Nak,
Jika saat ini engkau pandai berbicara
Mempengaruhi orang lain
Mengajak massa
Itu berawal dari satu dua kata
Yang diajarkan oleh ibumu, dahulu
Nak,
Jika saat ini engkau pandai menghitung
Mengkalkulasi untung rugi niagamu
Memperhitungkan kepentingan
Itu bermula dari satu dua bilangan
Yang dituturkan oleh ibumu, dahulu
Dahulu...
Kau hanya bisa menangis, berteriak.
Suaramu melengking
Tapi ibumu, tak pernah sakit telinganya
Yang dia dengar, katanya, adalah nyayian merdu
Jantung hati yang amat dicintai
Nak,
Jika saat ini engkau pandai melangkahkan kaki
Berjalan menyusuri bumi
Berlari mengejar kehidupan
Itu beranjak dari satu dua langkah
Yang dibimbing oleh ibumu
Nak,
Jika saat ini engkau pandai menggerakkan tangan
Bekerja untuk kehidupanmu
Berkarya mendharmabaktikan kemampuanmu
Itu berasal dari satu dua gerakan
Yang dituntun oleh ibumu
Dahulu...
Kau hanya bisa berbaring,
Merangkak,
Tapi ibumu tak pernah lelah tubuhnya
Yang dia rasa, katanya, adalah kebahagiaan hati
Kasih sayang yang tak berujung
Nak,
Ciumlah wajah ibumu
Karena di raut muka itulah
kau bisa membaca kedalaman cintanya kepadamu
Ciumlah tangan ibumu
Karena di guratan tangannyalah
kau dapati riwayat kemanusiaanmu
Ciumlah kaki ibumu
Karena di telapak kakinyalah
Kau temukan surgamu
Nak,
Ciumlah nama Ibumu
Jika saat ini engkau pandai berbicara
Mempengaruhi orang lain
Mengajak massa
Itu berawal dari satu dua kata
Yang diajarkan oleh ibumu, dahulu
Nak,
Jika saat ini engkau pandai menghitung
Mengkalkulasi untung rugi niagamu
Memperhitungkan kepentingan
Itu bermula dari satu dua bilangan
Yang dituturkan oleh ibumu, dahulu
Dahulu...
Kau hanya bisa menangis, berteriak.
Suaramu melengking
Tapi ibumu, tak pernah sakit telinganya
Yang dia dengar, katanya, adalah nyayian merdu
Jantung hati yang amat dicintai
Nak,
Jika saat ini engkau pandai melangkahkan kaki
Berjalan menyusuri bumi
Berlari mengejar kehidupan
Itu beranjak dari satu dua langkah
Yang dibimbing oleh ibumu
Nak,
Jika saat ini engkau pandai menggerakkan tangan
Bekerja untuk kehidupanmu
Berkarya mendharmabaktikan kemampuanmu
Itu berasal dari satu dua gerakan
Yang dituntun oleh ibumu
Dahulu...
Kau hanya bisa berbaring,
Merangkak,
Tapi ibumu tak pernah lelah tubuhnya
Yang dia rasa, katanya, adalah kebahagiaan hati
Kasih sayang yang tak berujung
Nak,
Ciumlah wajah ibumu
Karena di raut muka itulah
kau bisa membaca kedalaman cintanya kepadamu
Ciumlah tangan ibumu
Karena di guratan tangannyalah
kau dapati riwayat kemanusiaanmu
Ciumlah kaki ibumu
Karena di telapak kakinyalah
Kau temukan surgamu
Nak,
Ciumlah nama Ibumu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar