aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Senin, 03 Desember 2012

KESUSASTRAAN PERIODE 42-45

 
A. Latar Belakang 

Pada periode ini kesusastraan dipengaruhi oleh pendudukan Jepang di Indonesia. Secara politis Jepang tidak hanya mengatur urusan pemerintahan tetapi juga kebudayaan. Pada masa ini Jepang mewajibkan bahasa Indonesia sebagai pengantar sekaligus melarang penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan ini memantapkan posisi bahasa Indonesia dalam masyarakat. 

Keimin Bunka Shidosho adalah Kantor Pusat Kebudayaan yang didirikan jepang untuk mengumpulkan pengarang serta seniman lain. Maksud penyatuan ini berkenaan dengan kepentingan Jepang untuk menguasai Asia, yaitu memesan lagu-lagu, lukisan, lukisan, slogan-slogan, sajak-sajak, sandiwara-sandiwara, bahkan film untuk membangkitkan semangata dan menunjukkan keunggulan tentara Jepang. Ada beberapa pengarang yang masuk lembaga ini dan percaya dengan janji-janji jepang salah satunya Usmar Ismail dan Armijn Pane. Akan tetapi, lambat laun ia mulai curiga dan mulai meragukan janji jepang yang semakin lama semakin jelas tidak terbukti. 

Selain sastrawan yang berkumpul dalam Kantor Pusat Kebudayaan, terdapat sastrawan-sastrawan yang dari awal sudah menaruh curiga pada jepang. Sastrawan-sastrawan ini, tentu saja, tidak bersedia mendukung lembaga tersebut. Mereka adalah Chairil Anwar, Amal Hamzah dan beberapa seniman lain. Mereka menyebut seniman-seniman yang masuk Kantor Pusat Kebudayaan sebagai ‘Seniman Pengkhianat’. Amal Hamzah misalnya menyindir Armijn Pane dengan menulis sebuah sandiwara berjudul ‘Tuan Amin’.

B. 42 Sebagai Nama Angkatan? 

Sastra periode ini tidak pernah menjadi nama angkatan. Periode ini biasanya dimasukkan pada Angkatan 45 yang dibagi dua menjadi sebelum dan sesudah penjajahan Jepang. Pembahasan periode ini secara tersendiri dilakukan oleh dua penulis sejarah sastra yaitu Nugroho Notosusanto dan Ajip Rosidi. Perbedaan dengan sistem angkatan adalah pada pembabakan. Sistem angkatan tidak mengenal pembabakan. Pada sistem periode Angkatan 45 dipecah menjadi dua periode dan menjadi dua babak yaitu periode 42-45 yang masuk pada masa kelahiran dan periode 45-53 yang masuk pada masa perkembangan.


C. Karakteristik Sastra 

1. Jenis Sastra (Genre)
Pada masa ini, dua jenis karya yang paling dominan tumbuh subur, yaitu cerpen dan drama. Pada masa ini hanya sedikit Roman yang terbit. Balai Pustaka, misalnya hanya menerbitkan dua roman yaitu Cinta Tanah Air karangan Nur Sutan Iskandar dan Palawija (1944) karangan Karim Halim. Selain itu, seperti masa sebelumnya puisi juga berkembang.
Jarangnya roman ditulis pada masa itu karena kondisi yang tidak memungkinkan. Keadaan perang menuntut pekerjaan dilakukan dengan serba cepat. Selain itu roman tidak praktis dilakukan untuk sebuah “propaganda” yang sedang digalakkan jepang. Kondisi ini berimplikasi pada sifat-sifat sastra pada masa ini.

2. Sifat
Sastra pada periode ini bersifat realistis. Sifat ini dibagi tiga yaitu realistis propaganda, realistis tersembunyi, dan realistis simbolis. Yang pertama dilakukan oleh orang-orang yang berkompul dalam Kantor Pusat Kebudayaan yang mendukung perjuangan Jepang. Yang kedua dilakukan oleh sastrawan yang menulis sesuai nurani. Mereka menulis secara rahasia dan tidak diterbitkan dalam masa penjajahan jepang. Yang ketiga merupakan ciri-ciri tulisan sastrawan yang dalam menyatakan idealismenya memadukan yang pertama dan kedua. Mereka menulis dengan menggunakan perlambang-perlambang untuk lolos dari sensor jepang.

D. Tokoh-Tokoh 

Pada masa ini tokoh-tokohnya dirangkum sebagai berikut.
1. Usmar Ismail
2. El Hakim
3. Rosihan Anwar
4. Amal Hamzah
5. Maria Amin
6. Nur Syamsu
7. Marlupi
8. Munir Syamsul Ashar

Daftar Pustaka
  1. Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  2. Rosidi, Ajip. 1986. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta
  3. Wirjosoedarmo, Soekono. 1990. Pengantar ke Arah Studi Sejarah Sastra II: Sartra Indonesia Modern. Surabaya: Sinar Wijaya.

PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA PERIODE LAMA

 
Periode Sastra Indonesia
Perkembangan sastra dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena adanya perubahan gaya para sastrawan dalam menghasilkan karyanya. Dengan adanya perubahan-perubahan itu muncullah istilah periodisasi sastra.
Periodisasi sastra berarti pembagian zaman perkembangan sastra. Periode sastra merupakan bagian waktu yang dikuasai oleh norma-norma sastra dan konvensi sastra tertentu. Tiap periode ini memiliki waktu berkembang, meluas, integrasi, dan lenyap yang dapat dirunut. Para sastrawan yang memiliki kesamaan konsepsi/ ide yang hendak dilaksanakan dan diperjuangkan biasa disebut Angkatan.

Pujangga Lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.

Karya Sastra Pujangga Lama:
• Hikayat Abdullah
• Hikayat Aceh
• Hikayat Amir Hamzah
• Hikayat Andaken Penurat
• Hikayat Bayan Budiman
• Hikayat Djahidin
• Hikayat Hang Tuah
• Hikayat Iskandar Zulkarnain
• Hikayat Kalila dan Damina
• Hikayat Masydulhak
• Hikayat Pandawa Jaya
• Hikayat Pandja Tanderan
• Hikayat Putri Djohar Manikam
• Hikayat Sri Rama
• Hikayat Tjendera Hasan
• Tsahibul Hikayat
• Hikayat Kadirun

Sastra Melayu Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

Karya Sastra Melayu Lama:
• Robinson Crusoe (terjemahan)
• Lawan-lawan Merah
• Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
• Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
• Kapten Flamberger (terjemahan)
• Rocambole (terjemahan)
• Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
• Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
• Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
• Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
• Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
• Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
• Cerita Nyi Paina
• Cerita Nyai Sarikem
• Cerita Nyonya Kong Hong Nio
• Nona Leonie
• Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
• Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
• Cerita Rossina
• Nyai Isah oleh F. Wiggers
• Drama Raden Bei Surioretno
• Syair Java Bank Dirampok
• Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
• Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
• Tambahsia
• Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
• Nyai Permana
• Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
• dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya (Wikipedia).

Angkatan Balai Pustaka
Setelah era sastra melayu, muncul angkatan yang baru yaitu angkatan ’20 yang biasa juga disebut dengan angkatan nalai pustaka. Angkatan balai pustaka bertujuan untuk memberikan pendidikan dan mencerdaskan bangsa melalui bacaan.
Dalam angkatan ini Nur Sutan Iskandar sering disebut sebagai “Raja Angkatan Balai Pustaka” karena banyaknya karya yang diciptakannya.

Karya sastra yang paling terkenal dari angkatan ini adalah novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan. Kedua novel ini memiliki tema kritik social terhadap adat-adat kolot yang membelenggu masyarakat saat itu. Tema kritik social ini juga yang pada akhirnya paling sering muncul dalam karya-karya penulis Angkatan Balai Pustaka.
Beberapa penulis angkatan balai pustaka dan karya sastrannya
Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:
• Merari Siregar (Siporok, 13 Juni 1896-1940)
• Roman Azab dan Sengsara (1920)
• Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
• Si jamin dan Si Johan (1918)
• Marah Roesli (Padang, 17 agustus 1889-1968)
• Roman Siti Nurbaya (1922)
• Roman La Hami
• Roman Anak dan Kemenakan (1956)
• Nur Sutan Iskandar (Sumbar, 1893-1975)
• Roman Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan
• Roman Salah Pilih (1928)
• Roman Karena Mertua (1932)
• Roman Hulubalang Raja (1934)
• Roman Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)
• Abdul Muis (Solok, 1886-1959)
• Roman Salah Asuhan (1928)
• Roman Pertemuan Djodoh (1933)
• Roman Suropati (1950)
• Roman Robert Anak Suropati (1953)
• Tulis Sutan Sati ( Bukit tinggi, 1898-1942)
• Roman Tak Disangka
• Roman Sengsara Membawa Nikmat (1928)
• Syair Siti Marhumah Yang Sholeh (1930)
• Aman Datuk Madjoindo (Solok, 1896-1969)
• Roman Menebus Dosa (1932)
• Roman Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
• Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)
• Kumpulan cerpen Si Dul anak Betawi (1956)

Sumber : situsbahasa.info

PERBEDAAN ANTARA SASTRA BARU DAN SASTRA LAMA

 
Perbedaan Antara Sastra Baru Dengan Sastra Lama

A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.

Ciri dari sastra lama yaitu :
  • Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
  • Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
  • Tema karangan bersifat fantastis
  • Karangan berbentuk tradisional
  • Proses perkembangannya statis
  • Bahasa klise
Contoh sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.

B. Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.

Ciri dari sastra baru yakni :
  • Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
  • Bahasanya tidak klise
  • Proses perkembangan dinamis
  • Tema karangan bersifat rasional
  • Bersifat modern / tidak tradisional
  • Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)
Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.

Ringkasan Bahasa Indonesia UN SMP 2013


Untuk anak-anak SMP kelas IX, yang sebentar lagi menghadapi UN tahun 2013, disini saya sediakan Ringkasan Bahasa Indonesia UN SMP 2013 yang dapat kalian gunakan untuk menghadapi moment menentukan tersebut. Pelajari dengan seksama. Sukses untuk kalian! 

Menyimak Kisi-kisi dan Soal UN Kimia Tahun 2012 untuk Persiapan Tahun 2013

 
Menyimak indikator dalam kisi-kisi soal ujian nasional (UN) kimia tahun 2013 (yang tidak beda dengan tahun 2012) yang keseluruhan berjumlah 25 indikator, jelas, yang dipelajari selama di sma tidak harus semua dipelajari kalau ingin mengejar nilai UN yang bagus. Fokus saja ke indikator. Membandingkan dengan menyimak soal-soal UN kimia tahun 2012 berikut kisi-kisinya kita bisa memetakan bagian-bagian mana saja yang menjadi “kebiasaan” muncul dalam soal UN. Siswa pun bisa melakukannya sendiri untuk bisa mendapat strategi perang.

Berikut ini analisis tentang soal UN kimia berdasarkan soal tahun 2012. Kalau belum punya soal tahun 2012 silahkan lihat di sini. Untuk soal UN Kimia tahun 2011 silahkan lihat di sini.

Menentukan notasi unsur dan kaitannya dengan struktur atom, konfigurasi elektron, jenis ikatan kimia, rumus molekul, bentuk molekul dan sifat senyawa yang dapat dihasilkannya, serta letak unsur dalam tabel periodik.
Mendeskripsikan jenis ikatan kimia atau gaya antarmolekul dan sifat-sifatnya.
Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia.
Menjelaskan persamaan suatu reaksi kimia
-
Mendeskripsikan konsep pH larutan.
Menjelaskan titrasi asam basa
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga.
Mendeskripsikan hidrolisis garam dan Ksp.
Mendeskripsikan sifat-sifat koligatif larutan.
Mendeskripsikan sistem dan sifat koloid serta penerapannya.
Mendeskripsikan struktur senyawa Benzene dan turunannya, serta kegunaannya.
Mendeskripsikan senyawa karbon termasuk identifikasi, reaksi dan kegunaannya.
Mendeskripsikan makromolekul (Karbohidrat, Protein, Polimer) dan kegunaannya
Mendeskripsikan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Menentukan kalor reaksi.
Menentukan laju reaksi.
Mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinetika suatu reaksi dan kesetimbangannya
Menentukan Kc/Kp.
Mendeskripsikan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Mendeskripsikan diagram sel.
Mengaplikasikan hukum Faraday.
Mendeskripsikan fenomena korosi dan pencegahannya
Mendeskripsikan unsur-unsur penting yang ada di alam termasuk unsur radioaktif.
Mendeskripsikan cara memperoleh unsur-unsur penting dan kegunaannya.

Tahun ini meskipun ada “ancaman” tingkat kesulitannya ditambah dan setiap ruang akan ada 20 soal dengan variasi semua berbeda tentu bukan hal perlu dikhawatirkan, yang penting kita sudah menyiapkan diri sebaik mungkin. Strateginya adalah banyak latihan, membaca, mengulang-ulang. Simak saja indikator dan cari model-model soal yang relevan (sesuai) dengan indikator yang diberikan. Jangan terlalu mengandalkan guru, dengan begitu kita akan jauh-jauh lebih bertanggung jawab untuk menghadapi UN.

Selamat menyiapkan diri.

Source : urip.wordpress.com