni.

Sebab itu, Salam dikirim ke Lahore, 1938. Kota ini terkenal karena mahakarya di bidang arsitektur Muslim abad pertengahan. Di sana, Salam banyak belajar dan menemukan hal baru yang tak ada di desanya. Lampu listrik adalah contohnya. Ia sangat kagum atas hal ini. Ia pun bertekad belajar giat.

Di Lahore, kembali kecerdasan Salam terdeteksi. Salam mengikuti ujian matrikulasi di Punjab University. Ia lulus dengan pujian pada 1946. Salam tercatat sebagai siswa dengan nilai teratas dalam segala mata ujian. Atas prestasinya itu, ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Cambridge University, Inggris. Pada 1949, ia memperoleh gelar MA dengan pujian tertinggi di bidang matematika dan fisika.

Semenjak itu, cendekiawan muda ini sibuk dengan penelitian awal dalam bidang Fisika Kuantum di Laboratorium Cavendish yang terkenal. Laboratorium ini telah banyak menghasilkan lusinan peraih Nobel. Di Cavendish, Salam meneliti berbagai fenomena dan proses alamiah seperti pembelahan nukleus, formasi bintang- bintang neutron, pembentukan komposisi kimiawi dan struktur dari spiral DNA, cara kerja transistor semi konduktor, laser dan sebagainya.

Pada 1950, ia memperoleh peng­hargaan Smith’s Prize dari Cambridge University atas tesisnya tentang elek­trodinamika kuantum. Tesisnya dianggap telah memberikan kontribusi besar dalam bidang fisika. Dia juga berhasil menyabet gelar PhD dalam bidang fisika teori pada saat yang sama. Tesisnya dipublikasikan pada 1951. Serta-merta, tesis itu mengangkatnya menuju belan­tara intelektual internasional. Ia pun menjadi fokus perhatian seluruh komunitas fisika dunia. Untuk itu, ia memperoleh berbagai penawaran menggiurkan di Eropa.

Namun, Salam memilih kembali ke negerinya. Ia mengajar matematika di Government College, Lahore. Setahun kemudian, ia dilantik menjadi Ketua Departemen Matematika di Punjab University. Ia bermaksud mendirikan sekolah riset bagi para ahli fisika di Pakistan. Namun, ia sadar, hal itu tak mungkin dilakukan. Tidak ada tradisi kerja dan riset pascasarjana di situ. Jurnal tak punya. Kesempatan menghadiri konferensi internasional pun tak ada. Malah, ia dituduh hendak membangun hotel berbintang lima bagi para ilmuwan di sana. Kepala institusi tempat Salam bekerja juga tak berdaya. Meski tahu bahwa Salam sudah mengerjakan sejumlah riset yang luar biasa, Kepala tersebut justru menganjurkan untuk melupakan obsesinya.

Salam bertahan di Lahore selama tiga tahun. Namun, kondisi yang tak kondusif meyakinkannya bahwa di Pakistan, saat itu, sangat tidak mendukung riset-riset fisika. Akhirnya, dengan berat hati, Salam meninggalkan Pakistan pada 1954. Ia menerima tawaran mengajar dan riset di Cambridge University. Di situ, ia menemukan kembali dunianya yang hilang. Ia kembali bergelut dan bercinta dengan fisika. Tiga tahun kemudian, tepatnya 1957, Salam dilantik sebagai Profesor Fisika Teori di Imperial College, London. Sejak itu, secara aktif, ia meretas jalan ke riset berbagai bidang fisika modern. Studi yang dilakukannya mendapat penghargaan berbagai premium internasional.

Meski hasrat intelektualnya telah tersalurkan, Salam tak tinggal diam. Kegundahan atas kondisi Pakistan dan masyarakat dunia ketiga umumnya, terus menggelayutinya. Ia pun berpikir keras untuk membantu mereka. Sebab, tak mungkin muncul penemuan penting ketika tak ada fasilitas yang mendukung. Para peneliti di sana pun tak akan berkembang. Jauh ketinggalan dengan para peneliti di Eropa dan negara maju lainnya. Ia pun bermaksud mendirikan lembaga internasional yang akan mewadahi intelektual berbakat dari dunia ketiga tanpa harus meninggalkan negerinya sendiri seperti dialami Salam.

Karena itu, Salam mendesak kolega-koleganya di Eropa dan Amerika untuk mendirikan lembaga seperti yang diimpikannya. Atas bantuan PBB, khususnya Lembaga Energi Atom Internasional, pemerintah Italia dan SIDA (Swedish Agency for International Development) didirikanlah ICPT (International Centre for Theoritical Physics) di Trieste, Italia pada 1964. Salam sendiri ditunjuk sebagai direkturnya. Pendirian ICTP itu, menurut Herwing Schopper, presiden Masyarakat Fisika Eropa, merupakan salah satu pencapaian terbesar abad ke-20.

Satu obsesinya telah tercapai. Praktis, semenjak itu ia tenggelam dalam penelitian. Secara tekun, Salam mulai mempelajari hukum dasar dari elektromagnetisme yang pertama kali ditemukan oleh Faraday dan Maxwell, lama sebelumnya. Salam menggeluti masalah interaksi tiga daya kekuatan elektromagnetik, daya lemah dan daya kuat dari nuklir. Untuk itu, Salam harus ‘membantah’ salah satu postulat fisika nuklir modern yang diterima umum tentang kekuatan dan ketidakterbaginya proton yang merupakan komponen utama dari nukleus nuklir. Hasilnya, Salam mengajukan suatu hipotesa yang berani. Menurutnya, proton (yang menyimpan kekuatan nukleus dari sebuah atom) bisa saja mengalami disintegrasi. Hanya saja, durasi peluruhan proton ini memerlukan periode waktu yang astronomis, yakni 1032 tahun.

Dari situ, Salam berhasil membuat gambaran konstruksi dari suatu teori yang menggabungkan elektromagnetisme dengan interaksi lemah dari partikel nuklir yang terkenal dengan “Grand Unification Theory”. Albert Einstein sendiri yang dikenal sebagai “Nabi” Fisika tak berhasil menciptakan teori tersebut sepanjang hidupnya. Ialah orang pertama yang memprediksi decay (peluruhan) dalam rangkaian interaksi nuklir lemah. Muncullah istilah baru yaitu ‘Electroweak’ (lemah elektro) dalam dunia fisika nuklir. Atas penemuan besar ini, Salam berhak atas Nobel Fisika pada 1979.

Konon, penemuan grand unification theory itu terinspirasi dari keyakinan Salam bahwa segala sesuatu terpancar dari satu sumber, yakni Tuhan. Maklum, Salam adalah agamawan taat. Dalam tiap kesempatan, ia selalu berujar, al Qur’an telah menyediakan segala-galanya untuk eksplorasi alam. ‘’Al Quran membimbing kita dalam memahami seluruh hukum alam ciptaan Allah,’’ tulisnya. Karena itu, pada saat penghargaan Nobel, Salam mentilawahkan beberapa ayat dari al-Quran dalam pidatonya di aula Nobel Hall. Inilah pertama kalinya dalam sejarah, di aula itu, diperdengarkan ayat-ayat al-Quran.

Sebelum meraih Nobel, berbagai penghargaan telah disabet Salam atas prestasi fisikanya. Pada 1971, secara aklamasi, ia terpilih sebagai anggota dari USSR Academy of Science. Pada tahun yang sama, ia juga berhak atas hadiah Premium Robert Oppenheimer. Ia juga berhasil merebut medali Einstein (UNESCO, Paris) dan Birla Premium (India).

Berbagai penghargaan itu terasa wajar karena prestasi Salam yang sangat luar biasa. Namun, Nobel tak menghentikannya untuk terus berkiprah. Pada 1983, ia memperoleh penghargaan Lomonosov Gold Medal yang merupakan penghargaan tertinggi dari USSR Academy of Science. Pada tahun itu juga, Salam mendirikan dan menjadi presiden The Third World Academy of Sciences, dan presiden pertama The Third World Network of Scientific Organizations (1988).

Sebagai wujud kepedulian atas carut marut kondisi dunia, Profesor Abdus Salam turut mengambil bagian dalam sebuah konferensi internasional di Moskow mengenai pengurangan senjata nuklir pada 1987. Di konferensi itu, secara tegas, ia mendukung larangan penggunaan senjata pemusnah massal. Ia selalu menghimbau komunitas dunia agar memanfaatkan potensi studi tenaga nuklir hanya untuk tujuan damai dan konstruktif saja.
Berbagai pujian dan penghargaan terus mengucur. Tahun 1992, rektor dari St Petersburg University secara khusus berkunjung ke Trieste, Italia, untuk menyampaikan Diploma Honorer Doctor of Science dari universitas tersebut kepada Profesor Salam. Di tahun 1995, setahun sebelum meninggal, ia mendapat penghargaan Maxwell di Inggris serta medali emas yang diberikan oleh Akademi Pekerja Kreatif Rusia.

Semasa hidupnya, Abdus Salam telah menghasilkan banyak karya. Salam telah menulis berpuluh-puluh buku dan monograf ilmiah. Ia juga menulis lebih dari tiga ratus artikel mengenai problema paling kompleks dari fisika nuklir serta permasalahan aktual mengenai persiapan ilmuwan muda di negara-negara berkembang. Atas dedikasinya, ia ditunjuk sebagai anggota dari sekitar 50 lembaga ilmiah akademisi, di samping beberapa asosiasi ilmiah dunia. Ia mendapat 20 penghargaan internasional dan medali emas di bidang fisika. Termasuk Nobel Prize itu sendiri. Sedikit sekali ahli fisika di abad duapuluh yang pernah menerima penghargaan dan pengakuan dunia sebagaimana Salam. Di antaranya adalah Albert Einstein, Ernest Rutherford dan Niles Bore.

Salam meninggal pada 20 November 1996 di Oxford, Inggris di usia 70 tahun. Ia dimakamkan di tanah air yang teramat dicintanya. Atas prestasinya, dunia pantas merugi. Sebab, Abdus Salam hanya hidup sekali. Pretasi Salam memang layak dibanggakan. Ia telah mendedikasikan dirinya untuk fisika dan kemanusiaan. Rasanya, semua penghargaan layak diterimanya. Ia berhasil mengangkat prestasi kaum muslim yang lama tenggelam.

Sumber : ainicahayamata.wordpress.com

Belajar Fisika Lewat Naruto

       
Ada yang berkata judul tulisan ini sangat ngawur. “Mana bisa kita belajar lewat kartun. Fisika kan mata pelajaran yang seram lagi menyeramkan, jadi harus dipelajari dengan serius.” Nah, kalimat terakhir inilah yang menjadi beban kami. Orang-orang yang ditakdirkan mengajar apa yang ditakuti banyak siswa. Alhasil, banyak di antara kami turut ditakuti. Padahal wajah banyak diantara kami berwajah lugu dan lucu. Tidak pantas untuk kalian benci. Hihi.

Satu siswa privat saya ini cukup istimewa. Pada awal-awal pertemuan, Ibu dari si anak pernah mengatakan bahwa anaknya butuh perhatian lebih. Degh, apa maksudnya? Katanya si anak ini kalau bosan belajar akan menunjukan sikap kontraproduktif alias ogah-ogahan. Hmm…

Suatu hari saya harus menyampaikan terkait materi perpindahan kalor. Kita tahu salah satu proses perpindahan kalor adalah konveksi. Proses ini terjadi tidak hanya pada zat cair, tapi juga pada gas. Ciri dari konveksi adalah adanya gerakan memutar partikel-partikel yang menyusun zat cair atau gas. Namun sulit juga mengambarkan gerakan partikel pada gas. Beda halnya pada zat cair yang jelas-jelas bisa dilihat oleh mata. Pernah saya sampaikan sesuai penjelasan di buku. Tidak berhasil. Bosan kali ya, buka buku lagi, buka buku lagi.Oh ya, coba dibuat lebih kongkrit.

“Dek, pernah lihat balon yang diisi udara lalu dipanaskan. Pasti akan meledakkan? Nah, ini disebabkan karena partikel udara atau gas di dalam balon bergerak-gerak.”

“Seperti Naruto saat latihan jurus Rasengan ya, Mas?”

“E… Iya, iya betul.” Sambil mengingat-ingat adegan salah satu komik Jepang itu.

Bagi yang tidak mengikuti komik atau serial Naruto, saya ceritakan sedikit. Jadi begini, Naruto adalah murid ninja yang sedang mempelajari banyak jurus sebelum melawan musuh-musuhnya. Salah satu jurus yang dia pelajari adalah Rasengan. Jurus dengan membuat pusaran cakra pada tangannya. Dalam sesi latihan bersama gurunya, Naruto menggunakan media balon. Jadi balon akan diisi cakra, kemudian cakranya dibuat pusaran. Beberapa pusaran bergerak sangat cepat, alhasil beberapa kali balon meledak.

Maaf ya, namanya juga cerita komik, wajar kalau sangat mengada-ada dan penuh fantasi. Sekali lagi mohon dimaklumi. Oh iya, cakra itu semacam tenaga dalam. Oleh si pengarang, cakra digambar menyerupai angin. Oleh karena itulah, saat itu saya ibaratkan cakra sebagai angin atau gas.

Nah, ketika melihat siswa senang karena jawabanya benar, saya lanjutkan cerita-cerita mengenai Rasengan dengan bumbu-bumbu fisika. Lalu membuat kesimpulan,

“Jadi, kalau energi panas di dalam balon semakin besar, partikel-partikel gas akan bergerak semakin cepat. Kalau lebih besar akan lebih cepat. Lebih besar lagi, lebih cepat lagi. Hingga akhirnya partikel-partikel mampu merobek permukaan balon dan meledak.”

“Ohhh…” Terlihat wajah siswa lebih antusias.

Pernah juga kita sampai pada materi Pemisahan Campuran bagian destilasi. Saya terangkan salah satu contoh pemanfaatan destilasi adalah penyulingan air laut atau pembuatan air tawar dari air laut. Tak berapa lama, si siswa langsung menyambar.

“Ohhh… seperti yang di One Piece itu ya?” Kemudian dia langsung mengambil pulpen dan mengambar sesuatu di buku tulisnya.

“Mmm…” Saya tidak bisa langsung menjawab. Serial komik yang satu ini sudah lama tidak saya ikuti. Terakhir saya lihat penayangannya di TV belum ada episode tentang desitilasi.

“Yang beginikan, Mas? Air laut dipanaskan. Menguap. Uapnya ditampung. Jadi air tawar.” Semangatnya menunjuk-nunjuk hasil gambarnya pada saya.

“Eh… iya. Lho memang episode yang mana di One Piece ada alat destilasinya? Soalnya terakhir saya nonton saat episode Skypie?”

“Lho Mas suka One Piece juga ya?” Dengan wajah heran dia malah balik tanya. Kok yang ngajar Fisika ngerti komik, begitu mungkin yang ada dipikirannya.

Itulah sekelumit tentang pengalaman saya mengajar menggunakan media komik. Sempat mengikuti komik dan serial kartun di TV ternyata tidak selamanya buruk. Karena sampai saat ini saya percaya, komik yang dikarang terutama orang Jepang, sering memasukan beberapa fenomena ilmiah. Meski dalam presentase yang kecil.

Bagian yang sedikit inilah yang sedang coba saya manfaatkan. Semoga siswa yang kata ibunya perlu perhatian lebih ini, benar-benar saya perhatikan. Akan lebih banyak kembali mengkaitkan pengetahuan fisika dengan pengetahuan tentang komik yang jadi hobi bacaan si Anak. Minimalisir bahasan buku teks yang cenderung membuat bosan.

Oh iya, kalau Sahabat pengajar yang tidak tahu menahu tentang komik dan kartun, tidak perlu memaksakan diri dengan mengikuti komik atau kartun lho. Silahkan lihat potensi apa yang Sahabat miliki untuk masuk ke dalam dunia siswa. Mengetahui kegemaran dan kecenderungan siswa juga akan lebih baik. Jadi, setelah ini tidak harus beli komik Naruto ya? Hehe. Selamat Mengajar!

Sumber : ayip7miftah.wordpress.com

Materi Flash Fisika Untuk anak SMP

Materi Powerpoint Fisika

Update 14-22 September 2012


Update 14-22 September 2012

Username dan password untuk Eset Smart Security 4, 5 dan 6
Username: EAV-68375417
Password: 623f2dek4p
Expiry Date: 02/10/2012

Username: EAV-72006329
Password: tpf3rjbvc4
Expiry Date: 11/12/2012


Username dan password untuk Eset Antivirus 4, 5 dan 6
Username: EAV-72088261
Password: nmxfbj2ese
Expiry Date: 11/3/2013

Trik Belajar Fisika

  

Kayaknya sudah menjadi Stereotype di kalangan pelajar baik pelajar SMP maupun pelajar SMA, kalo belajar Fisika itu kok rasanya susah banget, sulit dimengerti, bahkan terlalu sukar untuk dikuasainya.  Rasanya kalo ada pilihan harus belajar Kimia, Biologi, Matematika dulu baru terakhir belajar Fisika, itupun karena terpaksa karena tidak ada pilihan lain. 


Kebanyakan siswa memilih untuk melakukan hal tersebut terlebih dahulu sebelum akhirnya harus menyentuh Fisika juga. Bahkan saya sendiri tidak jarang menjumpai, ada anak yang sudah sedemikian Skeptis terhadap Fisika, sehingga sudah pasrah bahkan merasa yakin tidak akan mampu untuk mempelajari Fisika dibanding ilmu-ilmu eksak yang lain.

Sering saya temui anak2 yang berkata kepada saya :
"Supaya nggak pusing pak, kalo belajar Fisika nanti keburu pusing duluan. Nanti pelajaran lainnya nggak bisa kesentuh lagi."
"Pelajaran Fisika kebanyakan rumus pak, sulit sekali untuk dihapalkan, apalagi dipahami?"
"Masa' aliran air saja dihitung?  Kecepatan gerak mobil saja dihitung? Bayangan saja harus memperhatikan sifat juga jumlahnya?"
 "Mengapa saya harus mikir yang mumet2, saya kan bukan ilmuwan?"
Dan segudang lagi, keluh kesah yang bernada pesimis, skeptis, yang semuanya bermuara akan ketidak-nyamanan dalam mempelajari Fiska. Saya sendiri selaku guru Fisika, harus meraba dada, mengerlingkan mata, menggelengkan kepala. Bagaimana jadinya nanti, jika pelajar2 sekarang sedemikian Skeptisnya terhadap pelajaran Fisika?

Tetapi anehnya, mereka justru memilih jiurusan IPA dibanding IPS yang sama sekali tidak mempelajari Fisika? Okelah, next ...


Belajar Fisika itu, sama saja dengan belajar yang lainnya. Yang membedakan hanyalah bidang yang dipelajarinya. Fisika kan memang lebih banyak berurusan dengan ilmu fisik, perhitungan, analisa yang memerlukan ketrampilan Matematis yang baik. Kita tidak usah membahas mengapa Deferensial dan Integral ada di Fisika kelas XI, padahal di Matematika baru diajarkan di kelas XII? Kita juga tidak membicarakan Trigonometri yang sangat diperlukan dikelas X, padahal di SMP samasekali tidak diajarkan?


Kita juga tidak membicarakan, mengapa di SMA Fisika menjadi begitu sulit dan berat, juga mendalam, padahal di SMP begitu ringan dan menyenangkan? Nanti kita bahas hal-hal tersebut, andai saya menjadi menteri Pendidikan, baru saya sinkronkan Matematika dengan Fisika di SMA? Juga akan saya berikan kurikulum Trigonometri, Bilangan Eksponen, Logaritma  di SMP biar di SMA anak2 menjadi siap? He he he

Belajar fisika bisa dibuat mudah, atau minimal dibuat menyenangkan. Tentu saja kita harus tahu kiat2nya. Bagaimana caranya?

Berikut tips dan trik dari saya untuk belajar Fisika. Mudah2an bisa membantu kalian :


1. Tanamkan menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dari buaian sampai liang lahat. Ingat Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa tingkat. Sehingga motivasi kita, akan selalu terjaga jika mempelajari ilmu apapun asal bermamfaat, baik, benar.Apalagi Fisika materi UN yang wajib dikuasainya.


2. Fisika adalah ayat Kauniyah yang membuktikan Kebesaran sang Pencipta, banyak sekali relevansi Al Quran yang telah dibuktikan dengan ilmu Fisika. Bahkan saya sendiri mengatakan "Fisika adalah tarian kehidupan Ilmiah yang diciptakan dengan segala kesempurnaan oleh Sang Pencipta". Belajar Fisika akan semakin memantapkan keimanan kalian, memahami betapa hebatnya Sang Pencipta. Terbukti banyak Ilmuwan2 yang masuk Islam setelah membuktikan secara Ilmiah kebenaran Al Quran.


3. Fisika adalah pelajaran yang penting. HP yang kamu pegang, Laptop yang kamu pakai, Kulkas tempat menyimpan bagi makanan kita, motor dan mobil yang kita kensarai,Lampu yang menerangi disekitar kita, gedung2 megah disekitar kita, TV, Komputer, Kipas angin, mesin cuci, semuanya adalah produk2 ilmu Fisika. Terlalu banyak hal2 dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan ilmu Fisika. Dapat dikatakan hampir semua produk teknologi berhubungan dengan Fisika.


4. Jangan menganggap Fisika itu sulit yang tidak terjangkau oleh Otak kita. Percayalah Allah SWT telah menganugrahkan kepada kita otak yang kemampuanya jauh melebihi komputer manapun di dunia. Komputer adalah benda mati, sementara kita makhluk sempurna ciptaanNya. Otak kita terdiri dari milyaran sel-sel yang selalu aktif manakala kita menggunakan. Sebenarnya tidak ada istilah "Kebodohan" yang lebih tepat adalah istilah "Kemalasan" bagi kita.


5. Mulai belajar fisika kalau badan kamu sudah merasa rileks. Fikiran fresh, dan bisa fokus.

Kalau badan dalam keadaan rileks, kita merasa lebih tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas, terutama belajar. Banyak hal bisa dilakukan untuk membangkitkan suasana rileks. Kalau dari saya pribadi, saya biasanya menyalakan kipas angin, trus menyalakan MP Player, dengar musik lembut sambil mempelajari bahwa Fisika itu Indah dan mengasyikkan. Selalu saja dengan hati khusyuk, setiap memahami Fisika akan terucap "Maha Benar Engkau ya Alloh, Tidak sia-sia apa yang Engkau ciptakan di semesta ini.

6. Baca dulu ceritanya, pahami langkah2nya, cernah informasi yang tersaji dengan tenang, jangan langsung pergi ke rumus.

Jangan salah. Fisika pun ada ceritanya. Dalam hal ini, cerita yang saya maksud adalah latar belakang rumus2 tersebut, asumsi2 yang dipakai. Biasanya (terutama dalam pelajaran SMA), rumus2 fisika di buku yang kelihatannya sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana. Misalnya konsep tentang gaya, atau tentang energi, yang diturunkan menjadi rumus akhir yang dibutuhkan. BACALAH konsep2 tersebut dahulu, sebelum pergi ke rumus akhir.Tidak ada salahnya mengembang kreatifitas untuk utak-utik rumus2 Fisika sesuai selera kita, agar kita mampu menemukan formulasi yang lebih simpel, orang menamakan Trik, Smart Solution dan sebagainya.

7. Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir.

Tujuannya adalah supaya kamu mengerti darimana rumus2 itu berasal, semenjak konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir. Setelah kamu mengerti rumus tersebut, adalah hal yang sangat mudah untuk menghapal rumus tersebut. *Bahkan, based on my experience, kamu bahkan nantinya nggak perlu menghapal rumus tersebut lagi. Bahkan bagi anak2 yang kreatif, akan sangat menyenangkan menemukan rumus yang lahir dari olah pikirnya sendiri. Sebagai pelatih OSN Fisika SMA, saya selalu menekankan kreativitas, agar selalu berkreasi, pantang menyerah.

8. Latihan soal-soal secara Intens

Udah mengerti konsepnya, sekarang saatnya maju ke ‘medan perang’. Ada soal latihan di setiap akhir bab, bantai aja itu soal2. Jangan biarkan ada musuh tersisa. Musuh menyerah kalah dan kamulah pemenangnya. Sedihlah jika kamu masih punya tanggungan soal2 yang bellum bisa kamu pecahkan, tetapi jangan ragu untuk berteriak bangga manakala kamu mampu mengatasi semua soal2 yang ada dalam bukumu.

Buku-buku fisika yang kamu punya sedikit banyak juga berpengaruh terhadap seberapa banyak kamu mengerti. Masalahnya, beberapa buku fisika yang beredar hanya menyatakan rumus2 saja, tanpa menjelaskan konsep di belakang rumus2 tersebut. Hal ini saya  rasa hanya akan membingungkan untuk dipelajari, karena kita hanya akan memaksakan otak kita untuk menghapal daripada mengerti. Tanpa pengertian, kamu hanya akan melupakan rumus2 tersebut dalam 2-3 hari. 


Bertanyalah langsung kepada kawan atau guru yang lebih memahami Fisika agar kalian benar2 juga paham seperti mereka. Jangan pernah menumpuk konsep yang tidak dimengerti, karena semakin sering, kita akan semakin sukar memahami.


Seperti kata pepatah, “Tell them, they will forget. Show them, they will know. Involve them, they will understand”. Semakin banyak kamu terlibat (i.e. tau), semakin banyak kamu mengerti.


Begitulah, belajar fisika itu menyenangkan. Kalau sudah tahu selahnya, mudah untuk mengimplementasikannya. Tak kenal maka tak sayang, jadi selama kamu belum mengenal Fisika, maka kamu akan selamanya kesulitan untuk memahami apalagi mencinta Fisika seperti saya. He he he


Selamat belajar Fisika!

Ingat Man Jadda Wa Jadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.