Hidup di dunia, kebutuhan rumah atau tempat tinggal dilihat dari sisi ekonomi merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah merupakan tempat berlindung dari panas dan hujan maupun terpaan dingin angin bahkan dari ancaman binatang buas. Rumah juga tempat membina keluarga, lebih dari itu rumah merupakan prestise perlambang kemakmuran penghuninya atau tingkat budaya manusia yang dulu sebagai penghuni gua sekarang sebagai penghuni rumah mewah dengan arsetektur modern.
Mengingat begitu penting peranan rumah bagi manusia, maka muncul berbagai cabang aktifitas manusia berkaitan dengan rumah, hitung saja misalnya: toko bahan bangunan, kontraktor, developer, KPR, arsitektur, bahkan desain interior. Persawahan dan ladang subur, hutan dan pantai disulap menjadi perumahan. Inipun masih belum dapat secara keseluruhan memenuhi kebutuhan perumahan manusia, bahkan memenuhi kebutuhan perumahan dengan model kepemilikan rumah secara kredit atau membangun rumah di atas lahan yang bukan haknya.
Realitas Manusia
Pada umumnya ada tiga macam syahwat dunia yang tertanam dalam diri kita yang harus selalu diwasapadai dan dikendalikan, yakni syahwat wanita, anak dan harta benda. Allah menjelaskan:
Inginkah “Rumah” di surga?
Saudaraku! Maukah Anda memiliki tempat tinggal atau rumah di Surga? Apakah Anda berharap memiliki kamar atau tenda di surga?
Apabila Anda sudah ingin sekali mengetahui amalan tersebut, maka lihatlah keterangan dibawah ini.
1. Iman kepada Allah, karena siapa yang hidup dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan iman kepada Allah maka mendapatkan kemah di Surga dengan izin Allah. Bagaimana tidak? Rasulullah pernah bersabda :
- 30 menit dengan melaksanakan 12 rakaat sunah rawatib perhari.
- 20 menit dengan melaksanakan 8 rakaat (4 rakaat dhuha dan 4 rakaat sebelum zuhur).
- 15 menit dengan menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudara karena Allah.
- 3 menit dengan membaca surat al-Ikhlash 10 kali.
- 15 detik dengan berdoa ketika masuk pasar.
- 5 detik dengan memohon kepada Allah mati syahid.
- 3 detik dengan merapatkan barisan shalat dan menutupi sela-sela antara kamu dengan sebelahmu.
Inilah perlombaan manusia untuk memiliki rumah sendiri yang kadang mengabaikan sisi-sisi kemanusiannya sendiri, karena berprinsip hidup materialisme.
Berapa banyak manusia berusaha dan bersusah payah serta sengsara untuk membangun rumah di dunia ini, lalu ia habiskan harta, kesungguhan, pikiran, dan waktunya yang sangat banyak sekali. Lalu rumah yang dibangun dengan megah tersebut beresiko hancur, kebakaran, roboh, dan rusak. SeAndainya rumahnya kokoh dan tetap utuh, maka pemiliknya pasti akan mati. Kadang orang membuat rumah hingga suka duka, keringat, dan kegelisahan menerpanya. Bahkan kadang harus mengusap air wajahnya menahan malu untuk mencari hutangan dan minta penangguhan dan tambahan tempo pembayaran. Pada akhirnya ia tahu pasti rumah tersebut meninggalkannya atau ia meninggalkan rumah tersebut.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang lebih baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa bila ketiga syahwat tersebut telah menjadi tujuan hidup kita sehingga melupakan pada balasan Allah di akhirat, maka ingatlah, saat itu berarti kita sudah dikuasasi dan dikendalikan olehnya. Awalnya memang bisa hanya sekedar kesenangan dan kecintaan biasa sebagai manusia. Namun, lalma-kelamaan bisa berubah menjadi orientasi hidup duniawi semata, dan kemudian dengan tidak disadari bisa meningkat dan berubah menjadi tuhan yang disembah dan ditaati.
