Pengalaman pahit dapat menghasilkan dua keadaan, yaitu: keadaan menjadi lebih baik atau justru menjadi lebih buruk. Oleh karena pilihan ada ditangan kita, pilihan manakah yang kita pilih? Keadaan akan menjadi lebih baik ketika kita mulai melakukan introspeksi diri dan menginventarisir kekuatan, kecendrungan alami, dan kemungkinan eksplorasi potensi diri. Sebaliknya, keadaan akan menjadi lebih buruk ketika kita memilih menyalahkan keadaan, orang lain atau siapapun yang dapat disalahkan.
Ketra Oberlander harus menelan pil pahit di dalam hidupnya. Ketika kariernya sebagai penulis di industri dot com Silicon Valley harus berakhir, pada saat yang bersamaan Ketra juga mengalami kerusakan mata parah.
Pada usia 4o tahun, Ketra menerima kenyataan bahwa ia buta dan tidak punya pekerjaan. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi semua kesulitan ini?
Hidup bergantung kepada suami bukanlah pilihan yang bijak, dan hal itu tidak ada dalam kamus hidupnya. Bagaimanapun juga ia merasa harus melakukan sesuatu untuk mengatasi keadaan ini. Lalu apa yang harus dilakukan?
Ketra Oberlander yakin bahwa pasti ada solusi terbaik yang dapat menjadi jalan keluar bagi dirinya. Dan setelah melalui perenungan yang dalam, ia memutuskan untuk terus berjuang melakukan sesuatu yang berarti.
Solusi atas masalah mulai hadir ketika Ketra meminta suaminya untuk memotret close-up bunga di halaman rumahnya. Hasil foto ini lalu dimasukkan ke dalam komputer untuk dijadikan model lukisan bagi Ketra Oberlander.
Lalu, Ketra memperbesar gambar bunga sampai penuh di layar komputer dan menampilkan warna kontras yang maksimal. Hal ini harus dilakukan Ketra, karena matanya yang rusak hanya dapat melihat pada jarak 10 centimeter dari obejek.
Kemudian, dengan mendekatkan wajahnya ke layar komputer, Ketra mulai meniru model bunga ke dalam kain kanvas. Setiap kali melukis, ia harus bolak-balik mendekatkan wajahnya ke layar dan ke kain kanvas. Hanya dengan cara inilah ia dapat melukis sesuai objek yang dilihatnya.
Perjuangan yang melelahkan dan penuh dengan pengorbanan ini ternyata membawa hasil yang luar biasa. Lukisan bunga Ketra disukai dan dinilai bagus oleh teman-temannya.
Untuk lebih meyakinkan diri, bahwa lukisannya memang bagus dan mendapat respon positif, Ketra lalu menitipkan lukisannya pada sebuha pameran seni. Luar biasa! Bukan hanya dikagumi oleh banyak orang, malah lukisan Ketra mendapat penghargaan.
Penghargaan yang diterimanya, menguatkan hati Ketra untuk menekuni profesi baru, yaitu menjadi seorang pelukis. Sebuah keputusan yang benar yang akhirnya membawa dirinya mendapat penghargaan demi penghargaan.
Kini, Ketra Oberlander diusia 47 tahun, bukan hanya sekedar seorang pelukis handal, dia juga adalah konsultan seni dan pengusaha seni yang terkenal. Sungguh, Ketra telah berhasil menjadikan kepahitan menjadi kebaikan.
Ketra Oberlander harus menelan pil pahit di dalam hidupnya. Ketika kariernya sebagai penulis di industri dot com Silicon Valley harus berakhir, pada saat yang bersamaan Ketra juga mengalami kerusakan mata parah.
Pada usia 4o tahun, Ketra menerima kenyataan bahwa ia buta dan tidak punya pekerjaan. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi semua kesulitan ini?
Hidup bergantung kepada suami bukanlah pilihan yang bijak, dan hal itu tidak ada dalam kamus hidupnya. Bagaimanapun juga ia merasa harus melakukan sesuatu untuk mengatasi keadaan ini. Lalu apa yang harus dilakukan?
Ketra Oberlander yakin bahwa pasti ada solusi terbaik yang dapat menjadi jalan keluar bagi dirinya. Dan setelah melalui perenungan yang dalam, ia memutuskan untuk terus berjuang melakukan sesuatu yang berarti.
Solusi atas masalah mulai hadir ketika Ketra meminta suaminya untuk memotret close-up bunga di halaman rumahnya. Hasil foto ini lalu dimasukkan ke dalam komputer untuk dijadikan model lukisan bagi Ketra Oberlander.
Lalu, Ketra memperbesar gambar bunga sampai penuh di layar komputer dan menampilkan warna kontras yang maksimal. Hal ini harus dilakukan Ketra, karena matanya yang rusak hanya dapat melihat pada jarak 10 centimeter dari obejek.
Kemudian, dengan mendekatkan wajahnya ke layar komputer, Ketra mulai meniru model bunga ke dalam kain kanvas. Setiap kali melukis, ia harus bolak-balik mendekatkan wajahnya ke layar dan ke kain kanvas. Hanya dengan cara inilah ia dapat melukis sesuai objek yang dilihatnya.
Perjuangan yang melelahkan dan penuh dengan pengorbanan ini ternyata membawa hasil yang luar biasa. Lukisan bunga Ketra disukai dan dinilai bagus oleh teman-temannya.
Untuk lebih meyakinkan diri, bahwa lukisannya memang bagus dan mendapat respon positif, Ketra lalu menitipkan lukisannya pada sebuha pameran seni. Luar biasa! Bukan hanya dikagumi oleh banyak orang, malah lukisan Ketra mendapat penghargaan.
Penghargaan yang diterimanya, menguatkan hati Ketra untuk menekuni profesi baru, yaitu menjadi seorang pelukis. Sebuah keputusan yang benar yang akhirnya membawa dirinya mendapat penghargaan demi penghargaan.
Kini, Ketra Oberlander diusia 47 tahun, bukan hanya sekedar seorang pelukis handal, dia juga adalah konsultan seni dan pengusaha seni yang terkenal. Sungguh, Ketra telah berhasil menjadikan kepahitan menjadi kebaikan.
- Menyerah terhadap keadaan bukanlah pilihan yang baik. Justru berusaha keras mengatasi keadaan pahitlah pilihan yang paling realistis. Walau tantangan tidak mudah dilalui, tapi kesuksesan hanya bagi orang yang berani menghadapi kesulitan dengan keterbatasan yang ada.
- Bagaimana dengan kesulitan yang kita hadapi. Apakah kita sudah mengatasinya dengan gagah berani sehingga menghasilkan keadaan yang lebih baik? Mari kita melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Disini, saat ini, sekarang juga.
Source : cermot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar