Proses kegiatan belajar mengajar merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa untuk menciptakan komunikasi yang baik sehingga proses pembelaran dapat berjalan dengan efektif. Kedua belah pihak, baik guru dan siswa harus bersinergi , dimana guru harus dapat menyampaikan materi dengan baik dan siswa juga harus dapat memahami dan menyerap materi dengan baik. Jika keduanya dapat memahami dan menyadari tugasnya masing-masing maka akan tercipta komunikasi pembelajaran yang kondusif.
Komunikasi antara guru dan siswa diibaratkan bagaikan baut (sekrup) dan mur karena keduanya harus saling memberi dan menerima. Mur tidak akan bisa masuk ke baut kalau baut tidak mau menerima. Sebaliknya, drat pada baut tidak bisa klop dengan mur jika ada yang tidak beres pada mur tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan dan dijaga jangan sampai ada benda yang menghambat kerja keduanya sehingga dapat mempengaruhi fungsinya masing-masing.
Kecocokan Drat

Perlu Pelumas
Komunikasi yang
baik antara guru dan murid harus selalu dijaga. Salah satunya adalah dengan mencairkan suasana agar tidak terkesan tegang dan kaku saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbagai upaya penyegaran dan pendekatan personal kepada tiap siswa harus diciptakan oleh guru sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Misalnya bagaimana guru mampu untuk berkreasi dan berinovasi. Kreasi dan inovasi ini bagaikan cairan atau pelumas yang mencegah baut dan mur berkarat. Sehingga komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan lancar, tidak tersendat seperti baut dan mur tanpa pelumas.

Perlu Pengaturan Tekanan
Dalam mengencangkan baut adakalanya diperlukan tekanan keras ketika terjadi kemacetan. Meskipun
sebenarnya baut dan mur sudah sesuai dengan ukurannya. Hal ini dapat disebabkan karena berbagai hal, sehingga melalui penekanan tersebut dapat membantu mempercepat pengencangan.

Dalam proses belajar mengajar, adakalanya diperlukan pengaturan tekanan berupa ketegasan dalam mengajar. Namun yang perlu diingat bahwa dalam memberikan tekanan harus sesuai dengan kondisi baut tersebut, kalau tidak sesuai justru baut tersebut akan dol. Demikian juga dalam memberikan ketegasan kepada siswa harus disesuaikan dengan kapasitas siswanya. Karena yang perlu diingat adalah bahwa setiap siswa tidak sama. Ada siswa yang bisa diperlakukan dengan keras, tetapi adapula yang harus diperlakukan dengan lembut dan tidak mau ditegur didepan teman-temannya.
Oleh karena itu guru harus mempu untuk memahami kondisi psikologis dan sosiologis masing-masing siswa. Bila ketegasan berupa teguran yang dilakukan oleh guru dapat diterima dengan siswa maka siswa pun akan menyadari kesalahannya. Tetapi bila siswa tidak memahami dan tidak mau menerima teguran dari gurunya, yang ada justru siswa tersebut akan jengkel, marah, frustasi bahkan dendam terhadap gurunya.
Jadi pengaturan tekanan yaitu berupa tindakan tegas dalam proses pembelajaran perlu dilakukan, namun harus tetap memperhatikan kondisi psikologis dan sosiologis siswa agar siswa juga mau memahami dan menyadarinya. Dengan demikian komunikasi yang baik antara guru dan siswa juga dapat terjalin dengan baik. Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar