Di awal Anda melamar pekerjaan dalam sebuah sekolah tertentu.
Kepala sekolah mengambil secarik kertas dan pena lalu memelototin Anda dan bertanya, “Apa yang membuat Anda mengagumi guru favorit Anda?” “Apa yang membuat seseorang menjadi guru yang baik?”
Seorang guru berkata: “Mengajar bukan sekedar sebuah pekerjaan; mengajar adalah jalan hidupku.” Sebuah kata penuh makna yang jarang terucap dari guru yang ada di dunia ini, hanya mereka yang punya hati mulia yang menikmati aktivitas mengajar sebagai aktivitas mulia memberantas kebodohan di muka bumi.
Kutipan di atas menerobos lamunan dan angan panjangku unuk menjadi seorang pendidik. dalam pikirku bertanya, apakah pengajaran yang baik itu sains atau seni, penemuan yang berpusat pada guru, atau berpusat pada siswa, aplikasi teori-teori umum atau penemuan dalam pendidikan? Apakah guru yang baik adalah explaineratau questioner yang baik? “a sage on the sage” atau “guide by the side?”. Perdebatan ini berlangsung bertahun-tahun lho….
Di kelas-kelas pendidikan, Anda barangkali menemukan berbagai kritik terhadap para sage (guru/prang bijak) yang memberi kuliah yang berpusat pada guru berdasarkan teori ilmiah atau Anda akan didorong menjadi pembimbing yang berpusat pada siswa dengan memberikan pertanyaan artistik dan inventif? Apakah ini jalan “menuju surga pendidikan” yang tepat?
Salah satu posisinya adalah mengajar yang merupakan ilmu pengetahuan berbasis teori. Para psikolog telah mempelajari bagaimana anak berpikir dan merasakan, bagaimana belajar terjadi, apa saja yang mempengaruhi motivasi, dan bagaimana pengajaran mempengaruhi belajar.
Para pendidik lain percaya bahwa tanda bagi seorang guru yang baik BUKAN KEMAMPUANNYA UNTUK MENERAPKAN TEORI, TETAPI KETERAMPILAN UNTUK BERSIKAP REFLEKTIF – THOUGHTFUL (BIJAKSANA) DAN INVENTIF – TENTANG PENGAJARAN (Schon, 1983). Jadi, mengajar sangat kompleks sehingga harus selalu diciptakan pengajaran baru untuk setiap subjek dan kelas baru.
Sumber: Anita, W. 2009. Educational Psychology Active Learning Edition Edisi Kesepuluh Bagian Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kepala sekolah mengambil secarik kertas dan pena lalu memelototin Anda dan bertanya, “Apa yang membuat Anda mengagumi guru favorit Anda?” “Apa yang membuat seseorang menjadi guru yang baik?”
Seorang guru berkata: “Mengajar bukan sekedar sebuah pekerjaan; mengajar adalah jalan hidupku.” Sebuah kata penuh makna yang jarang terucap dari guru yang ada di dunia ini, hanya mereka yang punya hati mulia yang menikmati aktivitas mengajar sebagai aktivitas mulia memberantas kebodohan di muka bumi.
Kutipan di atas menerobos lamunan dan angan panjangku unuk menjadi seorang pendidik. dalam pikirku bertanya, apakah pengajaran yang baik itu sains atau seni, penemuan yang berpusat pada guru, atau berpusat pada siswa, aplikasi teori-teori umum atau penemuan dalam pendidikan? Apakah guru yang baik adalah explaineratau questioner yang baik? “a sage on the sage” atau “guide by the side?”. Perdebatan ini berlangsung bertahun-tahun lho….
Di kelas-kelas pendidikan, Anda barangkali menemukan berbagai kritik terhadap para sage (guru/prang bijak) yang memberi kuliah yang berpusat pada guru berdasarkan teori ilmiah atau Anda akan didorong menjadi pembimbing yang berpusat pada siswa dengan memberikan pertanyaan artistik dan inventif? Apakah ini jalan “menuju surga pendidikan” yang tepat?
Salah satu posisinya adalah mengajar yang merupakan ilmu pengetahuan berbasis teori. Para psikolog telah mempelajari bagaimana anak berpikir dan merasakan, bagaimana belajar terjadi, apa saja yang mempengaruhi motivasi, dan bagaimana pengajaran mempengaruhi belajar.
Para pendidik lain percaya bahwa tanda bagi seorang guru yang baik BUKAN KEMAMPUANNYA UNTUK MENERAPKAN TEORI, TETAPI KETERAMPILAN UNTUK BERSIKAP REFLEKTIF – THOUGHTFUL (BIJAKSANA) DAN INVENTIF – TENTANG PENGAJARAN (Schon, 1983). Jadi, mengajar sangat kompleks sehingga harus selalu diciptakan pengajaran baru untuk setiap subjek dan kelas baru.
Sumber: Anita, W. 2009. Educational Psychology Active Learning Edition Edisi Kesepuluh Bagian Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar