Guru adalah garda terdepan pendidikan Indonesia, eh gak Indonesia aja sih, Finlandia tidak main main dalam melilih pendidik anak anak bangsa mereka, semua guru di Finlandia minimal lulusan S2 terbaik dari universitas terbaik, demikian juga dengan Malaysia bagaimana mereka setiap tahun mengirimkan lulusan lulusan keguruan terbaiknya untuk belajar di luar negeri. Intinya negara negara tersebut sadar betul bahwa Guru adalah kunci berhasilnya sebuah sistem pendidikan
Mau kurikulum dibuat seperti apa jika sumber daya guru Indonesia seperti sekarang
Hasil sementara Uji Kompetensi Guru (UKG) masih di bawah standar yang diharapkan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom, menyebutkan nilai rata-rata nasional hasil perhitungan per 1 Juli 2012 adalah 47,84.
Kalau guru tidak mau dipersalahkan dan lagi lagi mempersalahkan lingkungan keluarga mereka, duh orang tua anak anak itu sudah pusing memikirkan bagaimana mencari sesuap nasi, bagaimana mereka sempat berpikir untuk belajar parenting?
Saya melihatnya secara makro ya, karena memang ada beberapa walau persentasenya belum banyak, yang kemudian menarik kembali anak anak mereka ke rumah, untuk belajar bersama ayah bunda keluarga dan lingkungan sekitarnya. Orang orang seperti ini jadi perkecualian saya ya, karena mereka memang sudah memiliki tekat bulat dan komitmen untuk belajar bersama dengan anak anak mereka, mereka sudah paham betul arti pendidikan untuk anak dan keluarga mereka.
Saya melihat sebagian besar murid murid saya, saya melihat sebagian besar murid murid lingkungan saya, saya melihat sebagian besar di daerah lain, dan lain dan lainnya di Indonesia tercinta ini.
Itulah mengapa peningkatan kualitas Guru penting sekali, bukan pelatihan basa basi hanya untuk menghabiskan uang rakyat, namun pelatihan serius dan reguler terus menerus setiap tiga bulanan atau semester untuk kemudian dipantau dan dievaluasi dan diperbaiki.
Jika tidak ingin mengganggu jadwal pembelajaran di kelas, pelatihan bisa dilakukan saat liburan, secara bertahap dan dilatih oleh tutor tutor yang memiliki kualifikasi tinggi.
Intinya semua harus yang terbaik, untuk menghasilkan anak bangsa terbaik dan berkarakter!
Mau kurikulum dibuat seperti apa jika sumber daya guru Indonesia seperti sekarang
Hasil sementara Uji Kompetensi Guru (UKG) masih di bawah standar yang diharapkan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom, menyebutkan nilai rata-rata nasional hasil perhitungan per 1 Juli 2012 adalah 47,84.
(Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/08/03/079421057/Hasil-Uji-Kompetensi-Guru-Masih-di-Bawah-Harapan)
Oke jika tidak boleh menggunakan UKG, kita lihat saja bagaimana PISA menilai kita, Indonesia selalu berada di urutan terbawah, juga sistem pendidikan Indonesia di level 40 terbawah di Dunia.
Kemudian kalau masih belum percaya lagi, lihatlah sekeliling kita, bagaimana anak anak seolah kehilangan arah tujuan hidupnya, bagaimana mereka menghadapi permasalahan hidup mereka, bagaimana mereka mau saja eh terbiasa berbuat curang, mereka semua anak anak sekolah yang punya guru di sekolahnya.
Oke jika tidak boleh menggunakan UKG, kita lihat saja bagaimana PISA menilai kita, Indonesia selalu berada di urutan terbawah, juga sistem pendidikan Indonesia di level 40 terbawah di Dunia.
Kemudian kalau masih belum percaya lagi, lihatlah sekeliling kita, bagaimana anak anak seolah kehilangan arah tujuan hidupnya, bagaimana mereka menghadapi permasalahan hidup mereka, bagaimana mereka mau saja eh terbiasa berbuat curang, mereka semua anak anak sekolah yang punya guru di sekolahnya.
Kalau guru tidak mau dipersalahkan dan lagi lagi mempersalahkan lingkungan keluarga mereka, duh orang tua anak anak itu sudah pusing memikirkan bagaimana mencari sesuap nasi, bagaimana mereka sempat berpikir untuk belajar parenting?
Saya melihatnya secara makro ya, karena memang ada beberapa walau persentasenya belum banyak, yang kemudian menarik kembali anak anak mereka ke rumah, untuk belajar bersama ayah bunda keluarga dan lingkungan sekitarnya. Orang orang seperti ini jadi perkecualian saya ya, karena mereka memang sudah memiliki tekat bulat dan komitmen untuk belajar bersama dengan anak anak mereka, mereka sudah paham betul arti pendidikan untuk anak dan keluarga mereka.
Saya melihat sebagian besar murid murid saya, saya melihat sebagian besar murid murid lingkungan saya, saya melihat sebagian besar di daerah lain, dan lain dan lainnya di Indonesia tercinta ini.
Itulah mengapa peningkatan kualitas Guru penting sekali, bukan pelatihan basa basi hanya untuk menghabiskan uang rakyat, namun pelatihan serius dan reguler terus menerus setiap tiga bulanan atau semester untuk kemudian dipantau dan dievaluasi dan diperbaiki.
Jika tidak ingin mengganggu jadwal pembelajaran di kelas, pelatihan bisa dilakukan saat liburan, secara bertahap dan dilatih oleh tutor tutor yang memiliki kualifikasi tinggi.
Intinya semua harus yang terbaik, untuk menghasilkan anak bangsa terbaik dan berkarakter!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar