Keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar di kelas banyak ditentukan oleh kemampuan untuk membangun penghubung diantara kedua proses tersebut.Meski proses belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda, kita dituntut untuk menggapai keberhasilan keduanya secara bersamaan.Dan salah satu upaya terbaik untuk menggapai keduanya adalah membangun emosi positif melalui cerita di awal pembelajaran. Emosi positif adalah keadaan dimana pembelajaran mampu menghadirkan suasana ceria (joy),ketertarikan (interest), kepuasan atau kelegaan (contentment) dan love (cinta atau kasih sayang).
Learning is most effective when it’s fun memberi kita landasan yang sangat penting dalam pembelajaran.Menyenangkan adalah kondisi dimana anak didik terbebas dari rasa tertekan, tidak berdaya,putus asa serta bentuk tekanan psikologsi lainnya.Kondisi ini sejalan dengan syarat utama bekerjanya otak secara maksimal:keadaan yang menyenangkan.
Dave Meir dalam bukunya The Accelerated Learning Hand book(2000) merumuskan Keadaan yang menyenangkan ini lebih pada suasana hati yang positif semisal bangkitnya minat,adanya keterlibatan penuh,serta terciptanya makna dan nilai yang membahagiakan. Kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi.
Lebih jauh dia menyatakan bahwa emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar.Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar.
Kegembiraan belajar sebagai suasana hati yang positif (emosi positif) dapat tercipta melalui berbagai macam kegiatan yang kreatif. Kegiatan kreatif yang dapat meggugah munculya emosi positif diataranya adalah kegiatan-kegiatan pelepas stress.Salah satu kegiatan pelepas stress yang bisa dilakukan untuk meggugah munculya perasaan (emosi) positif adalah pemberian cerita di awal pembelajaran.
CERITA SEBAGAI PEMBUKAAN YANG BERKESAN
Salah satu kekuatan penting dalam proses belajar mengajar adalah keterkaitan emosional guru dengan siswa Sebuah cerita yang kita sampaikan di awal pembelajaran akan memiliki kesan yang mendalam bagi anak didik.Kesan yang mucul dari cerita yang disampaikan juga akan membantu proses pembelajaran dan penyampaian materi selanjutya.Disamping itu,cerita juga mampu mengaktifkan seluruh perasaan yang positif pada sang pemberi cerita (guru).
Kondisi tersebut diatas memudahkan baik anak didik maupun guru dalam membangun interaksi pembelajaran yang baik.Tidak adanya sekat psikologis diantara guru dan anak didik akan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang nyaman, tanpa tekanan dan memberi ruang yang luas bagi murid untuk mengeksplorasi diri dan pengetahuan yang didapatnya.
BERI CERITA YANG MENGINSPIRASI
Adalah David MC Celland – seorang psikolog social – yang tertarik untuk mengetahui kaitan cerita dengan mental positif. Dari hasil penelitiannya, dia mendapati bahwa negara yang memiliki cerita yang menggugah munculnya sikap positif (N-Ach) berpengaruh sangat besar terhadap kemajuan bangsanya kelak dikemudian hari.
Cerita inspiratif juga bisa dijadikan sarana membangun motivasi anak didik. Anak didik akan dapat belajar dari cerita-cerita yang disampaikan oleh guru.Baik belajar tentang kearifan, keberanian maupun hikmah-hikmah yang lainnya.Dan yang lebih penting adalah bahwa cerita mampu mempengaruhi karakter anak didik. Modalitas inilah yang nantinya akan bermuara pada mental dan sikap positif anak didik.Baik saat mengikuti pembelajaran maupun ketika mereka dihadapkan pada kehidupan nyata.
Learning is most effective when it’s fun memberi kita landasan yang sangat penting dalam pembelajaran.Menyenangkan adalah kondisi dimana anak didik terbebas dari rasa tertekan, tidak berdaya,putus asa serta bentuk tekanan psikologsi lainnya.Kondisi ini sejalan dengan syarat utama bekerjanya otak secara maksimal:keadaan yang menyenangkan.
Dave Meir dalam bukunya The Accelerated Learning Hand book(2000) merumuskan Keadaan yang menyenangkan ini lebih pada suasana hati yang positif semisal bangkitnya minat,adanya keterlibatan penuh,serta terciptanya makna dan nilai yang membahagiakan. Kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi.
Lebih jauh dia menyatakan bahwa emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar.Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar.
Kegembiraan belajar sebagai suasana hati yang positif (emosi positif) dapat tercipta melalui berbagai macam kegiatan yang kreatif. Kegiatan kreatif yang dapat meggugah munculya emosi positif diataranya adalah kegiatan-kegiatan pelepas stress.Salah satu kegiatan pelepas stress yang bisa dilakukan untuk meggugah munculya perasaan (emosi) positif adalah pemberian cerita di awal pembelajaran.
CERITA SEBAGAI PEMBUKAAN YANG BERKESAN
Salah satu kekuatan penting dalam proses belajar mengajar adalah keterkaitan emosional guru dengan siswa Sebuah cerita yang kita sampaikan di awal pembelajaran akan memiliki kesan yang mendalam bagi anak didik.Kesan yang mucul dari cerita yang disampaikan juga akan membantu proses pembelajaran dan penyampaian materi selanjutya.Disamping itu,cerita juga mampu mengaktifkan seluruh perasaan yang positif pada sang pemberi cerita (guru).
Kondisi tersebut diatas memudahkan baik anak didik maupun guru dalam membangun interaksi pembelajaran yang baik.Tidak adanya sekat psikologis diantara guru dan anak didik akan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang nyaman, tanpa tekanan dan memberi ruang yang luas bagi murid untuk mengeksplorasi diri dan pengetahuan yang didapatnya.
BERI CERITA YANG MENGINSPIRASI
Adalah David MC Celland – seorang psikolog social – yang tertarik untuk mengetahui kaitan cerita dengan mental positif. Dari hasil penelitiannya, dia mendapati bahwa negara yang memiliki cerita yang menggugah munculnya sikap positif (N-Ach) berpengaruh sangat besar terhadap kemajuan bangsanya kelak dikemudian hari.
Cerita inspiratif juga bisa dijadikan sarana membangun motivasi anak didik. Anak didik akan dapat belajar dari cerita-cerita yang disampaikan oleh guru.Baik belajar tentang kearifan, keberanian maupun hikmah-hikmah yang lainnya.Dan yang lebih penting adalah bahwa cerita mampu mempengaruhi karakter anak didik. Modalitas inilah yang nantinya akan bermuara pada mental dan sikap positif anak didik.Baik saat mengikuti pembelajaran maupun ketika mereka dihadapkan pada kehidupan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar