aguspurnomosite.blogspot.com

aguspurnomosite.blogspot.com
Berpikir Luas Membuka Cakrawala Kehidupan! Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuk Masa Depan! Katakan "Go Go Go SEMANGAT" !!!

Minggu, 15 Desember 2013

Pentingnya Mengenali Karakter Anak Sebelum Mengajar

Penting bagi para guru mengenali karakter anak sebelum mengajar. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal itu perlu dipahami para guru. Seorang guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai psikolog. Minimal, seorang guru dapat mengenali karakter anak dari kebiasaan sehari-hari di sekolah. Hal tersebut akan sangat membantu guru dalam melakukan proses pembelajaran dengan baik bersama anak didiknya.

Berbedanya karakter akan berpengaruh pada gaya belajar anak. Neil Fleming, guru dari New Zealand menyebut gaya belajar dengan learning style. Menurutnya, ada 4 gaya belajar anak, antara lain aural, read/write, visual, dan kinestetik. Gaya belajar aural dulunya disebut auditori. Anak dengan gaya belajar tersebut akan cenderung memahami sesuatu lewat hal yang didengar, sedangkan anak dengan gaya belajar visual akan memahami sesuatu lewat hal yang dilihat. Berbeda dengan itu, anak dengan gaya belajar read/write akan memahami sesuatu lewat proses membaca dan menulis, sedangkan anak dengan gaya belajar kinestetik akan memahami sesuatu setelah mencoba melakukannya sendiri.

Fleming menemukan bahwa 41% orang memiliki salah satu gaya belajar di atas secara dominan, artinya ada yang hanya visual saja, aural saja, read/write saja, atau kinestetik saja. Sekitar 27% memiliki dua gaya belajar sekaligus, misalnya visual dan kinestetik. Ada 9% yang memiliki sekaligus 3 gaya belajar dominan, misalnya visual, aural, dan read/write. Sekitar 20% sisanya memiliki sekaligus keempat gaya belajar yang telah disebutkan, sehingga mudah baginya untuk memahami segala informasi dan pelajaran lewat gaya apapun.

Anak—anak yang memiliki 3—4 gaya belajar sekaligus biasanya dianggap sebagai anak yang pintar, apapun yang dilakukan para guru maupun orang tua untuk mengajarinya akan segera ditangkap. Sebaliknya anak yang memiliki hanya 1 atau 2 gaya belajar saja, ketika gaya belajarnya berbeda dari orang tua dan guru yang mengajarinya, sering jadi masalah. Entah itu sulit menangkap pelajaran, sulit mengingat apa yang sudah dipelajari, sulit berkonsentrasi, dan sering menghasilkan nilai yang pas-pasan saja.

Persoalannya, dari temuan Fleming, hampir 70% orang memiliki hanya 1—2 gaya belajar yang dominan. Kalau guru tidak mengenali gaya belajar anak yang dominan, sangat mungkin kesulitan mengajari anak. Anak jadi membenci proses belajar. Jadi, penting bagi seorang guru untuk mengenali karakter anak lewat gaya belajarnya.

Sebagai guru tentu harus berani mengambil langkah untuk dapat mengoptimalkan cara belajar anak. Seorang guru harus mengetahui cara agar para anak yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda itu dapat menyesuaikan dengan yang lain. Hal tersebut dibarengi dengan mengombinasikan metode belajar anak.

Satu langkah penting yang perlu dilakukan seorang guru adalah menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan menarik bagi anak didiknya. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan memberlakukan semacam kesepatan yang nantinya menjadi aturan yang harus dipahami dan dilakukan anak. Aturan ini dibarengi dengan pemberian reward sebagai bentuk apresiasi dan sebagai konsekuensi logis atas pelanggaran yang dilakukan anak. Selain itu, libatkan anak-anak dalam aktivitas belajar secara aktif dan intens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar