aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Selasa, 12 Maret 2013

Berbakti Kepada Orang Tua

Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?” Maka jawab Rasulullah, “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” (HR. Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah). 

Begitulah, syari’at Islam menetapkan betapa besar hak-hak orang tua atas anaknya. Bukan saja ketika sang anak masih hidup dalam rengkuhan kedua orang tuanya, bahkan ketika ia sudah berkeluarga dan hidup mandiri. Tentu saja hak-hak yang agung tersebut sebanding dengan besarnya jasa dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sehingga tak mengherankan jika perintah berbakti kepada orang tua menempati ranking ke dua setelah perintah beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya. 

Allah berfirman (artinya), “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36)

Birrul Walidain, Bagaimana Caranya? 

Sebagai anak, sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengekspresikan rasa bakti dan hormat kita kepada kedua orang tua. Memandang dengan rasa kasih sayang dan bersikap lemah lembut kepada mereka pun termasuk birrul walidain. 

Allah berfirman (artinya), “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” (QS. Al-Isra’:23). Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir melalui Urwah, yang menjelaskan mengenai firman Allah: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” Maka Urwah menerangkan bahwa kita seharusnya tunduk patuh di hadapan kedua orang tua sebagaimana seorang hamba sahaya tunduk patuh di hadapan majikan yang garang, bengis, lagi kasar. 

Pada suatu ketika, ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bersama seorang laki-laki lanjut usia. Rasulullah bertanya, “Siapakah orang yang bersamamu?” Maka jawab laki-laki itu, “Ini ayahku”. Rasulullah kemudian bersabda, “Janganlah kamu berjalan di depannya, janganlah kamu duduk sebelum dia duduk, dan janganlah kamu memanggil namanya dengan sembarangan serta janganlah kamu menjadi penyebab dia mendapat cacian dari orang lain.” (Imam Ath-Thabari dalam kitab Al-Ausath). 

Berbakti kepada orang tua tak terbatas ketika mereka masih hidup, tetapi bisa dilakukan setelah mereka wafat. Hal itu pernah ditanyakan oleh seorang sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Rasulullah menjawab, “Yakni dengan mengirim doa (mendo’akan) dan memohonkan ampunan. Menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan kedua orang tua, memelihara hubungan silaturahim sera memuliakan kawan dan kerabat orang taumu.” Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban meriwayatkannya bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’idi. 

Bukan dalam Syirik dan Maksiat 

Meski kita diperintah untuk taat dan patuh kepada mereka, namun hal itu tak berlaku ketika keduanya memerintahkan kita untuk menyekutukan Allah dan bermaksiat kepada-Nya. Rasulullah bersabda,”Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiyat kepada Allah.” (HR. Ahmad). 

Kita tentu ingat kisah seorang sahabat, Sa’ad bin Waqash yang diberi dua buah opsi oleh ibunya yang masih musyrik: kembali kepada kemusyrikan atau ibunya akan mogok makan dan minum sampai mati. Ketika sang ibu tengah melakukan aksinya selama tiga hari tiga malam, beliau berkata,”Wahai Ibu, seandainya Ibu memiliki 1000 jiwa kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan meninggalkan agama baruku (Islam). Karena itu, terserah ibu mau makan atau tidak.” Melihat sikap Sa’ad yang bersikeras itu maka ibunya pun menghentikan aksinya. 

Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman:15). Jadi, kalau orang tua mengajak ke arah kemusyrikan maka tidak wajib bagi kita menaati mereka. Hanya saja sebagai anak tetap berkewajiban bergaul dengan baik selama di dunia. Sikap santun harus senantiasa kita jaga. 

Awas: Durhaka! 

Durhaka kepada orang tua (‘uquuqul walidain) termasuk dalam kategori dosa besar. Bentuknya bisa berupa tidak mematuhi perintah, mengabaikan, menyakiti, meremehkan, memandang dengan marah, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan perasaan, sebagaimana disinggung dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan ‘ah’ kepada orang tua.” (QS. Al-Isra’ : 23). Jika berkata ‘ah/cis/huh’ saja tidak boleh, apalagi yang lebih kasar daripada itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa membuat hati orang tua sedih, berarti dia telah durhaka kepadanya.” (HR. al Bukhari). Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, “Termasuk perbuatan durhaka seseorang yang membelalakkan matanya karena marah.” (HR ath Thabrani). 

Orang tua kita, siapa pun orangnya, memang harus dihormati, apalagi jika beliau seorang muslim. Rasulullah pernah berpesan, “Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR. al Bukhari). 

Berhubungan dengan orang tua memang harus hati-hati. Jangan sampai hanya karena emosi, kelalaian, ketidaksabaran plus rasa ego kita yang besar, kita terjerumus ke dalam ‘uququl walidain yang berarti kemurkaan Allah. Na’udzubillah. 

Bukankah dalam sebuah hadits Rasulullah pernah berpesan bahwa keridhaan Allah subhaana wa ta’ala berada dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada dalam kemarahan orang tua? Dus, selagi masih ada waktu dan kesempatan, tunjukkanlah cinta, sayang, hormat, dan bakti kita kepada keduanya, hanya untuk satu tujuan: meraih cinta, ampunan, pahala, dan ridha-Nya.

7 Characteristics of Great Teachers:


7 Characteristics of Great Teachers: 
  1. Great teachers set high expectations for all students. They expect that all students can and will achieve in their classroom, and they don't give up on underachievers. 
  2. Great teachers have clear, written-out objectives. Effective teachers have lesson plans that give students a clear idea of what they will be learning, what the assignments are and what the grading policy is. Assignments have learning goals and give students ample opportunity to practice new skills. The teacher is consistent in grading and returns work in a timely manner. 
  3. Great teachers are prepared and organized. They are in their classrooms early and ready to teach. They present lessons in a clear and structured way. Their classrooms are organized in such a way as to minimize distractions. 
  4. Great teachers engage students and get them to look at issues in a variety of ways. Effective teachers use facts as a starting point, not an end point; they ask "why" questions, look at all sides and encourage students to predict what will happen next. They ask questions frequently to make sure students are following along. They try to engage the whole class, and they don't allow a few students to dominate the class. They keep students motivated with varied, lively approaches. 
  5. Great teachers form strong relationships with their students and show that they care about them as people. Great teachers are warm, accessible, enthusiastic and caring. Teachers with these qualities are known to stay after school and make themselves available to students and parents who need them. They are involved in school-wide committees and activities, and they demonstrate a commitment to the school. 
  6. Great teachers are masters of their subject matter. They exhibit expertise in the subjects they are teaching and spend time continuing to gain new knowledge in their field. They present material in an enthusiastic manner and instill a hunger in their students to learn more on their own. 
  7. Great teachers communicate frequently with parents. They reach parents through conferences and frequent written reports home. They don't hesitate to pick up the telephone to call a parent if they are concerned about a student.
Translate : 

7 Karakteristik Guru Hebat :
  1. Guru hebat menetapkan harapan tinggi untuk semua siswa. Mereka berharap bahwa semua siswa dapat dan akan mencapai di kelas mereka, dan mereka tidak menyerah pada berprestasi.
  2. Guru yang hebat memiliki jelas, tertulis-out tujuan. Guru yang efektif memiliki rencana pelajaran yang memberikan siswa ide yang jelas tentang apa yang mereka akan belajar, apa tugas dan apa kebijakan grading. Tugas memiliki tujuan belajar dan memberikan siswa banyak kesempatan untuk berlatih keterampilan baru. Guru konsisten dalam grading dan bekerja kembali pada waktu yang tepat.
  3. Guru hebat disiapkan dan terorganisir. Mereka berada di kelas mereka awal dan siap untuk mengajar. Mereka menyajikan pelajaran dengan cara yang jelas dan terstruktur. Kelas mereka diatur sedemikian rupa untuk meminimalkan gangguan.
  4. Guru hebat melibatkan para siswa dan membuat mereka untuk melihat masalah dalam berbagai cara. Guru yang efektif menggunakan fakta-fakta sebagai titik awal, bukan titik akhir, mereka bertanya "mengapa" pertanyaan, melihat semua sisi dan mendorong siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka mengajukan pertanyaan yang sering untuk memastikan semua siswa mengikuti dari awal. Mereka mencoba untuk melibatkan seluruh kelas, dan mereka tidak mengizinkan beberapa siswa untuk mendominasi kelas. Mereka menjaga siswa termotivasi dengan bervariasi, pendekatan hidup.
  5. Guru hebat membentuk hubungan yang kuat dengan siswa mereka dan menunjukkan bahwa mereka peduli tentang mereka sebagai manusia. Guru besar yang hangat, dapat diakses, antusias dan peduli. Guru dengan kualitas ini diketahui tinggal setelah sekolah dan membuat diri mereka tersedia untuk siswa dan orang tua yang membutuhkannya. Mereka terlibat dalam sekolah-lebar dan kegiatan komite, dan mereka menunjukkan komitmen untuk sekolah.
  6. Guru hebat adalah ahli materi pelajaran. Mereka menunjukkan keahlian dalam mata pelajaran yang mereka ajarkan dan menghabiskan waktu terus mendapatkan pengetahuan baru di bidang mereka. Mereka menyajikan materi dengan cara yang antusias dan menanamkan rasa lapar pada siswa mereka untuk belajar lebih banyak tentang mereka sendiri.
  7. Guru hebat sering berkomunikasi dengan orang tua. Mereka mencapai orang tua melalui konferensi dan sering ditulis pulang laporan. Mereka tidak ragu untuk mengambil telepon untuk menghubungi orangtua jika mereka khawatir tentang seorang siswa.

MENGAPA RIDHO SUAMI MENJADI SYURGA BAGI PARA ISTRI

Bissmillah….
Sering kita dengar dari, ungkapan wanita lebih mudah masuk syurga, karena berbekal ridho suami, dengan tetap menjalankan syariat secara benar seperti Sholat, Puasa, Zakat dan sebagainya. Tidak ada kewajiban berjihad seperti seorang wanita. 

Insya Allah berikut penjelasannya :

1.) Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup.
Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.

2.) Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa.
Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.

3.) Suami ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu.
Padahal dia tahu,di sisi Allah, engkau lebih harus dihormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri,disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.

4.) Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. Namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.

5.) Suami berusaha memahami bahasa diam-mu, bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja.
Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.

6.) Bila engkau melakukan maksiat,maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu.
Namun bila dia bermaksiat,kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.

Subhanallah….

Ya Allah jadikan Aku dan Sahabat Muslimah-ku penghuni syurga-Mu ya Allah….
Dan jika kami jatuh Cinta, Jatuhkanlah pada dia yang mempunyai Cinta yang lebih besar kepada-Mu….agar kami tak jatuh pada jurang kenistaan….

Aamiin ya Allah….

Kafein dalam Nektar Mendorong Kinerja Lebah dan Memperkaya Penyerbukan

"Karya ilmiah ini membantu kita memahami mekanisme dasar pada bagaimana kafein mempengaruhi otak kita. Apa yang kami saksikan pada lebah bisa menjelaskan mengapa orang lebih memilih minum kopi ketika belajar." 

Sebagian dari Anda mungkin perlu secangkir kopi untuk memulai hari. Hal ini tampaknya berlaku pula bagi lebah madu untuk bisa lebih berdengung dengan mengkonsumsi nektar bunga yang mengandung kafein. Dalam jurnalScience, para peneliti menunjukkan bahwa kandungan kafein mampu meningkatkan memori lebah madu sekaligus membantu tanaman meraup lebih banyak lebah untuk memperoleh penyerbukan.

Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa lebah madu yang mengkonsumsi larutan gula mengandung kafein, kandungan alami dalam nektar dari bunga kopi dan jeruk, tiga kali lebih mungkin untuk mengingat aroma bunga dibanding lebah lain yang hanya mengkonsumsi gula tanpa kandungan kafein.

Pemimpin studi Dr. Geraldine Wright dari Newcastle University, menjelaskan bahwa efek kafein bermanfaat baik bagi lebah madu maupun bagi tanaman: “Mengingat ciri-ciri bunga merupakan hal yang rumit bagi lebah, sehingga memperlambat terbang lebah saat harus berpindah dari bunga ke bunga lainnya, dan kami telah menemukan bahwa kafein membantu lebah mengingat bunga-bunga tersebut.”

“Pada gilirannya, lebah-lebah yang diberi nektar mengandung kafein ini menjadi sarat dengan serbuk sari kopi dan mereka mencari tanaman kopi lainnya untuk memperoleh lebih banyak nektar, menghasilkan penyerbukan yang lebih baik.

“Jadi, kafein dalam nektar kemungkinan berguna untuk meningkatkan kecakapan lebah dalam mencari makan sekaligus membantu menyediakan penyerbuk yang lebih setia bagi tanaman.”

Dalam studi ini, para peneliti menemukan bahwa nektar dari spesies Citrus dan Coffea seringkali mengandung kafein dalam dosis yang rendah. Salah satunya adalah spesies kopi ‘robusta’ yang biasanya diolah untuk dijadikan kopi kering dan ‘arabika’.

“Kafein merupakan bahan kimia pertahanan bagi tanaman dan terasa pahit bagi berbagai serangga, termasuk lebah, jadi kami terkejut saat menemukannya dalam nektar. Meski demikian, dosisnya terlalu rendah untuk bisa dirasakan oleh lebah, namun cukup tinggi mempengaruhi perilaku lebah,” jelas Profesor Phil Stevenson dari Royal Botanic Gardens, Kew dan University of Greenwich’s Natural Resources.

Pengaruh kafein terhadap memori jangka panjang lebah sedemikian kuat, mendorong kemampuan lebah hingga tiga kali lipat untuk mengingat aroma bunga dalam 24 jam, dan menjadi dua kali lipat setelah tiga hari kemudian.

Biasanya, nektar dalam bunga tanaman kopi mengandung tingkat kafein yang setara dengan secangkir kopi instan. Sama seperti kopi hitam yang terasa kuat pahitnya bagi kita, konsentrasi kafein yang tinggi bisa menjadi penolak lebah madu.

“Karya ilmiah ini membantu kita memahami mekanisme dasar pada bagaimana kafein mempengaruhi otak kita. Apa yang kami saksikan pada lebah bisa menjelaskan mengapa orang lebih memilih minum kopi ketika belajar,” tambah Dr. Wright.

Dr. Mustard Julie Arizona State University, yang turut berperan dalam penelitian, lebih lanjut menjelaskan, ”Meskipun otak manusia dan lebah madu memiliki banyak perbedaan, namun, saat Anda melihat ke tingkat sel, protein dan gen, keduanya memiliki fungsi-fungsi yang sangat serupa. Dengan demikian, kita bisa menggunakan lebah madu untuk meneliti tentang pengaruh kafein terhadap otak dan perilaku kita sendiri.”

Studi ini sebagian didanai oleh Insect Pollinators Initiative, sebuah yayasan yang khusus mendukung berbagai proyek yang bertujuan meneliti penyebab dan akibat dari adanya ancaman terhadap serangga penyerbuk serta menginformasikan pengembangan strategi mitigasi yang tepat.

Menurunnya tingkat populasi di antara lebah berdampak serius bagi ekosistem alam dan pertanian karena lebah adalah penyerbuk yang penting bagi berbagai jenis tanaman pertanian dan tanaman liar. Jika penurunan ini terus dibiarkan, akan memunculkan risiko yang serius bagi keanekaragaman hayati alam kita dan bagi beberapa produksi tanaman pertanian.

“Dengan memahami bagaimana lebah memilih makanan dan kembali lagi ke beberapa bunga yang sudah dipilihnya, akan membantu menginformasikan cara pengelolaan berbagai lanskap dengan lebih baik,” tutur Profesor Steveson, “Memahami kebiasaan dan preferensi lebah madu bisa membantu dalam menemukan cara untuk menggairahkan kembali spesies ini agar bisa melindungi industri pertanian dan pedesaan kita.”

Kredit: Universitas Newcastle
Jurnal: G. A. Wright, D. D. Baker, M. J. Palmer, D. Stabler, J. A. Mustard, E. F. Power, A. M. Borland, P. C. Stevenson. Caffeine in Floral Nectar Enhances a Pollinator’s Memory of Reward. Science, 2013; 339 (6124): 1202 DOI: 10.1126/science.1228806

Sel yang Ditemukan Dalam Otak Manusia Membuat Tikus Lebih Cerdas


"Kemampuan pengolahan kognitif kita yang rumit muncul bukan hanya karena ukuran dan kompleksitas jaringan kerja saraf kita, tapi juga karena peningkatan kemampuan fungsional dan koordinasi yang dihasilkan oleh glia manusia." 

Sel-sel glia – Suatu keluarga sel dalam sistem saraf pusat otak manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai “pembantu rumah tangga” – ternyata memiliki peran yang lebih besar pada kompleksitas otak manusia. Kesimpulan ini dicapai setelah para ilmuwan menstranplantasikannya ke dalam otak tikus, dan menyaksikan kemampuan kognitif tikus yang meningkat secara signifikan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Stem Cell ini, menunjukkan bahwa evolusi bagian dari glia yang disebut astrosit, mungkin merupakan salah satu peristiwa kunci yang menghasilkan fungsi kognitif lebih tinggi sehingga membedakan kita dari spesies lain.

“Penelitian ini menunjukkan glia tidak saja penting untuk transmisi saraf, tapi juga menunjukkan bahwa perkembangan kognisi manusia dapat merefleksikan evolusi bentuk dan fungsi khusus pada manusia,” tutur ahli neurologi University of Rochester Medical Center (URMC), Steven Goldman, MD, Ph.D., “Kami yakin ini adalah demonstrasi pertama yang menunjukkan bahwa glia manusia memiliki keunggulan fungsional yang unik. Temuan ini juga memberikan kita model dasar baru untuk menyelidiki berbagai penyakit neurologis yang mungkin melibatkan sel-sel tersebut.”

Dalam beberapa tahun terakhir ini para ilmuwan mulai memahami dan menghargai peran sel glia - khususnya astrosit - terhadap fungsi otak. Para peneliti di URMC menjadi pelopor dalam menyibak rahasia astrosit dan menunjukkan bahwa astrosit tidak saja berfungsi mendukung neuron dalam otak, tapi juga berkomunikasi dengan neuron dan sesama astrosit.

“Peran astrosit adalah menyediakan lingkungan yang sempurna untuk transmisi saraf,” tutur Maiken Nedergaard, M.D., M.D.Sc, penulis pendamping dalam studi, “Di saat yang sama, kami mengamati bahwa sel-sel ini telah berevolusi dalam kompleksitas, ukuran dan keragaman – sebagaimana sel ini ada pada manusia – fungsi otak menjadi lebih dan lebih kompleks.” 



  

Pada gambar otak tikus yang sudah ditranplantasikan dengan sel manusia ini, memperlihatkan astrosit manusia dalam warna hijau. (Kredit: University of Rochester Medical Center)

Manusia memiliki astrosit yang jauh lebih berlimpah, lebih besar, dan beragam dibandingkan spesies lainnya. Pada manusia, sebuah astrosit memproyeksikan sejumlah serat yang secara berkesinambungan dihubungkan dengan sejumlah besar neuron, khususnya sipnasis neuron, titik-titik komunikasi di mana dua neuron yang berdampingan saling bertemu. Akibatnya, sebuah astrosit manusia berpotensi untuk mengkoordinasi aktivitas ribuan sinapsis, jauh lebih banyak dari tikus.

Astrosit manusia mungkin berperan penting dalam mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas sinyal yang lebih kompleks dalam otak manusia, dan dengan demikian membantu mengatur fungsi kognitif yang lebih tinggi. Uji coba dalam studi ini menunjukkan bahwa, ketika ditransplantasikan ke dalam otak tikus, glia manusia dapat mempengaruhi pola yang mendasari aktivitas saraf otak.

“Dalam arti yang mendasar, kita berbeda dari spesies yang lebih rendah,” kata Goldman, “Kemampuan pengolahan kognitif kita yang rumit muncul bukan hanya karena ukuran dan kompleksitas jaringan kerja saraf kita, tapi juga karena peningkatan kemampuan fungsional dan koordinasi yang dihasilkan oleh glia manusia.”

“Saya selalu menemukan konsep bahwa otak manusia lebih handal karena kita memiliki jaringan kerja saraf yang lebih kompleks menjadi kemasan kecil yang terlalu sederhana, karena jika Anda menempatkan keseluruhan jaringan kerja saraf dan semua aktivitasnya menjadi satu, maka yang Anda hasilkan adalah super komputer,” ujar Nedergaard, “Namun kognisi manusia jauh dari sekedar pengolahan data, tapi juga [terdiri dari] koordinasi emosi dengan memori yang menginformasikan kemampuan kita yang lebih tinggi terhadap abstrak dan pembelajaran.”

Untuk menentukan apakah kemampuan unik otak manusia ini memang berasal dari sel glial, para meneliti mendampingkan sel-sel ini dengan sel-sel saraf normal pada tikus untuk melihat apa yang terjadi. Hal pertama yang dilakukan adalah mengisolasi progenitor glial manusia – sel dalam sistem saraf pusat yang memunculkan astrosit – dari jaringan otak. Mereka kemudian mentransplantasikannya ke dalam sel-sel otak bayi tikus. Seiring beranjak dewasa, sel glial manusia mengungguli persaingannya dengan sel asli tikus, dan pada saat yang sama meninggalkan jaringan kerja saraf dalam keadaan utuh.

“Sel-sel glia manusia ini pada dasarnya mengambil alih pada titik di mana hampir semua sel progenitor glial dan sebagian besar astrosit dalam tikus berasal dari manusia, dan pada dasarnya berkembang dan berperilaku sama seperti yang terjadi pada otak seseorang,” jelas Goldman.

Tim peneliti kemudian menguji dampak fungsional sel-sel ini bagi otak hewan, khususnya kecepatan dan retensi sinyal antara sel-sel dalam otak serta plastisitasnya – kemampuan otak untuk membentuk memori baru dan mempelajari tugas baru.

Mereka menemukan bahwa dua indikator fungsi otak yang penting secara drastis meningkat pada tikus. Pertama, ketika mengukur fenomena yang disebut gelombang kalsium – kecepatan dan jarak di mana sinyal menyebar di dalam dan di antara astrosit-astrosit yang sebelahan pada otak – para peneliti mencatat bahwa kecepatan transmisi gelombang pada tikus lebih cepat dibanding tikus biasa, dan lebih mirip dengan jaringan otak manusia.

Kedua, para peneliti juga melihat potensiasi jangka panjang (LTP), sebuah proses yang mengukur seberapa lama neuron dalam otak dipengaruhi oleh stimulasi singkat listrik. LTP dianggap salah satu mekanisme molekuler pusat yang mendasari pembelajaran dan memori. Dalam tes ini, para peneliti menemukan bahwa LTP dalam tikus mengalami perkembangan yang lebih cepat dan dan terus bertahan, menunjukkan kemampuan belajar yang lebih baik.

Atas dasar temuan ini, tim kemudian mengevaluasi tikus dengan serangkaian tugas perilaku yang dirancang untuk menguji daya ingat dan kemampuan belajar. Mereka menemukan bahwa tikus mampu belajar dengan lebih cepat dan mengerjakan berbagai variasi tugas dengan lebih cepat dibanding tikus biasa.

“Intinya, tikus yang menunjukkan peningkatan plastisitas dan pembelajaran dalam jaringan kerja saraf yang tersedia ini, pada dasarnya mengubah kemampuan fungsionalnya,” jelas Goldman, “Ini mengatakan pada kita bahwa glia manusia memiliki peran spesies-spesifik dalam kemampuan intelektual dan pengolahan kognitif. Sudah lama kami menduga bahwa hal ini mungkin terjadi, dan ini benar-benar menjadi bukti pertamanya.”

Para peneliti yakin bahwa model hewan yang mereka sebut ‘tikus chimeric glial manusia’ ini, kini menyediakan alat baru bagi komunitas medis untuk memahami dan menangani gangguan neurologis akibat kelainan glial. Hal ini mungkin sangat relevan bagi penyakit saraf dan neuropsikiatri yang lebih banyak terjadi pada manusia dibanding spesies lain. Pada gangguan ini, fitur-fitur astrosit khusus manusia mungkin berperan istimewa pada proses penyakit. Goldman, Nedergaard beserta rekan-rekan lainnya sudah memanfaatkan tikus-tikus ini untuk mempelajari berbagai gangguan neuropsikiatri dan neurodegeneratif manusia yang kemungkinan disebabkan patologi glial.  

Kredit: University of Rochester Medical Center
Jurnal: Xiaoning Han, Michael Chen, Fushun Wang, Martha Windrem, Su Wang, Steven Shanz, Qiwu Xu, Nancy Ann Oberheim, Lane Bekar, Sarah Betstadt, Alcino J. Silva, Takahiro Takano, Steven A. Goldmansend, Maiken Nedergaard. Forebrain engraftment by human glial progenitor cells enhances synaptic plasticity and learning in adult mice. Cell Stem Cell, 2013; DOI:10.1016/j.stem.2012.12.015 

Dari Sumber

Skenario Kiamat Menurut Fisika

Berikut ini akan dipaparkan skenario kiamat dalam fisika lengkap, diawali dari bumi kemudian tata surya. Ternyata prosesnya tidak hanya sekali namun berulang-ulang lho! Pokoknya beda dengan isu kiamat selama ini yang kita dengar! Just for your info, Nabi Adam merupakan penghuni bumi pertama yang ke tujuh? AH YANG BENER?

Mendengar kata kiamat sudah tentu membuat bulu kuduk merinding. Lalu bagaimana bila kiamat sampai terjadi berulang kali? Ternyata dalam kacamata sains hal ini dimungkinkan terjadi. "Ya, dalam pandangan sains ini dimungkinkan," kata fisikawan Febdian Rusydi.

Febdian mengungkapkan di kalangan ilmuwan ada sebuah humor yang berhubungan dengan hal ini. Nabi Adam yang disebutkan sebagai bapaknya manusia bukan hanya satu. "Ada yang bilang Nabi Adam kita yang sekarang itu yang ketujuh," candanya.

Benarkah hal di atas cuma bercanda? Baca tuntas skenario lengkap kiamat dalam fisika. Yang jelas bukan versi kiamat 
selama ini yang kita dengar.

Kiamat Bisa Terjadi Berulang-ulang

Febdian menjelaskan salah satu teori yang menyebabkan kiamat adalah matahari yang terus membesar dan akhirnya memakan planet, istilahnya red giant. Matahari yang tergolong bintang ini akan kehabisan bahan bakar dan terus berkembang sampai meledak (supernova). Supernova ini akan menghasilkan debu kosmik yang merupakan cikal bakal bintang dan planet yang baru. Siklus ini menurut Febdian terjadi berulang-ulang dan menjadi dasar pemikiran ilmiah kenapa kiamat bisa terjadi berulang-ulang. Febdian mengatakan sekarang ilmuwan di Amerika dan Eropa tengah meneliti temuan supernova di angkasa untuk membuka selubung ini. "Tapi proyeknya lama, ini bisa beribu-ribu tahun. Nggak bisa singkat," tuturnya. Selain itu ilmuwan juga menyelidiki sebuah white dwarf, yakni bekas red giant yang tidak meledak. Benda tersebut dinamakan Sirius-B yang massanya 300 ribu kali massa planet bumi. "1 Sendok white dwarf setara dengan 5 ton," tandasnya.

Kiamat Pertama Kali Terjadi di Bumi

Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. "Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi," kata penyandang gelar master bidang teknik fisika itu.

Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. Febdian mengatakan dirinya mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar dari rumah saat gempa berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa waktu lalu. "Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.

Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan.

Kiamat Kedua Terjadi di Tata Surya

Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara fisika adalah kiamat di tata surya kita. Hal ini terjadi karena ukuran Matahari yang kian membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi. "Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3 menit," kata ahli fisika Febdian Rusydi.

Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan bakarnya, yakni hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk melakukan reaksi fusi nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom berat. "Dan hidrogen itu jumlahnya di permukaan matahari terbatas," ujar pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Airlangga itu. Saat hidrogen habis, inti Matahari akan terus mengecil dan kian masif bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus membesar sehingga menjadi Red Giant.

Jika perkembangannya sudah maksimal maka Matahari akan meledak dan terjadilah peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi debu-debu kosmik, cikal bakal bintang baru. Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan membentuk awan molekul raksasa. Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya membentuk bola (Nebula). Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid dan bagian luar terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian terluar membentuk gugusan planet. Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi sains menunjukkan matahari akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi.   

Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At Takwiir:1-2).

Pembelajaran Fisika menurut Filsafat Konstruktivisme

Belajar merupakan proses perubahan, perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 

Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa elemen penting yang terdapat di dalamnya. Adapun elemen tersebut yaitu :
  1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi cara berpikir (kognitif), cara bersikap (afektif) dan perbuatan (psikomotor),
  2. Menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan, 
  3. Siswa diumpamakan sebagai sebuah botol kosong yang siap untuk diisi penuh dengan pengetahuan, dan siswa diberi bermacam-macam materi pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya (Kusairi, 2000:1).  
Menurut filsafat konstruktivisme oleh Suparno (1997:15) menyatakan bahwa ”pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) siswa sendiri yang sedang belajar “. Pengetahuan seseorang tentang anjing adalah bentukan siswa sendiri yang terjadi karena siswa mengolah, mencerna dan akhirnya merumuskan pengertian tentang anjing.

Jadi menurut filosofi konstruktivisme pengetahuan merupakan bentukan (konstruksi) dari orang yang sedang belajar, yaitu dengan mengembangkan ide-ide dan pengertian yang dimiliki oleh pribadi orang belajar tersebut. Dengan cara ini siswa dapat menjalani proses mengkonstruksi pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar proses pembentukan pengetahuan dapat berkembang dengan baik, maka kehadiran pengalaman menjadi sangat penting untuk tidak membatasi pengetahuan siswa. Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya oleh siswa ini dapat memunculkan atau mendorong terhadap siswa untuk mencari dan menemukan pengalaman baru. 

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menekankan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa sendiri dinamakan pembelajaran konstruktivisme. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak agar siswa bukan hanya mampu mengumpulkan banyak fakta, melainkan siswa mampu menemukan sesuatu pengetahuan dan mengalami perkembangan berpikir. 

Pengetahuan-pengetahuan yang didapat oleh masing-masing siswa dibawa ke dalam diskusi kelas, kemudian dipecahkan dan dibahas bersama-sama di dalam kelas.
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan moderator, tugasnya adalah merangsang dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Jelas sekali bahwa pembelajaran konstruktivisme adalah bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran siswa yang aktif dan kritis.

Proses Pembelajaran Fisika
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Pelajar harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan dan lain-lain untuk membentuk konstruksi baru. Pelajar harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu. Belajar yang berarti terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik pengertian, dan dalam proses memperbaharui tingkat pemikiran yang tidak lengkap (Fosnot dalam Suparno, 1997:62).  

Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang pelajar untuk mengerti sesuatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Hilgrad (dalam Nasution, 1992:39) mengatakan bahwa “belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan”, misalnya perubahan karena mabuk/minum ganja bukan termasuk hasil belajar. 

Suparno (1997:61) mengatakan bahwa kaum konstruktivis menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti baik teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

  • Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
  • Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi baik secara kuat maupun lemah.
  • Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu sendiri (Fosnot dalam Suparno, 1997:19), suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
  • Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk mengacu belajar.
  • Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya (Bettencourt dalam Suparno, 1997:20).
Dari uraian di atas dapat didefinisikan bahwa ciri-ciri kegiatan belajar merupakan sesuatu yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku, keterampilan dan sikap pada diri individu yang belajar. Perubahan ini tidak harus segera tampak setelah proses pembelajaran, tetapi akan tampak pada kesempatan yang akan datang. Perubahan yang terjadi disebabkan oleh adanya suatu usaha yang disengaja. 

Fisika sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lebih banyak berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan data, mengukur, menghitung, menganalisis, mencari hubungan, menghubungkan konsep-konsep, semuanya ditujukan pada satu penyelesaian soal. Oleh karena itu, belajar fisika dengan prestasi tinggi, seharusnya tidak hanya menghapal teori, definisi dan sejenisnya, tetapi memerlukan pemahaman yang sungguh-sungguh.  

Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka. 

Untuk meningkatkan hasil dan proses pembelajaran fisika tentu saja diperlukan metode pengajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan materi fisika. Pendekatan dan metode ini juga harus dapat menampilkan hakekat fisika sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk ilmiah.

Inspirasi dari Mohammad Natsir

Pria yang lahir di Alahanpanjang, Solok, Sumatera Barat tanggal 17 Juli 1908 ini sosoknya lebih dikenal sebagai politisi dan aktivis dakwah. Namun sesungguhnya, pendidikan menjadi perhatian utama sepanjang hayatnya. Baginya pendidikan adalah fondasi utama untuk membangun peradaban dan kemajuan umat.

Pengalaman pendidikannya yang beragam mulai dari sekolah Belanda, pengajian di surau, sampai belajar agama secara khusus kepada A. Hassan, guru utama Persatuan Islam, di Bandung membawanya pada pemikiran-pemikiran penting dalam dunia pendidikan. Pergaulannya dengan para aktivis dan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia semakin menajamkan pandangannya terhadap kondisi riil yang dihadapi umat dan bangsanya.

Cita-cita pendidikan Natsir tersimpul pada satu prinsip dasar, yaitu bahwa pendidikan harus berdasarkan “tauhid”. Pendidikan yang berdasar tauhid ini bukan hanya pendidikan yang mengajarkan agama an sich, melainkan yang mampu memberi dasar pengetahuan Islam yang kuat kepada seluruh pelajar Muslim, apapun yang dipelajarinya; dan pada saat yang sama harus dikembangkan berbagai kepakaran di berbagai lapangan kehidupan. Itu artinya Islam dijadikan basis nilai fundamental dalam pengembangan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Apa yang dipikirkannya itu langsung ia praktikkan. Tahun 1927 ia mendirikan Pendidikan Islam (Pendis) yang membuka HIS, MULO, dan Kweekschool (Sekolah Guru). Bedanya dengan sekolah-sekolah yang sama saat itu adalah pada kurikulum. Natsir merancang pengajaran agama secara intensif di sekolahnya. Ia berharap lulusannya nanti tidak hanya menguasai ilmu-ilmu “umum”, namun lebih dari itu memiliki pengetahua agama ang memadai sebagai pegangan nilai dalam kehidupannya.

Pada saat yang sama Natsir pun men-support didirikannya Pesantren Persatuan Islam oleh A. Hassan, gurunya, pada tahun 1936. Pesantren ini memang menyiapkan calon-calon ahli agama, namun disamping itu diharapkan mereka pun menguasai isu-isu kontemporer yang berkembang. Oleh sebab itu, di pesantren A. Hassan, Natsir diberi tugas untuk mengajarkan pengetahuan-pengetahun umum kepada para santrinya seperti ilmu alam dan ilmu sosial. Tentu saja dalam kadarnya sebagai pengetahuan pelengkap bagi para calon ustadz dan kiai agar cakrawala pandangnya semakin luas.

Prinsip inilah yang terus menginspirasinya di dunia pendidikan. Saat aktif di politik bersama Masyumi, salah satu yang berhasil ia perjuangkan bersama kawan-kawannya adalah mewajibkan pelajaran agama di sekolah-sekolah umum. Sejak ia menjadi perdana menteri tahun 1950, kebijakan itu diangkat menjadi Peraturan Pemerintah yang baru setahun kemudian(Kabinet Sukiman) disahkan. Tidak hanya itu, Natsir ikut juga memprakarsai berdirinya Universitas Islam Indonesia (sebelumnya Sekolah Tinggi Islam tahun 1945), universitas Islam pertama di Indonesia di Jakarta. Universitas ini menggambarkan bagaimana usaha integrasi ilmu seperti yang dipikirkannya.

Setelah tidak aktif lagi di politik, perhatiannya terhadap dunia pendidikan semakin tampak. Melalui anjurannya dan bahkan tidak jarang ia ikut andil langsung, berdirilah universitas-universitas Islam di berbagai kota besar: Medan, Jakarta, Bandung, Makassar, dan sebagainya. Melalui Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) yang didirikannya pada tahun 1967, ia pun menggagas pembaruan kurikulum pesantren. Salah satu tokoh pesantren yang digandengnya adalah K.H. Soleh Iskandar bari Bogor yang dipercaya memimpin lembaga kordinasi pesantren BKSPPI (Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia).

Salah satu yang paling monumental adalah gagasannya tentang “dakwah kampus”. Natsir melihat bahwa mahasiswa yang belajar di PT-PT umum, terutama PTN favorit, masih belum terjamah “dakwah”. Melalui training-training bagi dosen-dosen agama dan mahasiswa, Natsir mempersiapkan kader-kader dakwah kampus. Tujuannya satu: agar mahasiswa yang belajar “ilmu-ilmu umum” memiliki pengetahuan agama memadai. Sebab, Natsir tahu bahwa gelombang sekularisme di PT umum yang ada saat itu begitu kuat sehingga agama dikesampingkan.

Atas prakarsa Natsir inilah lahir intelektual-intelektual Islam baru. Mereka berasal dari PT umum seperti UI, ITB, UGM, IPB, Unpad, Undip, Unair, dsb. Kepakaran mereka adalah bidang sains, namun pemahaman mereka terhadap agama cukup memadai sehingga mereka dapat tampil sebagai pemimpin-pemimpin Islam yang penuh komitmen terhadap keislamannya. Secara tidak langsung, melalui gerakannya ini, Natsir telah membuka jalan menuju Islamisasi ilmu-ilmu pengetahuan kontemporer yang sekuler.

Belajar Fisika Secara Islami


“Apakah Ilmu Fisika mungkin dipelajari tidak secara Islami?” Dengan kata lain, “Apakah ada cara mempelajari Fisika yang Islami atau tidak Islami?”. 
Pertanyaan ini tidak mudah dijawab, terutama karena ada kesalahfahaman yang menggelayuti banyak orang tentang konsep dan proses Islamisasi ilmu kontemporer. Masih ada saja yang membayangkan bahwa Islamisasi sains berarti membuat “pesawat terbang Islam”, atau “mesin islam”. Atau, masih ada juga yang mengira bahwa Islamisasi hanyalah semata-mata berarti “mencocok-cocokkan” atau menjustifikasi ayat al-Qur’an dengan temuan sains atau sebaliknya (lihat tulisan Budi Handrianto “Meluruskan Konsep Islamisasi Sains”).

Jika memang ada cara tertentu untuk mempelajari Fisika secara Islami, pertanyaan selanjutnya, “Apa perlunya mempelajari ilmu Fisika secara Islami? Hal ini dapat dijawab dari dua sisi. Pertama, bahwa dalam Islam, tujuan utama dari setiap pendidikan dan ilmu adalah tercapainya ma’rifatullah (mengenal Allah, Sang Pencipta), serta lahirnya manusia beradab, yakni manusia yang mampu mengenal segala sesuatu sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah.

Tak terkecuali saat seorang Muslim mempelajari Ilmu Fisika. Ia tak hanya bertujuan semata-mata untuk menghasilkan terobosan-terobosan sains atau temuan-temuan ilmiah baru; bukan pula menghasilkan tumpukan jurnal-jurnal ilmiah semata-mata atau gelimang harta kekayaan saja. Tapi, lebih dari itu, seorang Muslim melihat alam semesta sebagai ayat-ayat Alllah. “Ayat” adalah tanda.Tanda untuk menuntun kepada yang ditandai, yakni wujudnya al-Khaliq. Allah menurunkan ayat-ayat-Nya kepada manusia dalam dua bentuk, yaitu ayat tanziliyah (wahyu yang verbal, seperti al-Quran) dan ayat-ayat kauniyah, yakni alam semesta. Bahkan, dalam tubuh manusia itu sendiri, terdapat ayat-ayat Allah.

Allah memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak mampu menggunakan potensi inderawi dan akalnya untuk mengenal Sang Pencipta. Mereka disebut sebagai calon penghuni neraka jahannam dan disejajarkan kedudukannya dengan binatang ternak, bahkan lebih hina lagi (QS 7:179).

Binatang ternak bekerja secara profesional sesuai bidangnya masing-masing. Dengan itu, ia mendapat imbalan untuk menuruti syahwat-syahwatnya. Makan kenyang, bersenang-senang, istirahat, lalu mati. “Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang dan makan-makan (di dunia) seperti layaknya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS 47:12).

Kedua, tujuan pendidikan nasional adalah bahwa ia harus menghasilkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,..”. Pertanyaannya, “Apakah pendidikan dan pengajaran sains sudah ditujukan membentuk manusia beriman, bertakwa dan berakhlak mulia?”, “Apakah buku-buku pelajaran dan buku-buku teks Fisika sudah ditujukan untuk hal tersebut?” 


Mempelajari Ilmu Fisika secara Islami dimulai dari Islami atau tidaknya fikiran seorang fisikawan. Bagaimana cara pandang seorang fisikawan terhadap alam, bagaimana konsep ia tentang ilmu, dan bagaimana konsepnya tentang Tuhan. Cara pandang inilah yang menentukan apakah ia mempelajari sains secara islami atau tidak, dan cara pandang inilah yang dikenal sebagai pandangan-alam (worldview). Fikiran seorang fisikawan akan memahami benar bahwa ada keterkaitan yang erat antara ilmu (‘ilm), alam (‘alam), dan Pencipta (al-Khaliq).

Kata ‘ilm sendiri berasal dari kata dasar yang terdiri, ‘a-l-m, atau ‘alam. Makna yang dikandungnya adalah ‘alaamah, yang berarti “petunjuk arah”. Menurut al-Raghib al-Isfahani al-‘alam adalah “al-atsar alladzi yu’lam bihi syai’” (jejak yang dengannya diketahui sesuatu). Dalam karyanya Knowledge Triumphant The Concept of Knowledge in Medieval Islam, Rosenthal memberikan pandangan tentang adanya keterkaitan erat secara bahasa antara ilmu pengetahuan dengan petunjuk jalan yaitu bahwa, the meaning of “to know” is an extension, peculiar to Arabic, of an original concrete term, namely, “way sign.”…the connection between “way sign” and “knowledge” is particularly close and takes on especial significance in the Arabian environment.

Mengenai keterkaitan antara adanya Pencipta dengan alam, sangat menarik jika kita simak pandangan Dr. Mohd. Zaidi Ismail, pakar Islamic Science, bahwa prototipe dari Natural Science khususnya dalam arti modernnya, dalam tradisi keilmuan dan sains Islam disebut sebagai ‘ilm al-tabii’ah (the science of nature). Kata al-tabii’ah tidak seperti kata bahasa Inggris “nature (alam)” yang menyiratkan keabadian dunia, diambil dari akar kata t-b-’a atau tab’a, yang berarti “dampak atas sesuatu (ta’thir fii…), “penutup (seal), atau “jejak (stamp)” (khatm), maka ia menyiratkan “sifat atau kecenderungan yang dengannya makhluk diciptakan” (al-sajiyyah allatii jubila ‘alayha). Semua arti tersebut “mengasumsikan” adanya Sang Pencipta.

Jadi alam tidak dipelajari semata-mata karena alam itu sendiri, namun alam diteliti karena ia menunjukkan pada sesuatu yang dituju yaitu mengenal Pencipta alam tersebut. Sebab alam adalah “ayat” (tanda). Fisikawan yang mempelajari alam lalu berhenti pada fakta-fakta dan data-data ilmiah, tak ubahnya seperti pengendara yang memperhatikan petunjuk jalan, lalu ia hanya memperhatikan detail-detail tulisan dan warna rambu-rambu itu. Ia lupa bahwa rambu-rambu itu sedang menunjukkannya pada sesuatu.

Hal ini sejalan dengan makna ilmu dalam Islam seperti ditunjukkan oleh Jurjani dalam at-Ta’rifaat bahwa ilmu adalah “hushuul shurat asy-Syai’ fi al-‘Aql” (sampainya makna sesuatu pada akal) namun juga “wushul an-nafs ilaa ma’na asy-syai’” (tibanya jiwa pada makna sesuatu). Sejalan dengan hal ini, pakar Filsafat Sains, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas menjelaskan:
“Pada hakikatnya sesuatu itu, seperti juga kata, adalah sebuah petunjuk (tanda) atau simbol, dan petunjuk atau simbol adalah sesuatu yang dzhair dan tak terpisahkan dari sesuatu yang lain yang tak dzahir. Sehingga tatkala yang pertama itu sudah dapat ditangkap, dan yang bersifat dengan sifat yang sama dengan yang pertama itu tadi dapat diketahui. Oleh sebab itu kami telah mendefisnisikan ilmu secara epistemologis sebagai sampainya arti sesuatu itu ke dalam jiwa, atau sampainya jiwa pada arti sesuatu itu. “Arti sesuatu itu” berarti artinya benar, dan apa yang kami anggap sebagai arti yang ”benar” itu, pada pandangan kami ditentukan oleh pandangan Islam (Islamic vision) tentang hakikat dan kebenaran sebagaimana yang diproyeksikan oleh sistem konseptual al-Qur’an.

Ketercerabutan “makna” dan peran alam sebagai “ayat”, sesungguhnya merupakan dampak dari sekularisme sebagaimana disebutkan Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas dalam karya besarnya, Islam and Secularism. Sekularisme telah menyebabkan dicabutnya kesakralan alam dan hilangnya pesona dari alam tabii (disenchantment of nature). Akibatnya alam tak lebih dari sekedar objek, tak punya makna dan tak ada nilai spiritual (lebih lanjut lihat tulisan Wendi Zarman “Fisika dan Metafisika Islam Perlu Disatukan Lagi”)

Konsep-konsep inilah yang akan membentuk cara pandang Fisikawan Muslim, dan dari pandangan-alam (worldview) inilah Fisika bisa dipelajari secara Islami. Aspek-aspek lain dalam dunia ilmiah seperti kejujuran ilmiah, “objektifitas”, sikap ilmiah seperti menerima kritik, mengakui kesalahan dan menerima kebenaran, lahir dari pandangan-alam ini. Sikap ilmiah dalam Islam bukan lahir semata-mata dari etika ilmiah itu sendiri, namun ia lahir dari suatu pandangan-alam (worldview) dan sebagai hasil dari pengenalannya terhadap Pencipta alam (ma’rifatullah). Worldview inilah yang telah membentuk pribadi para saintis Muslim terdahulu beserta karya-karya besar mereka yang gemilang (lihat “Fisikawan Muslim Mengukir Sejarah”, John Adler). 


Konsep Adab terhadap alam juga kemudian lahir dari pandangan-alam Islam (Islamic worldview) ini. Dengannya, seorang saintis akan memperlakukan dan memanfaatkan alam dengan adab yang benar. Lalu lahirlah konsep sikap ramah lingkungan yang Islami, yang didasarkan bukan semata-mata karena alasan keterbatasan sumber daya alam, namun kesadaran bahwa alam ini bukanlah milik manusia, namun ia adalah amanah dan sekaligus juga ayat-ayat Allah. Hanya dengan pandangan-alam seperti inilah, akan lahir manusia beradab dan berakhlak, seperti yang dicita-citakan dalam tujuan pendidikan kita saat ini. 

Prof. Naquib al-Attas mengingatkan, bahwa hilangnya adab terhadap alam – sebagai ayat-ayat Allah – inilah yang telah menyebabkan kerusakan besar di alam semesta. Belum pernah terjadi dalam sejarah manusia, alam mengalami kerusakan seperti saat ini, di mana ilmu pengetahuan sekuler merajai dunia ilmu pengetahuan. Akar kerusakan ini adalah ilmu pengetahuan (knowledge) yang disebarkan Barat, yang telah kehilangan tujuan yang benar. 


Ilmu yang salah itulah yang menimbulkan kekacauan (chaos) dalam kehidupan manusia, ketimbang membawa perdamaian dan keadilan; ilmu yang seolah-olah benar, padahal memproduksi kekacauan dan skeptisisme (confusion and scepticism). Bahkan ilmu pengetahuan sekuler ini untuk pertama kali dalam sejarah telah membawa kepada kekacauan dalam ‘the Three Kingdom of Nature’ yaitu dunia binatang, tumbuhan, dan mineral.  


Menurut al-Attas, dalam peradaban Barat, kebenaran fundamental dari agama dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut dinegasikan dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia. Manusia akhirnya dituhankan dan Tuhan pun dimanusiakan. (Man is deified and Deity humanised). (Lihat, Jennifer M. Webb (ed.), Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society, (Victoria, The Cranlana Program, 2002), 2:231-240).

Sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan sangat pesat, Ilmu Fisika terbukti telah membawa banyak manfaat bagi umat manusia. Wajib sebagian kaum Muslim menguasai ilmu ini. Tetapi, cara pandang dan cara belajar seorang Muslim akan berbeda dengan yang lain. Sebab, bagi Muslim, alam semesta adalah ayat-ayat Allah, yang dipelajari – bukan sekedar untuk mengungkap temuan-temuan baru – tetapi juga untuk mengenal Sang Pancipta.

MENGAPA HARUS EDMODO?

Banyak siswa belum  memahami dan mengerti apa yang dimaksud dan tujuan dari diterapkan sistem pembelajaran online dengan media social online Edmodo. Seiring dengan rasa penasaran dari siswa itu sendiri, tidak sedikit mereka melontarkan pertanyaan kepada saya tentang “mengapa harus Edmodo, mengapa tidak dengan yang lainnya?”.

Pertanyaan yang sangat menarik sekali sehingga membuat saya tetap terpacu dan semangat didalam menyampaikan materi, quiz, berinteraksi, dan mengoptimalkan Edmodo saya. Didalam internet, banyak sekali tersedia Media Sosial yang digunakan untuk pembelajaran online, contoh: facebook, twitter, skype, yahoo messenger, group google, edmodo, moodle, dan lain sebagainya. 

Mengapa harus Edmodo? 
Edmodo merupakan Media social yang lebih banyak fitur dibanding yang lain, dan edmodo sudah memisahkan antara pengguna seorang guru, dan pengguna seorang siswa dimana setiap kelas yang dibuat oleh seorang pengajar itu sudah diberikan kode group masing-masing, sehingga siswa yang lain serta tergabung pada edmodo tidak bisa mengakses kelas tersebut, karena sebelumnya mereka harus memasukkan kode tersebut pada pilihan join. Kode tersebut berfungsi sebagai jembatan atau penghubung untuk bergabung pada kelas yang dibuat oleh guru/dosen. Didalam pembelajaran online dengan edmodo, sangat terlihat hubungan korelasi antara guru/pengajar dan siswa, bahkan orang tua murid bisa memantau secara continue tentang perkembangan minat belajar anak mereka.Edmodo adalah sebuah situs yang diperuntukan bagi pendidik untuk membuat kelas virtual. Situs tersebut gratis dan gampang digunakannya selama seorang guru dan murid bisa terhubung dengan internet. 

Edmodo adalah sebuah jawaban bagi sebuah ruang kelas virtual yang nyaman dan aman, dikarenakan:
  • Siswa bisa berinteraksi dalam pantauan gurunya (bebas cyber crime dan cyber bullying). Guru bisa ‘mengunci’ siswa dengan demikian ia hanya bisa membaca dan tidak bisa berkomentar pada seisi ‘kelas’ namun tetap ia bisa berkomunikasi langsung dengan gurunya.
  • Tidak ada orang luar yang bisa masuk dan melihat kelas virtual yang dibuat oleh seorang guru tanpa mendapat kode khusus dari guru yang bersangkutan
  • Guru bisa memulai pertanyaan, menaruh foto atau video, menaruh presentasi bahan ajar, yang kesemuanya bebas untuk diunduh oleh siswa dan dikomentari
  • Murid bisa kembali kapan saja untuk mengulang materi yang diberikan gurunya, bahkan PR bisa diberikan melalui edmodo. Murid juga bisa mengumpulkan PR nya lewat edmodo, tinggal unggah saja.
  • Edmodo bisa dipadukan dengan situs lain seperti wall wisher, glogster dan lain sebagainya.
  • Guru bisa menaruh nilai dari pekerjaan siswa sebagai acuan bagi siswa. 
  • Kelas virtual yang dibuat seorang guru tidak terbatas, guru bisa menaruh bahan ajar untuk digunakan di angkatan atau tahun ajaran berikutnya
  • Siswa bisa bekerja sama dengan siswa lain dalam grup kecil yang dibentuk oleh gurunya. Saat mengerjakan sebuah proyek bersama mereka bisa menaruh semua dokumen yang diperlukan dalam pengerjaannya.
  • Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas dari guru dengan didampingi oleh orang tuanya
  • Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas dari gurunya dimanapun dan kapanpun selama jaringan internet dapat diaksesnya
  • Edmodo memungkinkan guru menaruh bahan ajar yang sangat berguna bagi siswa yang tidak masuk atau berhalangan saat melakukan tatap muka.
  • Siswa yang pendiam bisa bebas berkata-kata dan berpendapat tanpa khawatir dipermalukan, sementara si anak tipe aktif bisa posting pertanyaan kapan saja asal ia terhubung dengan internet.
  • Guru bisa mengajarkan tata cara yang berlaku di dunia maya seperti cara berkomentar dan sederet tata krama di dunia maya yang perlu siswanya ketahui.
  • Guru dapat menyematkan badge-badge yang bertujuan untuk memberikan kebanggaan kepada siswa, memotivasi dan menginspirasi siswa-siswa
  • Guru dapat melayani siswa selama 24 jam penuh, karena Edmodo dapat diakses melalui Laptop, Smartphone selama ada akses internet
  • Guru dapat dengan mudah merevoke atau menyematkan kembali bedge-badge tersebut manakala sudah tidak tepat atau relevan kembali untuk siswanya
  • Guru dapat mengunci quiz-quiz yang dapat digunakan untuk melatih ketepatan pengerjaan quis siswa, sehingga dapat menanamkan kedisiplinan
  • Guru dapat langsung berinteraksi dengan oarang tua siswa (Parent) jika kode penghubungnya diberikan
  • Edmodo dapat dijadikan ajang silatur rahmi dengan siswa-siswa yang pernah tergabung dalam groupnya, selama group tersebut tidak dihapuskan
  • Interaksi di Edmodo umumnya berkisar tentang pendidikan, guru dan siswa, tidak seperti di FB atau Twitter yang begitu bebas dan terbuka
  • Kontrol penuh ada dipihan Owner/Guru, sehingga guru mampu mengendalikan arah penggunaan Edmodo
  • Interaksi dalam Edmodo begitu cepat, karena para Distric Office selalu merespon dengan cepat manakala ada masalah yang dihadapi oleh guru-guru.
  • Tentu saja, masih banyak yang lain yang belum saya sebutkan karena keterbatasan pengetahuan saya
Melihat uraian diatas, edmodo adalah media yang tepat untuk diterapkannya pembelajaran online, karena media tersebut sudah banyak sekali yang menggunakannya di dalam pendidikan jarak jauh/online. 

Pada SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo, tidak semua kelas terhubung dengan internet sehingga ini bisa dikatakkan sebagai kendala agar siswa bisa secara langsung mempraktekkan penggunaan edmodo itu sendiri. Mudah-mudahan pemerintah begitu peduli dengan peran internet dalam pendidikan, sehingga nantinya internet dapat secara leluasa dinikmati oleh setiap siswa dinegeri ini. 

Tapi semangat saya sesuai dengan apa yang saya pikul adalah tugas Negara yang bertujuan untuk mendidik anak bangsa dalam berkreatif dan menyerap ilmu dengan internet, tetap akan saya laksanakan semaksimal mungkin. Internet begitu bermamfaat, karena didalam internet terdapat banyak sekali materi pembelajaran yang disajikan secara gratis dan ini merupakkan metodologi yang harus dimanfaatkan oleh siswa itu sendiri.

Cara Memotivasi Diri dalam Belajar

Motivasi Belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Dengan kata lain tergantung kepada cita-cita yang hendak diraih oleh seseorang dalam hidupnya. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya. 

1. Faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya:
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:

  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. 
2. Stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: 


Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. 


Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan. 

3. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita: 


Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. 

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.

Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya. 

Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com 

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

Cari Motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.
Semoga bermamfaat ...