Apa jadinya jika seorang murid hanya mempentingkan kehidupan bersekolah dengan seenaknya, tidak pandang mata, termasuk kepada Gurunya sendiri yang telah mengajar dia supaya jadi pinter, dan sifat semaunya dari seorang siswalah yang membuat seorang guru bisa dipanggil GURU KILLER.
Pada pembahasan saya kali ini, kita akan bahas tentang Guru Lho. Ini penting banget buat kalian, selama ini proses belajar mengajar di SMP maupun SMA, mendapat guru yang setiap pelajaran berbeda orang dan tentunya berbeda sifat. Ada yang baik, baik banget, jahat, ada juga yang sudah di cap sama siswanya bisa di sebut dengan Guru Cuek!
Pada pembahasan saya kali ini, kita akan bahas tentang Guru Lho. Ini penting banget buat kalian, selama ini proses belajar mengajar di SMP maupun SMA, mendapat guru yang setiap pelajaran berbeda orang dan tentunya berbeda sifat. Ada yang baik, baik banget, jahat, ada juga yang sudah di cap sama siswanya bisa di sebut dengan Guru Cuek!
Cuek disini maksud saya, guru tersebut hanya datang dikelas mengajar, penuhi jam kewajiban, lalu terima gaji dari negara, lalu acuh tak acuh terhadap siswa-siswanya, bodoh, pinter itu anak orang, nakal dan baik itu bukan urusannya, ngapain dipikirkan terlalu dalam? Toh dari sononya sudah begitu? Kalo hanya masalah nilai, begitu mudahnya dicurahkan, toh tidak kulakan?
Guru seperti aman, karena sama sekali takkan berbenturan dengan siswa, walimurid atau masyarakat.
Sementara, disisi lain ada guru yang begitu tegas menerapkan aturan-aturan tegas terhadap siswanya, berani menindak tegas, berani memasang target untuk mendidik bagi siswanya, menjalan tugasnya sebagai guru yang mengajar dan mendidik, begitu peduli, berani memberikan reward bagi siswa-siswanya, mau mendoakan keberhasilan siswanya. Sayang sekali,guru seperti ini jumlahnya terlalu sedikit, dan selalu berhadapan dengan ketidaknyamanan terhadap siswa, walimurid, masyarakat, unit dinas. Guru seperti ini selalu merasa sendiri berjuang.
Sementara, disisi lain ada guru yang begitu tegas menerapkan aturan-aturan tegas terhadap siswanya, berani menindak tegas, berani memasang target untuk mendidik bagi siswanya, menjalan tugasnya sebagai guru yang mengajar dan mendidik, begitu peduli, berani memberikan reward bagi siswa-siswanya, mau mendoakan keberhasilan siswanya. Sayang sekali,guru seperti ini jumlahnya terlalu sedikit, dan selalu berhadapan dengan ketidaknyamanan terhadap siswa, walimurid, masyarakat, unit dinas. Guru seperti ini selalu merasa sendiri berjuang.
Sebagai siswa, kalian pilih yang mana? Berikan komentar anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar