Semua guru tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku dan membosankan. Ini terjadi biasanya pada jam pelajaran terakhir. Siswa terlihat mengalami kejenuhan, konsentrasi belajar menurun, lelah, dan mulai bosan.
Pada kondisi seperti itu, siswa melam-piaskannya dengan mengobrol atau membuat gaduh di dalam kelas.
Banyak guru yang kebingungan menghadapi masalah seperti ini. Di antara mereka ada yang tetap saja menyampaikan materinya meskipun kondisi belajar siswa sudah tidak kondusif. Bahkan, ada guru yang memaksa anak agar diam dan mengikuti pelajaran dengan tertib. Cara-cara seperti ini akan merusak mental siswa dalam belajar dan akan membuat mereka membenci pelajaran.
Sebenarnya pada situasi beku dan membosankan seperti inilah, diperlukan ice breaking yang berguna untuk menyegar-kan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk. Memang, ice breaking ini biasanya dipakai pada saat penataran atau diklat. Namun, sebenarnya ice breaking juga sangat baik diterapkan pada saat proses pemeliharan.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang dapat berkonsentrasi penuh pada satu fokus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasinya akan menurun. Kalau kita cermati grafik belajar siswa, pada awalnya grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan guru cukup tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit kemudian terjadilah penurunan memori atau tingkat daya serap siswaterhadap materi pelajaran. Inilah merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan ice breaking. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan sehingga sangat membutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal.
Apa Saja Tujuan Ice Breaker Itu?
1. Mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa.
Dalam keadaan otak dalam kondisi alfa, maka proses pembelajaran akan mudah terserap oleh otak.
2. Membangun kembali suasana agar santai dan menyenangkan
Dengan adanya ice breaker, maka akan tercipta suasana yang santai dan menyenangkan. Dengan suasana yang lebih rileks maka pembelajaran akan mudah sampai kepada audiens.
3. Menjaga stabilitas kondisi fisik dan psikis audiens agar tetap segar dan nyaman dalam menyerap informasi.
Ice breaker juga bertujuan untuk menjaga kondisi fisik audiens agar tetap fresh. Permainan dan games biasanya akan menghiasi suasana pembelajaran.
Manfaat Ice Breaker
1. Terjadi proses penyampaian dan penerapan secara optimal bahkan maksimal.
Manfaat dari ice breaker tentu saja memberikan sisi positif baik untuk penerima maupun pemberi materi.
2. Menguatkan hubungan antara audiens dengan pembicara.
Hubungan audiens dan pembicara akan terjalin kuat dengan adanya ice breaker. Adanya aktivitas fisik yang diberikan pembicara akan menciptakan hubungan baik.
3. Tumbuhnya motivasi audiens dalam proses forum.
Adanya interaksi kepada seluruh audiens dalam proses pembelajaran dalam suatu forum. Motivasi akan tumbuh dengan otomatis.
Dengan mengetahui tujuan dan manfaat ice breaker, Anda akan serius belajar dan praktek ilmu ice breaker untuk aktifitas pembelajaran anda.
Menurut The Encyclopedia of Ice Breaker (1976), bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari teka-teki, humor lucu, yel-yel, gerakan rubuh, sampai permainan. Namun, dilihat dari metodenya, dapat dikelompokkan menjadi enam jenis; yel-yel, tepuk ta- ngan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan jenis games yang menggabungkan gerak dan kemam-puan berpikir. Beberapa permainan yang bisa diterapkan dalam kelas, di antaranya permainan untuk membangun kerja sama, permainan untuk membangun konsentrasi dan kepekaan, permainan untuk membangun kreativitas dan imajinasi. Semoga bermamfaat . . .
Pada kondisi seperti itu, siswa melam-piaskannya dengan mengobrol atau membuat gaduh di dalam kelas.
Banyak guru yang kebingungan menghadapi masalah seperti ini. Di antara mereka ada yang tetap saja menyampaikan materinya meskipun kondisi belajar siswa sudah tidak kondusif. Bahkan, ada guru yang memaksa anak agar diam dan mengikuti pelajaran dengan tertib. Cara-cara seperti ini akan merusak mental siswa dalam belajar dan akan membuat mereka membenci pelajaran.
Sebenarnya pada situasi beku dan membosankan seperti inilah, diperlukan ice breaking yang berguna untuk menyegar-kan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk. Memang, ice breaking ini biasanya dipakai pada saat penataran atau diklat. Namun, sebenarnya ice breaking juga sangat baik diterapkan pada saat proses pemeliharan.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang dapat berkonsentrasi penuh pada satu fokus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasinya akan menurun. Kalau kita cermati grafik belajar siswa, pada awalnya grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan guru cukup tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit kemudian terjadilah penurunan memori atau tingkat daya serap siswaterhadap materi pelajaran. Inilah merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan ice breaking. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan sehingga sangat membutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal.
Apa Saja Tujuan Ice Breaker Itu?
1. Mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa.
Dalam keadaan otak dalam kondisi alfa, maka proses pembelajaran akan mudah terserap oleh otak.
2. Membangun kembali suasana agar santai dan menyenangkan
Dengan adanya ice breaker, maka akan tercipta suasana yang santai dan menyenangkan. Dengan suasana yang lebih rileks maka pembelajaran akan mudah sampai kepada audiens.
3. Menjaga stabilitas kondisi fisik dan psikis audiens agar tetap segar dan nyaman dalam menyerap informasi.
Ice breaker juga bertujuan untuk menjaga kondisi fisik audiens agar tetap fresh. Permainan dan games biasanya akan menghiasi suasana pembelajaran.
Manfaat Ice Breaker
1. Terjadi proses penyampaian dan penerapan secara optimal bahkan maksimal.
Manfaat dari ice breaker tentu saja memberikan sisi positif baik untuk penerima maupun pemberi materi.
2. Menguatkan hubungan antara audiens dengan pembicara.
Hubungan audiens dan pembicara akan terjalin kuat dengan adanya ice breaker. Adanya aktivitas fisik yang diberikan pembicara akan menciptakan hubungan baik.
3. Tumbuhnya motivasi audiens dalam proses forum.
Adanya interaksi kepada seluruh audiens dalam proses pembelajaran dalam suatu forum. Motivasi akan tumbuh dengan otomatis.
Dengan mengetahui tujuan dan manfaat ice breaker, Anda akan serius belajar dan praktek ilmu ice breaker untuk aktifitas pembelajaran anda.
Menurut The Encyclopedia of Ice Breaker (1976), bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari teka-teki, humor lucu, yel-yel, gerakan rubuh, sampai permainan. Namun, dilihat dari metodenya, dapat dikelompokkan menjadi enam jenis; yel-yel, tepuk ta- ngan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan jenis games yang menggabungkan gerak dan kemam-puan berpikir. Beberapa permainan yang bisa diterapkan dalam kelas, di antaranya permainan untuk membangun kerja sama, permainan untuk membangun konsentrasi dan kepekaan, permainan untuk membangun kreativitas dan imajinasi. Semoga bermamfaat . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar