Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak Adam itu mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang mempunyai kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Jika memang demikian, alangkah pentingnya amalan yang bernama taubat ini. Bertaubat kepada Allah, setidaknya harus melakukan tiga hal, yakni menyesali perbuatannya, menjauhi dosa yang telah dilakukannya, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Lalu, bagaimanakah jika kesalahan yang telanjur terjadi berkaitan dengan hak sesama manusia? Ada lagi tambahan satu syarat, yakni membebaskan diri dari hak sesama manusia tersebut.
Misalnya, ia perlu meminta maaf kepada orang yang telah ia sakiti, atau mengembalikan harta atau uang bila itu berkaitan dengan harta atau uang yang telah ia tipu, rampas, curi, atau korupsi.
Sungguh, memohon ampunan dan bertaubat kepada SWT di samping untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, amalan ini juga bermanfaat bagi keberkahan hidup kita di dunia ini. Dalam hal ini, marilah kita perhatikan firman Allah SWT sebagai berikut:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh [71] : 10-12).
Dengan memohon ampun kepada-Nya, maka Allah akan mengirimkan hujan yang lebat, membanyakkan harta dan anak-anak, dan mengadakan kebun-kebun serta sungai-sungai. Semua itu adalah gambaran anugerah dari Allah SWT untuk hamba-Nya yang mau memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya.
Betapa pentingnya amalan ini. Maka, bila kita perhatikan buku-buku atau kitab yang mengupas tentang ilmu tasawuf atau ilmu akhlak, biasanya pembahasan tentang memohon ampunan dan taubat ini didahulukan atau diletakkan pada bab awal. Hal ini sama dengan buku-buku atau kitab yang mengupas tentang ilmu fiqh, biasanya pembahasan yang didahulukan adalah tentang thaharah atau bersuci. Sebagaimana betapa pentingnya thaharah atau bersuci agar ibadah kita menjadi sah, maka memohon ampunan dan bertaubat juga sebagai langkah pertama agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Untuk itu, baik pada waktu siang maupun malam, hendaknya kita menyukai amalan mulia ini, yakni memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Di samping memang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita, baik di dunia dan akhirat, sesungguhnya siapakah yang mempunyai alasan untuk tidak melakukan amalan ini. Karena, sebagaimana hadits Nabi SAW tersebut, setiap anak Adam mempunyai kesalahan.
Jika memang demikian, alangkah pentingnya amalan yang bernama taubat ini. Bertaubat kepada Allah, setidaknya harus melakukan tiga hal, yakni menyesali perbuatannya, menjauhi dosa yang telah dilakukannya, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Lalu, bagaimanakah jika kesalahan yang telanjur terjadi berkaitan dengan hak sesama manusia? Ada lagi tambahan satu syarat, yakni membebaskan diri dari hak sesama manusia tersebut.
Misalnya, ia perlu meminta maaf kepada orang yang telah ia sakiti, atau mengembalikan harta atau uang bila itu berkaitan dengan harta atau uang yang telah ia tipu, rampas, curi, atau korupsi.
Sungguh, memohon ampunan dan bertaubat kepada SWT di samping untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, amalan ini juga bermanfaat bagi keberkahan hidup kita di dunia ini. Dalam hal ini, marilah kita perhatikan firman Allah SWT sebagai berikut:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh [71] : 10-12).
Dengan memohon ampun kepada-Nya, maka Allah akan mengirimkan hujan yang lebat, membanyakkan harta dan anak-anak, dan mengadakan kebun-kebun serta sungai-sungai. Semua itu adalah gambaran anugerah dari Allah SWT untuk hamba-Nya yang mau memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya.
Betapa pentingnya amalan ini. Maka, bila kita perhatikan buku-buku atau kitab yang mengupas tentang ilmu tasawuf atau ilmu akhlak, biasanya pembahasan tentang memohon ampunan dan taubat ini didahulukan atau diletakkan pada bab awal. Hal ini sama dengan buku-buku atau kitab yang mengupas tentang ilmu fiqh, biasanya pembahasan yang didahulukan adalah tentang thaharah atau bersuci. Sebagaimana betapa pentingnya thaharah atau bersuci agar ibadah kita menjadi sah, maka memohon ampunan dan bertaubat juga sebagai langkah pertama agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Untuk itu, baik pada waktu siang maupun malam, hendaknya kita menyukai amalan mulia ini, yakni memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Di samping memang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita, baik di dunia dan akhirat, sesungguhnya siapakah yang mempunyai alasan untuk tidak melakukan amalan ini. Karena, sebagaimana hadits Nabi SAW tersebut, setiap anak Adam mempunyai kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar