aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Jumat, 01 Februari 2013

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Di sebuah taman, terdapat taman bunga Mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum, dengan warna-warni yang cantik. Banyak orang yang berhenti untuk memuji sang Mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman Mawar. Bunga Mawar memang memiliki daya tarik yang menawan. Semua orang suka Mawar. Itulah salah satu lambang cinta.

Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon Bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon Bambu begitu-begitu saja. Tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon Bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon Bambu.

Maka, tak heran jika pohon Bambu selalu cemburu saat melihat taman Mawar dikerumuni banyak orang.

“Hai, Bunga Mawar,” ujar sang Bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah.”

Mawar, yang mendengar hal itu, tersenyum. “Terimakasih atas pujian dan kejujuranmu, Bambu,” ujarnya. “Tapi, tahukah kau, aku justri sebenarnya iri padamu.”

Sang Bambu keheranan. Dia tidak tahu apa yang membuat Mawar iri padanya. Tidak ada satu pun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali. Mengapa kau iri padaku?”

“Tentu saja aku iri padamu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat. Saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikit pun,” ujar sang Mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh. Kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas. Hidup kami sangat singkat.”

Bambu baru sadar, bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja, ternyata bisa mengagumkan sang Mawar.

“Tapi, Mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,” kata Bambu lagi, masih penasaran.

Sang Mawar kembali tersenyum. “Kamu benar, Bambu. Aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang. Tapi, tahukah kamu. Aku akan layu beberapa hari kemudian. Tidak seperti kamu.”

Bambu kembali bingung. “Aku tidak mengerti.”

“Ah, Bambu...,” ujar Mawar sambil menggeleng. “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang Mawar. “Aku jadi heran. Dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku.”

Bambu mengangguk. Dia kembali tersadar, bahwa selama ini dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu.

Sejak saat itu, sang Bambu tidak lagi merenungi nasibnya. Dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa dia berikan untuk makhluk lain.  

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar