aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Selasa, 28 Mei 2013

Metode Dalam Pembelajaran Fisika

 1. Inquiri : Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah (Sutrisno: 2008). Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.

2. Discoveri : Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

3. Eksperimen atau Praktikum : Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan. Praktikum fisika memegang peranan penting dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran fisika. Seperti yang dikatakan Sund dan Trowbridge (1973: 183), ”…science is not really science unless it is accompanied by experimentation and laboratory work.” Sains bukanlah sains yang hakiki tanpa disertai eksperimen dan kerja laboratorium (praktikum).

4. Simulasi - Role Play : Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

5. Fisika Aneh – Fun - Misteri : Metode menyebarkan atau membuat fisika menjadi aneh, penuh dengan misteri, dan sangat menyenangkan yang membuat para siswa termotivasi untuk mengatahui dan penasaran dengan fisika sehingga para siswa berkeinginan untuk belajar fisika.

6. Permainan (Games) : Dengan menggunakan metode permainan maka akan meningkatkan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam belajar fisika serta menghilangkan rasa bosan dengan image fisika yang dinilai sangat sulit. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

7. Problem Solving : Metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

8. Problem Composing : Model pembelajaran dimana siswa belajar fisika dengan menyusun persoalan dan pertanyaan”. Setelah para siswa menyusun persoalan atau permasalahan fisika yang sesuai bahan dengan bahan, guru akan mengumpulkan permasalah itu, dan akhirnya juga para siswa sendiri yang harus mengerjakan persoalannya.

9. Model POE (prediction, observation, explanation) : Metode POE menekankan siswa untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran.

  • Prediction (prediksi) atau membuat, merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa fisika. Dalam membuat dugaan siswa sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu. Dalam proses ini siswa diberi kebebasan seluas-luasanya menyusun dugaan dengan alasannya, sebaiknya guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep fisika muncul dari pikiran siswa. Semakin banyaknya muncul dugaan dari siswa, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran fisika siswa tentang persoalan yang diajukan. Pada proses prediksi ini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar. 
  • Observation (observasi) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Pada tahap ini siswa membuat eksperimen, untuk menguji prediksi yang mereka ungkapkan. Siswa mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka. 
  • Explanation (eksplanasi) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan.  
10. Kuis : Model pembelajaran aktif yang mana siswa bersama-sama mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu pertandingan akademis. Metode kuis team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.

11. Simulasi Komputer : Fisika itu eksperimental, artinya bahwa konsep-konsep fisika didapatkan melalui serangkaian eksperimen. Dengan demikian metode eksperimen sebisa mungkin harus digunakan didalam fisika. Namun kenyataannya banyak sekolah yang sarana laboratorium IPA beserta isinya masih belum memadai. Untuk membuat alat peraga sendiri tidak ada waktu dan biaya (juga kekurangan ide). Salah satu alternatif yang dapat diambil adalah dengan melalui eksperimen komputer atau simulasi dari ekseperimen yang sesungguhnya. Memang waktu dulu penggunaan simulasi komputer ini masih mahal dan langka. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman maka yang dahulunya mahal dan langka saat ini sudah menjadi sesuatu yang murah dan hal yang biasa. Harga Lapotp dan LCD saat ini sudah turun drastis sehingga sekolah dipinggiranpun sudah dapat membelinya. Bahkan saat inipun banyak guru-guru yang sudah menjinjing lapotp pribadinya di sekolah.

12. Internet – E-Learning : Internet merupakan sumber belajar yang menyediakan berbagai media pembelajaran yang melimpah dan tidak akan pernah habis. Disamping berbagai artikel, e-book, gambar, simulasi komputer tentang materi pelajaran fisika, di sana juga terdapat ribuan video baik tentang materi pelajaran fisika dan fenomena fisika sehari-hari maupun bagaimana cara mempelajarinya.

13. Vidio, CD-Room, Film : Metode ini berkaitan dengan metode demontrasi, karena seiring perkembangan zaman teknologi semakin berkembang. Demontrasi dalam pembelajaran sudah di jadikan vidio atau film dalam bentuk CD-Room, jadi seorang siswa tinggal memainkan vidio tersebut dan bisa secara berulang-ulang.

14. Karya Wisata : Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan..

15. Lingkungan Hidup : Proses interaksi antara perkembangan sains dan teknologi serta implikasinya terhadap kehidupan. Interaksi antara sain, teknologi, dan lingkungan mengakibatkan berkembangnya pemikiran tentang proses belajar baik menyangkut tujuan dan teknik mengajar. Melalui pendidikan fisika, siswa harus dilatih menghadapi masalah yang menyangkut kehidupan di masyarakat agar kemampuan intelektual dan keteram-pilannya dapat berkembang.

16. Hand – on - Activities : Model yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruksi pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi.

17. Metode Perancangan (Project Method) : Suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

18. Diskusi Kelompok : Metode diskusi kelompok ini dimanakan pula dengan metode tutor sebaya yaitu seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan menggunakan metode ini maka siswa akan terbantu karena apa yang dijelaskan oleh temannya menggunakan bahasa yang setara/mudah dimengerti.

19. Debat : Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.

20. Cooperative Learning (Belajar Bersama) : Metode pembelajaran yang membantu anak didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.

21. Peer Tutoring : Peer Tutoring dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa pada siklus pertama 72,08% dan pada siklus kedua 82% dan siklus ketiga 85%. Pembelajaran dengan menggunakan model Peer Teaching diperoleh ketuntasan secara klasikal. Hal ini ditunjukkan dari 20 siswa yang tuntas belajar secra individu sebesar 85%

22. Demonstration : Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

23. Peta Konsep : Motede peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antar konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.

24. Analogi : Peran analogi sebagai salah satu strategi pengajaran sains dalam menunjang proses belajar mengajar di sekolah sangat besar. Strategi ini dapat digunakan sebagai suatu metode alternatif untuk memecahkan kebuntuan komunikasi belajar antara guru dan siswa, khususnya bila siswa menghadapi kesulitan belajar dalam hal memahami materi ajar baru namun memiliki kemiripan alur berpikir dengan materi ajar sebelumnya.

25. Permainan Kartu : GRID SPLIT adalah suatu model untuk mengolah rumus-rumus fisika dengan menggunakan kartu bridge bagi siswa. Metode pengolahan rumus-rumus fisika ini adalah sebagai bentuk keprihatinan terhadap kurangnya minat siswa untuk menghafalkan rumus-rumus fisika dan belajar fisika. Alasannya adalah untuk mampu mengerjakan soal-soal fisika mereka harus menghafalkan sejuta rumus mulai dari rumus dasar hingga rumus-rumus cepat untuk mengerjakan soal-soal fisika.

Permainannyapun sangat sederhana, dimana konten dari kartu itu sendiri dibagian tengah kartu berisi rumus turunan beserta satuannya sedangkan pada bagian pojok kartu adalah satuan pokoknya. Permainannya sangat mudah dimana kita hanya tinggal mencocokkan bagian tengah kartu dengan bagian pojok kartu yang dikeluarkan oleh lawan main kita dan harus sesuai. Permainan ini juga dapat divariasikan dimana selain dengan memainkan kartu bisa difariasikan dengan sambil menyebutkan rumus dan aplikasinya sehingga secara tidak langsung pemain akan menghafalkan rumus fisika tersebut.

26. Pembelajaran Reflektif : Metode mengkaji memikirkan dampak dari suatu tindakan. Tahap reflektif merupakan beberapa komponen yaitu menganalisis, mensintesis, memahami, menerangkan dan menyimpulkan hasil yang digunakan sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.

27. Ceramah Siswa Aktif : Dalam pembelajaran fisika komponen yang sering menjadi bahan kajian adalah metode/pendekatan belajar (approach to learning). Selama ini metode yang paling sering digunakan guru dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah, yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Dalam metode ini, guru sangat dituntut kemampuannya dalam mengolah bahan pembelajaran sebelum ditransformasikan melalui ujaran, lisan, dan verbal. Menguasai bahan ajar (mastery of subject matter) sangat penting, karena guru adalah sumber ilmu bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran ini dinilai ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu, gagasan, dan pengertian abstrak, terutama dalam mengelola kelas besar dengan jumlah peserta didiknya lebih dari 20 orang.

28. Pameran Karya Fisika : Metode ekspositori (pameran) adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.

29. Majalah Dinding : Dengan adanya majalah dinding maka akan menambah ilmu-ilmu baru dan lebih mengingatkan kembali ilmu-ilmu fisika yang telah ada. Karena itu, majalah dinding harus di buat semenarik mungkin sehingga siswa sangat tertarik untuk membacanya.

30. Lomba Fisika (Olimpiade) : Dengan adanya lomba fisika ini maka para siswa akan mempelajari lebih serius lagi tentang fisika untuk menjadi yang terbaik.

31. Seminar Fisika : Dengan mengikuti seminar dan mengaplikasikan apa yang telah di dapat saat seminar maka itu akan menambah ilmu fisika yang telah di kuasai.
Reff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar