Sebagian orang berpendapat bahwa guru yang “baik“ adalah guru yang bisa memberikan inspirasi kepda seseorang sehingga memiliki kesadaran diri untuk mengubah dirinya untuk ke arah yang lebih baik. Inspirasi ini bisa berupa dorongan untuk mengubah seseorang dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Namun, da pula yang berbentuk dorongan untuk mengubah jalan hidupnya dari dahulu yang dianggap sebagai “anak nakal“ menjadi anak yang baik sehingga tercermin ke dalam perilaku dan akhlaknya yang mulia. Inspirasi dalam bentuk terakhir inilah yang barangkali sangat sejalan dengan sabda Rasulullah SAW ”Sesungguhnya , aku diutus sebagai pendidik.“ ( HR. Ibnu Majah ).
Guru yang “baik“ dalam bentuk pertama adalah guru yang bisa memberi Inspirasi murid – muridnya, sehingga mereka mendapatkan kemajuan dalam berbgai ilmu pengetahuan. Pada saat ini guru juga bisa sebagai sumber untuk belajar, si muridpun bisa mendapatkan cara-cara yang mudah untuk mempelajari. “Hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar, “demikian kata Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang cukup terkenal Quantum Learning.
Mengenai guru ini barangkali persis seperti yang diutarakan oleh Paulo Freire, “ …..Para pendidik ( guru yang baik adalah mereka yang bisa ) mencarikan kata yang tepat bagi peserta didik yang untuk belajar, selain bantuan paling baik yang bisa ditawarkan kepada peserta didik. Sehingga mereka dapat memerankan diri sebagai subyek belajar selama mengikuti pendidikan untuk memberantas buta huruf. Pendidik harus secara konsisten menemukan dan terus mencari cara - cara yang memudahkan peserta didik untuk melihat obyek yang harus diketahui dan akhirnya dipelaja, sebagai sebuah masalah.“
Lebih jauh kata Freire, “tugas pendidik ini bukannya menggunakan alat dan cara tersebut untuk menemukan obyek pengetahuan dan kemudian menawarkannya sacara paternalistik kepada peserta didik, karena ini berarti mengingkari usaha peserta didik untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dimediatori oleh obyek pengetahuan yang harus disingkap, maka faktor-faktor yang paling penting adalah pekembangan sikap kritis terhadap obyek, bukannya apa yang diajarkan pendidik tentang obyek. Maka ketika pendidik dan peserta didik secara bersama-sama mendekati obyek untuk dianalisis guna menemukan maknanya, mereka menemukan informasi untuk mendapatkan hasil analisis yang tepat“ .
Setidaknya dari gambaran di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pendidik (guru) yang baik adalah dia yang bisa memberi inspirasi muridnya untuk selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya, sekaligus membimbing (midiator) dalam mencari jalan atau cara-cara belajar yang tepat, sehingga si murid mudah menguasai ilmu pengetahuan tersebut. Inilah pendapat tentang guru yang “baik“ bagi yang mengatakan bahwa guru yang “baik“ adalah guru bisa memberi inspirasi muridnya.
Sementara pendapat yang lain mengatakan bahwa guru yang “baik“ adalah guru yang bisa memberi inspirasi, sehingga seseorang bisa memiliki kesadaran hidup menuju ke arah yang lebih baik. Meskipun guru itu tidak bisa memberikan peningkatan dalam masalah ilmu pengetahuannya, guru tersebut bisa memberi inspirasi muridnya untuk memiliki kesadaran diri menuju jalan hidup yang lebih atau lebih bermakna. Guru dalam kelompok ini mungkin tidak hanya sebatas guru formal yang mengajar di sekolah-sekolah. Namun ada kemungkinan lebih banyak “bertebaran“ dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa kita temukan di rumah atau sekitar kita.
Demikianlah, guru sejati yang terbaik, Ternyata guru yang demikian tidak hanya bisa di jumpai di sekolah-sekolah atau kampus, namun banyak pula yang “bertebaran“ di sekitar kita. Merekalah “guru“ yang mampu menginspirasi kita untuk memiliki kesadaran diri untuk mengubah diri ke arah hidup yang lebih bermakna .
Allah SWT berfirman:
Guru yang “baik“ dalam bentuk pertama adalah guru yang bisa memberi Inspirasi murid – muridnya, sehingga mereka mendapatkan kemajuan dalam berbgai ilmu pengetahuan. Pada saat ini guru juga bisa sebagai sumber untuk belajar, si muridpun bisa mendapatkan cara-cara yang mudah untuk mempelajari. “Hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar, “demikian kata Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang cukup terkenal Quantum Learning.
Mengenai guru ini barangkali persis seperti yang diutarakan oleh Paulo Freire, “ …..Para pendidik ( guru yang baik adalah mereka yang bisa ) mencarikan kata yang tepat bagi peserta didik yang untuk belajar, selain bantuan paling baik yang bisa ditawarkan kepada peserta didik. Sehingga mereka dapat memerankan diri sebagai subyek belajar selama mengikuti pendidikan untuk memberantas buta huruf. Pendidik harus secara konsisten menemukan dan terus mencari cara - cara yang memudahkan peserta didik untuk melihat obyek yang harus diketahui dan akhirnya dipelaja, sebagai sebuah masalah.“
Lebih jauh kata Freire, “tugas pendidik ini bukannya menggunakan alat dan cara tersebut untuk menemukan obyek pengetahuan dan kemudian menawarkannya sacara paternalistik kepada peserta didik, karena ini berarti mengingkari usaha peserta didik untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dimediatori oleh obyek pengetahuan yang harus disingkap, maka faktor-faktor yang paling penting adalah pekembangan sikap kritis terhadap obyek, bukannya apa yang diajarkan pendidik tentang obyek. Maka ketika pendidik dan peserta didik secara bersama-sama mendekati obyek untuk dianalisis guna menemukan maknanya, mereka menemukan informasi untuk mendapatkan hasil analisis yang tepat“ .
Setidaknya dari gambaran di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pendidik (guru) yang baik adalah dia yang bisa memberi inspirasi muridnya untuk selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya, sekaligus membimbing (midiator) dalam mencari jalan atau cara-cara belajar yang tepat, sehingga si murid mudah menguasai ilmu pengetahuan tersebut. Inilah pendapat tentang guru yang “baik“ bagi yang mengatakan bahwa guru yang “baik“ adalah guru bisa memberi inspirasi muridnya.
Sementara pendapat yang lain mengatakan bahwa guru yang “baik“ adalah guru yang bisa memberi inspirasi, sehingga seseorang bisa memiliki kesadaran hidup menuju ke arah yang lebih baik. Meskipun guru itu tidak bisa memberikan peningkatan dalam masalah ilmu pengetahuannya, guru tersebut bisa memberi inspirasi muridnya untuk memiliki kesadaran diri menuju jalan hidup yang lebih atau lebih bermakna. Guru dalam kelompok ini mungkin tidak hanya sebatas guru formal yang mengajar di sekolah-sekolah. Namun ada kemungkinan lebih banyak “bertebaran“ dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa kita temukan di rumah atau sekitar kita.
Demikianlah, guru sejati yang terbaik, Ternyata guru yang demikian tidak hanya bisa di jumpai di sekolah-sekolah atau kampus, namun banyak pula yang “bertebaran“ di sekitar kita. Merekalah “guru“ yang mampu menginspirasi kita untuk memiliki kesadaran diri untuk mengubah diri ke arah hidup yang lebih bermakna .
Allah SWT berfirman:
“ Allah menganugerahkan al – hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, Dan barang siapa yang dianugerahi al – hikmah itu, “ ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul albab, “ ( Qs. Al Baqarah : 269 )Reff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar