aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 21 Juni 2013

Nasehat Untuk Putriku

Wahai putriku, aku masih teringat masa kecilmu, tampak kepolosanmu tanpa dosa. Terlintas dibenakku sebuah makna tanggung jawab. Dirimu pun akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Dan tanpa terasa engkau telah di ambang kedewasaan. Tergugah kesadaranku bahwa tiba-tba dirimu dalam suasana yang amat menghawatirkan. Engkau berada pada zaman kejayayan iblis dan bagundal-bagundalnya dari bangsa manusia yang setiap saat siap hancurkanmu dengan segala yang dimilikinya. Zaman dengan budayanya dan zaman dengan pelaku-pelakunya.

Maafkan aku dan mohonkan aku ampun kepada Allah jika ternyata aku pun kurang serius memperhatikanmu. Aku telah lalai membekalimu hal-hal yang amat kau butuhkan kelak di akhirat. Aku jarang memperkenalkanmu kepada Allah dan Rasulullah SAW. Sekolah yang aku pilihkan untukmu hanya sekolah yang menghantarmu berbangga dengan dunia tanpa aku imbangi dengan pendidikan agama, yang sebenarnya lebih engkau butuhkan. Bahkan, Aku sering sodorkan padamu hal-hal yang membahayakanmu. Aku telah memasukkan pesan dan bisikan musuh-musuhmu ke rumahmu. Aku telah hadirkan dalam kehidupanmu potret moral yang busuk melalui layar televisi yang kau nikmati setiap saat. Aku pun telah membakalimu dengan handphone kontrol iblis yang senantiasa menyertaimu yang sebenarnya justru menyulitkanku untuk mengawasimu. Bahkan aku pun sering tidak peduli dengan perkembangan akhlakmu setiap saat. Aku hanya memikirkan kebutuhan lahirmu, makan, minum, baju dan tempat tinggal. Sementara kebutuhan hati dan jiwamu yang menghantarmu ke dalam kebahagiaan dalam keabadian di akhirat tidak pernah aku pikirkan. Bahkan kadang baju yang kubelikan pun baju yang mengundang nafsu pengikut iblis. Aku sering menjadi orang dungu yang hanya bisa bengong melihat dirimu berdandan untuk membangkitkan hawa nafsu budak iblis. Kecemburuanku kadang hilang dan menjadikan diriku kurang berarti bagimu. 


Wahai putriku bantulah aku untuk mengembalikan kemuliaan pada dirimu. Maafkan aku jika saat ini aku berbeda dengan hari yang lalu. Kemarin aku lemah dan dungu yang amat membahayakanmu. Dan hari ini aku telah menyadari bahwa aku harus meninggalkan kedunguan dan kelemahanku demi kemulyaan dan kejayaanmu kelak diakhirat.

Aku tidak ingin disebut tolol dan dungu dengan pendidikanmu yang tidak membawa keselamatanmu di akhirat. Aku tidak mau di bilang bodoh melihat pakainnmu yang separoh hati kau kenakan, sebagian badanmu tertutup dan sebagian lagi terbuka. Aku tidak ingin kau dihinakan oleh mata jalang hamba hawa nafsu. Maka perhatiakan bahwa dirimu harus kau mulyakan. Berdandanlah dengan dandanan yang berwibawa dihadapan perampok-peramopok kehormatan. Jadikanlah mereka takut mendekatimu dan jera jika mereka berusaha menjailimu. Jangan kau rendahkan dirimu dengan kau umbar tubuhmu disana sini. Sebab jika dirimu tidak bisa menghargai dirimu sendiri maka orang lainpun tidak menghargaimu.

Kemulyaanmu wahai putriku pada kepribadianmu. Jika engkau berwibawa dan mulya maka lelaki jalang hamba hawa nafsupun akan enggan mendekatimu. Senyummu amat mahal jangan kau berikan kepada semua orang sebab tidak semua orang tahu nilai senyummu. Suaramu pun adalah nilai dirimu. Jangan bersuara yang mengundang nafsu di hadapan bagundal iblis sehingga mereka meremehkanmu. Telah banyak gadis-gadis seumurmu telah direndahkan oleh mereka. Lihatlah di sekitarmu, anak gadis sebaya denganmu telah tenggelam dalam kenistaan. Harga dirinya telah digadaikan dengan karir dan ketenaran..

Putriku, Sungguh itulah bahasa cinta dan kasihku yang engkau butuhkan saat ini.Aku sadar bahwa engkau saat ini sudah tidak butuh orang tua yang hanya bisa memanjamu. Akan tetapi saat ini engkau butuh orang tua yang mendidikmu dan menuntunmu kepada kemulyaan.

Jangan heran jika aku kadang cerewet wahai putriku dan songsonglah masa depanmu dengan kemulyaan. Wallahu a’lam bishshowab ...

Janganlah Kita Menjadi Utusan Setan

Maula (mantan budak) Al-FadhL berkata: “Aku pernah duduk bersama Wahb bin Munabbih (seorang ulama tabi’in) rahimahullah, lalu ada seorang laki-laki yang mendatanginya dan mengatakan kepadanya; “Sesungguhnya aku pernah bertemu si Fulan. Ia mencaci-makimu.” Maka Wahb bin Munabbih rahimahullah marah kepada orang yang membawa berita buruk itu seraya berkata; “Apakah setan sudah tidak mendapatkan seorang utusan pun selainmu?”

Maula Al-FadhL berkata: “Tatkala aku masih duduk di majlis Wahb bin Munabbih rahimahullah, tiba-tiba orang yang mencaci makinya datang menemuinya, lalu ia mengucapkan salam kepada Wahb bin Munabbih. Maka Wahb pun menjawab salamnya, lalu beliau menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengannya, dan menyuruhnya agar duduk di sampingnya.” (Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah, karya Al-Hafizh Ibnu Katsir IX/276).

Subhanallah, betapa mulia dan bijaknya Wahb bin Munabbih rahimahullahtersebut , ia tetap bersikap tenang, sabar dan berlapang dada, dan tidak mudah percaya dan esmosi karena terpengaruh dengan berita buruk yang disampaikan seseorang kepada dirinya.

Oleh karenanya, kita pun sebagai seorang muslim dan muslimah yang mendambakan persatuan, perdamaian dan keselamatan di dunia dan akhirat, hendaknya bersikap seperti Wahb bin Munabbih ketika mendengar berita-berita buruk, berupa fitnah, tuduhan dusta, cacian, dan semisalnya yang ditujukan kepada diri kita maupun kepada saudara kita yang disampaikan oleh seseorang. Karena bisa jadi motiv dari penyampain berita buruk itu karena ingin mengadu domba diantara kita, atau karena adanya kedengkian atas suatu nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita berupa ilmu, harta, kesuksesan, kedudukan yang tinggi, dan sebagainya. Apalagi jika suadara kita yang digunjing dan difitnah tersebut dikenal baik kwalitas agama dan akhlaknya, maka janganlah kita mudah terpancing untuk marah dan membalasnya dengan keburukan karena percaya dan terpengaruh oleh penyampai berita tersebut. Tetapi hendaknya kita bersikap tenang, sabar, lapang dada, tabayyun (meneliti n mencari kejelasan atau bukti kebenaran berita tersebut).

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang yang fasiq dengan membawa suatu berita, maka ambillah sikap tabayyun (mencari kejelasan dan bukti kebenaran berita tersebut) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Sikap mulia, hati-hati, sabar dan lapang dada sebagaimana yang dilakukan Wahb bin Munabbih rahimahullah ini bisa menutup rapat pintu-pintu perpecahan dan permusuhan diantara kaum muslimin, serta dapat memadamkan api kebencian dan kedengkian di dalam hati manusia. Karena setan terlaknat tiada henti-hentinya dalam berupaya menyebarkan benih-benih kedengkian, perpecahan dan permusuhan diantara umat manusia secara umum, dan diantara kaum muslimin secara khusus.

Orang yang hobinya suka mendengarkan berita-berita buruk tentang seseorang lalu dia menyampaikannya kepada saudaranya yang digunjing tersebut, maka dia adalah salah satu UTUSAN SETAN yang diutus untuk mengadu domba dan menimbulkan perpecahan dan permusuhan diantara manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh Wahb bin Munabbih rahimahullah.

Jika Kejujuran Tidak Lagi Menjadi Panglima

Menanamkan Sifat Jujur 

Salah satu ajaran penting dalam Islam tentang hidup adalah tentang kejujuran. Jujur adalah suatu sikap yang harus ada pada setiap orang yang beriman. Al-Qur’an mengatakan: 


Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q, s. al-Taubah / 9:119) 

Jujur terdapat dalam ucapan dan dalam perbuatan. Jujur dalam ucapan adalah Anda mengatakan sesuatu sesuai dengan apa yang terbetik dalam benak Anda. Atau Anda mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Orang yang jujur dalam perkataannya maka ia akan berpikir dan menimbangnya sebelum mengatakannya, apakah sesuai atau tidak. Ia tidak akan mengatakan sesuatu tanpa dasar ilmu dan informasi yang akurat. Jika ia mengatakan tentang sesuatu yang telah lalu, ia akan mengatakannya dengan benar, dan jika ia ingin mengatakan apa yang diniatkan oleh hatinya, ia akan mengatakannya sesuai niatnya itu. Jika berjanji maka janji itu disertai dengan niat dan usaha untuk menepatinya. Ia juga tidak akan menanyakan sesuatu yang ia sendiri sebetulnya sudah mengetahuinya.

Jujur dalam perbuatan adalah Anda melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam hati dan niat Anda. Orang yang jujur dalam berbuat adalah orang yang ikhlas, yaitu yang perbuatannya semata-mata untuk mencari ridha Allah dan untuk tujuan kemaslahatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Jujur dalam perbuatan artinya Anda tidak bersikap munafik dan riya’. Orang munafik dan orang riya’ adalah yang perbuatannya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya.

Misalnya, seorang staff mengunjungi atasannya atau membesuknya ketika sakit, tetapi tujuannya untuk mencari muka di mata atasannya, maka ia tidak jujur. Seorang mahasiswa yang menghormati dosennya dengan niat supaya mendapat nilai yang baik, juga bukan tindakan yang jujur. Karena menghormati guru adalah perbuatan yang semestinya dilakukan oleh seorang murid. Seorang calon bupati atau gubernur, bahkan presiden sekalipun yang membagikan uang untuk menarik simpati rakyat, maka itu bukan sebuah kejujuran. Simpati rakyat tidak diperoleh dengan uang, melainkan dengan komitmen, ketulusan, dedikasi, kepemimpinan dan al-akhlāk al-karīmah. Jujur adalah satunya kata dan perbuatan. Orang yang antara kata dan perbuatannya tidak sama, disebut orang munafik, yang akan menanggung dosa besar di mata Allah. 


Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. (Q, s. as-Shaff / 61:2-3)  


Sikap jujur menyebabkan hati menjadi tenang, karena sebuah kejujuran tidak akan menanggung beban. Sekali orang berbohong maka selamanya ia harus menutupi kebohongannya itu. Orang jahat, maka ia akan disibukkan oleh kejahatannya sendiri, karena setiap saat ia harus menyembunyikan kejahatannya itu agar tidak diketahui orang lain. Kata Nabi: 


Tinggalkanlah sesuatu yang membuatmu ragu, dan beralihlah kepada sesuatu yang tidak membuatmu ragu. Sesungguhnya kejujuran itu (membuatmu) tenang, dan kebohongan itu (membuatmu) ragu-ragu. (HR. Tirmidzi)

Sebuah kejujuran mahal harganya, lebih mahal daripada ilmu. Jika kebetulan Anda berkedudukan sebagai manajer sebuah perusahaan, mana yang akan Anda utamakan: karyawan yang jujur atau karyawan yang profesional? (umumnya jawabannya adalah yang jujur dan profesional). Jika Anda diharuskan untuk memilih diantara dua orang untuk dijadikan teman hidup, maka siapakah yang akan Anda pilih: yang jujur atau yang pandai? Maka, ada sebuah ungkapan yang mengatakan:  

“Lebih baik seorang yang jujur meskipun bodoh daripada seorang yang jahat meskipun berilmu”. Atau “Lebih baik seorang yang bodoh tapi jujur daripada seorang pandai tapi jahat”. 
Di dalam sebuah perusahaan karyawan yang tidak jujur akan merusak sistem internal dan menjadi pangkal dari kebangkrutan perusahaan tersebut. Perahu Republik Indonesia –kata orang hampir tenggelam bukan disebabkan kekurangan orang-orang yang cerdik-pandai, melainkan disebabkan karena kejujuran tidak lagi menjadi panglima bagi para pengelola negeri ini.

Itulah hakekat sebuah kejujuran. Jujur adalah suatu sikap yang akan mengantarkan pelakunya kepada kebaikan.

Hendaknya kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kalian kepada kebajikan. Dan kebajikan itu menunjukkan kalian jalan ke surga. (HR. Muslim)  

Bagi orang mukmin, rasa-rasanya tidak sulit menjadi orang jujur !