Saat ini, tidak sedikit kita lihat orang-orang yang menjadikan wanita, anak-anak, dan harta menjadi tuhan.
Bagi orang-orang seperti ini, mereka tidak akan pernah mau peduli halal atau haram. Yang penting mereka meraih apa yang mereka inginkan dari wanita, anak, dan harta. Wanita, anak-anak, dan harta telah melalaikan mereka dari mengingat Allah. Wanita, anak-anak, dan harta telah memalingkan mereka dari jalan hidup yang Allah ciptakan untuk mereka. Dengan tanpa disadari, mereka membangkang kepada Allah, kepada Rasulullah, dan kepada ajaran Islam yang Allah turunkan, dan Rasulullah ajarkan untuk menyelamatkan kehidupan mereka di dunia dan sekaligus di akhirat kelak.
Agar hidup kita di dunia yang sementara ini tidak menjadi hamba syahwat dan kesenangan dunia, pada ayat berikutnya Allah menawarkan kepada kita sebuah kehidupan dan balasan akhirat yang jauh lebih baik dan lebih dahsyat dari apa saja yang mungkin kita peroleh di dunia ini, seperti firman-Nya:
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran: 15)
Inilah tawaran Allah pada kita semua. Masihkah mata kita buta sehingga tidak dapat membedakan antara kenikmatan dunia yang sementara dan tidak seberapa dengan kenikmatan akhirat dan surga yang sangat luar biasa? Masihkah hati kita keras bagaikan batu sehingga tidak mampu meyakini kebenaran tawaran Allah itu? Masihkah telinga kita pekak dan tuli sehingga tidak mampu mendengar tawaran Allah itu denga baik? Masihkan pikiran kita picik dan sempit sehingga tidak bisa mencerna dan memahami tawaran dan janji Allah yang maha dahsyat itu?
Sebuah fakta yang tak terbantahkan yang selalu kita saksikan bahwa setiap manusia pasti mati. Saat kematian tiba, tak ada lagi manfaat harta, anak, istri, teman, hAndai tolan, pangkat, jabatan, karir dan apa saja yang kita miliki di dunia ini. Semuanya akan kita tinggalkan. Rumah mewah tidak lagi berguna.
Kita akan diusung ke sebuah rumah dalam tanah yang luasnya hanya 3 x 1.5 m2 saja. Harta yang melimpah tidak lagi dapat kita nikmati. Saat kematian, kita hanya dibekali dengan beberepa lembar kain kafan yang menutupi tubuh kita. Pangkat dan kedudukan yang tinggi tidak lagi berguna, karena kita sudah kaku, tidak bisa lagi bergerak dan berbicara, serta kantor dan tempat bermain kita dibatasi sebuah tempat sempit yang bernama liang lahat di dalam bumi sana.
Istri, anak, dan keluarga yang kita cintai tidak bisa berbuat apa-apa saat jasad kita ditimbun dengan tanah yang perlahan-lahan menghilang dari pAndangan mereka. Mereka terpaksa meninggalkan kita sendirian di dalam kubur setelah pemakaman selesai. Tidak ada seorang istri, atau anak, atau keluarga, teman, anak buah dan sebagainya yang mau mendampingi kita dengan setia setelah kita dikubur
Semua ini adalah fakta bahwa semua apa yang ada dan kita miliki di dunia ini hanya sebatas di dunia. Peristiwa kematian akan memutus semuanya dengan kita. Sebab itu, orang yang cerdas ialah orang yang dapat melihat kebenaran fakta tersebut dan dia mensiasatinya dengan siasat yang akan menguntungkannya setelah mati, bukan sebelum kematian. Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang yang pintar itu ialah orang yang mampu mengevaluasi diriniya dan beramal (mencurahkan semua potensinya) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Attirmizi no. 2383 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah ahadis Shahihah).
Salah satu bukti kita tidak tertipu oleh kesenangan dan syahwat dunia ialah kita tidak terlena dalam kehidupan dunia ini. Pada waktu yang sama, kita dapat memfokuskan hidup kita di dunia ini untuk mencapai kehidupan akhirat. Kita optimalkan semua potensi yang ada pada kita, khususnya jiwa, raga, istri, anak, harta, dan waktu kita untuk membangun rumah abadi kita di surga; bukan rumah di dunia yang fana dan yang kita diami hanya sementara. Karena istana dan rumah surga sangat jauh perbedaannya dengan istana dan rumah di dunia. Apakah Anda sangat menginginkan rumah atau istana di surga?
Bila Anda menginginkannya dengan jujur dari lubuk kalbu, maka amalkanlah amalan-amalan berikut dengan ikhlas mengharap keridhaan Allah untuk mewujudkan impian dan harapan tersebut.
Percaya atau Tidak?!“Sesungguhnya seorang mukmin mendapatkan kemah di surga dari satu mutiara yang berongga, panjangnya 60 mil. Seorang mukmin juga memiliki para istri di surga yang seorang mukmin keliling menggilirnya. Sebagian mereka tidak melihat sebagian lainnya.” (HR Muslim).
Kamu mungkin beramal satu amalan yang hanya menghabiskan 30 menit per hari lalu dapatkan rumah di surga –dengan izin Allah-.
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 20 menit saja per hari!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 15 menit saja!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 3 menit saja!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 15 detik saja!!
Bahkan mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 3 detik saja!!
Spektakuler!!!!!
2. Iman kepada Allah dan amal shalih
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka Itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di kamar-kamar (dalam surga).” (QS. Saba’: 37).
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya 3:714:
Maksudnya adalah rumah-rumah surga yang tinggi dalam keadaan aman dari semua kekerasan, ketakutan, dan ganguan serta seluruh keburukan yang tidak disukai.
3. Iman kepada Allah dan RasulNya serta berjihad di Jalan Allah. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS ash-Shaf : 10-12).
Ibnu katsir menjelaskan dalam tafsirnya 4:464 :
“Maksudnya apabila kalian lakukan yang telah Akuperintahkan kepada kalian dan telah Aku tunjukkan, maka Aku akan mengampuni semua kesalahan kalian dan Aku masukkan kedalam Surga dan berikan tempat tinggal yang baik dan derajat yang tinggi.
4. Iman kepada Allah dan membenarkan para rasul. Nabi pernah bersabda:
“Sesungguhnya penduduk surga melihat-lihat pemilik kamar-kamar di atas mereka sebagaimana melihat bintang-bintang gemerlapan di langit dari timur atau barat karena perbedaan tingkat diantara mereka. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah ! itu rumah-rumah para Nabi yang tidak akan bisa mencapainya selain mereka? Nabi menjawab: Tidak, demi Allah yang jiwaku ditanganNya (dapat dicapai) oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul.” (Muttafaqun ‘alaihi).
5. Takwa kepada Allah, seperti dijelaskan dalam firman Allah :
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang Tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS az-Zumar : 20).
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya 4:64: Maksudnya rumah yang tinggi bertingkat.
6. Meminta terus menerus dengan ikhlas agar dikaruniai Allah mati syahid di jalan-Nya . Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam sabdanya:
“Siapa yang meminta kepada Allah mati syahid dengan jujur, niscaya Allah akan menyampaikannya ke tingkat (tempat tinggal) para syuhadak kendati ia mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim)
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan dalam Syarah Riyadh ash-Shalihin, 1:285:
“Apabila seorang meminta kepada Allah dan berkata: Wahai Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada Engkau mati syahid dijalan-Mu, -mati syahid tidak ada kecuali dengan perang untuk meninggikan kalimat Allah- maka Allah apabila mengetahui darinya kejujuran ucapan dan niyat maka Allah akan tempatkan di rumah-rumah Syuhada’ walaupun meninggal diatas tempat tidur.”
Bagaimana kita tidak mau memanfaatkan pahala besar ini yang hanya butuh sekitar 5 detik saja.
7. Membangun masjid lillah walaupun hanya sebesar lubang tempat bertelurnya burung. Bagaimana tidak? Rasulullah pernah bersabda:
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, Al-Baihaqi, al-bazzar dan ibnu Hibban dalam shahihnya dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ no. 6128)
Makna (مفحص قطاة) artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya. Dan (قطاة) adalah sejenis merpati liar.
Al-Haafizh ibnu Hajar berkata dalam al-Fath, 1:679:
“(Siapa yang membangun masjid) bersifat nakirah untuk menyeluruh pada jenisnya, sehingga masuk yang besar dan yang kecil.
Bahkan pahala tersebut berlaku pada orang yang bersedekah walaupun hanya satu bata saja atau senilainya untuk pembangunan masjid.
8. Ke masjid waktu subuh dan malam hari untuk shalat jamaah dan kegiatan ibadah lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang ke masjid waktu subuh atau malam hari, maka Allah menyiapkan baginya tempat tinggal di surga setiap kali ia berangkat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Haafizh ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 2:183, menyatakan: (نُزُلاً) dengan di-dhommah-kan huruf nun dan zainya berarti tempat yang disiapkan untuk istirahat dan dengan disukunkan huruf zai-nya berarti semua yang disiapkan untuk yang baru datang berupa penyambutan tamu dan sejenisnya.
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarah Riyadhush Shalihin, 3:202 menyatakan:
Makna textual dari hadis ini menunjukkan bahwa orang yang pergi ke masjid pagi-pagi atau sore hari, baik berangkat pagi-pagi untuk shalat atau menuntut ilmu atau selainnya dari kebaikan, maka Allah akan menetapkan untuknya tempat tinggal di surga.
9. Menyambung barisan dalam shalat dengan menutup sela-sela antara dia dengan sebelahnya. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Siapa yang menutup sela-sela barisan dalam shalat, maka Allah bangunkan rumah di surga dan angkat derajatnya.” (HR al-Muhaamili dalam amaalinya dan dishahihkan al-Albani dalm Silsilah ash-Shahihah no. 1892).
Gimana tidak mau? Hanya cukup 3 detik saja.
10. Shalat sunah rawatib sebanyak 12 rakaat setiap hari, yakni, empat rakaat sebelum shalat zuhur dan dua rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah shalat maghrib, 2 rakaat setelah shalat isya dan dua rakaat sebelum shalat subuh. Rasul bersabda :
“Siapa yang selalu shalat 12 rakaat setiap hari dan malam, maka dibangunkan baginya rumah di surga. yakni empat rakaat sebelum shalat zuhur dan dua rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah shalat maghrib, 2 rakaat setelah shalat isya dan dua rakaat sebelum shalat subuh.” (HR an-nasaa’i dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ no. 6183)
Juga Imam Muslim meriwayatkan dari an-Nu’maan bin Salim dari Amru bin Aus beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Ambasah bin Abi Sufyaan dalam masa sakit yang membawanya pada kematian satu hadis yang dibanggakannya. Ambasah berkata: Aku mendengar Ummu Habibah berkata: Aku mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang shalat 12 rakaat setiap hari dan malam, maka dibangunkan baginya rumah di surga
Ummu Habibah berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Rasulullah.”
Ambasah berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Ummu habibah.”
Amru bin Aus berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Ambasah.”
An-Nu’maan bin Saalim berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Amru bin Aus.”
Bagaimana mungkin seorang tidak menginginkan pahala ketaatan ini. Ketaatan yang hanya menghabiskan kurang lebih 30 menit.
11. Shalat dhuha empat rakaat dan empat rakaat sebelum zuhur. Seperti yang diriwayatkan Al-bani dan kumpulan hadist-hadis shahih, Rasul Bersabda :
“Siapa yang shalat dhuha empat rakaat dan empat rakaat sebelum shalat pertama (shalat zuhur), maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR ath-Thabrani dalam al-Ausath dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ahaadits Shahihah no. 2349).
Syaikh al-Albani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan shalat pertama adalah shalat zuhur.
Bagaimana mungkin seorang meninggalkannya padahal hanya butuh 20 menit saja.
12. Meperbanyak membaca surat Al-Ikhlas, minimal 10 kali setiap hari. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda:
“Siapa yang membaca qulhuwa allahu ahad sampai selesai sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya istana di surga.” Umar bertanya: “Kalau begitu kita memperbanyak istana wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Allah lebih banyak dan lebih baik.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani dalamSilsilah Shahihah no. 589 juz 2:137).
Bagaimana seorang meninggalkan pahala besar ini, padahal hanya butuh 3 menit saja!
13, 14, 15 dan 16. Bicara yang baik, memberikan makan pada fakir miskin, rajin berpuasa dan shalat malam (tahajjud). Rasul Saw. bersabda :
“Sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang dapat dilihat luarnya dari dalamnya, dan dalamnya dari luarnya.” Maka seorang Badwi berkata: “Untuk siapa itu wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Untuk orang yang baik perkataannya, memberikan makan pada orang lain, terus menerus berpuasa (puasa Daud) dan shalat di malam hari sedangkan manusia sedang tidur nyenyak.” (HR. At-Tirmizi dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1984)
17, 18 dan 19. Meninggalkan perdebatan kendati mengandung unsur kebenaran, menjauhi berbohong, dan selalu berakhlak baik.
“Saya menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan kendati dia benar, rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kebohongan kendati hanya bercanda, dan rumah di lantai atas surga bagi orang yang memperbaiki akhlaknya (sampai menjadi akhlak hasanah).” (HR. Abu Daud dishahihkan al-Albani dalam shahih sunan Abi dawud no. 4015)
20. Sabar atas kematian anaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila wafat anak seorang hamba (manusia), maka Allah berkata pada malaikat-Nya: Kalian telah mengambil nyawa anak hamba-Ku? Mereka menjawab : “Benar.” Allah berfirman lagi: “Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Maka malaikatpun menjawab: “Benar.” Lalu Allah berkata: “Apa yang dikatakan hamba-Ku itu?” Mereka menjawab: “Dia memuji-Mu dan mengucapkan: ‘Innalillahi wa inna ialihi raji’un’.” Maka Allah berfirman: “Bangunkan bagi hamba-Ku itu rumah di surga dan beri nama rumah itu dengan “Baitul Hamdi (Rumah Pujian).” (HR. At-Tirmizi dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ahadis Shahihah, no. 1408)
21 dan 22. Mengunjungi orang sakit atau saudara seiman, berdasarkan sabda Rasulullah:
“Siapa yang mengunjungi orang sakit atau saudaranya seiman (seagama Islam), maka ia diseru oleh orang (malaikat): ‘Engkau adalah orang baik dan baik pula perjalananmu dan Allah telah menyiapkan bagimu rumah di surga’.” (HR. At-Tirmizi dan dishahihkan al-Albani dalan Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1633)
Sungguh agung pahala amalan yang hanya menghabiskan kurang lebih seperempat jam saja.
23. Mengucapkan doa masuk pasar. Seperti dijelaskan dalam sabda beliau:
Siapa yang masuk pasar berdoa dengan doa:
“Maka Allah akan tetapkan sejuta kebaikan dan menghapus darinya sejuta dosa dan mengangkat sejuta derajat serta dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR at-Tirmidzi dan ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani dalamShahih al-Jaami’ no. 11176)
Inipun tidak membutuhkanlebih dari 15 detik.
Sekarang percayakah Anda?
Anda membangun rumah di surga hanya dalam waktu: “Bangunan di surga batu batanya dari perak dan dari emas. Tanah lapisannya dari minyak kesturi terbaik dan lantainya dari mutiara dan batu yaqut, tanahnya adalah za’faran. Siapa yang memasukinya akan mendapatkan kenikmatan yang tidak putus dan kekal yang tidak ada kematian, pakaian mereka tidak rusak dan usia mudanya tidak hilang.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairoh dan Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jaami’ no. 3116
Ust. Ahmad Zainuddin, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar