Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah syukur adalah terlihatnya tanda-tanda nikmat Allah pada lidah hamba-Nya dalam bentuk pujian, dalam hatinya dalam bentuk cinta kepada-Nya, dan pada organ tubuh dalam bentuk taat dan tunduk kepada-Nya. Dalam definisi syukur ini terkandung tiga unsur, yaitu: pujian lisan, cinta dalam hati dan ketaatan dalam perbuatan.
Syukur sejatinya tidak menambah apapun kepada pelakunya melainkan kenikmatan dan kebahagiaan. Dengan bersyukur, manusia menjadi lebih berbahagia dan menjadi lebih bertambah nikmatnya. Syukur dengan demikian, memiliki korelasi positif dengan kesuksesan.
Pada tahun 1998, Profesor Emmons mulai mengkaji tentang syukur. Profesor Emmons melibatkan para mahasiswanya dalam penelitiannya tentang syukur. Saat itu, sang profesor menyuruh sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah (galau).
Apa yang terjadi? Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.
Itulah fakta ilmiah yang mengungkap rahasia bersyukur. Bahwa diantara dampak bersyukur adalah meningkatnya kesehatan jiwa-raga dan membaiknya hubungan kemasyarakatan. Artinya, dengan bersyukur, bertambahlah nikmat. Dengan bersyukur, semakin dekatlah seseorang dengan kesuksesan. Penelitian ini sangat sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim : 7).
Bagaimana memperkuat rasa syukur kepada Allah? Ada 5 pilar untuk memperkuat rasa syukur:
1. Sadar, Syukur, Cinta, Tunduk Sujud
Inspirasi: Wahyu pertama Al Qur’an : ..Bacalah..
Wahyu pertama Al Qur’an : “Iqra’” bacalah, menjadi inspirasi pilar pertama ini. Tidak ada agama lain yang wahyu pertamanya adalah Iqra’ – bacalah. Wahyu ini memberikan inspirasi kepada kita bahwa “Iqra” harus menjadi kerangka awal dalam kehidupan kita. Demikian pula, syukur itu dimulai dari membaca. Membaca, menyadari nikmat-nikmat Allah.
Dan lihatlah, surat Al-Alaq itu diakhiri dengan ayat “wasjud waqtarib.” Bahwa proses membaca, kesadaran, itu akan berujung kepada tunduk sujud dan semakin dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Komitmen , membumikan dan membuka syukur
Inspirasi : Surat Pertama Al Qur’an : Al Fatihah ..Pembuka sukses
Jika orangtua ingin menekankan sesuatu pada anaknya dan supaya anaknya melakukan sesuatu itu, biasanya ia akan mengulang-ulangnya. “Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman.” Besuknya lagi, sebelum anak berangkat sekolah orangtua juga berpesan: . “Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman.” Itu pesan yang artinya sangat penting agar anak bergaul dengan temannya secara baik.
Surat Al Fatihah disebut sebagai sab’ul matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) karena ia selalu kita baca dalam shalat, berulang-ulang. Setidaknya, 17 kali kita baca dalam 17 rakaat shalat lima waktu. Artinya apa? Allah berkeinginan kita berkomitmen menjalankan pesan Al Fatihah. Al Fatihah membuka jalan sukses dan Rumus Sukses, menjadi komitmen hidup.
Di dalam surat yang terdiri dari 7 ayat itu ada 7 rumus sukses, yakni visi, potensi, peluang, motivasi, misi, strategi, dan gerak. Insya Allah akan dipaparkan dalam artikel tersendiri.
3. Perilaku Syukur
Inspirasi : urutan 114 Surat Al Quran : Menang dalam perjalanan kehidupan
Urutan surat dalam Al Qur’an itu sungguh ajaib. Dan semestinya, seperti itulah kehidupan kita. Bahwa langkah awal menjalani perilaku hidup (Qur’an) dengan Taqwa, Kemenangan didapat karena pertolongan Allah (An Nasr), dalam keihklasan Surat Al ihklas.
4. Menjaga syukur (agar terus selamat dan sukses)
Inspirasi : Surat terakhir yaitu Al Falaq + An Nas : Penutup, berlindung
Agar syukur tetap dapat dipertahankan dan menjadi nilai hidup kita, dan dengan demikian kita mendapatkan kesuksesan, kita perlu berlindung kepada Allah. Menjaga syukur itu dengan perlindungan total kepada Allah.
Hal yang menarik dari surat Al Falaq dan An Nasa adalah, jika kita menghadapi bahaya/ancaman dari luar seperti kejahatan makhluk dan sihir, cukup digunakan satu ayat “Rabb”. Tetapi jika kita berlindung dari syetan, yang merupakan godaan yang mengincar kita kapan saja di mana saja dan tanpa bisa dibentengi, Allah menyebut tiga ayat: Rabb, Malik, dan Ilah dalam tiga ayat pertama berturut-turut.
5. Meningkatkan Syukur, kebaikan yang berkelanjutan
Inspirasi : Wahyu terakhir : Menyempurnakan sukses
Syukur harus tetap dijaga hingga titik akhir. Akhir kehidupan manusia harus ditutup dengan kebaikan. Wahyu mengajarkan, ayat yang terakhir turun adalah surat Al Maidah ayat 5 yang menunjukkan telah sempurnanya Islam. Demikian pula hidup kita, syukur harus dijaga hingga akhir, hidup harus ditutup dengan kesuksesan.
Source : www.bersamadakwah.com
Syukur sejatinya tidak menambah apapun kepada pelakunya melainkan kenikmatan dan kebahagiaan. Dengan bersyukur, manusia menjadi lebih berbahagia dan menjadi lebih bertambah nikmatnya. Syukur dengan demikian, memiliki korelasi positif dengan kesuksesan.
Pada tahun 1998, Profesor Emmons mulai mengkaji tentang syukur. Profesor Emmons melibatkan para mahasiswanya dalam penelitiannya tentang syukur. Saat itu, sang profesor menyuruh sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah (galau).
Apa yang terjadi? Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.
Itulah fakta ilmiah yang mengungkap rahasia bersyukur. Bahwa diantara dampak bersyukur adalah meningkatnya kesehatan jiwa-raga dan membaiknya hubungan kemasyarakatan. Artinya, dengan bersyukur, bertambahlah nikmat. Dengan bersyukur, semakin dekatlah seseorang dengan kesuksesan. Penelitian ini sangat sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim : 7).
Bagaimana memperkuat rasa syukur kepada Allah? Ada 5 pilar untuk memperkuat rasa syukur:
1. Sadar, Syukur, Cinta, Tunduk Sujud
Inspirasi: Wahyu pertama Al Qur’an : ..Bacalah..
Wahyu pertama Al Qur’an : “Iqra’” bacalah, menjadi inspirasi pilar pertama ini. Tidak ada agama lain yang wahyu pertamanya adalah Iqra’ – bacalah. Wahyu ini memberikan inspirasi kepada kita bahwa “Iqra” harus menjadi kerangka awal dalam kehidupan kita. Demikian pula, syukur itu dimulai dari membaca. Membaca, menyadari nikmat-nikmat Allah.
Dan lihatlah, surat Al-Alaq itu diakhiri dengan ayat “wasjud waqtarib.” Bahwa proses membaca, kesadaran, itu akan berujung kepada tunduk sujud dan semakin dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Komitmen , membumikan dan membuka syukur
Inspirasi : Surat Pertama Al Qur’an : Al Fatihah ..Pembuka sukses
Jika orangtua ingin menekankan sesuatu pada anaknya dan supaya anaknya melakukan sesuatu itu, biasanya ia akan mengulang-ulangnya. “Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman.” Besuknya lagi, sebelum anak berangkat sekolah orangtua juga berpesan: . “Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman.” Itu pesan yang artinya sangat penting agar anak bergaul dengan temannya secara baik.
Surat Al Fatihah disebut sebagai sab’ul matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) karena ia selalu kita baca dalam shalat, berulang-ulang. Setidaknya, 17 kali kita baca dalam 17 rakaat shalat lima waktu. Artinya apa? Allah berkeinginan kita berkomitmen menjalankan pesan Al Fatihah. Al Fatihah membuka jalan sukses dan Rumus Sukses, menjadi komitmen hidup.
Di dalam surat yang terdiri dari 7 ayat itu ada 7 rumus sukses, yakni visi, potensi, peluang, motivasi, misi, strategi, dan gerak. Insya Allah akan dipaparkan dalam artikel tersendiri.
3. Perilaku Syukur
Inspirasi : urutan 114 Surat Al Quran : Menang dalam perjalanan kehidupan
Urutan surat dalam Al Qur’an itu sungguh ajaib. Dan semestinya, seperti itulah kehidupan kita. Bahwa langkah awal menjalani perilaku hidup (Qur’an) dengan Taqwa, Kemenangan didapat karena pertolongan Allah (An Nasr), dalam keihklasan Surat Al ihklas.
4. Menjaga syukur (agar terus selamat dan sukses)
Inspirasi : Surat terakhir yaitu Al Falaq + An Nas : Penutup, berlindung
Agar syukur tetap dapat dipertahankan dan menjadi nilai hidup kita, dan dengan demikian kita mendapatkan kesuksesan, kita perlu berlindung kepada Allah. Menjaga syukur itu dengan perlindungan total kepada Allah.
Hal yang menarik dari surat Al Falaq dan An Nasa adalah, jika kita menghadapi bahaya/ancaman dari luar seperti kejahatan makhluk dan sihir, cukup digunakan satu ayat “Rabb”. Tetapi jika kita berlindung dari syetan, yang merupakan godaan yang mengincar kita kapan saja di mana saja dan tanpa bisa dibentengi, Allah menyebut tiga ayat: Rabb, Malik, dan Ilah dalam tiga ayat pertama berturut-turut.
5. Meningkatkan Syukur, kebaikan yang berkelanjutan
Inspirasi : Wahyu terakhir : Menyempurnakan sukses
Syukur harus tetap dijaga hingga titik akhir. Akhir kehidupan manusia harus ditutup dengan kebaikan. Wahyu mengajarkan, ayat yang terakhir turun adalah surat Al Maidah ayat 5 yang menunjukkan telah sempurnanya Islam. Demikian pula hidup kita, syukur harus dijaga hingga akhir, hidup harus ditutup dengan kesuksesan.
Source : www.bersamadakwah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar