I
Hari ini sebuah bangsa peringati enam puluh tujuh tahun kemerdekaan.
Sebuah rutinitas yang syarat dengan pesan dan peringatan.
Atas perjalanan sejarah masa lalu dan masa depan.
Dalam pilihan kehancuran atau kemenangan.
Merdeka? Bagai Rajawali Sang Raja Angkasa.
Yang mampu busungkan dada dan angkat kepala.
Yang menjadi teladan sebuah kebebasan sejak zaman purba.
Dan menjadi perlambang perjuangan tak kenal letih dari Sang Pencipta.
II
Merdeka, bukan hanya bermakna rakyat negeri bebas dari perbudakan fisik.
Sementara ekonomi, budaya, dan jati diri bangsa diobrak-abrik.
Rakyat menjadi budak pekerja para pemilik pabrik.
Dan terhadap kekuatan asing tak berkutik.
Di negeri merdeka rakyatnya hidup bahagia.
Dilayani oleh para pemimpin yang memegang amanah.
Yang tidak disibukkan menumpuk harta dan menebar janji dusta.
Dan terhadap penderitaan dan kesengsaraan rakyat mereka menutup mata.
III
Merdeka bukan bermakna dijajah oleh para pemimpin negerinya sendiri.
Namun rakyatnya hidup dalam kesejahteraan dengan harga diri.
Ada uang dan harta untuk hidup layak secara mandiri.
Dan mereka diberi kesempatan mencari rezeki.
Merdeka bukan hanya simbol untuk hiburan.
Namun semua bekerja keras secara berkesinambungan.
Memanfaatkan kekayaan alam dengan baik sebagai nikmat Tuhan.
Dan para pemimpin bersama rakyatnya bahu membahu mencapai kejayaan.
IV
Enampuluh tujuh tahun telah berlalu adalah usia yang begitu panjang.
Dalam periode kehidupan ibarat telah memetik hasil dari juang.
Namun dihari ini kesulitan demi kesulitan kian menghadang.
Dan di negeri sendiri rakyat bagaikan telah terbuang.
Episode yang lalu hendaknya menjadi pelajaran bangsa.
Untuk hidup dalam perjuangan harga diri bagaikan garuda.
Pelopor kebangkitan bagaikan tegaknya kepala sang raja angkasa.
Dan menjadi pusat peradaban yang dikenang manusia sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar