aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Rabu, 29 Agustus 2012

Fungsi Gunung

    


Magma yang keluar dari dalam perut bumi mengandung mineral dan unsur hara yang menyuburkan tanah. Disamping itu gunung juga mengatur iklim lokal seperti suhu dan curah hujan. Tanpa adanya gunung berapi, maka daerah tersebut akan menjadi kering dan tandus. Sebagai contoh adalah gurun.
Curah hujan tertinggi adalah di wilayah gunung karena gunung membuat lembab disekitarnya. Sungai-sungai umumnya berhulu di gunung karena hal ini. Karena gravitasi, air mengalir dari gunung sampai ke lebah dan akhirnya ke laut. Penguapan di lautan terjadi untuk membentuk awan. Awan terbawa ke areal gunung mengalami penurunan suhu disana kemudian menjadi titik-titik air yang disebut hujan. Begitu seterusnya.
 
Gunung didefinisikan sebuah  bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya dan Ensiklopedi Britannica mensyaratkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung. Beberapa waktu yang lalu, letusan Eyjafjallajokull di Islandia  telah menggusarkan negara Eropa dan dunia saat letusan pertama terjadi yang menghamburkan debu setinggi 11 kilometer ke udara dan menghalang banyak penerbangan ke Eropah. Selama enam hari larangan itu, penerbangan dunia mengalami kerugian AS$1.7 bilion. Belum lagi kerugian lain dikaitkan dengan penundaan penerbangan.

Pemberitaan diatas adalah kerugian-kerugian yang timbul akibat adanya gunung “yang meletus”. Perlu kiranya kita melihat keberadaan gunung dari sisi kemanfaatan atau fungsinya.

Fungsi Gunung antara lain :
1). Penahan Goncangan
QS An Nahl 015
Artinya : “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”QS Al Anbiyaa’ 031
Artinya : ” Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”

Memangnya bumi kita bergoncang ?
Setelah peristiwa tsunami di Aceh yang demikian menghancurkan dan ramai di pemberitaan serta seminar, terbukalah wawasan masyarakat Indonesia tentang istilah lempeng tepatnya lempeng indo-australi dan eurasia. Lempeng-lempeng tersebut ‘mengapung’ seperti perahu di atas cairan yang kental (pada lapisan mantel) dan terus bergerak dan terjadi tabrakan atau tumbukan antar mereka sehingga terjadi goncangan.
Struktur bumi dari yang paling dalam, Inti dalam, Inti Luar, Mantel dan Kerak Bumi. Lapisan Inti dalam merupakan lapisan yang paling panas, berurutan menurun suhunya sampai kerak bumi. Kita tengok struktur internal bumi yang kita huni sekarang ini !
  
Pada lapisan mantel (mantle)  berupa cairan kental, sedangkan kerak bumi berupa lapisan yang keras yang “mengapung” diatas mantel adalah kerak bumi dimana lempeng benua dan samudra berada. Lempeng-lempeng tersebut dan batasnya dapat kita lihat pada gambar berikut !



Batas bergaris merah menunjukkan adanya tumbukan sedangkan garis hijau lempeng terus menjauh. Dua lempeng yang mengalami tumbukan salah satunya dapat digambarkan seperti pada gambar berikut !

Terlihat munculnya deretan gunung berapi pada daerah tumbukan lempeng tersebut.
 
Dan di daerah tersebut akan sering mengalami goncangan-goncangan atau gempa bumi. Dari peristiwa diatas lokasi-lokasi gunung berapi dan  gempa bumi di bumi sebagaimana gambar berikut !

Keberadaan gunung bertanda segitiga merah, sedangkan lokasi gempa bumi pada lingkaran hitam. Pada peristiwa tumbukan diatas, bagian benua yang lebih tebal seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. Dengan perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak. Fungsi/peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai “pasak” dalam Al Qur’an Surat An Nabaa Ayat 7 “dan gunung-gunung sebagai pasak?

Al Qur’an menyebut gunung dengan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama kata jamak ‘jibal’ dan disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal ‘jabal’ disebut enam kali dan yang kedua kata ‘rawasi’ yang diulang sebanyak 10 kali.

Menurut Rosihan dan Fadlullah, istilah jabal lebih bersifat umum, sedangkan rawasi kemungkinan dimaksudkan khusus untuk menyebutkan gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi. Hal ini dikuatkan pula oleh makna dasar dari-pada kata berkenaan. Kata rawasi bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang bergoncang menjadi diam, dalam hal ini benda yang bergoncang adalah bumi.

Penggunaan isim makrifat (al) yang mendahului kata ard dalam Surah Al-Nahl ayat 15. Isim (kata benda) ini menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bahagian tertentu daripada bumi. Ini bererti ‘gunung’ dimaksudkan dalam ayat berkenaan tidak terdapat di seluruh permukaan bumi, akan tetapi hanya pada wilayah tertentu. Wilayah berkenaan kemungkinan adalah batas-batas lempeng.

Bahagian lain setelah kata rawasi dalam ayat ini adalah perkataan an tamiida bikum yang bermakna ‘supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu.’ Perkataan ini mungkin menunjukkan ‘gunung’ yang dibicarakan dalam ayat itu ialah gunung berada dekat dengan permukiman manusia, yakni gunung-gunung di batas lempeng konvergen. Gunung di bawah laut (batas lempeng divergen) mungkin tidak termasuk dalam ‘gunung’ yang dibicarakan ayat ini.

2). Penyalur Pembuangan Tenaga Panas Bumi
Dengan adanya gunung pula ( gunung berapi), maka panas bumi yang berlebihan dapat tersalurkan sehingga gunung berfungsi pula sebagai penyalur pembuangan panas bumi

3). Menjaga Keseimbangan Panas antara Kutub dan Katulistiwa
Perbedaan suhu antara daerah kutub dan khatulistiwa adalah sebesar 120o C. Andaikan perbedaan panas ini terjadi pada permukaan yang rata, akan terjadi pergerakan atmosfer yang hebat. Badai hebat dengan kecepatan 1.000 km/jam akan menjungkirbalikkan dunia, menghancurkan keseimbangan atmosfer dan atmosfer akan buyar.

Bumi memiliki permukaan yang tidak rata, dan permukaan ini menghalangi timbulnya arus udara kuat ang bisa terjadi akibat perbedaan panas. Ketidakrataan ini dimulai dengan Pegunungan Himalaya antara Cina dan anak benua India, dilanjutkan dengan Pegunungan Taurus di Anatolia, dan mencapai pegunungan Alpens di Eropa melalui rangkaian gunung menghubungkan Laut Atlantik di barat dan Laut Pasifik di Timur. Di lautan, kelebihan panas yang terbentuk di khatulistiwa akan diteruskan ke utara dan selatan dengan emanfaatkan badan air ini, sehingga perbedaan panas ini seimbang.

4). Penyubur tanah.

5). Berperan dalam siklus aliran air.
Jadi semua yang telah diciptakan oleh Allah SWT tidak ada yang sia-sia tetapi membawa manfaat. Semua yang ada di langit atau di bumi dapat kita mencoba pelajari untuk memetik hikmah semoga meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Sang Maha Pencipta.
QS Yusuf 105
Artinya : “ Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”

Koleksi Foto Kenanganku :

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 





Menyukai Fisika Lewat Imajinasi


 
Imajinasi lebih utama daripada pengetahuan. Pengetahuan bersifat terbatas. Imajinasi melingkupi dunia.….(Albert Einstein).

Berbicara tentang fisika dapat menimbulkan tanggapan yang beragam. Bukan gosip lagi kalau fisika merupakan salah satu “hantu” yang ditakuti oleh banyak pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan bahkan di perguruan tinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus fisika layaknya buku sejarah tanpa menyadari maknanya. Ada juga yang pasrah karena menganggap fisika hanyalah milik orang-orang yang serius, cerdas, gila matematika, dan pada umumnya “kurang gaul”. Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwa menjadikan fisika sebagai karir hidup adalah pilihan yang salah karena “masuknya” mudah tapi “keluarnya” susah.Dengan kata lain, menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapi lulusnya setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung bisa menjadi dosen.

Beberapa pelajar mengagumi fisika karena membaca berita mengenai keberhasilan tim olimpiade fisika atau membaca buku tentang kehidupan para ilmuwan besar. Sayang, banyak juga yang hanya sebatas mengagumi tidak sampai menghayati atau mendalami fisika. 

Seringkali orang yang menguasai fisika dianggap sebagai orang “keren” sekaligus “aneh” karena mau belajar sesuatu yang sulit, padahal kalau jadi pengusaha bisa kaya-raya. Persepsi-persepsi demikian mengakibatkan masyarakat umum cenderung menggemari ilmu lain seperti metafisika. Disaat negara-negara lain berusaha untuk menyadarkan masyarakatnya agar tidak “gatek” alias gagap iptek negara kita melalui beberapa media massa tampaknya bekerja keras meyakinkan masyarakat agar tidak “gagib” atau gagap gaib. Padahal, penyampaian informasi ini menggunakan aplikasi fisika dan elektronika.

 Singkatnya, menemukan orang yang menyukai fisika bagaikan mencari jarum pentul didalam tumpukan jerami. Banyak sekali pelajar atau mahasiswa yang sabar menunggu penayangan rumus-rumus fisika di papan tulis, kemudian mengerjakan soal-soal fisika. Dari pengalaman, soal-soal tersebut diselesaikan dengan cara “gotong-royong” karena hanya sedikit orang yang bisa atau mau mengerjakannya. Keberhasilan pengajaran tidak jarang didasarkan atas kemampuan mengerjakan soal-soal ujian akhir, bukan pada penguasaan makna fisis dari rumus tersebut.

Sebagai contoh, hampir semua orang di kelas tahu hukum kedua Newton, F = m.a, tetapi mungkin tak pernah terbayangkan bahwa rumus tersebut dapat menceritakan mengapa orang-orang gendut lebih suka main tarik tambang daripada lari 100 meter. Kemudian, siapa yang tak mengenal persamaan terkenal Einstein E = mc2 ? Sayang, sedikit sekali orang yang mengetahui bahwa massa sebuah buku fisika dasar mengandung energi yang dapat membawa suatu wahana antariksa ke bulan!

Salah satu penyebab persepsi negatif tentang fisika adalah bahwa ilmu tersebut seringkali diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa menyebalkan. Padahal, melalui fisika kita dapat mengetahui banyak hal. Seorang pelajar yang mulai mempelajari ilmu ini tidak perlu jauh-jauh mengunjungi laboratorium untuk melihat fenomena fisika. Kapanpun dan dimanapun ia dapat berimajinasi (menghayal) tentang lingkungan sekitarnya. 

Keindahan warna bunga yang tampak oleh mata, musik yang terdengar nyaman di telinga, air terjun yang memikat, aliran angin yang sejuk, adalah sedikit contoh dari fenomena fisika sehari-hari. Penjelasan bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda dan bahwa benda-benda menyerap serta meradiasikan panjang gelombang tertentu sehingga sampai ke mata kita, dapat dibaca dalam buku fisika. Akan tetapi seringkali orang tidak peduli dengan penjelasan itu karena tidak berimajinasi sehingga ia lupa akan keindahan alam dan tidak memiliki rasa ingin tahu.

Imajinasi lahir dari lingkungan yang mendukung seseorang agar memikirkan berbagai fenomena disekitarnya. Jika masyarakat sekitar atau keluarga di rumah tidak menghargai kebebasan berpikir maka daya imajinasi sulit untuk berkembang. Hampir semua fisikawan terkenal adalah orang-orang yang suka berimajinasi dan seringkali dikatakan sebagai pemikir “radikal” karena dianggap aneh oleh lingkungan yang seringkali bersifat dogmatis. Einstein adalah contoh populer dari orang yang suka berimajinasi dan mengembangkannya. Ia membayangkan bagaimana seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Pemikiran aneh ini menghasilkan teori relativitas khusus yang sampai kini masih digunakan. Hal yang sama dilakukan oleh Newton. Kalau saja ia tidak suka melamun dibawah pohon apel mungkin hukum gravitasi universalnya tidak ditemukan sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.

Melalui imajinasi, kesadaran untuk mengamati fenomena alam dan membaca buku-buku fisika akan muncul dengan sendirinya. Sebagai contoh, molekul air (H2O) terdiri atas dua buah atom hidrogen dan sebuah atom oksigen. Kita tentu tidak mungkin melihat molekul air dengan mata telanjang. Akan tetapi, kita bisa berimajinasi bahwa molekul-molekul tersebut berukuran kecil sekali sehingga tak tampak. Oleh karenanya, jumlah molekul yang menyusun suatu benda haruslah sangat banyak. Melalui imajinasi kita tergerak untuk mempelajari bahwa satu mol molekul air (yang beratnya sekitar 18 gram) mengandung sekitar 6 x 1023 molekul. Jadi, satu sendok air ternyata terdiri atas sekitar 1022 molekul. Jumlah itu sangatlah besar. Jika seluruh penduduk indonesia diberi tugas untuk menghitung satu per satu molekul berbeda tiap 5 detik maka itu membutuhkan waktu bermiliar-miliar tahun!

Fisikawan tidak membuat rumus-rumus untuk dihafalkan atau ditulis pada telapak tangan. Rumus-rumus dibuat untuk memahami fenomena-fenomena alam dalam bentuk yang ringkas, indah, universal, dan berguna untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut fenomena tersebut. Memang, fisika tidak mungkin terlepas dari matematika. Tanpa definisi matematis, fisika sangat sulit dikembangkan dan dimanfanfaatkan sebagai teknologi. Meskipun demikian, untuk mempelajari dasar-dasar fisika seseorang tidak perlu menjadi “gila” matematika ataupun menjadi serius dan takut tak dapat pacar karena “kurang gaul”. Belajar fisika memang tidak mudah, tapi dengan melepaskan diri dari pemikiran yang dogmatis dan keinginan untuk berpikir bebas, imajinasi akan muncul dan bisa menjadi petualangan yang menyenangkan bagi siapapun.

Sungai Gorge di Afrika Selatan menyimpan keindahan tiada tara. Banyak sekali fenomena fisika yang membuat pemandangan diatas begitu mempesona: Hukum pemantulan dan pembiasan menghasilkan gambaran ‘gunung terbalik’ yang terlihat diatas permukaan sungai. Polarisasi cahaya matahari oleh molekul diudara memberikan pemandangan biru yang sangat serasi dengan warna hijau dan coklat muda. Tiupan angin akibat adanya perbedaan tekanan udara menggerakan dedaunan pohon secara terirama. Tampak seekor hewan mengkonsumsi makanan dan minuman untuk mempertahankan kehidupan, suatu proses mengurangi entropi (ketidakteraturan) dengan cara menambah energi dalam hewan. Bukankah fisika itu indah? 

(diambil dari Microsoft Reference Library 2003. Encarta)(Forumsains.com)

Manusia Dalam Pandangan Al Qur’an


Manusia dalam jagad raya ini adalah makhluk yang unik. Keunikannya sangat menarik dimata manusia sendiri, sehingga banyak kajian-kajian tentang manusia terus berkembang karena memang pengetahuan manusia tentang dirinya terbatas. Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya menurut Quraish Shihab dalam Wawasan Al Qur’andiantaranya adalah pembahasan tentang mansuia terlambat dilakukan karena perhatian awal tertuju pada alam materi dan ciri khas akal manusia yang cenderung menghindari memikirkan yang kompleks atau sifat akal mansuia yang tidak mampu mengetahui hakekat hidup. Dalam  Jurnal kajian Pendidikan Agama~Ta’lim oleh  Saipul Anwar saya ambil sebagian tinjauan manusia dalam pandangan Al Qur’am sebagaimana artikel berikut !


Tidak bisa dipungkiri yang tahu meja, baju, atau benda lainnya dalam pengertian yang sebenarnya adalah orang yang membuat meja, baju atau benda lainnya. Intinya yang mengetahui hakikat sesuatu adalah penciptanya sendiri. Dengan demikian yang mengetahui hakikat manusia sebenarnya hanyalah Tuhan dalam hal ini Allah SWT.

Bagaimana pandangan Allah tentang manusia ? Kita bisa menelusuri melalui Al Qur’an dengan firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW 14 abad silam.   Quraish Shihab mengatakan bahwa ada tiga kata yang digunakan Al Qur’an untuk menunjuk manusia yaitu (1) insane, ins, dan nas atau unas, (2) basyar, dan (3) bani Adam dan zuriyah Adam

Istilah insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Istilah ini , menurut Quraish Shihab lebih tepat dibandingkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa insan terambil dari katanasiya yang berarti lupa atau nasa yang berarti guncang.  Dalam Al Qur’an kata insan sering juga dihadapkan dengan kata jin atau jan, yaitu makhluk yang tidak tampak. Kata insan, demikian Quraish Shihab, dalam Al Qur’an digunakan untuk menunjuk manusia sebagi totalitas (jiwa dan raga).

Menurut Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama muncul kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Di bagian lain dari Al Qur’an disebutkan bahwa kata basyardigunakan untuk menunjukkan proses kejadian manusia sebagai basyar melalui tahap-tahap sehingga mencapai kedewasaan. Disini tampak bahwa kata basyar dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab, sebab itu pula tugas kekhalifahan dipikulkan kepada basyar seperti dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Hijr ayat 28-29. Adapun istilah Bani Adam dan Zuriyah Adam maksudnya ialah manusia itu turunan Adam.

Agaknya perlu kita mengetahui (untuk keperluan pendidikan) bahwa manusia  itu, menurut Tuhan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan manusia ialah :
  1. Dijadikan Allah sebagai khalifah (wakil) di bumi (Surat 2:30; surat 6:122). Tentu penunjukkan ini menjelaskan bahwa manusia itu memiliki kelebihan yang banyak
  2. Dimuliakan Allah dan diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain (Surat 17:70)
  3. Diberi alat indera dan akal (Surat 16:78; surat 30:8). Karena diberi akal itulah maka manusia harus mempertanggungjawabkan segala keputusannya.
  4. Tempat tinggal yang lebih baik dibandingkan dengan makhluk lain dan diberi rezeki (Surat 70:10)
  5. Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui perkawinan. Lembaga perkawinan tidak diberikan kepada selain manusia.
  6. Diberi daya berusaha dan usahanya dihargai (Surat 53:79)
Adapun kelemahan manusia ialah :
  1. Manusia adalah makhluk yang lemah (Surat 4:28). HAMKA menambahkan bahwa kelemahan manusia itu terutama ialah lemah dalam mengendalikan hawa nafsu syahwat dan oleh karena itu Allah memberikan jalan keluar boleh poligami sampai empat asal sanggup adil
  2. Manusia memiliki kecenderungan nakal. Allah melukiskan kenakalan manusia itu di dalam Al Qur’an. Apabila manusia ditimpa bahaya maka ia berdo’a kepada Allah, tetapi bila ia lepas dari bahaya itu ia kembali ke jalan sesat seolah-oleah dia tidak pernah berdo’a kepada Allah (Surat 10:12; Surat 39:8) dan bila manusia memperoleh nikmat ia berkata bahwa nikmat itu berasal dari usaha dan kepintarannya sendiri (Surat 39:49).
  3. Manusia itu sombong, tidak mau berterima kasih dan mudah putus asa. Tatkala manusia itu memperoleh nikmat dari Allah, ia berpaling dari Allah dengan sikap sombong, bila ditimpa kesusahan ia mudah putus asa (Surat 17:67; Surat 22:66; Surat 100:06; Surat 11:09, Surat 41:51). Sifat ini akan mempersulit mendidik manusia.
  4. Manusia itu sering mencelakakan diri sendiri. Manusia lahir dengan anggota badan lengkap; ini merupakan kenikmatan dari Allah. Tetapi nikmat ini tidak disyukuri, bahkan manusia sering melakukan sesuatu yang mencelakakan diri sendiri seperti minum minuman keras, mencuri, berjudi. Perbuatan itu sebenarnya diketahuinya akan mencelakakan dirinya dan orang lain.
  5. Manusia itu senang membantah (Surat 16:4; Surat 18:54).
  6. Manusia itu bersifat tergesa-gesa. Ini sering membahayakan dirinya. Bila ia berdo’a kepada Allah ia ingin segera dijabah (Surat 21:37; surat 17:11). Allah mengingatkan agar manusia tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan urusannya (Surat 75:20). Banyak kegagalan dan penyesalan disebabkan oleh ketergesaan manusia.
  7. Manusia itu pelit. Allah melukiskan sifat pelit atau kikir manusia bahwa seandainya seluruh dunia dan isinya diberikan kepada manusia, manusia tetap akan pelit membelanjakan hartanya, manusia itu kikir (Surat 17:100).
  8. Manusia itu adalah makhluk suka mengeluh. Mengeluh itu adalah sifat negative dari pandangan psikologi dan permasalahannya tidak pernah terselesaikan dengan mengeluh bahkan seringkali mengeluh itu menambah rumitnya masalah yang dihadapi. Al Qur’an menjelaskan bahwa manusia suka mengeluh (Surat 70:20)
  9. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat maksiat terus menerus dan bertindak melampaui batas (Surat 75:05). Ia memilki nafsu, nafsu itu mudah dipengaruhi hawa. Nafsu yang dikendalikan hawa, yang disebut hawa nafsu, akan selalu mengajak manusia melakukan kejahatan (Surat 12:35). Bila ia melihat dirinya serba cukup maka manusia itu cenderung berbuat melampaui batas (Surat 96:6~7).
Mudahan-mudahan kita dapat memanfaatkan kelebihan kita dan dapat meminimalkan /menghilangkan kekurangan pada diri kita.

Relativitas Waktu Einstein Dan Al Qur’an

Kita tahu bahwa Teori Relativitas Einstein ada dua macam yaitu teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Berdasarkan teori relativitas khusus menunjukan bahwa kecepatan membuat waktu bersifat relative. Bila suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan mengalami pemoloran atau melambatnya waktu, fenomena ini disebut dengan delatasi waktu, sedangkan teori relativitas umum mempostulatkan bahwa gravitasi membuat waktu menjadi relative. Waktu akan berjalan lebih lambat di daerah yang gravitasinya lebih besar. Inti dari kedua teori ini adalah waktu yang bersifat relative. 


Jika bumi sebagai acuan, relativitas terjadi mungkin karena tempat yang tinggi karena ada istilah naik pada ayat diatas, juga bisa terjadi karena kecepatan para malaikat dan jibril yang mendekati kecepatan cahaya karena malaikat dan jibril bahan dasarnya atau diciptakan dari cahaya. Sehingga waktu mengalami pemoloran satu hari molor menjadi lima puluh ribu tahun dibumi.

Ayat ini juga menunjukan pemoloran waktu, yang disebabkan perbedaan ketinggian karena ada istilah naik, sehingga waktu langit berbeda dengan waktu bumi.


Namun bagi orang yang ingin memperdebatkan ayat tersebut dan beranggapan atau mengasumsikan bahwa waktu sama disemua tempat dan semua media yang dapat kita bayangkan di alam semesta ini, maka hal itu akan jadi masalah dan merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal. Lawong satu hari kok lamanya sama dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun. Mestinya satu hari ya 24 jam yaa kan?.


Naaah, dengan memahami teori relativitas pertanyaan yang membingungkan tentang waktu yang satu hari setara dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun dapat diterima akal dengan sebaik-baiknya. Kecuali bagi orang-orang yang ingin mengingkarinya.

Apabila ada manusia yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya atau berjalan di daerah yang gravitasinya lebih besar dari gravitasi bumi misalnya matahari (ini cuma pengandaian) maka waktu akan berjalan lambat begitu pula fungsi biologi dan anatomi tubuhnya serta semua pergerakan yang terkait dengan atom-atom penyusun tubuhnya. 

Percobaan yang dilakukan di British Nasional Institute of Physics telah menguatkan fakta tersebut, penelitinya John Laverty, mencocokkan dua jam yang menunjukan waktu yang sama (dua jam tersebut memiliki tingkat ketelitian yang optimal, perkiraan kesalahan kira-kira tidak lebih dari 1 detik dalam 300.000 tahun). Salah satu jam ini disimpan dalam Laboratorium di London, jam yang lainnya dibawa dalam penerbangan pulang pergi antara London dan Cina. Kita tahu bahwa semakin tinggi suatu pesawat maka pengaruh gravitasi bumi semakin kecil,sehingga berdasarkan teori relativitas umum waktu akan berjalan lebih cepat di atas pesawat. Perbedaan gravitasi antara orang yang terbang di udara dengan orang yang berada di atas permukaan bumi tidaklah begitu mencolok walaupun tetap ada perbedaan itu sangat kecil sekali sehingga perbedaan ini hanya dapat dilihat dengan alat yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

Ternya dari penelitian ini didapatkan bahwa jam yang berada diatas pesawat berjalan lebih cepat satu per lima puluh lima milar detik, biarpun hasilnya sangat kecil tetap saja ada perbedaan kecepatan jam. Ini menunjukan bahwa waktu memang bersifat relative.


Cobalah sekarang kita menengok kitab suci kita Al-Qur’an;
“ Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij 70:4)

Atau ayat berikut ini
Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Sajdah 32:5).

Bagi orang yang beriman sebenarnya dua contoh ayat diatas gak ada masalah.
Dalam Al-Qur’an disebutkan juga bahwa orang yang telah meninggal jika dibangkitkan kembali akan berfikir bahwa waktu mereka didunia sangatlah singkat.

Dan ingatlah pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (didunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan,sesungguhnya orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. Yunus 10:45)

Dan Allah berfirman,”berapakah tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?. Mereka menjawab “kami tinggal dibumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitug” (QS. Al-Mu’minun 23:113)

Gaya-gaya Fundamental Di Alam Semesta



  • Gaya nuklir kuat :15
  • Gaya nuklir lemah: 7,03×10-3
  • Gaya gravitasi: 5,90×10-39
  • Gaya elektromagnetik: 3,05×10-12


Alam semesta, dengan dimensi yang luasnya tak terjangkau pemahaman manusia, berfungsi pada keseimbangan yang sensitif tanpa pernah gagal. Alam semesta juga berfungsi dengan keteraturan terencana, dan sudah demikian sejak awal pembentukannya. Bagaimana alam raya yang luas ini terwujud, akan menuju ke mana, dan bagaimana hukum-hukum alam bekerja memper-tahankan keteraturan dan keseimbangan di dalamnya, selalu menjadi perhatian manusia sejak dulu sampai sekarang. 

Para ilmuwan telah melakukan penelitian tak terhitung banyaknya mengenai subjek ini dan menghasilkan pelbagai teori dan pendapat. Bagi para ilmuwan yang mengukur rancangan dan keteraturan alam semesta dengan menggu-nakan akal dan kesadaran mereka, tidaklah susah sama sekali untuk menjelaskan kesempurnaan ini. Ini karena Allah, Zat Mahakuasa, Penguasa seluruh jagat raya, yang menciptakan rancangan sempurna ini. Dan ini sangatlah jelas bagi semua orang yang mau berpikir dan bernalar. Allah menyebutkan kebenaran nyata ini dalam ayat Al Quran:

“Sesungguhnya dalam penciptaaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”(QS. Ali ‘Imran, 3: 190)

Gaya-Gaya Fundamental di Alam Semesta
Hukum-hukum Fisika di alam semesta  didasari “empat gaya fundamental” yang dikenal fisika modern dewasa ini. Gaya-gaya ini terbentuk bersamaan dengan pembentukan partikel sub-atomik pertama pada waktu spesifik segera setelah Big Bang, untuk membentuk seluruh aturan dan sistem alam semesta. Atom-atom yang menyusun materi alam semesta terwujud dan tersebar merata di alam semesta berkat interaksi gaya-gaya ini.

Gaya-gaya ini adalah gaya tarik massa atau yang dikenal sebagai gaya gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Semua gaya ini memiliki intensitas dan bidang kerja berbeda. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah beroperasi hanya pada skala subatomik. Dua gaya lainnya – gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik – mengatur kumpulan atom, atau yang disebut “materi”. Pengaturan tanpa cacat di atas bumi disebabkan proporsi yang sangat rumit dari gaya-gaya ini. 

Perbandingan gaya-gaya ini menghasilkan suatu hal yang menarik. Semua materi yang diciptakan dan diedarkan ke penjuru alam semesta setelah Big Bang dibentuk oleh efek gaya-gaya yang sangat jauh berbeda ini. Berikut adalah nilai-nilai keempat gaya fundamental dengan selisih menakjubkan, dalam satuan standar internasional:

Gaya-gaya fundamental ini memungkinkan pembentukan alam semesta melalui penyebaran kekuatan dengan sempurna. Proporsi antara gaya-gaya ini didasarkan pada keseimbangan yang begitu rumit sehingga menimbulkan efek khusus itu terhadap partikel-partikel pada proporsi ini saja.

” Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)” (QS. An Nahl, 16:12)

Gaya Nuklir Kuat : Kekuatan Raksasa Di Dalam Inti
Sampai di sini, kita telah menyaksikan bagaimana atom diciptakan, momen demi momen, dan keseimbangan rumit yang berlaku dalam penciptaan ini. Kita melihat bahwa semua yang ada di sekitar kita, termasuk diri kita sendiri disusun oleh atom-atom, dan atom-atom ini mengandung banyak partikel. Lalu, apakah gaya yang tetap menyatukan semua partikel yang membentuk inti atom itu? Gaya yang menjaga inti tetap utuh, dan yang merupakan gaya paling dahsyat menurut hukum-hukum fisika, adalah “gaya nuklir kuat”.

Gaya ini menjaga proton dan netron dalam inti atom tetap di tempatnya. Inti atom dibentuk dengan cara demikian. Gaya ini sangat kuat sehingga nyaris menyebabkan proton dan netron dalam inti saling berikatan. Inilah sebabnya partikel-partikel kecil yang memiliki gaya ini disebut juga “gluon” yang dalam bahasa Latin berarti lem. Kekuatan ikatan tersebut disesuaikan dengan sangat teliti. Intensitas gaya ini telah diatur secara spesifik agar proton dan netron tetap berjarak tertentu. Bila gaya ini sedikit saja lebih kuat, maka proton dan netron akan saling bertabrakan. Bila gaya ini sedikit saja lebih lemah, mereka akan saling menjauh. Besarnya gaya ini tepat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membentuk inti atom setelah detik-detik pertama Big Bang.

Gaya Nuklir Lemah : Sabuk Pengaman Atom
Salah satu faktor penting yang menjaga keteraturan di muka bumi ini adalah keseimbangan di dalam atom. Keseimbangan ini menjaga agar segala sesuatu tidak tiba-tiba terurai atau memancar-kan radiasi berbahaya. “Gaya nuklir lemah” ber-tanggung jawab atas keseimbang-an antara proton dan netron dalam inti atom. Gaya ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan inti yang mengandung sejumlah besar netron dan proton.

Sembari keseimbangan ini dijaga, sebuah netron, bila dibutuhkan dapat berubah menjadi proton. Karena jumlah proton dalam inti di akhir proses berubah, atom berubah pula dan menjadi atom yang lain. Di sini hasilnya sangatlah penting. Sebuah atom berubah menjadi atom berbeda tanpa terurai dan meneruskan eksistensi-nya. Sabuk pengaman ini melindungi organisme hidup dari bahaya yang akan muncul jika partikel-partikel terurai tanpa terkendali dan membahayakan manusia

Gaya Elektromagnetik : Gaya yang Menjaga Elektron Tetap  pada Orbitnya
Penemuan gaya ini mengantarkan kita pada era baru dalam dunia fisika. Baru pada saat itulah dipahami bahwa setiap partikel mengan-dung “muatan listrik” menurut karakteristik strukturnya masing-masing dan bahwa ada gaya di antara muatan-muatan listrik ini. Gaya ini membuat partikel-partikel yang bermuatan listrik berlawanan saling tarik dan partikel-partikel bermuatan sama akan saling tolak, sehingga menjamin proton dalam inti atom dan elektron yang mengorbit di sekelilingnya tarik-menarik. Dengan cara ini, “inti” dan “elektron”, dua elemen dasar atom, tetap di tempat mereka.

Perubahan kekuatan sekecil apa pun pada gaya ini dapat menyebab-kan elektron-elektron terlepas jauh dari inti atau melekat pada inti. Dalam kedua kasus ini, atom tidak mungkin terbentuk, sehingga alam semesta pun tidak ada. Tetapi, sejak momen pertama gaya ini terbentuk, proton-proton dalam inti menarik elektron dengan besar gaya yang tepat dibutuhkan untuk pembentukan atom.

Gaya Gravitasi : Gaya yang Menjaga Alam Semesta Tetap Utuh
Gravitasi adalah satu-satunya gaya yang dapat kita rasakan sehari-hari, namun sedikit sekali yang kita ketahui tentangnya. Gaya gravitasi sesungguhnya disebut “gaya tarik massa”. Gaya ini paling lemah dibandingkan gaya lainnya, namun karena gaya inilah, massa-massa yang sangat besar tarik-menarik. Gaya inilah yang membuat galaksi dan bintang-bintang di alam semesta tetap berada pada orbitnya masing-masing. Bumi dan planet-planet lain tetap di dalam orbit tertentu mengi-tari matahari, sekali lagi karena adanya gaya gravitasi

. Kita dapat berjalan di atas bumi karena gaya ini. Bila ada pengurangan dalam nilai gaya ini, bintang-bintang akan jatuh, bumi akan keluar dari orbitnya, dan kita akan bertebaran ke luar angkasa. Bila nilainya lebih besar sedikit saja, bintang-bintang akan bertabrakan, bumi akan bergerak menuju matahari, dan kita akan melesak ke dalam kerak bumi. Walaupun tampak kecil sekali kemungkinan ini bagi Anda, semua itu tidak akan terelakkan bila gaya ini bergeser dari nilainya yang sekarang sekalipun hanya untuk sesaat.

Semua ilmuwan yang sedang meneliti subjek ini mengakui bahwa ketepatan nilai gaya-gaya fundamental ini sangat penting demi keber-adaan alam semesta. Mengomentari hal ini, seorang ahli biologi molekuler yang terkenal, Michael Denton menyatakan dalam bukunya Nature’s Destiny: How the Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe:

Jika, misalnya, gaya gravitasi satu triliun kali lebih kuat, maka alam semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Sebuah bintang rata-rata akan mempunyai massa satu triliun lebih kecil dari matahari dan masa hidup sekitar satu tahun. Di lain pihak, jika gravitasi kurang kuat, tidak ada bintang atau galaksi yang akan pernah terbentuk. Hubungan dan nilai-nilai lain tidak kurang kritisnya. Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih lemah saja, satu-satunya unsur yang akan stabil hanya hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat tersebut sedikit lebih ku-at dalam kaitannya dengan elektromagnetisme, maka inti atom yang terdiri dari dua proton menjadi yang paling stabil di alam semesta – yang berarti tidak akan ada hidrogen, dan jika ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka akan sangat berbeda dari bentuknya sekarang. Jelas sekali, jika se-mua gaya dan konstanta ini tidak mempunyai nilai tepat demikian, takkan ada bintang, supernova, planet, atom, dan kehidupan.

Seorang ahli fisika terkemuka, Paul Davies, menyatakan kekaguman-nya terhadap penetapan nilai-nilai hukum-hukum fisika yang berlaku di alam semesta. Bila seorang melanjutkan studi kosmologi, keingintahuannya bertambah. Temuan-temuan tentang sejarah kosmos membuat kita menerima bahwa perluasan alam semesta telah diatur dalam gerakannya dengan ketepatan yang sangat mengagumkan.

Rancangan agung dan keteraturan sempurna yang berlaku di seluruh alam semesta dibangun di atas pondasi yang disediakan gaya-gaya fundamental ini. Pemilik keteraturan ini, tanpa keraguan, adalah Allah, yang menciptakan segala sesuatu tanpa cacat. Allah, Raja seluruh alam, menjaga bintang-bintang tetap berada di orbitnya dengan gaya-gaya terlemah, dan menjaga keutuhan inti atom dengan gaya-gaya terkuat. Semua gaya bekerja sesuai dengan “ukuran” yang telah Dia tentukan. Allah menujukkan keteraturan dalam penciptaan alam semesta dan keseimbangan “yang ditetapkan dengan serapi-rapinya” dalam salah satu ayat-Nya:

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia mene-tapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al Furqan, 25: 2).

Sumber :  Harun Yahya

AIR HUJAN YANG MELAJU DENGAN AMAN

 

Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ


“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf : 11)

“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai “batas” kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).

Tak sebatas itu saja “pengukuran” tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.


"Dan kepunyaan-Nya lah segala apa yang ada di langit dan bumi dan untuk-Nya lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?" (QS. An Nahl:52)



Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Dengan perhitungan fisika, menggunakan persamaan yang kedua dari gerak jatuh bebas (GJB) seketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang memiliki massa dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan : v = akar 2. 9,8. 12000 = 484,97 m/s atau 1756,79 km/jam. 

Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.

Tentu saja, air hujan tak serta merta memiliki kemampuan seperti ini. Hanya AllahYang Maha Kuasa, yang mampu mengatur alam semestasecanggih ini.

USIA DUNIA DALAM AL QUR'AN

 
Ada yang mencoba, menghitung Umur Semesta? Namun, bukan melalui penelitian selama bertahun-tahun. Akan tetapi, hanya cukup dengan beberapa ayat di dalam Al Qur’an. Hasilnya ! Umur Semesta diperoleh angka 18,26 milyar tahun…

1. Berdasarkan informasi Al Qur’an, keberadaan alam dunia tidak lebih dari 1 hari. Ini termuat dalam QS. Thaha ayat 104.

“Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, ‘Kami tinggal (di dunia) tidak lebih dari sehari saja.’.”

2. Sehari langit sama artinya dengan 1.000 tahun perhitungan manusia. Dijelaskan dalam QS. Al Hajj ayat 47.

“Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar adzab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”

“Para malaikat dan Jibril naik, (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.”


Ternyata paparan itu dibuktikan oleh pendapat Moh. Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything. Dia menyatakan kalau umur alam semesta itu 17—20 milyar tahun. Sementara, Profesor Jean Claude Batelere bilang kalau umur semesta itu kisarannya ada di 18 milyar tahun. Terus ditambah dengan teori NASA yang mengeluarkan data umur semesta itu ada di kisaran 12—18 milyar tahun.
Para ilmuwan dengan segala peralatan canggihnya dan ilmu ’tingginya’ berusaha menguak berapa umur semesta, ternyata sebenarnya di dalam Al Qur’an sudah tertera dengan begitu jelasnya tentang misteri itu.

Apakah anda percaya… dengan semua perhitungan di atas ?
Begini Perhitungannya :

3. Sehari kadarnya 50.000 tahun yang termuat dalam QS. Ma’arij ayat 4.
Bila 1 tahun manusia adalah 365,2422 hari, maka sehari langit diperoleh:
365,2422 x 50.000 x 1.000 x 1 diperoleh 18,26 milyar tahun.

Sebuah perhitungan matematika yang sangat canggih!

FISIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN


Kalau kita mempelajari ilmu fisika maka ada empat unsur penting yang menjadi landasan didalamnya.

PERTAMA
Observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan kelakuannya pada kondisi tertentu. Dalam kegiatan fisika, apabila pengamatan atau observasi terhadap kelakuan diganti dengan pengkhayalan merupakan suatu kesalahan kecuali apabila khayalan tersebut didukung oleh perhitungan matematik yang dijabarkan dari kelakua-kelakuan yang telah diketahui. 

Sehubungan dengan keharusan manusian untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, maka Allah Ta'ala memerintahkan dalam Al Qur'an Surat Yunus: 101 sebagai berikut:

"Katakanlah:` Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman`.


Perintah itu menunjukan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan makanan dalam hidupnya. dengan mengetahui sifat dan kelakuan alam tersebut manuasia dapat mengambil untuk kemaslahatan bagi semua yang ada di alam.


Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”. 


Dari ayat ini dapat dikatakan bahwa menjadi keharusan bagi manusia untuk memperhatikan sifat dan tingkah laku alam semesta.Memeperhatkan disini dapat berarti sebagai uasaha untuk memahami proses proses alamiah yang terjadi didalamnya. Hal ini persis sama dengan apa yang dilakukan oleh ilmuwan Fisika atau pengembangan sains pada umumnya, melakukan observasi dengan penuh perhatian untuk menjawab pertanyaang bgaiamana proses itu dapat terjadi. memeperhatikan alam semesta dan merenunginya sampai mendapatkan sesuatu pemahaman tentang sifat dan kelakuan serta proses alami yang terjadi di dalamnya merupakan suatu aktivitas dalam membaca ayat Allah, sebab di dalam Al Qur'an sudah dijelaskan bahwa memperhatikan alam semesta berarti juga mempelajari ilmu fisika adalah bagian dari membaca ayat Allah.


KEDUA:

 Pengukuran.Dalam dunia fisika tidakpernah lepas dari hal ukur mengukur. Segala fenomena kealaman selalu dijelaskan dengan cara kuantitatif. Kegiatan ini dilakuakn agar suatu segala kealaman yang mempunyai pengertian universal bisa dimengerti juga oleh orang lain. Sesuatu akan menjadi kabur dalamfisika jika hanya dinyatakan secara kualitatif saja. Seseorang fisikawan yang mendengar ucapan seperti angin bertiup semilir-semilir sehingga membuat mata mengantuk akan berkomentar, bahwa ungkapan tersebut bukanlah pernyataan fisis tapau puitis. Tetapi Udara mengalir dengan kelajuan 9 km/jam dengan suhu 23 derajat celcius dan kelembaban 85 persenakan dikatakan sebagai pernyataan fisika. Jadi 
dalam fisika harus ada pernyataan yang dapat dipahami oleh semua orang(harus terukur. 

Pemahaman ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al Qamar ayat 49:

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".

Seandainya Allah menciptakan segala sesuatu tanpa ukuran, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalamnya. Ukuran yang diciptakan oleh Allah sangat tepat, sehingga alam sebagaimana kita rasakan benar-benar seimbang. Dalam Fisika, ilmuwan fisika apabila ingin berkarya membuat suatu terapan fisika, maka juga akan melakukan pengukuran sampai mendapatkan hasil yang diharapkan. 

Apabila ingin membuat suhu ruangan 22 derajat Celcius maka akan membuat rekayasa dalam lingkungan sekitarnya sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Besaran-besaran yang dapat diukur disebut besaran fisika atau besaran fisis. Contoh tentang suhu di atas mengandung pengertian bahwa kelembaban memiliki ukuran tertentu. Gerak udara yang diciptakan Allah memiliki ukuran kelajuan. Bumi dan benda angkasa yang lain juga memiliki ukuran, serta mempunyai massa tertentu sehingga dapat menjadiseimbang. 

Kemudian dari pengukuran dibuat menjadi persamaan matematis sehingga lebih mudah dipahami oleh semua orang. Jadi apa yang ada dalam fisika ada kesesuaian dengan Al Qur'an.
Pembahasan yang lalu sudah sampai pada unsur pertama yaitu OBSERVASI dan unsur kedua yaitu PENGUKURAN dalam mempelajari ilmu fisika. 

KETIGA: Analisis terhadap data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran-besaran fisis yang terlibat. Hal ini dilakukan melalui proses pemikiran kritis dan dilanjutkan dengan evaluasi terhadap hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat sehingga mencapai kesimpulan yang rasional.


KEEMPAT: Peranan pemikiran kritis dan penalaran rasional. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: 11-12:

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan".

Dari penjelasan keempat unsur penting dari ilmu fisika menunjukkan bahwa semua sejalan dengan apa yang ada dalam Al Qur'an




Dalam Surat Al Ghaasiyah: 17-20 juga dijelaskan:
   
" Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)".

Alam Semesta dan proses-proses alami yang ada didalamnya, sifat dan kelakuan alam yang telah disimpilkan oleh para ilmuwan fisika disebut sebagai hukum alam. Sedangkan para ilmuwan muslim menyebutnya sebagai sunnatullah.

Otak Manusia Berkembang Sampai Usia 40 Tahun



Menurut penelitian, otak manusia ternyata terus berkembang sampai orang memasuki usia paruh baya. Padahal, selama ini, perkembangan otak manusia diyakini berhenti hingga masa kanak-kanak saja.


Bagian otak yang diketahui masih terus berkembang adalah prefrontal cortex, yang terletak tepat di belakang kening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian ini terus berkembang sampai seseorang memasuki usia antara 30 tahun dan 40 tahun.

Menurut para peneliti, prefrontal cortex adalah bagian otak yang memengaruhi sifat sifat sosial seseorang. Bagian ini juga berfungsi saat mengambil keputusan dan berinteraksi. "Bagian ini yang membuat kita menjadi 'manusia'," demikian para peneliti seperti dilansir The Telegraph.

Sarah-Jayne Blakemore dari University College London mengungkapkan bahwa penemuan ini memberi pandangan baru. Sejak 10 tahun yang lalu, kita meyakini kalau otak berhenti berkembang pada awal masa kanak-kanak.

Sarah menambahkan bahwa kini anggapan itu berubah. "Otak terus berubah hingga beberapa dekade kemudian," katanya saat mengungkapkan penelitian ini di simposium British Neuroscience Christmas di London, Inggris.Prefrontal cortex mengalami perkembangan yang paling lama, dimulai dari masa kecil sampai antara umur 30 dan 40 tahun.

Source: http://sains.kompas.com