Pada suatu subuh, seperti biasa Ali bin Abi Thalib bergegas dari rumahnya menuju masjid untuk mendirikan salat berjamaah bersama Rasulullah saw dan para sahabat yang lainnya. Namun belum juga jauh Ali keluar rumah, dia menjumpai kendala dalam perjalanannya sehingga membuatnya terlambat tiba di masjid. Yakni seorang kakek tua yang berjalan teramat lambat di depannya. Lambatnya jalan sang kakek membuat langkah Ali pun menjadi melambat.
Padahal jika melihat lebar jalan yang dilalui, cukup bagi sepupu Rasulullah tersebut untuk mendahului sang kakek. Namun suami Fatimah binti Rasulullah itu tak ingin mendesak dan memaksa untuk mendahului bapak tua itu. Ali begitu menghormati sang kakek karena usianya. Meski tahu akan telat tiba di masjid dan hatinya gelisah lantaran tak bisa berjamaah bersama Rasulullah, Ali tetap bersabar berada di belakang sang kakek.
Selangkah demi selangkah kakek tua itu berjalan, dan Ali mengikutinya di belakang. Ali menduga jika sang kakek itu adalah seorang muslim. Karena itu dia setia mengikutinya hingga menuju masjid.
Namun begitu tiba keduanya di depan masjid, Ali terkejut. Kakek tua itu tak masuk ke dalam masjid, melainkan berbelok ke arah yang lain. Ali menyadari jika kakek tua yang diikutinya adalah seorang Nasrani. Tak berpikir panjang, Ali langsung bergegas masuk ke dalam masjid. Bersyukur, Ali masih sempat mengikuti jamaah salat subuh pada rakaat terakhir.
Ali merasa bersyukur masih dapat berjamaah dengan Rasulullah. Namun dia tak menyadari, sesuatu yang tak biasa juga terjadi terhadap Rasulullah dan para sahabatnya dalam berjamaah salat subuh.
Seusai salat berjamaah, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Apa yang terjadi, wahai Rasulullah? Tidak seperti biasanya, engkau memperlambat ruku yang terakhir?"
Rasulullah Saw menjawab, "Ketika ruku dan membaca tasbih seperti biasa, aku hendak mengangkat kepalaku untuk berdiri. Tapi Jibril tiba-tiba datang dan ia membebani punggungku hingga lama sekali. Baru setelah dia pergi dan beban itu diangkat, aku bisa mengangkat kepalaku dan berdiri."
"Mengapa bisa begitu, ya Rasulullah?" tanya sahabat yang lain.
"Aku sendiri tak mengetahuinya dan tak bisa menanyakan hal itu kepada Jibril," jawab Rasulullah Saw.
Tak lama, Jibril pun datang kepada Rasulullah saw dan menjelaskan apa yang terjadi. "Wahai Muhammad! Sesungguhnya tadi itu karena Ali tergesa-gesa mengejar salat berjamaah, tapi dia terhalang oleh seorang laki-laki Nasrani tua. Ali menghormatinya dan tak berani mendahului langkah orang tua itu. Ali memberi hak orang tua itu untuk berjalan lebih dulu. Maka, Allah memerintahkanku untuk menetapkanmu dalam keadaan ruku hingga Ali bisa menyusul salat berjamaah bersamamu."
Kemudian Rasulullah Saw mengatakan, "Itulah derajat orang yang memuliakan orang tua, meski orang tua itu seorang Nasrani."
Reff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar