Kehadiran internet sebagai hasil kecanggihan teknologi kini kian menjadi kebutuhan. Internet bisa dimanfaatkan setiap waktu. Dimana saja, oleh siapa saja dan dapat digunakan untuk menunjang beragam aktivitas.
Menurut kementrian Kominfo, tahun 2011 Indonesia menempati posisi ke-3 sebagai pengguna internet terbanyak di dunia. Yaitu 55 juta orang setelah Amerika Serikat dan India. Namun sayangnya, masih banyak pengguna internet yang belum optimal dalam memanfaatkan media digital ini.
Sebagian masih menggunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Semisal mengakses situs yang berbau pornografi. Selain itu ada juga yang melakukan kejahatan di dunia maya, seperti cyber bulliying. Yaitu tindakan pelecehan dan intimidasi melalui media internet. Ada juga para sexual predator yang mengincar anak-anak dan remaja. Mereka umumnya orang dewasa yang memanipulasi foto dan data pribadi, menyesuaikan dengan calon korbannya.
Oleh karena itu penting bagi orang tua mengingatkan putra-putrinya untuk berhati-hati ketika mereka berkenalan di dunia maya. Apalagi bila teman baru tersebut mengajak bertemu langsung di suatu tempat. Sudah banyak kasus menghilangnya seorang anak setelah bertemu dengan teman mayanya.
Internet memang merupakan penyaji informasi yang sangat luas. Namun tidak berarti semua informasi yang disajikan benar dan bermanfaat. Demikianlah, kecanggihan teknologi memang tidak melulu bernilai positif. Tetapi bisa juga berdampak buruk.
Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus waspada dan berperan aktif dalam mengawasi aktivitas berinternet anggota keluarga. Utamanya tentu saja anak dan remaja kita yang saat ini memang sudah akrab dengan aktivitas di dunia maya. Selain memanfaatkan internet untuk menunjang kegiatan belajarnya, mereka juga kebanyakan pengguna sosial media seperti facebook dan twitter.
Idealnya orang tualah yang memperkenalkan internet kepada anak. Menerangkan sisi baik dan buruknya sesuai usia anak. Begitu pula dalam berinteraksi di dunia maya. Sopan santun dan etika di dunia nyata harus tetap diberlakukan dalam dunia maya. Jangan sampai terprovokasi untuk saling membulli dan menghindari menulis status atau komentar yang menyangkut sara atau bernada rasis.
Orang tua juga harus mengingatkan anak untuk tidak memberikan informasi atau data pribadi secara mendetail. Hindari mencantumkan nomor ponsel dan data pribadi orang tua. Ingatkan juga agar anak tidak sembarangan mengunggah foto atau video pribadi maupun orang lain yang melanggar etika atau norma kesusilaan.
Sebagai orang tua kita juga harus tanggap melihat perubahan prilaku anak dan remaja yang ditimbulkan akibat penyalah gunaan internet. Jangan sampai kita terlambat mengetahui bila misalnya mereka menjadi korban atau pelaku bulliying, kecanduan game on line atau menyimpan video yang tidak layak dikonsumsi oleh anak dan remaja.
Membatasi penggunaan internet di rumah dengan menyimpan pasword dan memblokir situs-situs dewasa bisa saja dilakukan. Tetapi yang lebih penting adalah membentengi anggota keluarga dengan nilai-nilai agama sebagai bekal atau tameng dalam menghadapi godaan atau kejahatan yang mengintai di dunia maya.
Beri pengertian pada anggota keluarga, bahwa teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia. Tetapi ingatlah bahwa agama yang akan menyelamatkan hidup kita. Karena setiap aktivitas di dunia maya tidak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat maya, melainkan tetap diakhirat yang sesungguhnya..
Dengan demikian, walaupun kita tidak bisa selalu mendampingi anak dalam berinternet, diharapkan mereka sudah memiliki rambu-rambu ketika berselancar di dunia maya. Sehingga dimanapun anak mengakses internet, mereka sudah memiliki pengetahuan bagaimana berinternet dengan sehat dan aman. Sehingga mereka tidak tergoda berkeliaran membuka situs-situs dewasa.
Namun, tidak semua orang tua melek teknologi dan informasi. Masih banyak diantara kita para orang tua yang gagap teknologi. Tetapi hal tersebut jangan sampai membuat kita tak acuh dan tidak perduli pada aktivitas berinternet anak.
Oleh karena itu diperlukan sosialisasi berinternet yang tidak saja sehat tetapi juga aman oleh pihak-pihak terkait. Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan anak dan remaja lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya. Materi tentang berinternet yang sehat dan aman juga tentunya dibutuhkan oleh para guru dan kami orang tua.
Sedangkan bagi anak dan remaja diharapkan mereka yang umumnya berstatus siswa atau pelajar ini akan lebih optimal dalam memanfaatkan fungsi internet. Selain menambah pengetahuan dan wawasan mereka juga dapat menyalurkan hobby atau minatnya dalam hal tulis menulis. Mereka bisa belajar dan berlatih menulis pada blog pribadi atau memanfaatkan fasilitas “notes” pada facebook. Untuk anggota keluarga yang sudah berstatus mahasiswa bisa mengirim artikel ke situs berita on line, sosial blog, atau ke surat kabar. Untuk yang mempunyai bisnis juga bisa berjualan on line dan kegiatan lainnya yang bermanfaat dan mempunyai nilai tambah.
Pada dasarnya sebuah teknologi dibuat untuk memberi manfaat pada manusia. Namun jangan sampai kehadirannya justru menjauhkan hubungan antar sesama anggota keluarga, karena selalu fokus berinternet melaui gadget masing-masing. Belum lagi dampaknya bagi mata, bila terlalu lama berasyik ria dihadapan layar gadget. Terlebih bagi anak-anak. Tak heran bila hari ini banyak anak usia sekolah dasar yang sudah harus berkaca mata akibat terlalu lama beraktivitas di depan layar komputer, laptop atau handphone.
Oleh karena itu batasilah penggunaan internet atau aktivitas di depan komputer atau laptop dengan melakukan kegiatan outdoor. Misalnya bermain bola, bersepeda, membaca, melukis dan sebagainya. Sesekali luangkan waktu tanpa berinternet agar dapat bercengkrama antar anggota keluarga. Jika tidak bisa, boleh-boleh saja berinteraksi secara intens di dunia maya melalui media internet. Tetapi tetap jangan lupakan kehidupan nyata dan orang-orang dekat disekeliling kita.
Demikianlah semoga menjadi kepedulian kita semua dan selamat berinternet sehat dan aman.
Sumber:
Menurut kementrian Kominfo, tahun 2011 Indonesia menempati posisi ke-3 sebagai pengguna internet terbanyak di dunia. Yaitu 55 juta orang setelah Amerika Serikat dan India. Namun sayangnya, masih banyak pengguna internet yang belum optimal dalam memanfaatkan media digital ini.
Sebagian masih menggunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Semisal mengakses situs yang berbau pornografi. Selain itu ada juga yang melakukan kejahatan di dunia maya, seperti cyber bulliying. Yaitu tindakan pelecehan dan intimidasi melalui media internet. Ada juga para sexual predator yang mengincar anak-anak dan remaja. Mereka umumnya orang dewasa yang memanipulasi foto dan data pribadi, menyesuaikan dengan calon korbannya.
Oleh karena itu penting bagi orang tua mengingatkan putra-putrinya untuk berhati-hati ketika mereka berkenalan di dunia maya. Apalagi bila teman baru tersebut mengajak bertemu langsung di suatu tempat. Sudah banyak kasus menghilangnya seorang anak setelah bertemu dengan teman mayanya.
Internet memang merupakan penyaji informasi yang sangat luas. Namun tidak berarti semua informasi yang disajikan benar dan bermanfaat. Demikianlah, kecanggihan teknologi memang tidak melulu bernilai positif. Tetapi bisa juga berdampak buruk.
Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus waspada dan berperan aktif dalam mengawasi aktivitas berinternet anggota keluarga. Utamanya tentu saja anak dan remaja kita yang saat ini memang sudah akrab dengan aktivitas di dunia maya. Selain memanfaatkan internet untuk menunjang kegiatan belajarnya, mereka juga kebanyakan pengguna sosial media seperti facebook dan twitter.
Idealnya orang tualah yang memperkenalkan internet kepada anak. Menerangkan sisi baik dan buruknya sesuai usia anak. Begitu pula dalam berinteraksi di dunia maya. Sopan santun dan etika di dunia nyata harus tetap diberlakukan dalam dunia maya. Jangan sampai terprovokasi untuk saling membulli dan menghindari menulis status atau komentar yang menyangkut sara atau bernada rasis.
Orang tua juga harus mengingatkan anak untuk tidak memberikan informasi atau data pribadi secara mendetail. Hindari mencantumkan nomor ponsel dan data pribadi orang tua. Ingatkan juga agar anak tidak sembarangan mengunggah foto atau video pribadi maupun orang lain yang melanggar etika atau norma kesusilaan.
Sebagai orang tua kita juga harus tanggap melihat perubahan prilaku anak dan remaja yang ditimbulkan akibat penyalah gunaan internet. Jangan sampai kita terlambat mengetahui bila misalnya mereka menjadi korban atau pelaku bulliying, kecanduan game on line atau menyimpan video yang tidak layak dikonsumsi oleh anak dan remaja.
Membatasi penggunaan internet di rumah dengan menyimpan pasword dan memblokir situs-situs dewasa bisa saja dilakukan. Tetapi yang lebih penting adalah membentengi anggota keluarga dengan nilai-nilai agama sebagai bekal atau tameng dalam menghadapi godaan atau kejahatan yang mengintai di dunia maya.
Beri pengertian pada anggota keluarga, bahwa teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia. Tetapi ingatlah bahwa agama yang akan menyelamatkan hidup kita. Karena setiap aktivitas di dunia maya tidak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat maya, melainkan tetap diakhirat yang sesungguhnya..
Dengan demikian, walaupun kita tidak bisa selalu mendampingi anak dalam berinternet, diharapkan mereka sudah memiliki rambu-rambu ketika berselancar di dunia maya. Sehingga dimanapun anak mengakses internet, mereka sudah memiliki pengetahuan bagaimana berinternet dengan sehat dan aman. Sehingga mereka tidak tergoda berkeliaran membuka situs-situs dewasa.
Namun, tidak semua orang tua melek teknologi dan informasi. Masih banyak diantara kita para orang tua yang gagap teknologi. Tetapi hal tersebut jangan sampai membuat kita tak acuh dan tidak perduli pada aktivitas berinternet anak.
Oleh karena itu diperlukan sosialisasi berinternet yang tidak saja sehat tetapi juga aman oleh pihak-pihak terkait. Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan anak dan remaja lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya. Materi tentang berinternet yang sehat dan aman juga tentunya dibutuhkan oleh para guru dan kami orang tua.
Sedangkan bagi anak dan remaja diharapkan mereka yang umumnya berstatus siswa atau pelajar ini akan lebih optimal dalam memanfaatkan fungsi internet. Selain menambah pengetahuan dan wawasan mereka juga dapat menyalurkan hobby atau minatnya dalam hal tulis menulis. Mereka bisa belajar dan berlatih menulis pada blog pribadi atau memanfaatkan fasilitas “notes” pada facebook. Untuk anggota keluarga yang sudah berstatus mahasiswa bisa mengirim artikel ke situs berita on line, sosial blog, atau ke surat kabar. Untuk yang mempunyai bisnis juga bisa berjualan on line dan kegiatan lainnya yang bermanfaat dan mempunyai nilai tambah.
Pada dasarnya sebuah teknologi dibuat untuk memberi manfaat pada manusia. Namun jangan sampai kehadirannya justru menjauhkan hubungan antar sesama anggota keluarga, karena selalu fokus berinternet melaui gadget masing-masing. Belum lagi dampaknya bagi mata, bila terlalu lama berasyik ria dihadapan layar gadget. Terlebih bagi anak-anak. Tak heran bila hari ini banyak anak usia sekolah dasar yang sudah harus berkaca mata akibat terlalu lama beraktivitas di depan layar komputer, laptop atau handphone.
Oleh karena itu batasilah penggunaan internet atau aktivitas di depan komputer atau laptop dengan melakukan kegiatan outdoor. Misalnya bermain bola, bersepeda, membaca, melukis dan sebagainya. Sesekali luangkan waktu tanpa berinternet agar dapat bercengkrama antar anggota keluarga. Jika tidak bisa, boleh-boleh saja berinteraksi secara intens di dunia maya melalui media internet. Tetapi tetap jangan lupakan kehidupan nyata dan orang-orang dekat disekeliling kita.
Demikianlah semoga menjadi kepedulian kita semua dan selamat berinternet sehat dan aman.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar