Ketika sedang berkumpul dengan keluarga untuk nonton tayangan televisi, saya sering kali terheran-heran dengan beberapa anggota keluarga yang begitu asyiknya menikmati film atau sinetron yang ada di televisi. Tidak orang tua, muda dan anak-anak sepertinya sangat terhipnotis dengan apa yang ditayangkan di televisi. Bahkan tidak jarang mereka menangis atau berlinang hanya menonton tayangan yang menurut mereka menyentuh. Kasus semacam ini ternyata tidak dialami oleh beberapa keluarga saya, namun banyak juga dilingkungan sekitar saya, bahkan sangat mungkin fenomena ini dirasakan juga oleh masyarakat yang lebih luas.
Apakah hanya film atau sinetron yang bisa membuat seseorang begitu terhipnotis? Tentu saja tidak. Ada satu lagi yang saya soroti yaitu konser-konser musik, apalagi konsernya mendatang artis-artis luar negeri. Tentu Anda masih ingat salah satu konser Boys Band Korea Super Junior yang digelar beberapa bulan kemarin. Bagaimana Anda sendiri saksikan boys band itu mampu menyedot perhatian hampir sebagian muda-muda tanah air. Mereka rela berbondang-bondong dari segala penjuru kota hanya untuk menyaksikan artis idola mereka.
Apakah menurut Anda Boys band dan artis-artis terkenal lainnya itu melakukan pertunjukkan yang asal-asal? Saya yakin Anda akan menjawab tidak. Karena saya yakin betul mereka pun melakukan suatu persiapan yang luar biasa, sebelum melakukan pertunjukkan. Tujuannya supaya penonton atau fans puas dengan apa yang mereka tampilkan. Mereka adalah entertainer-entertainer sejati yang bisa menyulap panggung menjadi sebuah hiburan paling menyenangkan.
Mungkin Anda bertanya apa kaitannya hal ini dengan guru?
Inilah yang akan saya bagikan kepada Anda. Andai saja guru-guru kita ini memiliki jiwa entertainer pastinya mereka juga akan menjadi sosok-sosok yang berpengaruh buat anak didik kita.
Loe gila ya masak guru loe suruh seperti artis yang tidak etis lah?
Tenang kawan, saya juga tidak menginginkan guru-guru kita berperilaku sebagai artis. Tapi saya melihat ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari jiwa entertainer mereka. Khususnya tentang bagaimana ketika mereka tampil di panggung. Bagi artis, aktor maupun penyanyi panggung mereka adalah panggung hiburan, tapi kalau panggung guru adalah di depan kelas. Guru dan artis pada dasarnya sama-sama memiliki panggung. Kalau misalnya guru bisa mengoptimalkan penampilannya saat di depan kelas layaknya sebuah pertunjukkan, saya sangat optimis yang namanya pembelajaran akan jauh lebih menyenangkan.
Hal ini senada dengan apa yang ditulis oleh Duma Riris Silalahi, seorang runner-up putri Indonesia 2007 dalam bukunya Charles Bonar Sirait “Public Speaking for Teacher. Duma menjelaskan seorang pendidik dalam hal ini guru harus menguasai tata panggung, ilmu teatrikal, ilmu penyutradaraan, dan ilmu menghibur penonton. Itu semua merupakan komponen dari persuasive public speaking untuk para guru.
Dari sini saya bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa untuk bisa seperti itu, seorang guru harus melakukan persiapan layaknya artis, aktor atau penyanyi. Persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh para guru. Berikut ada beberapa saran yang bisa dipelajari, syukur-syukur bisa diaplikasikan saat mengajar.
- Buatlah perencanaan pembelajaran dengan baik dari berbagai aspek yang diperlukan dalam mengajar (materi, metode, media pembelajaran).
- Selalu perbaiki rencana-rencana tersebut, hingga mendapati rencana yang paling baik
- Buatlah skenario yang akan dilakukan saat di depan kelas, hal ini sangat baik supaya pembelajaran yang dilakukan memiliki skenario yang jelas.
- Memahami gaya belajar muri-murid
- Perhatikan tata letak perlengkapan dalam kelas, lebar ruangan dan pencahayaan yang ada di kelas
- Menjaga penampilan dengan baik, ini juga tidak boleh dilupan karena penampilan yang baik akan memberikan penilaian tersediri di mata siswa
- Rencanakan penggunaan anekdot dan cerita, ini adalah salah satu favorit siswa hampir sebagian siswa suka mendengarkan cerita, apalagi jika cerita yang disampaian ada kaitanya dengan materi, yang bisa memotivasi dan menginspirasi mereka
- Sering-seringlah berkonsultasi dengan rekan guru yang lain
- Bangunlah branding yang positif, misalnya dengan membuat komunitas di internet terkait dengan mapel yang dipegang. Hal ini akan membantu siswa untuk saling share dan diskusi mapel terkait.
- Open Mind atau terbuka terhadap segala bentuk pendapat, saran, maupun kritikan. Hal ini penting untuk umpan balik bagi seorang guru
- Cukuplah istirahat, hal ini penting untuk mengontrol mood dan emosi, saat mengajar. Jangan sampai guru terlihat lelah saat berada di depan kelas.
Demikianlah sebelas hal yang menurut saya penting dilakukan oleh seorang guru. Kalau misalnya hal ini dilakukan, harapannya hanya satu kita mampu menjadi guru yang membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Guru yang berjiwa entertainer, yang selalu memberikan sesuatu yang menarik untuk anak didiknya. Dia adalah guru yang hebat dan mempesona di mata murid-muridnya.
Bagaimana menurut rekan-rekan yang lain, adakah pendapat , jika ada silahkan bagi di kolom komentar.Reff : cafemotivasi.com
Bagaimana menurut rekan-rekan yang lain, adakah pendapat , jika ada silahkan bagi di kolom komentar.Reff : cafemotivasi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar