Empat masukan penting bagi dilaksanakannya kurikulum 2013 diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai ajaran tahun depan.
Demikian dikemukakan pengamat pendidikan HAR Tilaar dalam uji publik kurikulum 2013 yang berakhir, Jumat (30/11) lalu.
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang turut hadir dalam uji publik itu membeberkan empat masukan tersebut. Pertama, implementasi kurikulum baru tergantung kualitas guru. Kedua, komitmen pemerintah daerah turut menentukan sehinggga diperlukan revisi Undang Undang Otonomi Daerah.
Ketiga, penggabungan mata pelajaran seperti IPA-IPS di tingkat SD perlu ditinjau kembali. Sedangkan yang terakhir, diperlukan petunjuk pelaksanaan yang jelas dalam implementasi kurikulum 2013.
"Jangan seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sejak diluncurkan tahun 2006 tidak ada petunjuk sehingga gagal," kata Tilaar.
Aktivis guru, Retno Listyarti, sependapat dengan Tilaar. Penggabungan mapel IPA-IPS mesti dicermati. "Saya setuju pendapat Pak Tilaar bahwa pengabungan IPA dan IPS harus dicermati dengan seksama. Lebih tepat justru Bahasa Indonesia yang dimasukan dalam mata pelajaran IPA dan IPS," cetusnya.
Ia memisalkannya dalam konteks memahami bacaan, namun hemat dia hal ini pasti menimbulkan kontra karena tak mungkin menghilangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia karena nanti dianggap tidak nasionalis.
"Jadi yang benar seharusnya tidak menghilangkan IPA dan IPS. Kalaupun pemerintah ngotot, maka saya setuju pendapat Darmaningtyas untuk kelas I-III saja IPA-IPS diintegrasi. Kelas IV-VI harus menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri," ujar Retno, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu.
Untuk pembelajaran tematis, lanjut guru PPKn SMAN 13 Jakarta ini, para guru cenderung mudah melaksanakan pada level kelas I-III, kalau di kelas IV-VI lebih sulit menerapkan pembelajaran tematik.
Sourcce : www.metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar