Analogi jari tangan menggambarkan hubungan yang harus terjalin dalam kehidupan ini menuju menusia yang sukses dan kabahagiayaan yang sejati. Semuanya tidak berurusan dengan materi melulu. Kelima hubungan ini harus ada dan tidak bisa dipisahkan, namun sulit untuk diberi nomor urutan karena setiap fungsi dari jari memiliki kelebihan.
1. JARI JEMPOL
Jari jempol menggambarkan dengan diri sendiri. Ketika seorang mengaku diri maka kata penunjuk yang dipakai adalah menggunakan jari jempol. Hubungan yang harus dilakukan adalah kesadaran diri serta membangun potensi yang ada sehingga tercipta keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan roh.
Membina hubungan dengan diri sendiri memiliki konsep yang kompleks, yang harus disiapkan dengan serius, karena dengan persiapan yang matang dan secara dewasa akan membawa dampak ke dalam kehidupan yang sukses dan menuju bahagia.
Memulai hubungan diri sendiri yang diibaratkan dengan jari jempol, hendaknya dipergunakan dengan bijaksan dan dewasa, sehingga unsur jempol tidak menunjukkan “keakuan” yang berlebihan yang dapat menimbulkan rasa kesombongan yang mendalam.
Perbaiki hal-hal yang ada di dalam diri sendiri dahulu sebelum mengoreksi pribadi orang lain, melalui proses pendewasaan, antara lain :
Jari telunjuk menggambarkan hubungan dengan pekerjaan karena hampir sepertiga roda kehidupan manusia dipergunakan untuk bekerja. Bekerja merupakan sarana untuk menuju sukses yang kebanyakan manusia cari yaitu materi, jabatan, kepopuleran, dan fasilitas. Jari telunjuk banyak dgunakan memberi perintah kerja, sehingga diperlukan kebijakan yang bijaksana dalam mengelola jari telunjuk agar tidak terjadi konflik.
BEKERJA ADALAH BAGIAN DARI IMAN.
Orang bijak mengatakan: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segala hatimu seperti untuk Allah SWT dan bukan untuk manusia.” untuk apa manusia bekerja?
1. JARI JEMPOL
Jari jempol menggambarkan dengan diri sendiri. Ketika seorang mengaku diri maka kata penunjuk yang dipakai adalah menggunakan jari jempol. Hubungan yang harus dilakukan adalah kesadaran diri serta membangun potensi yang ada sehingga tercipta keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan roh.
Membina hubungan dengan diri sendiri memiliki konsep yang kompleks, yang harus disiapkan dengan serius, karena dengan persiapan yang matang dan secara dewasa akan membawa dampak ke dalam kehidupan yang sukses dan menuju bahagia.
Memulai hubungan diri sendiri yang diibaratkan dengan jari jempol, hendaknya dipergunakan dengan bijaksan dan dewasa, sehingga unsur jempol tidak menunjukkan “keakuan” yang berlebihan yang dapat menimbulkan rasa kesombongan yang mendalam.
Perbaiki hal-hal yang ada di dalam diri sendiri dahulu sebelum mengoreksi pribadi orang lain, melalui proses pendewasaan, antara lain :
- Tubuh. Bagaimana menjaga tubuh yang diberikan Allah SWT dengan gratis ini, diperlukan dengan istimewa namun tidak berlebihan. Tubuh dengan model apa saja dan dalam keadaan apa saja, mampu menampilkan pribadi yang sukses dan bahagia.
- Pikiran. Mengelola pikiran yang bijaksana. Apa yan Anda pikirkan itulah yang Anda capai. Isilah ember pikiran dengan hal-hal yang positif, membanngun dan berdaya guna, filter dengan ketat, hal-hal yang membuat pikiran terkontaminasi hal-hal buruk.
- Sikap. Sikap sangat menentukan hasil akhir. Kejadian apa pun kalau disikapi dengan bijaksana akan menghasilkan hasil yang bagus.
- Anda adalah pemimpin. Sadarilah bahwa Anda adalah seorang pemimpimn, minimal untuk memimpin diri sendiri. Dalam skala yang lebih luas, Anda memimpin keluarga, Anda memimpin organisasi skala kecil bahkan sanggup memimpin dalam skala besar.
- Berprestasilah. Hidup yang berprestasi adalah hidup yang diimpikan oleh Sang Pencipta, sehingga Dia yang telah menciptakan kita, tidak merasa kecewa. Buatlah prestasi dalam bidang apa pun dan suatu saat Anda akan menikmatinya.
- Pendidikan. Gunakan dengan tepat jalur pendidikan yang telah Anda tempuh dan berusahalah mencapai cita-cita sesuai dengan jalur pendidikan Anda. Jangan pernah menyerah dan teruslah menjadi manusia pembelajar di masa usia belajar tidak hanya dibatasi sampai umur tertentu saja, namun dunia belajar bisa diraih sampai tutup usia.
Jari telunjuk menggambarkan hubungan dengan pekerjaan karena hampir sepertiga roda kehidupan manusia dipergunakan untuk bekerja. Bekerja merupakan sarana untuk menuju sukses yang kebanyakan manusia cari yaitu materi, jabatan, kepopuleran, dan fasilitas. Jari telunjuk banyak dgunakan memberi perintah kerja, sehingga diperlukan kebijakan yang bijaksana dalam mengelola jari telunjuk agar tidak terjadi konflik.
BEKERJA ADALAH BAGIAN DARI IMAN.
Orang bijak mengatakan: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segala hatimu seperti untuk Allah SWT dan bukan untuk manusia.” untuk apa manusia bekerja?
Ada bervariasi jawaban mengapa manusia perlu bekerja, antara lain:
Jari tengah menggambarkan hubungan dengan Allah SWT, jari tengah yang memiliki ukuran yang lebih tinggi dibanding keempat jari lainnya. Ketika manusia jenuh dan capek dalam proses mengejar cita-cita, ambisi, dan tujuan hidup, banyak yang disadarkan kembali akan pentingnya rasa keAllah SWTan yang hakiki. Semua kembali ke fitrahnya, membangun keimanan yang benar di mata Allah SWT.
Hubugan dengan Allah SWT, diibaratkan jari tengah dengan posisi paling tinggi dari semua jari yang ada. Hal ini menandakan bahwa hubungan dengan Allah SWT memiliki tertinggi dari apa pun juga dalam kehidupan ini.
Kehidupan manusia yang ingin menuju kesuksesan dan kebahagiaan, banyak bermuara pada hubungan spiritual yang terjadi dengan sang Pencipta. Uang bukan lagi barometer kesuksesan atau kebahagiaan seseorang, namun lebih menitiberatkan pada hubungan terindah manusia dengan Allah SWT.
Melalui pendewasaan pola pikir, dan kesadaran yang mendalam tentang arti keAllah SWTan, merupakan wujud nyata menjadikan manusia yang beradap serta beriman dan bertaqwa. Wujud nyata iman dan takwa, dapat dilihat dari perilaku kehidupan yang menunjukkan tanda-tanda perubahan yang positif dan mampu menjadi berkat bagi dirinya sendiri dan berkat untuk orang lain.
Pendewasaan ini antara lain:
Jari manis menggambarkan hubungan dengan keluarga. Ketika pasangan muda yang memutuskan menikah dan menyematkan cincin pernikahan pada jari manis, maka terbentukklah lembaga terkecil. Hidup manusia yang tidak terlepas dari unsur keluarga, membutuhkan jalinan yang dibangun dengan benar sebagai landasan berpijak.
Kesuksesan dalam pekerjaan, didasari pada perilaku hubungan dengan keluarga. Di dalam keberhasilan suami, disitulah terletak doa-doa istri. Di dalam keberhasilan anak, di situlah terdapat doa dan peran orang tua.
Keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak merupakan lembaga terkecil yang ada di dunia ini, sehingga dunia ini ada dan terus bergerak perputarannya.
5. JARI KLINGKING
Jari klingking menggambarkan hubungan dengan sosial, karena sejatinya manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT dengan karakter sosial yang tidak bisa hidup sendirian.
Hubungan dengan sosial yang diibaratkan dengan jari kelingking yang kecil. Walaupun ukurannya kecil, namun tidak bisa dibuang begitu saja. Jari kelingking sebagai penguat kepalan tangan. Ketika keempat hubungan bertemu dalam sebuah genggaman, fungsi jari kelingking inilah sebagai penguatnya.
Kehidupan sosial, yang terdiri atas teman, sahabat, kerabat kerja, tetangga, lingkuangan tempat tinggal, kehidupan sekota bahkan kehidupan berbangsa. Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang bukam hidup secara individu namun lebih menitik beratkan pada keutuhan tim, teman, kerabat, grup yang ada di sekitar kehidupan manusia.
Diperlukan pendewasaan pola pikir dan perilaku dalam membina dengan sosial, agar tercipta rasa saling kekerabatan satu dengan lainnya. Pendewasaan itu antara lain:
- Mendapatkan uang. Mendapatkan uang untuk mencukupi kebuAllah SWT hidup. Hal ini merupakan alas an paling mendasar mengapa manusia perlu bekerja.
- Keperluan tanggung jawab. Poin bekerja untuk keluarga masih dipandang lebih layak disbanding bekeja karena mengisi waktu.
- Alasan cinta. Pekerjaan yang dilandasi dengan rasa cinta terhadap pekerjaan akan berdampak pada hasil. Semakin tinggi seseorang cinta terhadap pekerjaan, semakin tinggi pula rasa kepemilikannya dan begitu juga sebaliknya.
- Alasan bagian dari ibadah. Memang benar bahwa pekerjaan merupakan bagian dari ibadah. Ibadah yang sejati bukan hanya ibadah setiap hari tertentu, berkumpul dan berdoa kepada Allah SWT, namun lebih dititikberatkan pada pelksanaan Firman yang didengar lewat panggilan pekerjaan pada masing-masing bidang.
Jari tengah menggambarkan hubungan dengan Allah SWT, jari tengah yang memiliki ukuran yang lebih tinggi dibanding keempat jari lainnya. Ketika manusia jenuh dan capek dalam proses mengejar cita-cita, ambisi, dan tujuan hidup, banyak yang disadarkan kembali akan pentingnya rasa keAllah SWTan yang hakiki. Semua kembali ke fitrahnya, membangun keimanan yang benar di mata Allah SWT.
Hubugan dengan Allah SWT, diibaratkan jari tengah dengan posisi paling tinggi dari semua jari yang ada. Hal ini menandakan bahwa hubungan dengan Allah SWT memiliki tertinggi dari apa pun juga dalam kehidupan ini.
Kehidupan manusia yang ingin menuju kesuksesan dan kebahagiaan, banyak bermuara pada hubungan spiritual yang terjadi dengan sang Pencipta. Uang bukan lagi barometer kesuksesan atau kebahagiaan seseorang, namun lebih menitiberatkan pada hubungan terindah manusia dengan Allah SWT.
Melalui pendewasaan pola pikir, dan kesadaran yang mendalam tentang arti keAllah SWTan, merupakan wujud nyata menjadikan manusia yang beradap serta beriman dan bertaqwa. Wujud nyata iman dan takwa, dapat dilihat dari perilaku kehidupan yang menunjukkan tanda-tanda perubahan yang positif dan mampu menjadi berkat bagi dirinya sendiri dan berkat untuk orang lain.
Pendewasaan ini antara lain:
- Pendewasaan dalam membina hubungan dengan Allah SWT melalui doa yang benar di mata Allah SWT dan bukan benar di mata manusia.
- Memandang kesuksesan secara spiritual merupakan pencarian tertinggi umat manusia.
- Bertindakkalah dalam dunia kenyataan atau dalam bahasa rohaninya adalah menjadi pelaku Firman.
- Mengucap syukur dalam segala hal, karena itulah pintu menuju pinti kebahagiaan yang sejati.
Jari manis menggambarkan hubungan dengan keluarga. Ketika pasangan muda yang memutuskan menikah dan menyematkan cincin pernikahan pada jari manis, maka terbentukklah lembaga terkecil. Hidup manusia yang tidak terlepas dari unsur keluarga, membutuhkan jalinan yang dibangun dengan benar sebagai landasan berpijak.
Kesuksesan dalam pekerjaan, didasari pada perilaku hubungan dengan keluarga. Di dalam keberhasilan suami, disitulah terletak doa-doa istri. Di dalam keberhasilan anak, di situlah terdapat doa dan peran orang tua.
Keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak merupakan lembaga terkecil yang ada di dunia ini, sehingga dunia ini ada dan terus bergerak perputarannya.
5. JARI KLINGKING
Jari klingking menggambarkan hubungan dengan sosial, karena sejatinya manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT dengan karakter sosial yang tidak bisa hidup sendirian.
Hubungan dengan sosial yang diibaratkan dengan jari kelingking yang kecil. Walaupun ukurannya kecil, namun tidak bisa dibuang begitu saja. Jari kelingking sebagai penguat kepalan tangan. Ketika keempat hubungan bertemu dalam sebuah genggaman, fungsi jari kelingking inilah sebagai penguatnya.
Kehidupan sosial, yang terdiri atas teman, sahabat, kerabat kerja, tetangga, lingkuangan tempat tinggal, kehidupan sekota bahkan kehidupan berbangsa. Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang bukam hidup secara individu namun lebih menitik beratkan pada keutuhan tim, teman, kerabat, grup yang ada di sekitar kehidupan manusia.
Diperlukan pendewasaan pola pikir dan perilaku dalam membina dengan sosial, agar tercipta rasa saling kekerabatan satu dengan lainnya. Pendewasaan itu antara lain:
- Sikap mendengar.
- Sikap berempati (kondisi mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain).
- Sikap berpendapat.
- Sikap hidup dilingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar