Allah SWT berfirman, “Dan apabila kamu memandang mereka, fisik mereka menjadikan kamu kagum. Dan, jika mereka berkata, kamu (akan tertarik) mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS al-Munafiquun [63]: 4).
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan sebagian sifat dan karakter orang-orang munafik. Dari segi penampilan fisiknya sangat baik sehingga membuat kita terkagum dan jika mereka berkata maka semua orang akan mendengar perkataannya karena bagusnya retorika mereka serta fasihnya perkataan mereka.
Namun, semua itu tidak ada manfaatnya dan mereka itu lemah serta pengecut sehingga setiap ada suara keras atau teriakan, mereka mengira itu ditujukan kepada mereka.
Dan, Allah menegaskan, mereka inilah musuh yang sebenarnya bagi umat Islam karena musuh yang jelas dan nyata itu lebih mudah untuk dihadapi daripada musuh yang tidak kita sadari, licik, dan penuh tipu daya.
Kita mengira ia adalah kawan, padahal ia adalah musuh yang nyata. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Rasul-Nya dan orang beriman berhati-hati terhadap kaum munafik ini.
Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan karakter dan sifat orang munafik agar umat Islam dapat mengenali mereka serta berhati-hati terhadap mereka.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan, tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142).
Dalam ayat ini, Allah menegaskan, orang munafik itu juga melaksanakan shalat seperti umat Islam lainnya. Namun, mereka melakukannya dengan perasaan malas dan hanya bertujuan dilihat orang lain dan dalam shalatnya itu ia sedikit sekali mengingat Allah.
Karena itu, Allah memerintahkan jihad melawan orang-orang munafik ini dan bersikap keras terhadap mereka. “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahanam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS at-Taubah [9]: 73).
Maksud jihad melawan kaum munafik ini tidaklah sama dengan jihad melawan kaum kafir yang jelas menunjukkan sikap permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Sebagian ahli tafsir menjelaskan, jihad melawan kaum kafir yang memerangi umat Islam itu dengan pedang, sedangkan jihad melawan kaum munafik dengan lisan.
Jihad melawan kaum munafik adalah dengan menjelaskan kesesatan mereka di hadapan mereka. Lalu, menjelaskan kesesatan mereka kepada umat Islam, membongkar siapa mereka, bagaimana mereka menghancurkan Islam dari dalam dan memberikan argumen jelas untuk membuktikan kesesatan mereka, serta mengingatkan umat Islam akan bahaya mereka. Wallahu a’lam bish shawab.
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan sebagian sifat dan karakter orang-orang munafik. Dari segi penampilan fisiknya sangat baik sehingga membuat kita terkagum dan jika mereka berkata maka semua orang akan mendengar perkataannya karena bagusnya retorika mereka serta fasihnya perkataan mereka.
Namun, semua itu tidak ada manfaatnya dan mereka itu lemah serta pengecut sehingga setiap ada suara keras atau teriakan, mereka mengira itu ditujukan kepada mereka.
Dan, Allah menegaskan, mereka inilah musuh yang sebenarnya bagi umat Islam karena musuh yang jelas dan nyata itu lebih mudah untuk dihadapi daripada musuh yang tidak kita sadari, licik, dan penuh tipu daya.
Kita mengira ia adalah kawan, padahal ia adalah musuh yang nyata. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Rasul-Nya dan orang beriman berhati-hati terhadap kaum munafik ini.
Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan karakter dan sifat orang munafik agar umat Islam dapat mengenali mereka serta berhati-hati terhadap mereka.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan, tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142).
Dalam ayat ini, Allah menegaskan, orang munafik itu juga melaksanakan shalat seperti umat Islam lainnya. Namun, mereka melakukannya dengan perasaan malas dan hanya bertujuan dilihat orang lain dan dalam shalatnya itu ia sedikit sekali mengingat Allah.
Karena itu, Allah memerintahkan jihad melawan orang-orang munafik ini dan bersikap keras terhadap mereka. “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahanam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS at-Taubah [9]: 73).
Maksud jihad melawan kaum munafik ini tidaklah sama dengan jihad melawan kaum kafir yang jelas menunjukkan sikap permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Sebagian ahli tafsir menjelaskan, jihad melawan kaum kafir yang memerangi umat Islam itu dengan pedang, sedangkan jihad melawan kaum munafik dengan lisan.
Jihad melawan kaum munafik adalah dengan menjelaskan kesesatan mereka di hadapan mereka. Lalu, menjelaskan kesesatan mereka kepada umat Islam, membongkar siapa mereka, bagaimana mereka menghancurkan Islam dari dalam dan memberikan argumen jelas untuk membuktikan kesesatan mereka, serta mengingatkan umat Islam akan bahaya mereka. Wallahu a’lam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar