aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Senin, 29 April 2013

Keterampilan Mengadakan Variasi Bagi Guru

Suatu metode, startegi, media ataupun hal-hal yang sifatnya monoton yang digunakan dalam proses pembelajaran akan menimbulkan kebosanan pada diri peserta didik. Oleh karena itu hendaknya guru melakukan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran atau melakukan variasi-variasi, sehingga dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, kegairahan, serta penuh partisipasi. Untuk keperluan ini, guru perlu melatih diri guna menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.

Mengadakan variasi dengan berbagai gaya mengajar, media pembelajaran, pola interaksi pembelajaran dan variasi metode akan membantu peserta didik menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan, memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat, memunculkan rasa ingin mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru serta memupuk tingkah laku yang positif.Guru yang menggunakan variasi dalam proses pembelajaran juga memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

Sebelum menggunakan variasi, guru harus benar-benar merencanakannya secara matang. Langkah-langkah pelaksanaannya harus tergambar jelas pada Perencanaan yang dibuat guru. Gambaran pelaksanaan variasi ini kemudian dijadikan pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Menggunakan variasi dalam proses pembelajaran dilakukan guru agar peserta didik dapat terlibat secara aktif sehingga mempermudah peserta didik mencapai tujuan dengan efektif. Karenanya penggunaan variasi ini harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Variasi yang dilakukan guru untuk menyiasati anak belajar secara kreatif harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian peserta didik dan tidak mengganggu pembelajaran.

Variasi dapat dilakukan guru dengan berbagai cara, seperti yang dikatan Moch. Uzer Usman (1992) yaitu:

1) Variasi dalam Gaya Mengajar Guru. 


  • Penggunaan variasi suara (teachers voice). Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. 
  • Pemusatan perhatian peserta didik (focusing). Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baik-baik,” atau “Nah, ini penting sekali,” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar di-mengerti.”  
  • Kesenyapan atau kebisuan guru (teachers silence). Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alasan yang baik untuk me¬narik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya, suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
  • Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement).  
  • Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.  
  • Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wa¬jah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. 
  • Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya meng¬angguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti “tidak”, mengangkat tangan keduanya dapat berarti “apa lagi?” 
  • Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teachers mo-vement). Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menghantarkan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:   
  1. Biasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk me-nanamkan rasa dekat kepada murid sambil mengontrol tingkah laku murid.
  2. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
  3. Jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir, tetapi jangan pula menerangkan sambil duduk.
  4. Jangan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
  5. Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
2) Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Pengajaran

Media dan alat pelajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.

Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :

  • Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide.
  • Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids). Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam kelas, rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengan yang di-variasikan dengan indera lainnya.
  • Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Alat yang termasuk ke dalam hal ini misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan.
  • Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids). Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk AVA ini, misalnya film, televisi, komputer, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

3) Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut :
  • Pola guru-murid; Komunikasi sebagai aksi
  • Pola guru-murid-guru; Ada balikan (feed back) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)
  • Pola guru-murid-murid; Ada balikan (feed back) bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
  • Pola guru-murid,murid-guru, murid-murid; Interaksi optimal antara guru dengan murid antara murid dengan guru, dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multi arah)
  • Pola melingkar, Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan bicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran
Source  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar