aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 22 Maret 2013

Awas, Bahaya Dengki!

Alkisah, ada saudagar kaya raya membeli seorang budak. Sejak mula dibeli, budak itu dirawatnya bagai seorang tuan. 

Diberikannya uang yang banyak, makanan paling lezat, pakaian paling bagus, perhiasan paling mewah, melebihi yang majikan itu berikan kepada istri dan anak-anaknya.

Tentu si budak merasa senang bercampur heran. Apalagi dia lihat majikannya selalu murung. Ada rona gelisah di wajahnya. Hingga suatu sore, saat duduk santai berdua di halaman teras rumah, si budak memberanikan diri untuk bertanya kepada majikan itu perihal sikapnya itu.

“Kenapa Tuan begitu baik kepadaku?”

“Sebenarnya aku punya satu permintaan. Jika kamu penuhi, berarti kamu layak menerima segala yang sudah dan akan aku berikan kepadamu. Tetapi jika kamu menolak, sungguh aku akan sangat kecewa,” jawab majikan.

Merasa berhutang budi, si budak berkata, “Baiklah, Tuan. Anda sudah banyak berjasa atas hidupku. Aku tidak akan mengecewakan Tuan.”

“Kamu harus berjanji dulu padaku. Aku khawatir kamu akan menolak,” pinta majikan.

“Aku berjanji, Tuan. Sekarang apa yang harus aku lakukan?” jawab si budak polos.

“Permintaanku,” lanjut majikan itu, “kamu harus memenggal leherku ini di suatu tempat dan waktu yang akan aku tentukan.”

“Haah..!” si budak kaget bukan kepalang, “mana mungkin aku melakukan itu, Tuan?” lanjutnya.

“Tapi itulah permintaanku,” tegas majikannya. Dalam hati, si budak menolak. Tetapi majikannya tetap bersikeras, “Kamu harus melakukannya. Kamu telah berjanji kepadaku.”

Hari-hari berlalu. Suatu malam, majikan itu masuk ke kamar si budak. Di tangannya sudah ada sebilah pisau tajam dan segebok uang. Diperintahkannya si budak untuk keluar rumah, mengikuti langkahnya. Si budak berjalan pasrah di belakang tuannya.

Alangkah heran si budak ketika melihat majikannya itu memanjat rumah tetangga sebelah rumah. Keheranan mencapai puncak saat keduanya tiba di atas atap rumah tetangga itu. Dengan suara lirih, majikan berbisik, “Potonglah leherku di sini. Setelah itu kamu boleh pergi kemana saja.”

Terperangah dengan apa yang baru didengar, si budak bertanya alasannya. Majikan menjawab, “Sudah lama aku benci orang ini. Dia selalu melebihiku dalam segala hal. Dendamku sudah puncak. Lebih baik aku mati daripada melihat mukanya. Karena itu, penggallah leherku di sini. Semua orang tahu dia sainganku. Kalau aku mati, orang akan menuduh dialah pelakunya. Dengan begitu, dia akan dipenjara.”

Mendengar itu, si budak berujar dengan geram, “Tuan memang tampak bodoh, pantas menerima kematian ini.” Dengan cepat, digoroknya leher majikan itu, lalu melarikan diri.

Rencana berhasil. Esoknya, kampung geger oleh kematian majikan kaya raya itu. Pemilik rumah, yang merupakan saingan majikan, ditangkap atas tuduhan pembunuhan. Tetapi semua orang tidak percaya dialah pelakunya.

Kematian menjadi misteri hingga si budak luluh hatinya. Dia datangi penguasa untuk menjelaskan peristiwa sebenarnya. Begitu penguasa paham persoalannya, si budak dan tersangka dilepaskan dari hukuman.

Kisah berikut dituturkan Murtadha Muthahhari dalam buku ‘Manusia Sempurna’ terkait bahaya dengki. Dengki memang penyakit batin yang sangat berbahaya. Banyak ayat Alquran dan hadis yang mengingatkan kita agar menjauhi dengki.

Jika sudah kronis, dengki tidak hanya berbahaya bagi pemiliknya, tetapi juga orang lain dan lingkungan. Pendengki tidak segan-segan melakukan apa saja, termasuk mencelakakan dirinya, demi memuaskan amarahnya.

Karena dengki, orang lupa sanak saudara. Itulah kasus yang menimpa dua putra Adam. Dengki telah membuat Qabil tega membunuh adiknya sendiri, Habil (Qs Al-Maidah: 27-30). Nabi Yusuf dilempar ke dalam sumur juga karena menjadi sasaran dengki saudara-saudaranya (Qs Yusuf: 8-9).

Kasus lain adalah kaum Nuh yang menolak beriman kepada Nabi Nuh dengan alasan naif yang bermotif dengki. Lantang mereka berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu. Padahal yang mengikutimu adalah orang-orang rendahan” (Qs As-Syu’ara: 111).

Perhatikan juga ucapan kedengkian anak buah Fir’aun yang menentang dakwah Nabi Musa. “Apakah kita percaya kepada dua orang manusia (Musa dan Harun) seperti kita ini. Padahal kaum mereka adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?” (Qs Al-Mukminun: 47).

Kasus dengki juga muncul di masa Rasulullah Muhammad. Kaum kafir Makkah dan ahli kitab enggan mengimani dakwah Rasulullah adalah karena dengki. Kata mereka, “Mengapa Al-Quran tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri ini?” (Qs Az-Zukhruf: 31).

Mereka juga bilang, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberikan anugerah oleh Allah?” (Qs Al-An’am: 53).

Masih banyak ayat-ayat Alquran dan hadis shahih yang berbicara tentang bahaya dengki. Poin utamanya, pendengki selalu gundah gulana atas kenikmatan yang dimiliki orang lain. Sebaliknya, mereka bersuka cita jika orang lain mendapat celaka dan bencana (Qs Ali Imran: 120).

Itulah bahaya dengki. Pantas jika ganjaran yang cocok untuk pendengki adalah tercabik-cabiknya hati oleh duka lara di dunia dan musnahnya saldo pahala yang kemudian diganti siksa dahsyat di akhirat.

Namun, ada dengki terpuji. Sabda Rasulullah, “Tidak dibenarkan dengki kecuali terhadap dua hal: laki-laki yang dikaruniai Allah Alquran lalu diamalkan siang-malam dan laki-laki yang dikaruniai Allah kekayaan lalu diinfakkan siang-malam” (HR Muslim dan Ibnu Majah).

Pada dua model dengki inilah “hendaknya orang-orang berlomba” (Qs Al-Muthaffifin: 26).

Motivasi Kerja Dalam Islam

 Motivasi Kerja Sejati  

Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja.

Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.

Motivasi Kerja Dalam Islam

Cobalah simak beberapa kutipan hadist dibawah ini. Anda bisa melihat bagaimana istimewanya bekerja mencari nafkah menurut sabda Nabi saw.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Luar biasa, dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah. Saya kira, ini lebih dari cukup sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

Hukumnya Wajib

Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal. Dengan demikian, motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.

Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Perlu diperhatikan dalam hadist di atas, ada kata sesudah. Artinya hukumnya wajib sesudah ibadah lain yang fardhu. Jangan sampai karena merasa sudah bekerja, tidak perlu ibadah-ibadah lainnya. Meski kita bekerja, kita tetap wajib melakukan ibadah fardhu seperti shalat, puasa, ibadah haji, zakat, jihad, dan dakwah. Jangan sampai kita terlena dengan bekerja tetapi lupa dengan kewajiban lainnya. 


Jika Motivasi Kerja Sebagai Ibadah

Jika motivasi kerja kita sebagai ibadah, tentu yang namanya ibadah ada aturannya. Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah, sebab bekerja sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya, dalam kaidah ushul Fiqh, kita memiliki kebebasan yang luas untuk bekerja selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Langkah pertama agar bekerja menjadi sebuah ibadah ialah harus diawali dengan niat, sebab amal akan tergantung niat. Niatkanlah bahwa bekerja sebagai salah satu ibadah kepada Allah. 

Langkah kedua ialah pastikan dalam bekerja tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk itu kita perlu memperhatikan:Apa yang dikerjakan? Untuk apa kita bekerja? Apakah kita bekerja untuk sesuatu yang dihalalkan oleh agama? Pastikan kita bekerja untuk sesuatu yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. 

Cara melakukan pekerjaan kita. Apakah cara-cara Anda bekerja sesuai dengan ajaran Islam? Bagaimana dengan pakaian, batasan antara laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. 

Etos Kerja Seorang Muslim

Jika tujuan bekerja begitu agung. Untuk mendapatkan ridha Allah Subhaanahu wa ta’ala, maka etos kerja seorang Muslim haruslah tinggi. Sebab motivasi kerja seorang Muslim bukan hanya harta dan jabatan, tetapi pahala dari Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos kerja yang lemah. Coba perhatikan diatas, ada kata-kata “susah payah” dan “kelelahan” yang menandakan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, dan jauh dari sifat malas.

Jadi, tidak ada kata malas atau tidak serius bagi seorang Muslim dalam bekerja. Motivasi kerja dalam Islam bukan semata mencari uang semata, tetapi serupa dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT, dan tentu saja ini adalah sebuah kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT.

Profesional dan Ahli

Dalam hadits diatas juga disebutkan kata profesional dan ahli. Jika motivasi kerja Anda sebagai ibadah, maka Anda akan melakukannya dengan sebaik mungkin. Anda akan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam bekerja. Anda terus belajar dan berlatih agar semakin hari menjadi semakin ahli dalam bekerja. Kemauan Anda untuk belajar dan meningkatkan kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi kerja Anda untuk ibadah atau bukan. 

Adil Dalam Bekerja

Salah satu bentuk profesional itu adalah ‘adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika waktunya bekerja, Anda bekerja. Jika waktunya istirahat atau shalat, Anda bisa shalat dan istirahat. Jika tidak, maka bisa termasuk melakukan hal yang dzalim, tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. ‘Adil juga berarti, Anda bekerja sesuatu tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang Anda miliki.

Semoga motivasi kerja kita semua sebagai ibadah dan dibuktikan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

Nasehat Kuburan

  
Mungkin ini dapat menjadi Ibrah bagi semua, bahwa tempat terakhir yang sedang menantikan kita semua dengan setia, tak lain adalah KUBURAN!

  1. Aku adalah tempat yang paling gelap di antara yang GELAP, maka terangilah aku dengan TAHAJUD.
  2. Aku adalah tempat yang paling sempit, maka LUASKANLAH aku dengan berSILATURAHIM.
  3. Aku adalah tempat yang paling SEPI, maka RAMAIKANLAH aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN.
  4. Aku adalah tempat binatang" yang menjijikkan maka racunilah ia dengan amal SEDEKAH.
  5. Aku yang menyempitkanmu hingga hancur bila tidak sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT.
  6. Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA.
  7. Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka persiapkanlah jawabanmu dengan memperbanyak mengucapkan kalimah "LA ILAHA ILALLAH".
Dimohon dengan ikhlas meng-klik "bagikan"/"share"! Agar bermanfaat bagi saudara mukmin yg lain. Insyaallah!

10 RACUN DALAM DIRI KITA YANG TIDAK DISADARI

1. Racun pertama : Menghindar
Gejalanya: Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.

Antibodinya: Realitas
Cara: Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.

2. Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan, problem seksual, dll.

Antibodinya: Keberanian
Cara: Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.

3. Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya: Materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi. 


Antibodinya: Bersikap sosial
Cara: Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.

4. Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya: Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia. 

Antibodinya: Ambisi
Cara: Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.

5. Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya: Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing. 

Antibodinya: Keyakinan diri
Cara: Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.

6. Racun keenam : Narsistik
Gejalanya: Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.

Antibodinya: Rendah hati
Cara: Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

7. Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya: Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, merasa menjadi orang termalang di dunia.

Antibodinya: Sublimasi
Cara: Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..

8. Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.

Antibodinya: Kerja
Cara: Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.

9. Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya: Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.

Antibodinya: Kontrol diri
Cara: Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dengan keberagaman kultur dan agama.

10. Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya: Keinginan balas dendam, kejam, bengis.

Antibodinya: Cinta kasih
Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.

Pesan - pesan :
Ternyata 10 Racun tersebut berasal dari pemikiran dan hati kita sendiri yang membuat rusaknya keimanan diri.

Dalam bukunya imam ghazali tentang hati dijelaskan, kalau hati itu punya racunnya. Antara lain : banyak makan,banyak memandang ,banyak bicara ,dan juga banyak bergaul. Kalau saya boleh tambahin lagi, banyak tertawa juga akan mematikan (kepekaan dan kelembutan) hati.

Salah satu peringatan paling mujarab untuk obat hati adalah mengingat kematian, karenanya rasul bersabda : “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS 8 : 2 )