aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 16 Desember 2012

HARI PAHLAWAN DAN PAHLAWAN MASA KINI

  

"Betapa hatiku takkan pilu telah gugur pahlawanku. Betapa hatiku takkan sedih hamba ditinggal sendiri. Siapakah kini pelipur lara nan setia dan perwira. Siapakah kini pahlawan hati pembela bangsa sejati . . . .
(Ismail Marzuki-Gugur Bunga)"

Perjuangan para pahlawan bangsa untuk memperoleh kemerdekaan di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Masa sebelum kemerdekaan, rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah. Setelah kemerdekaan, Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran di berbagai daerah pun terjadi, hal itu menunjukkan bahwa semangat para pejuang daerah untuk tetap mempertahankan kemerdekaan sangat tinggi.

Berbicara mengenai pejuang, identik dengan pahlawan. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indoneisa) pahlawan diartikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Ketika kita berbicara mengenai pahlawan, hal yang ada dalam benak kita tentunya pahlawan adalah seseorang yang berjuang dalam perang melawan kolonial. Kini, arti dari pahlawan mengalami perkembangan, bahwa yang dinamakan pahlawan tidak hanya seseorang yang berjuang melawan penjajah dengan berperang, tetapi juga orang yang dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Mengapa harus mempertahankan kemerdekaan?

Dalam surat Al-Anfaal 8:53 berbunyi:

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Berangkat dari ayat tersbut, rakyat Indonesia harus berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan. Dengan perjuangan tersebut, rakyat Indonesia ingin mengubah keadaan, di mana sebelumnya bangsa Indonesia telah dijajah selama kurang lebih 350 tahun oleh kolonial Belanda, sehingga rakyat indonesia berjuang untuk tetap terus merdeka.

Pahlawan memiliki tiga arti penting, yaitu berani, pengorbanan dan kebenaran. Jika kita lihat dari tiga arti pahlawan tersbut, para nabi dan rasul adalah seorang pahlawan. Perjuangan Nabi Musa melawan raja Fir’aun, seorang raja yang zalim, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Nabi Musa Mengajak kepada kebaikan, dan ke tauhidan. Nabi Ibrahim yang berani menghancurkan berhala-berhala yang dianggap Tuhan yang disembah oleh manusia. Sebagai wujud menunjukkan bahwa Tuhan sebenarnya bukanlah patung yang dibuat oleh manusia tetapi Tuhan manusia adalah Allah.

Sebenarnya Indonesia sudah merdeka atau belum?

Sering kita mendengar pertanyaan dan kritikan tersebut. Sebenarnya Indonesia sudah merdeka atau belum? jika saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menderita, miskin, pendidikan tidak merata, para pejabat korupsi, pelayanan kesehatan yang tidak optimal, dan berbagai permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan secara tuntas. Yang dinamakan merdeka adalah pembebasan, yaitu lepas dari belenggu, baik belenggu dari penjajahan, terhadap kemiskinan, serta pembodohan.

Secara formal, Indonesia memang sudah merdeka, dan itu sudah diakui, baik secara de facto maupun de jure. Jika permasalahan mengapa rakyat Indonesia saat ini masih belum merasakan kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan yang diinginkan yaitu kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Maka sudah sepatutnya sebagai generasi muda mempunyai tugas untuk terus mempertahankan kemerdekaan dan meneruskan perjuangan para pejuang terdahulu. Perjuangan di masa kini sudah seharusnya diperjuangkan oleh generasi kini. Karena perjuangan melawan penjajah kolonial sudah dilakukan oleh kakek nenek kita dahulu. Dan kini saatnya generasi kini yang meneruskan perjuangan. Sebagaimana dalam Pembukaan UUD 1945 tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melakasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Kenapa tanggal 10 November? Mengapa peristiwa di Surabaya yang dijadikan Hari Pahlawan? Kenapa bukan peristiwa pertempuran di daerah lain?

Di dalam sejarah, terdapat unsur mitos dan politisasi, mengapa peristiwa sejarah di Surabaya pada tanggal 10 November dijadikan patokan bahwa pada tanggal tersebut adalah hari pahlawan? Padahal jika kita ketahui, sebelum tanggal tersebut, banyak sekali peristiwa sejarah perjuangan untuk melawan penjajah telah terjadi. Lalu mengapa 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional? Apa karena tanggal tersebut organisasi Budi Utomo lahir? Padahal Budi Utomo adalah organisasi yang tujuanya bukan memperjuangkan kemrdekaan. Anggotanya pun berasal dari para pribumi, kejawen dan berasal dari kalangan elit. Lalu mengapa tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, padahal ada pejuang wanita lain yang tidak kalah hebat seperti Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika, dan lain-lain. Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan.

Lalu kenapa tanggal 10 November menjadi tanggal yang kemudian disepakati sebagai hari Pahlawan?

10 November menjadi tanggal yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yang bersisi ancaman bahwa pihak Inggris akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara, apabila orang-orang Indonesia tidak menaati ultimatum tersebut, Inggris juga mengeluarkan instruksi yang isinya “….semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di kota surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi, pada tempat yang telah ditentukan dan membawa Bendera Merah Putih dengan diletakkan di atas tanah pada jarak seratus meter dari tempat berdiri, lalu megangkat tangan tanda menyerah.” Ultimatum tersebut ternyata tidak ditaati, untuk memperingati peristiwa sejarah tersbut, setiap tanggal 10 November, diperingati hari Pahlawan.

Bung Tomo, adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Beliau terkenal dengan keberaniannya dan aksi heroiknya melawan penjajah. Perjuangan para pahlawan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan tentu harus di apresiasi. Banyak para pejuang yang mungkin namanya tidak terkenal padahal rela berkorban sampai gugur di medan perang. Lalu mengapa Bung tomo saja yang mendapat gelar pahlawan nasional? Saat ini gelar pahlawan nasional (sampai pada tahun 2011 lalu) tercatat sebanyak 156 orang. Padahal di setiap daerah terdapat para pejuang bangsa yang perjuangannya tidak bisa diremehkan. Lalu mengapa perlu diadakan seleksi untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional oleh Kementerian Sosial?

Gelar pahlawan nasional bagi bapak Proklamator RI (bung Karno dan bung Hatta) pada tahun ini baru diberikan. Padahal semua rakyat Indonesia mengetahui bahwa perjuangan yang telah diberikan Soekarno demi tanah air tercinta tidak dapat diremehkan. Bisa jadi gelar baru diberikan karena ada unsur politis untuk mengakui beliau sebagai pahlawan nasional.

Pahlawan Masa Kini

Jika kita ditanya siapa saja pahlawan nasional Indonesia? Barang tentu tidak sedikit dari kita yang menjawab bahwa KH. Ahmad Dahlan, Siti Walidah, Fakhrudin, adalah tokoh-tokoh Muhammadiyah yang terkenal sebagai pahlawan nasional. Pahlawan yang akan sering disebutkan pertama kali biasanya Pangeran Diponegoro, RA. kartini, Imam Bonjol, Ki Hajar Dewantara, dan lain sebagainya. Yang dinamakan pahlawan cenderung orang yang berjuang dalam militeristik atau perang. Karena dalam benak kita, yang dinamakan pahlawan adalah orang yang berjuang melawan kolonial penjajah ketika perang atau pertempuran. Padahal ada pahlawan yang berjuang dalam bidang jurnalistik, pendidikan, Sosial, budaya, dan lain sebagainya.

Mendapatkan gelar Pahlawan tentu bukan tujuan utama dari tokoh-tokoh tersebut, tetapi demi Indonesialah para tokoh tersebut berjuang. Walaupun gelar pahlawan nasional menjadi kontroversi, tetapi mendapat gelar pahlawan akan lebih diakui oleh masyarakat luas. Dalam tahun ini saja terdapat 15 calon yang diajukan agar mendapat gelar pahlawan nasional. Namun, dari 15 calon tersebut, 9 di antaranya yang terseleksi, yaitu: Kolonel (Purn) Alex Evert Kawilarang dari Sulawesi Utara, Sultan Muhammad Salahuddin (Sultan Bima) dari Nusa Tenggara Barat, I Gusti Ngurah Made Agung dari Bali, Prof. DR. Dr. M. Sardjito, MD, MP.H dari Yogyakarta, Jenderal Mayor TKR (Purn) H R Mohamad Mangoendiprojo dari Jawa Timur., Lambertus Nicodemus Palar dari Sulawesi Utara, Drs Franciscus Xaverius Seda dari Nusa Tenggara Timur, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara, Abdul Rahman Baswedan dari Yogyakarta. Dari sekian banyak para pejuang di daerah terdapat ribuan orang yang tidak mendapatkan gelar kepahlawanan. Padahal orang tersebut mempunyai kontribusi yang tinggi dalam usaha mempertahankan maupun memperjuangkan kemerdekaan.

Seorang pahlawan tidak harus mendapatkan gelar pahlawan. Tetapi di mana seseorang tersebut dapat memberikan pengaruh postif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnyalah dia sudah diakui sebagai pahlawan. Walaupun gelar sebagai seorang pahlawan itu Penting, tetapi bukan tujuan utama seseorang melakukan kebaikan. Menjadi pahlawan di masa sekarang tidak harus orang yang berperang melawan penjajah atau dengan memegang senjata bambu runcing, dia disebut pahlawan. Menjadi seorang yang berguna di masyarakatnya juga merupakan pahlawan masa kini. Seperti halnya guru, terkenal dengan sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Mengutip salah satu hadist Nabi

Imam Ath-Thabarani meriwayatkan dari Muhammad bin Abdillah Al-Hadharami, dari Ali bin Bahram, dari Abdul Malik bin Abi Karimah, dari Ibnu Juraji, dari Atha’ bin Yasar, dari Jabir bin Abdillah r.a, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda,

“Orang mukmin itu menyayangi dan disayangi. Dan tidak ada kebaikan pada orang yang tidak menyayangi serta tidak disayangi. Dan sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.”

Dalam Al-Qur’an surat Ali-Imron 3: 110.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Kuntowijoyo memaknai The Real Hero dengan gagasan profetik yang diambil dari surat Ali-Imron ayat 110 bahwa Profetik memiliki tiga nilai penting sebagai landasannya, yaitu Humanisasi, Liberasi, dan Transendensi:

1. Menyuruh kepada yang makruf (Humanisasi) 
Mengajak kepada kebaikan -tauhid- dari tidak mengenal Allah menjadi mengenal Allah

2.Mmencegah dari yang mungkar (Liberasi) 
Liberasi/ mencegah dari yang munkar. Pembebasan dari dosa

3. Beriman kepada Allah 
Berjuang: beriman kepada Allah (Transendensi)

Karena makna pahlawan kini dalam perkembangannya sudah mengalami makna yang luas dan semakin berkembang. Pahlawan tidak hanya dimaknai orang yang berjuang atau berperang melawan penjajah tapi kini berjuang melawan penjajahan modern, penjajahan dari kapitalis, kebodohan, kemiskinan dan penderitaan. Kini seorang pahlawan adalah orang yang bisa bermafaat bagi orang lain. Mari berjuang dengan ikhlas. Dan semoga 10 November dapat dijadikan refleksi bersama untuk menjadi pahlawan era kini. Dengan bermanfaat untuk orang lain, mari kita mengukir karya!

Source : immunyogyakarta.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar